Factsheet Desa Mukti.. - Kementerian Lingkungan Hidup

Download Report

Transcript Factsheet Desa Mukti.. - Kementerian Lingkungan Hidup

(PROKLIM)
PROKLIM
FACT SHEETS
DESA MUKTIJAYA
Profil Desa
Desa Mukti Jaya yang terletak di Kec. Rimba Melintang, Kab. Rokan Hilir,
Prov. Riau dan termasuk salah satu wilayah dataran rendah Rokan.
Sesuai dengan letak geografisnya, Kepenghuluan Mukti Jaya Kecamatan
Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir berada di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Rokan. Dengan kondisi pasang surut tipe C membuat daerah
tersebut menjadi subur. Kesuburan lahan tersebut menjadikan salah satu
daerah penghasil padi di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan
Hilir dengan Indeks Pertanaman (IP) 200% (padi-padi).Desa Mukti Jaya
dapat diakses menggunakan kendaraan mobil. Jarak dari Desa Mukti
Jaya ke ibukota kecamatan 15 km, ke ibukota kabupaten 45 km, dan ke
ibukota provinsi 365 km.
Jumlah penduduk desa yang terbagi menjadi 3 dusun ini adalah 983 KK
atau 3.387 jiwa. Mata pencaharian pokoknya adalah petani, pedagang
dan sektor jasa.
Potensi Kerentanan Akibat Perubahan Iklim
• Kekurangan air dan kekeringan merupakan “hazard” atau bahaya
perubahan iklim yang utama di desa Mukti Jaya
• Perubahan intensitas curah hujan dapat meningkatkan erosi di tepi sungai.
Warga masyarakat sangat mengharapkan adanya penyelesaian erosi
sungai tersebut yang telah menghilangkan sekitar 750 ha lahan sawah tepi
sungai, atau sekitar 130 KK terpaksa kehilangan sawahnya.
• Kondisi topografi daerah cukup landai dan berada di tepi sungai. Ketika
musim penghujan dan pasang dari laut, daerah ini rawan banjir dan
genangan
• Warga mengandalkan tampungan air hujan sebagai cadangan air utama,
namun kualitasnya kurang baik sehingga perlu diperkenalkan teknologi tepat
guna untuk penjernihan air
Alamat:
Desa Muktijaya,
Kecamatan Rimba Melintang
Kabupaten Rokan Hilir,
Provinsi Riau
Kontak:
Alkahfi Sutikno
[email protected]
Hp 08127639978
Bapedalda Kabupaten Rokan
Hilir
Komplek Perkantoran Batu 6
Purna MTQ
Bagan Siapiapi
Tel./Fax. 0767 24928
Kegiatan Adaptasi dan Mitigasi yang telah dilakukan
• Terdapat 983 kolam, saluran drainase sekunder, 431 kolam resapan dan
526 PAH untuk menampung limpasan air hujan
• Mengembangkan struktur bangunan panggung untuk mencegah banjir
pasang air sungai
• Melakukan penghijauan secara intensif
• Melakukan pengaturan pola tanam, waktu tanam, jenis varietas yang
ditanam
• Membentuk 6 kelompok P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air),
pemanfaatan air pasang untuk pengairan sawah seluas 250 ha,
penyimpanan air pada saluran primer dan saluran sekunder untuk
cadangan pengairan persawahan seluas 325 ha, irigasi sistem
pompanisasi seluas 175 ha, pembuatan sumur resapan
• Penerapan sistem pertanian terpadu dengan peternakan sapi, dimana
limbah kotoran sapi digunakan sebagai pupuk, urin sapi sebagai
biopestisida, sisa limbah pertanian untuk pakan ternak
• Penerapan praktek pengelolaan lahan pasca panen tanpa pembakaran
• Penerapan sistem tumpang sari dan pemanfaatan lahan pekarangan
dengan tanaman sayur, buah dan umbi-umbian
• Penangkaran benih secara mandiri
• Untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit dengan memasukkan
ikan ke dalam kolam penampungan air
• Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• Pemanfaatan limbah domestik melalui pengomposan baik komunal
maupun individual
• Pemanfaatan sampah plastik dan sampah perkebunan untuk kerajinan
• Penggunaan tungku hemat energi, biomassa serbuk kayu dan pelepah
sawit untuk bahan bakar
• Penggunaan lampu non pijar dan pencahayaan alami, untuk efisiensi
energi
• Pembentukan Gapoktan untuk pengelolaan sistem pertanian masyarakat
Manfaat kegiatan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
• Produktivitas pertanian relatif tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
daerah lain
• Budidaya ikan dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga serta mengurangi
pengeluaaran belanja rumah tangga
• Kesuburan tanah terjaga dengan memaksimalkan pemanfaatan pupuk
organik sehingga menurunkan tingkat kegagalan panen
• Peningkatan pendapatan masyarakat dengan adanya apotek hidup dan
warung hidup
• Dari sisi ketersediaan air, muncul sumber-sumber air baru, kesuburan tanah
meningkat
• Peningkatan kerapatan tanaman penutup tanah (cover crop) dalam suatu
luasan; ada pengurangan dampak bencana seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, banjir rob
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN
PERUBAHAN IKLIM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Gd. B, Lt. 4,
Jl. DI Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas,
Jakarta Timur 13410
Telp/Fax. 021 85904934
Emaill: [email protected]
Web. Adaptasi.menlh.go.id