1,2 KONSTRUKSI SOSIAL (pertemuan I dan II)

Download Report

Transcript 1,2 KONSTRUKSI SOSIAL (pertemuan I dan II)

DR. MOCH ZAENAL HAKIM




Tujuan utama perkuliahan adalah mereview teori
praktek pekerjaan sosial
Semua praktek dipengaruhi oleh teori formal dan
informal tentang apa itu pekerjaan sosial, bagaimana
melaksanakan pekerjaan sosial dan apakah dunia klien
Teori praktek adalah cara dimana pengetahuan
mempengaruhi praktek pekerjaan sosial
Pekerjaan sosial dibangun dalam 3 arena relasi antara
klien, pekerja dan lembaga sosial


a.
b.

Praktek pekerjaan sosial adalah suatu kerangka kerja yang
sistematis dan berkelanjutan (asesmen, intervensi, terminasi).
Cara menjalankan praktek pekerjaan sosial didasari oleh:
Penelitian guna mendapatkan cara-cara efektif untuk
menjalankan aktivitas.
Teori-teori praktek tentang kepentingan melakukan asesmen,
intervensi, dan terminasi; bagaimana menjalankan proses-proses
tersebut.
Praktek pekerjaan sosial adalah proses menentukan tindakan
yang efektif dari berbagai alternative yang ada. Teori membantu
kita memutuskan mengapa dan bagaimana memilih diantara dua
alternative atau lebih.


Apa Teori Pekerjaan Sosial?
Teori Pekerjaan Sosial adalah Pandangan –
pandangan (perspectives), Asumsi-asumsi
(asumtions), ataupun Pendekatan-pendekatan
(approaches) yang mendasari praktek pekerjaan
sosial.
Mengapa kita mempelajari Teori Pekerjaan Sosial?
Pekerjaan Sosial adalah suatu profesi, artinya
bahwa praktek pekerjaan sosial harus dapat
dipertanggungjawabkan secara sosial, sehingga
harus didasarkan pada teori/pengetahuan (body
of knowledge), nilai (body of values) dan
keterampilan (body of skills) tertentu.
SEPERANGKAT PERNYATAAN TENTANG
HUBUNGAN DIANTARA VARIABEL YG
MENUNJUKKAN PEMAHAMAN
SISTEMATIS THD PERILAKU, KEJADIAN,
KEADAAN DAN MEMBERIKAN
PENJELASAN MENGAPA SESUATU ITU
TERJADI




MENYEDERHANAKAN PHENOMENA YG
KOMPLEKS
MEMPREDIKSI PERILAKU KLIEN DIMASA
YANG AKAN DATANG
MEMANDU PILIHAN UNTUK INTERVENSI
MELINDUNGI DARI PROSEDUR
IRASIONAL


TEORI FORMAL (TERTULIS DAN DIBAHAS
DALAM DUNIA PROFESIONAL DAN
AKADEMIK)
TEORI INFORMAL (TEORI YG LUAS DAN
NILAI YG ADA DALAM MSY DAN
DIBANGUN DARI PENGALAMAN
PRAKTIK)
Tipe Teori dlm pekerjaan sosial, yaitu:
1.
Pengetahuan/teori ttg pekerjaan sosial, yaitu
pengetahuan-2 yg mendefinisikan hakikat
kesejahteraan sosial, pekerjaan sosial, institusiinstitusi sosial, serta teori umum lainnya, spt
patologi sosial, reformasi liberal, marxis, dsb.
Termasuk tugas, peran, tanggung jawab pekerjaan
sosial;
2.
Pengetahuan/teori utk memahami bagaimana cara
melakukan intervensi (how to do), pengetahuan
formal, tertulis ttp praktek, spt social casework,
groupwork maupun pengetahuan informal yg
seringkali tak tertulis yg diperoleh dari
pengalaman;
3.
Pengetahuan/teori yg berkenaan dgn
klien, teori dan pengetahuan tertulis
serta data empirik spt perkembangan
kepribadian, keluarga, masyarakat,
dsb serta pengetahuan informal
seperti perilaku normal, orang tua
yang baik, hak anak dsb.
TIPE TEORI
FORMAL TEORI
INFORMAL TEORI
APA PEKERJAAN
SOSIAL ITU
TERTULIS SECARA
FORMAL
MENDEFINISIKAN
SIFAT & TUJUAN
PEKSOS (PATOLOGI
PERSONAL, LIBERAL,
FEMINIST, DSB)
MORAL, POLITIK, NILAI
BUDAYA DARI
PRAKTISI UNTUK
MENDEFINISIKAN
PEKERJAAN SOSIAL
BAGAIMANA
MELAKUKAN
PEKERJAAN SOSIAL
TEORI PRAKTIK
TERTULIS FORMAL
(CASEWORK, GROUP
WORK, TERAPI KLG)
TEORI SECARA
INDUKTIF BERASAL
DARI SITUASI
TERTENTU, TEORI
PRAKTIK TDK
TERTULIS
DUNIA KLIEN
TEORI ILMU SOSIAL
TERTULIS FORMAL
DAN DATA EMPIRIS
(PERSONALITI, KLG,
RAS, GENDER)
PENGGUNAAN
PENGALAMAN
PRAKTISI & MAKNA
BUDAYA (PERILAKU
NORMAL, PARENTING
YG BAIK)


MODEL (Prinsip dan pola aktivitas yang memberikan
konsistensi praktek). Contoh: Model task-centered
practice, crisis intervention, empowerment )
PERSPEKTIF (Menunjukkan nilai atau pandangan
tentang dunia yang memungkinkan orang untuk
menata pikirannya secara memadai ketika
berpartisipasi). Contoh: perspektif psikodinamika,
perspektif sistem dan ekologikal)

TEORI PENJELASAN (Menerangkan hasil
tindakan atau konsekuensi dan
mengidentifikasi keadaan mengapa demikian).
Contoh: teori feminist, teori cognitivebehavioral )
1.
Pandangan “Reflexive-therapeutic”

Pandangan ini berasumsi bahwa masalah yang ada
disebabkan karena faktor-faktor yg berasal dari
individu.

Pekerjaan sosial berupaya utk mencapai
kesejahteraan terbaik utk individu, kelompok, serta
komunitas dalam masyarakat.

Mendorong & memfasilitasi pertumbuhan scr
normal & meningkatkan kemampuannya dlm
memecahkan masalah serta memenuhi kebutuhan;




Proses interaksi yang berlangsung terus menerus antara
orang satu dengan lainnya akan mengubah gagasan serta
pikiran-pikiran orang, dan demikian pula sebaliknya, juga
akan mengubah gagasan maupun pikiran orang lain;
Proses saling memberi pengaruh (mutual influence) inilah
yang kemudian menyebabkan pekerjaan sosial dikatakan
sebagai refleksif (reflexive);
Dalam cara seperti ini (Saling memberi pengaruh melalui
proses interaksi yang terus menerus), seseorang akan
memperoleh kekuatan personal, yang dengan demikian
akan memiliki kekuatan pula dalam mengatasi
penderitaannya maupun persoalan-persoalan yang
merugikan dalam kehidupannya.
Individual objective.
2.
Pandangan “Sosialist-Collectivist”



Pandangan ini berasumsi bahwa masalah yang ada
bukan disebabkan oleh individu, melainkan oleh struktur
yang ada;
Pekerjaan sosial merupakan profesi yang berupaya untuk
mengembangkan kerjasama serta sistem pemberian
dukungan timbal balik dalam masyarakat
Aliran ini berupaya membantu orang atau anggota
masyarakat dengan cara memberdayakannya seoptimal
mungkin sehingga mereka mampu untuk ambil bagian
secara aktif dalam proses-proses belajar maupun proses
kerjasama tersebut secara konstruktif




Pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial diupayakan dengan
cara mengembangkan lembaga-lembaga tertentu dimana semua
orang dapat ikut memiliki maupun terlibat di dalamnya serta
memanfaatkannya
Aliran teori inilah yang menjadi dasar praktek makro dalam
pekerjaan sosial
Kelompok2 elit (istilah u/ menggambarkan segelintir orang yg
memiliki kendali atas sumber daya – istilah ini seringkali
digunakan dalam aliran teoritik ini) pada dasarnya akan
menghimpun serta mengekalkan kendali maupun kekuasaan atas
sumber daya yang ada demi keuntungannya sendiri. Dengan
demikian, mereka akan selalu menciptakan penindasan maupun
ketidak beruntungan bagi orang lain
Disinilah pekerjaan sosial berupaya untuk menggantikannya
dengan relasi-relasi yang bersifat lebih “egaliter” dalam
masyarakat




Dalam situasi ketidak adilan seperti itu, upaya yg diarahkan u/
pemenuhan kebutuhan diri seseorang (seperti dalam pandangan
“Reflexive Therapeutic”) menjadi sangat tidak mungkin
dilakukan/sangat tidak efektif, karena kepentingan pribadi para
kelompok elit akan selalu menghalangi segala kemungkinan berkembang
dari kelompok yg tertindas, kecuali kalau suatu perubahan sosial yang
bermakna dapat tercapai;
Dengan hanya menerima tatanan sosial, seperti yang dilakukan oleh
pandangan “Reflexive-therapeutic” maupun pandangan “Individualreformist”, justru hanya akan mendukung serta mengekalkan
kepentingan kelompok-kelompok elit itu saja
Dengan demikian akan menghambat serta menghalangi kepentingan para
kaum tertindas atau kaum yang kurang beruntung dalam mencapai
kemajuan. Padahal, kelompok ini merupakan penerima manfaat utama
dari pekerjaan sosial.
Social objectives
3.
Pandangan “Individualist-Reformist”

Pekerjaan sosial merupakan bagian dari pelayanan
kesejahteraan sosial kepada individu maupun masyarakat

Pekerja sosial berupaya untuk memenuhi keb individual serta
meningkatkan pelay2 sosial tempatnya berada, sehingga
dengan demikian, pekerjaan sosial dan pelayanan sosial dapat
bekerja dengan lebih efektif

Berupaya untuk mengubah masyarakat agar bersifat lebih adil
atau menciptakan pelayanan pemenuhan kebutuhan sosial
personal melalui pertumbuhan individu maupun masyarakat
dianggap sebagai gagasan utama dalam pandangan ini

Namun demikian, gagasan seperti ini sangat tidak rasional
untuk pelaksanaan praktek pelayanan sehari-hari yang
diberikan secara terus menerus, karena pelayanannya hanya
memiliki skala kecil dan sangat terbatas, yang tidak mengarah
pada perubahan sosial penting;

Individual Objectives/work.
Teori radikal, teori anti penindasan, dan
perspektif pemberdayaan merupakan teori yang
berkembang dari pandangan “SocialistCollectivist”
Teori pekerjaan sosial yg terpusat pd pemberian
tugas (task centered), teori sistem merupakan teoriteori yg berkembang dlm pandangan atau
perspektif “Individualist-Reformist”
Teori-teori eksistensialist, humanis, psikologi
sosial merupakan teori-teori yg berkembang dlm
perspektif “Reflexive-Therapeutic”
TIPE TEORI
TERAPEUTIK
REFLEKSIF
KOLEKTIF
SOSIALIS
REFORMIS
INDIVIDUALIS
PSIKODINAMIKA
HUMANISME,
EKSISTENSIAL
KRITIS
ANTI OPRESI
PENGEMBANGAN
SOSIAL
SISTEM
TEORI
KONSTRUKSI
FEMINIS
PERILAKUKOGNITIF
MODEL
KRISIS
PEMBERDAYAAN
BERPUSAT PADA
TUGAS
PERSPEKTIF
KOMPREHENSIF
INKLUSIF
Landasan nilai & budaya dari masyarakat yg
berbeda dari suatu masyarakat mungkin tdk sesuai
dgn asumsi-asumsi dari teori-teori barat;
2.
Masalah serta isu-isu yg dihadapi oleh suatu
masyarakat juga berbeda;
3.
Masalah imperialisme budaya, negara barat tempat
asal pekerjaan sosial dikembangkan yg berasal dari
negara maju, belum tentu sejalan dgn budaya
setempat.
Ketiga aspek di atas inilah yg menyebabkan teori serta
pengetahuan pekerjaan sosial sulit digeneralisasikan
kedalam seluruh budaya dimana pekerjaan sosial tsb
bekerja.
1.
Adalah kompleksitas struktur sosial dan
keterlibatan individu yang saling mempengaruhi
satu sama lain, meliputi tiga arena utama, yaitu:

SOSIAL-IDEOLOGI-POLITIK

LEMBAGA-PROFESI

KLIEN-PEKERJA-LEMBAGA



Debat dikalangan sosial dan politik membentuk
kebijakan yg memandu lembaga dan tujuan yang
ditetapkan oleh lembaga itu sendiri
Pekerja sosial terlibat melalui asosiasi profesi dan
organisasi lainnya
Keterlibatan sebagai aktivis, pemilih atau penulis, dan
pengaruh kepada lembaga mereka bekerja
Majikan dan organisasi pekerja , seperti serikat
buruh dan asosiasi profesional, terlibat dalam
mempengaruhi satu sama lain membahas tentang
elemen-elemen yang spesifik untuk menerapkan
praktek pekerjaan sosial




Arena yang paling penting dalam pekerjaan sosial,
satu sama lain saling mempengaruhi
Klien dapat mempengaruhi arena politik-sosial-filosofi
dengan suara mereka atau melalui demostrasi dengan
cara lainnya
Mereka dapat mempengaruhi arena lembagaprofesional dengan datang ke lembaga dengan
sejumlah besar dan menanyakan pelayanan
Kondisi ini akan mengarahkan kepada perubahan
pelayanan dalam kebijakan dan praktek
MELALUI INTERAKSI PEKSOS
DENGAN KLIEN, PEKERJAAN,
KEKUATAN SOSIAL (KONTEKS
ORGANISASI & SOSIAL)



Teori praktek Pekerjaan Sosial diciptakan dari interaksi
dengan praktek pekerjaan sosial, yg kemudian
berinteraksi dengan kontak-kontak sosial secara luas
3 kekuatan konstruksi pekerjaan sosial:
1.
Menciptakan dan mengendalikan pekerjaan sosial
sebagai suatu pekerjaan
2.
Menciptakan orang sebagai klien yang mencari atau
memerlukan pertolongan pekerjaan sosial
3.
Menciptakan konteks sosial dimana pekerjaan sosial
dijalankan
Ketiga aspek ini disebut Relasi triangular utama antara
Pekerja, klien dan lembaga.



Pekerjaan sosial adalah aktivitas khusus dimana orang
berinteraksi dalam peranan sosial khusus sebagai
pekerja sosial dan klien. Peran ini selanjutnya
didefinisikan sebagai praktek pekerjaan sosial.
Interaksi antara pekerja sosial dengan klien berjalan
sepanjang waktu sehingga memunculkan kepedulian
dan kepercayaan yang menjadikan interaksi secara
efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam menghadapi klien, pekerja sosial dikonstruksi
oleh harapan pekerjaan dari pemahaman terhadap
pekerjaan sosial itu sendiri maupun relasi dengan
kelompok pekerjaan lainnya dan lembaga-lembaga
sosial.



Pekerjaan sosial bekerja dalam konteks
lembaga pelayanan, yaitu perkumpulan
orang-orang yang dibangun untuk mencapai
tujuan tertentu.
Lembaga adalah satu relasi sosial lainnya
dengan
mana
konstruksi
sosial
mempengaruhi pekerjaan sosial.
Lembaga secara formal dikendalikan oleh
dewan pengurus mewakili masyarakat yang
dilayani; dikendalikan oleh politik dari
pemerintah dan lembaga swasta.


Pekerjaan sosial bersifat reflexive karena
merespon kebutuhan orang terhadap suatu
pelayanan. Bagaimana klien mengalamai
berbagai realita mereka akan mempengaruhi
bagaimana pekerja sosial berfikir mengenai
teori-teori praktek mereka.
Teori Pekerjaan sosial harus respon terhadap
konstruksi sosial kontemporer atas realita
baik oleh klien, pekerja dan lingkungan
sosial mereka.


Adalah dengan cara mereview teori praktek PS
yg telah ada, mengkaji dan memahami
bagaimana gambarannya, nilai-nilainya, serta
ide dasarnya yang bermanfaat bagi praktek
pekerjaan sosial.
Mereview berarti memaparkan scr ringkas teori
yg telah ada, kemudian diadop dan
diadaptasikan sesuai dg kebutuhan praktek
peksos. Jadi bukan dalam rangka utk
mengembangkannya.


Hal tersebut dilakukan karena teori yang
digunakan dalam praktek pekerjaan sosial
sifatnya eclectic, artinya merupakan irisan dari
teori-teori yang ada.
Selain itu, juga mencoba memaparkan
panduan terorganisir serta menggambarkan
apa yg menjadi dasar pikiran atas apa yg
dilakukan oleh pekerja sosial yg berguna
dalam praktek.