FertilityDecisionMak..

Download Report

Transcript FertilityDecisionMak..

Percepction of Supply, Demand and fertility
regulation
Types of Fertility Decisions
Rules and Models for fertility decesions
Communication and Power In Decisions
The Fertility Transition and Decision Making
Konsep Dasar
Perceptions of
Supply
Perception of
Demand
Persepsi
biaya
pengaturan
fertilitas
Alternatives to
fertility
Keputusan Fertilitas :
• Jenis-Jenis Keputusan
• Model Pengambilan
Keputusan dalam Fertilitas
• Komunikasi dan kekuatan
dalam keputusan
• Transisi Frtilitas dan
pembuatan Keputusan
A. Perception Of Supply Tergantung pada:
1. Tingkat Kesuburan seorang perempuan yang
dipengaruhi oleh :
• Keturunan
• Kesehatan
• Umur
• Siklus Menstruasi secara teratur
• Frekuensi Berhubungan Sex
• Lama Menyusui dll
2. Kelangsungan Hidup Bayi dan anak :
• Jika Mortalitas bayi dan anak tinggi , maka pasangan harus
lebih banyak melahirkan untuk mencapai suatu ukuran
keluatga tertentu.
• Orang tua menginginkan anaknya
ekonomi dan Jaminan hari tua
sebagai
jaminan
Persepsi Permintaan dipengaruhi oleh:
•
•
•
•
•
Besar ukuran keluarga yg diinginkan
Tingkat kepentingan jenis kelamin bagi org
tua
Persepsi orang tua tentang nilai dan manfaat
dari anak
Tingkat sosial ekonomi keluarga
Biaya Pendidikan
Biaya subjekti:
1. biaya fisik dan normatif
2. Kekhawatiran efek samping atas pemakaian
kontrasepsi
Biaya Objektif :
Waktu, Jarak dan biaya biaya untuk mendapatkan
informasi dan efek samping akibat metode
kontrasepsi
 Keputusan fertility berhubungan dengan perilaku
alternatif, ada pertimbangan costs and benefit
Seperti dikatakan Oppong (di volume ini) selain sisi ekonomis, Anak juga
memberikan status politis dalam komunitas: mereka memastikan
kekeluargaan terikat, dan bisa menaikkan pengaruh dan kekuatan
wanita dalam keluarga, termasuk kendali atas kerja mereka,
persekutuan perkawinan, dan fertilitas di kemudian hari. Anak bisa
memberikan status social karena pengakuan, prestise, dan rasa hormat
sesuai dengan perkawinan dan keibuan, mendorong kea rah senioritas
yang lebih besar dalam kelompok lokal dan keluarga besar. Akhirnya,
kepuasan fisik bisa diperoleh lewat perkawanan dan cinta anak.
1. NON DECISIONS
terjadi ketika pasangan salah dalam memprediksi kesuburan
atau kurangnya pengetahuan tentang pengaturan fertilitas.
2. PASSIVE
persepsi terbatas pada kebiasaan atau budaya yang ada
dikeluarga atau rumah tangga dimana hal ini membatasi dalam
pengambilan keputusannya
3. ACTIVE
pasangan harus tahu beberapa hal: peluang kehamilan,
kemungkinan mengatur fertilitas, dan fakta bahwa kerugian dan
manfaat dipertimbangkan pada hasil fertilitas
4. AMBIVALENT
Wanita cenderung tidak ingin menambah
anak tetapi dia tidak memakai kontrasepsi
5. NON RATIONAL
Jika seseorang bertindak tidak sesuai dengan
keinginannya.
1. Keputusan fertilitas didasarkan pada
budaya/faktor-faktor normatif (leibestein, 1981)
2. Membandingkan beberapa alternatif kemudian
memilih yg terbaik (mills 1977)
3. the expectancy x value model
bi = ( ∑biai) wi + ( ∑nbi mci ) w2
dimana :
BI
= Fungsi dari keyakinan individu
tentang konsekuensi dari perilakunya
Ai
= Evaluasi dari perilaku
NBi
= Kepercayaan tentang pendapat
orang lain
Mci
= Motivasi untuk setuju dengan yang
lain
W1,W2
= Kepentingan relatif dari masingmasing komponen dari BI
4. The Judgment – Valuation – Integration –
Choice Model.

Judgment : dimana
pembuat
konsekuensi yang mungkin terjadi.
keputusan
mengetahui

Valuation : dimana setiap konsekuensi masing-masing
konsekuensi diamati berdasarkan nilai-nilai subjektif dari
keinginannya

intergration, nilai-nilai dari konsekuensi digabungkan menjadi
evaluasi perilaku

choice, individu membandingkan penilaian perilaku kemudian
memilih perilaku yang paling baik
Dari pengambilan keputusan ini semuanya tergantung dari
individunya karena setiap indiviud berbeda-beda dalam
kepercayaan dan aturan-aturan yang dimiliki individu. Tiga
jenis aturan yang diajukan yaitu :
additive, dimana evaluasi menyeluruh setiap alternatif adalah jumlah
nilai-nilai yang berkait dengan setiap konsekuensinya;
conjunctive/additive, dimana seseorang menghilangkan semua
alternatif dengan konsekuensi yang tidak dapat diterima dan kemudian
mengevaluasi alternatif yang masih ada menurut sebuah model aditif;
satu konsekuensi, dimana perbandingan antar perilaku didasarkan
hanya pada satu konsekuensi dan responden tidak tertarik dengan
semua konsekuensi lainnya.
1.
Konsekuensi tidak selalu diketahui dan terkadang tidak dapat masuk dalam
perhitungan.
2.
Peluang mendapatkan informasi yang akurat berbeda pada setiap orang
(Pitz, 1980; Pits dan lainnya, 1980) dan mungkin mempertimbangkan secara
tidak akurat likelihood dari konsekuensi-konsekuensi yang berbeda (Tversky
dan Kahneman, 1974).
3.
pengumpulan informasi konsekuensi dan probabilitas memakan banyak
waktu, dan nilai informasi mungkin menjadi lebih berat oleh biaya
pengumpulannya, terutama di negara berkembang (Meeker, 1980).
4.
proses pembuatan keputusan sendiri mempunyai biaya normatif dan fisik
terkait, seperti halnya pengetahuan yang dibutuhkan untuk aktivitas
seksual, perasaan malu berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan,
kebutuhan akan diskusi KB dengan pasangan atau orang lain, dan
ketakutan dalam mengungkapkan.
5.
keputusan fertilitas mungkin melibatkan suatu campuran konsekuensi,
biaya dan keuntungan yang menghasilkan suatu situasi ambivalensi.
Finally, tingkat rasionalitas mungkin tergantung pada perspektif apa yang betulbetul dipertimbangkan.
a.
b.
c.
couple communication fertility
komunikasi diasumsikan pada empati yang lebih besar/banyak dan
meningkatkan kemampuan pasangan untuk bertindak bersama dalam
mencapai tujuan
marital power, dominance & fertility
terkait dengan kekuatan pembuatan keputusan akhir istri atas aspek
kehidupan keluarga
 Egalitarianisme
 Resolution of disagreement and conflict
Pengaruh kelurga dan bukan keluarga
pengaruh orang tua dalam pembuatan keputusan fertilitas lebih kepada:
mengotrol pola produksi, konsumsi makanan, perawatan kesehatan,
kontrol fertilitas.
Keputusan fertilas juga dipengaruhi oleh bukan keluarga yakni: kerabat,
tetangga, perkumpulan, pemuka masyarakat, perawat kesehatan, dan
otorisasi negara.
1. tidak ada perubahan dasar dalam
pembuatan keputusan
konsekuensi dari
pemeliharaan/perawatan -
biaya
ukuran keluarga juga menjadi
perhitungan biaya
konsekuensi dari biaya pemeliharaan
penurunan keinginan jumlah anak
2. proses pengambilan keputusan mengalami
perubahan yang mendasar dari pasif
menjadi aktif
3. pengambilan keputusan fertility berubah
dari kelompok tua diserahkan kepada
pasangan langsung
4. perubahan transisi demografi
mempengaruhi tingkat fertilitas
tinggi menjadi turun
dari tfr
Riset empiris pada proses pembuatan
keputusan
fertilitas
menawarkan
perspektif alternatif dalam bagaimana
suplai akan anak, permintaan anak dan
pengaturan
biaya
fertilitas
yang
diraskan dan dipertimbangkan oleh
seseorang. Bagaimanapun beberapa studi
telah menguji/meneliti persepsi-persepsi
ini secara stimulan termasuk persepsi
tentang sumber alternatif dari kepuasan
secara ekonomi, politik, status dan fisik