Transcript DEFINISI

DEFINISI
ITP (Inventori Tugas Perkembangan) adalah satu instrumen
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan
peserta didik, yang dikembangkan oleh Sunaryo, dkk.
ITP menurut (Kartadinata dkk, 2003:3), untuk mengukur
tingkat perkembangan siswa atau pencapaian tugas-tugas
perkembangan dari setiap aspek perkembangan, teori
perkembangan diri dari Loevinger (ITP,2001:3) dipilih sebagai
kerangka kerja teoretik dalam mengembangkan inventori
tugas-tugas perkembangan.
LANDASAN TEORI
Loevinger merumuskan bangun
dalam ITP ini terdiri atas tujuh
perkembengan diri ke dalam
tingkatan dengan karakteristik
sembilan tingkat. Tingkat
sebagai berikut :
pertama yaitu “pra sosial”
merupakan tingkat di mana
1. Tingkat Implusif (Imp)
individu belum mampu
2. Tingkat Perlindungan Diri ( Pld)
membedakan diri dengan
3. Tingkat Konformistik (Kof)
lingkungan. Tingkat terakhir yaitu
4. Tingkat Sadar Diri (Sdi)
integrated, merupakan tingkat
5. Tingkat Seksama (Ska)
yang jarang dicapai oleh orang
6. Tingkat Individualistik (Ind)
kebanyakan. Oleh karena itu
7. Tahap Otonomi (Oto)
bangun tingkatan perkembangan
TUJUAN ITP
Tujuan tugas perkembangan adalah sebagai berikut :
•Petunjuk untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari individu pada usia tertentu.
•Memberi motivasi untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompok sosial tertentu.
•Karena bertahap, tugas perkembangan menunjukan
apa yang akan dihadapi dan tindakan yang diharapkan
pada perkembangan berikutnya.
ASPEK – ASPEK YANG DI UKUR
1. Landasan Hidup Religius.
2. Landasan Perilaku Etis.
3. Kematangan Emosional.
4. Kematangan Intelektual.
5. Kesadaran Tanggung Jawab.
6. Peran Sosial Sebagai Pria atau Wanita.
7. Penerimaan Perilaku Ekonomis.
8. Kemandirian Perilaku Ekonomis.
9. Wawasan Persiapan Karier.
10. Kematangan Hubungan Dengan Teman Sebaya.
11. Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga
LANGKAH - LANGKAH
A. Pengadministrasian
ITP dapat diadministrasiakan secara kelompok maupun individual
dengan cara yang sama yakni:
1. Kepada siswa dibagikan buku inventori beserta lembar jawabannya.
2. Siswa diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban.
3. Pembacaan petunjuk pengerjaan dalam buku ITP.
4. Tanya jawab dan penjelasan.
5. Siswa dipersilahkan mengerjakan ITP.
6. Waktu pengerjaan secukupnya.
7. Khusus bagi kelompok tuna-netra, tiap butir pernyataan boleh
dibacakan oleh pembimbing.
8. Selesai pengerjaan, lembar jawaban dan buku ITP dikumpulkan.
9. Lembar jawaban siap dikoreksi langsung, atau di-entry ke dalam
komputer.
Yang perlu diperhatikan
Pada waktu siswa mengerjakan ITP, mungkin saja ada satu atau dua
peserta yang bertanya materi ITP. Dalam hal ini pembimbing boleh
menjawab dengan syarat :
a. Jawaban pembimbing tidak menggangu peserta yang lain.
b. Jawaban pembimbing tidak mempengaruhi pilihan peserta pada
butir yang ditanyakan.
c. Pertanyaan hanya berkaitan dengan redaksi atau kalimat yang
tidak jelas, atau masalah teknis (halaman kurang, huruf tidak jelas,
buku sudah ditulis, dll
B. Penyekoran dan pengolahan
 Penyekoran dan pengolahan tanpa menggunakan komputer
Walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama, penyekoran tanpa
mengguakan komputer dapat dialakukan dengan bantuan Kunci Nilai
ITP (terlampir). Proses penyekoran sebagai berikut :
1. Lembar jawaban dikumpulakan sesuai tingkat sekolah, sebab
masing-masing tingkat sekolah kuncinya berbeda.
2. Menghitung tingkat konsistensi jawaban siswa.
a. Lihat KESAMAAN jawaban terhadap dua nomor yang isi
pernyataannya sama persis. Pasangan nomor yang isinya
sama persis itu dapat dilihat pada Kunci-Nilai terlampir.
b. Bila kedua jawaban sama (kareana soalnya memang sama)
diberi skor 1, bila jawaban tidak sama diberi skor 0.
c. Tulislah angka 1 atau 0 itu pada kolom konsistensi di
lembar jawaban.
d. Jumlahkan skor konsistensi (Ki). Skor maksimal 11.
e. Skor konsistensi kurang dari separoh (5 ke bawah)
menunjukan bahwa siswa bersangkutan kurang seius dalam
mengerjakan ITP. Sebaiknya pengerjaan diulangi.
3. Menghitung skor tiap aspek perkembangan
a. Pada lembar jawaban, tulislah skor tiap nomor di sisi
nomor bersangkutan sesuai kunci-nilai. Contoh :
Nomor 1, jawaban C, tulis 7
Nomor 22, jawaban B, tulis 4
Nomor 2, jawaban A, tulis 6
Nomor 34, jawaban D, tulis 7
b. Jumalah skor 6 yang satu baris :
No.1+No.2+No.23+No.34+No.45+No.56. Tulis jumlah itu
pada kolom yang paling kanan di lembar jawaban.
c. Lakukan sampai baris terbawah yakni jumlah skor no.11,
22, 33, 44, 55, dan 66.
–
d. Masing – masing jumlah skor itu dibagi 4, diperoleh rata
rata skor tiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang
menunjukan tingkat perkembangan siswa dalam aspek
bersangkutan.
4. Menghitung rata – rata skor aspek tiap siswa dan rata –
rata skor seluruh siswa. Rata – rata skor ini digunakan sebagai
bahan perbandingan dalam menganalisis hasil ITP.
a. Jumlah skor semua aspek, kemudian dibagi 11 (banyaknya
aspek). Angka itu adalah RATA – RATA SKOR SEMUA ASPEK
(ST) per siswa.
b. Jumlahkan rata – rata skor semua aspek (ST) dari semua
siswa, kemudian dibagi banyaknya siswa dalam kelompok itu.
Itulah RATA – RATA SKOR SEMUA SISWA DALAM SATU
KELOMPOK.
5. Membuat grafik individual dan grafik kelompok.
a. Berdasarkan skor tiap aspek dari seorang siswa dapat
dibuat grafik profil individu dalam 11 aspek perkembangan.
b. Berdasarkan rata – rata skor tiap aspek dari seluruh siswa
dalam kelompok, dapat dibuat grafik profil kelompok dalam 11
aspek perkembangan.
 Penyekoran dan pengolahan dengan menggunakan
komputer
Proses penyekoran lebih cepat dan hasil analisis lebih
lengkap. Namun diperlukan perangkat komputer yang
memadai dengan Sistem Window 95 atau yang lebih
tinggi, serta program aplikasi khusus ATP (Analisis
Tugas Perkembangan). Di samping itu untuk
mendapatkan hasil yang optimal, operator komputer
perlu belajar beberapa jam lebih dahulu, atau
membaca dan berlatih sendiri berdasar Buku Petunjuk
Penggunaan Program ATP.
1. Siapkan lembar jawaban ITP yang akan diolah, perangkat komputer dan
printer yang memadai (minimal Sistem Window s 95), program ATP, serta
alat tulis sesuai kebutuhan.
2. Meng-install program ATP Versi 3.0 dari CD ke dalam komputer pengolah.
Peng-install-an relatif mudah, karena menggunakan petunjuk Bahasa
Indonesia.
3. Buka/panggil program ATP-SLTA.
4. Memasukan data baru dengan cara langsung yakni, data dari lembar
jawaban dimasukkan langsung dengan cara mengutip jawaban siswa tiap butir
satu-per-satu. Atau, data dimasukan dulu ke dalam komputer melalui Program
Excel, kemudian oleh Program ATP data tersebut diimpor/ditansfer masuk
dalam ATP.
5. Setelah data masuk dengan nama file tertentu, data dapat diolah,
ditampilkan, dan dapat dicetak dalam bentuk daftar atau grafik, lengkap
dengan analisasinya.
6. Pembimbing tinggal menafsirkan hasil pengolahan dat yang dilakukan
komputer. Langkah dan contoh hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada
Petunjuk Teknis Penggunaan Progran ATPVersi 3.0 (buku petunjuk yang
menyertai CD program).
PENAFSIRAN
Penafsiran hasil analisis ITP harus didasarkan pada teori
perkembangan yang diuraikan dalam Landasan Teori. Skor
1 - 4 menggambarkan perkembangan siswa SD, skor 2 – 5
menggambarkan perkembangan siswa SLTP, skor 3 – 6
menggambarkan perkembangan siswa SLTA, dan skor 4 –
7 menggambarkan perkembangan mahasiswa di perguruan
tinggi.
Hasil analisis itu dikomunikasikan dan didiskusikan dengan
pihak terkait terutama yang bersangkutan. Bila ada
perbedaan hasil ITP dengan fakta, atau dengan pengakuan
siswa secara subjektif, diharapkan membuat kegiatan
bimbingan lebih intensif dan mempribadi.
TERIMA KASIH