International Monetary Fund - Materi Kuliah FH Universitas Brawijaya

Download Report

Transcript International Monetary Fund - Materi Kuliah FH Universitas Brawijaya

International Monetary Fund (1)
Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.
Sejarah dan Latar Belakang Pendirian
• Latar belakang pendirian tidak lepas hubungannya dengan depresi
perekonomian global atau yang disebut dengan Great Depression pada
tahun 1929-1930-an.
– Depresi ekonomi telah menyebabkan hancurnya ekonomi dunia pada saat itu.
Depresi perekonomian yang cukup lama itu tampaknya menyadarkan banyak
negara untuk kembali menata sistem perdagangan dunia.
• Tujuan Pemdiriam :
– bagaimana membangun kembali ekonomi dunia setelah perang dan
bagaimana konferensi tersebut dapat menyepakati hal-hal yang dapat
mengurangi kebijakan perdagangan, pembayaran dan nilai tukar yang memiliki
dampak yang menghambat perdagangan.
– Konferensi tersebut disepakati untuk mendirikan dua lembaga internasional,
yaitu International Monetary Fund (IMF), International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD atau lebih dikenal sebagai World
Bank). Dan IMF mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 1947.
Fungsi IMF
• Dalam perkembangannya IMF sebagai organisasi
internasional yang bertanggung jawab mengatur
sistem finansial global dan menyediakan pinjaman
kepada negara anggotanya untuk membantu masalahmasalah keseimbagan neraca keuangan masing-masing
negara. S
• alah satu misinya adalah membantu negara-negara
yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan
sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan
melakukan kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya
privatisasi badan usaha milik negara.
Sistem Moneter Internasional
• Sistem moneter internasional merupakan keseluruhan
perjanjian dan kebijakan berbagai lembaga untuk
mengatur pembayaran internasional. Sistem ini
memuat cara-cara penentuan penyesuaian perubahan
kurs antarmata uang untuk mencapai keseimbangan
neraca pembayaran. Untuk dapat melayani
perdagangan dan investasi antarnegara yang semakin
meluas sistem internasional tersebut harus stabil
– berorientasi pada pasar
– pengaturan pembayaran antar negara hendaknya bersifat
multilateral
– Sistem mata uang yang stabil
Perkembangan Sistem Moneter
Internasional
• Langkah maju menuju kerjasama serta harmonisasi internasional
sesuai dengan pasal-pasal perjanjian yang ditandatangani di Bretton
Woods, terus berlangsung sampai dengan dekade 1960-an.
• Namun, setelah itu mulailah muncul gangguan dan aneka rupa
penyimpangan.
• Berbagai problem ekonomi, memaksa banyak negara anggota
meninggalkan kebakuan nilai tukarnya.
• Penyusutan cadangan devisa dan simpanan emas serta terus
berlangsungnya defisit pembayaran yang kronis, antara lain
disebabkan oleh nilai tukar dolar yang terlalu tinggi, yang pada
akhirnya memaksa Amerika Serikat untuk meninggalkan
konvertibilitas dolar terhadap emas pada Agustus 1971.
Konsensus Washington
•
•
•
•
Washington Consensus (Kesepakatan Wahington)  sebutan bagi lembaga seperti
Bank Dunia, IMF, Departemen Keuangan.
Konsensus Washington ini didasarkan pada upaya stabilisasi ekonomi lewat jalur
kebijakan penyesuaian struktural yang direkomendasikan oleh organisasi Bretton
Woods dan pengambil kebijakan ekonomi pemerintah AS.
Dalam literatur ekonomi, paket kebijakan penyesuaian struktural biasa disebut dengan
istilah Konsensus Washington (Washington Consensus).
 Secara eksplisit, paket Konsensus Washington hendak menghilangkan intervensi
negara dalam kegiatan ekonomi, misalnya lewat kebijakan deregulasi dan
privatisasi.
 Dalam perjalanannya, kebijakan itu malah menimbulkan ekses yang cukup banyak,
bukan saja dalam lapangan ekonomi tetapi juga di bidang sosial dan politik. P
 ada titik ini, minimalnya campur tangan negara ternyata tidak menjamin kinerja
ekonomi menjadi lebih baik. Inilah kesalahan yang paling fatal yang diproduksi oleh
kedua lembaga multilateral tersebut.
Konsensus Washington bisa dirangkum menjadi tiga pilar, yakni :
1. disiplin anggaran pemerintah,
2. liberalisasi pasar, dan
3. privatisasi BUMN.
Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.
International Monetary Fund (2)
Kerjasama IMF dengan Pemerintah
Indonesia
Krisis Ekonomi Indonesia 1997
• terjadi kemerosotan nilai rupiah yang dikenali sebagai krisis ekonomi
• mengakibatkan utang Indonesia, baik itu utang luar negeri pemerintah
maupun swasta membumbung tinggi
• , sejak tahun 1998, pemerintah memiliki utang dalam negeri berbentuk
obligasi
Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk
memulihkan perekonomian Indonesia
• Sebagai syarat untuk mencairkan dana bantuan yang disediakan IMF,
pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan melalui
penandatanganan Letter of Intent (LoI)
Inti dari kesepakatan IMF dengan Indonesia
• Program Stabilitas, dalam rangka program stabilitas kondisi moneter yang ketat akan
tetap dipertahankan dengan memancang suku bunga yang cukup tinggi sampai keadaan
membaik, mengubah sasaran program moneter menjadi aktivitas domestik dan bukan
lagi uang primer seperti sebelumnya dan menyempurnakan Undang-Undang tentang
Bank Sentral, serta merevisi target ekonomi dalam RAPBN 1998/1999, kurs dollar
dinaikkan menjadi Rp 6000 per dollar AS, dan harga minyak bumi menjadi 14,5 dollar AS
per barel;
• Restrukturisasi bank, dalam hal ini pemerintah merencanakan akan mengumumkan
kondisi 40 bank yang masih dalam penanganan BPPN;
• Reformasi struktural, dalam hal ini akan disusun UU persaingan subsidi terhadap beras,
sembako, dan obat-obatan akan tetap dipertahankan, disertai penghapusan monopoli
kecuali untuk beras dan tepung terigu;
• Menyelesaikan utang swasta, dalam mengatasi utang swasta pemerintah tidak akan
memberikan jaminan atau bantuan apapun. Namun akan menyusun prinsip-prinsip
sebagai berikut :
• keikutsertaan dalam skema penyelesaian ini bersifat sukarela, dan
• resiko komersial tetap dipikul
• Bantuan untuk golongan ekonomi lemah, untuk membantu masyarakat golongan
ekonomi lemah akan disalurkan kredit murah bagi usaha kecil dan koperasi bekerja sama
dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, serta pemberian subsidi sembako,
khususnya beras dan kedelai.
Beberapa fakta kegagalan IMF di
Indonesia
• Kegiatan ekonomi nasional sampai pertengahan tahun 1997 masih
tumbuh secara mengesankan, mulai tahun 1998 telah
mengalami significant deterioration.
• Laju inflasi meningkat sangat cepat seiring melemahkan nilai rupiah.
– Sementara itu, kebutuhan dana untuk berbagai kebutuhan usaha tidak
terpenuhi sebagai akibat menurunnya kepercayaan masyarakat (domestik
maupun internasional) terhadap perbankan dan prospek ekonomi Indonesia.
– Perkembangan ini telah mengakibatkan Indonesia mengalami krisis kembar,
yaitu terjadinya krisis nilai ntukar dan krisis perbankan secara bersamaan.
• Terjadi depresiasi rupiah terhadap dolar AS
• Letter of Intent (LOI) yang berisi reformasi ekonomi yang ditandatangani
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 Januari 1997, terbukti bukan
kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat.
– Isi butir ke-9 menuntut agar pemerintah menghapuskan subsidi yang
sebelumnya digunakan untuk membantu masyarakatmembantu BBM dan
mengurangi tarif dasar listrik. Akibatnya BBM dan TDL dinaikan.
• Faktor kegagalan IMF di Indonesia sejak keterlibatannya pada Oktober 1997
antara lain:
1. IMF selalu memaksakan pengetatan fiskal dan moneter jika suatu negara
mengalami krisis ekonomi.


2.
Pengetatan fiskal tersebut dipaksakan pada negara berkembang agar ada
surplus untuk membayar beban peningkatan utang. padahal, masing-masing
negara memiliki struktur ekonomi dan kompleksitas masalah yangberbeda.
Akibatnya, kondisi ekonomi yang sudah memburuk, malah makin menjadi
buruk akibat pengetatan fiskal dan moneter yang dianjurkan IMF, terutama
pada awal krisis.
Pendekatan dengan penambahan beban utang untuk mendukung posisi
neraca pembayaran, hanyalah perbaikan yang bersifat semu, tidak riil,
karena abukan hasil peningkatan ekspor netto, karena terus menerus
melakukan pinjaman untuk meningkatkan neraca pembayaran.
Prasyarat dan rekomendasi kebijakan IMF dalam berbagai Letter of Intent,
lebih banyak mencakup bdang di luar makro ekonomi dan moneter seperti
perbankan, pertanian, coorporate restructuring dan industri.
3.

Rekomencasi IMF untuk menutup 16 bank pada November 1997 telah
menimbulkan destabilitas finansial dan punahnya kepercayaan masyarakat.
Akibatnya ekonomi Indonesia mengalami hard landing, kebangkrutan massal
dan jutan orang di PHK.
REFERENSI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia ketiga. Jakarta: Gramedia
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Rajawali, 2011.
Judistira K. 1999. Teori Sosial dan Pembangunan Indonesia. Bandung:
Primaco Akademika.
Joseph E. Stiglitz, Washington Consenssus Arah Menuju Jurang kemiskinan,
INFID, Jakarta Selatan, 2002.
Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan, mentalitas, dan Pembangunan.
Jakarta: Gramedia
Maulana, ZA. 2003. Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia. Jakarta: Pustaka
Amanah.
N. Rosyidah Rachmawati, Hukum Ekonomi Internasional, Bayumedia,
Malang, 2006.
Ricklefs. MC. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi
Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: IKIF Jakarta
Salim, Emil. 1980. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara
Suwarsono dan Alvin Y. 2000. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta:
LPES
REFERENSI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia ketiga. Jakarta: Gramedia
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Rajawali, 2011.
Judistira K. 1999. Teori Sosial dan Pembangunan Indonesia. Bandung: Primaco Akademika.
Joseph E. Stiglitz, Washington Consenssus Arah Menuju Jurang kemiskinan, INFID, Jakarta Selatan,
2002.
Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan, mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Maulana, ZA. 2003. Zionisme: gerakan Menaklukan Dunia. Jakarta: Pustaka Amanah.
N. Rosyidah Rachmawati, Hukum Ekonomi Internasional, Bayumedia, Malang, 2006.
Ricklefs. MC. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi
Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: IKIF Jakarta
Salim, Emil. 1980. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara
Suwarsono dan Alvin Y. 2000. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LPES
http://www.marxist.com./indonesia/revolusi.html
IMF dan Upaya Pemulihan Perekonomian Indonesia pada Krisis Moneter 1991 1999,
http://historiawildan.blogspot.com/2012/01/imf-dan-upaya-pemulihan-perekonomian.html