pusat nafas - WordPress.com

Download Report

Transcript pusat nafas - WordPress.com

Dr. Rr. Retnanaingtyas SugmaY.


Respirasi dalam pengertian sebenarnya
adalah pertukaran gas, dimana O2 yang
dibutuhkan untuk metabolisme sel masuk ke
dalam tubuh dan CO2 yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh
melalui paru (Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler, 2001)
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk
metabolisme tubuh diperlukan usaha kerja
pernapasan.
Kontrol saraf atas pernapasan melibatkan tiga
komponen terpisah :
 Komponen yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan irama inspirasi atau ekspirasi
berganti-ganti,
 Komponen yang mengatur kekuatan ventilasi
(yaitu, kecepatan dan kedalaman bernapas) agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh,
 Komponen yang memodifikasi aktivitas
pernapasan untuk memenuhi tujuan lain.


Modifikasi volunter : kontrol bernapas saat
berbicara
Modifikasi involunter : saat batuk atau bersin

Dalam kondisi laju respirasi yang tidak
seimbang, tubuh akan berusaha
mengembalikan kondisi tersebut dengan
mekanisme homeostasis tubuh yang khas.
Mekanisme homeostasis yang terjadi
meliputi

Mekanisme ini merupakan mekanisme
pengaturan aliran darah dan aliran udara,
sebagai respon atas tekanan parsial gas CO2
dan O2.

Pengaturan aliran darah erat kaitannya
dengan tekanan parsial O2. Bila PO2 rendah,
maka pembuluh kapiler alveolar akan
mengalami vasokonstriksi. Sedangkan bila
PO2 tinggi, pembuluh kapiler alveolar akan
berdilatasi, sehingga banyak O2 yang
diabsorpsi oleh darah.
Mekanisme pengaturan aliran udara diatur oleh aktivitas
otot polos bronkiolus.
 Otot polos yang terdapat pada dinding bronkiolus sangat
sensitif terhadap tekanan parsial CO2 di udara. Kadar CO2
yang tidak sesuai akan “dikenali” oleh otot polos ini, lalu
memberikan respon berupa bronkokonstriksi atau
bronkodilatasi. Bila PCO2 rendah, maka bronkiolus akan
berkonstriksi. Sedangkan bila PCO2 tinggi, akan terjadi
bronkodilatasi.
Kedua mekanisme yang terjadi merupakan suatu reaksi
otomatis yang dilakukan tubuh, tanpa pengaruh dari
sistem saraf pusat maupun perifer.



Kontrol respirasi diatur oleh komponen
involunter dan volunter.
Pusat involunter di otak mengatur kerja otot
respirasi dan ventilasi pulmoner.


Sedangkan pusat volunter mengatur output
respirasi melalui kontrol pusat pernapasan di
medula oblongata atau pons, dan neuron
motorik pada sumsum tulang belakang yang
mengatur otot respirasi.
Motor neuron pada sumsum tulang belakang
ini berperan dalam proses refleks respirasi,
namun dapat juga diatur secara volunter
melalui jalur kortikospinal


Pusat respirasi merupakan sekelompok
neuron yang tersebar luas dan terletak
bilateral di dalam substansia retikularis
medula oblongata dan pons.
Pusat respirasi dibagi menjadi DRG (Dorsal
Respiratory Group) dan VRG (Ventral
Respiratory Group)

DRG merupakan kumpulan neuron yang
mengatur kerja otot eksternal interkostal dan
otot diafragma. DRG ini berfungsi pada
seluruh proses respirasi normal.

VRG merupakan kumpulan neuron yang
mengatur kerja otot respirasi aksesori, yang
berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu
saat inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif.



terutama terdiri atas neuron inspirasi yang
serat desendensnya berakhir pada motor
neuron di medula yang mempersarafi otototot inspirasi.
Secara periodik, neuron ini akan melepas
impuls dengan frekuensi 12-15/menit.
Sebagian serat saraf dari dorsal akan berjalan
ke kelompok ventral.
terdiri neuron inspirasi dan neuron ekspirasi yang
keduanya tidak aktif selama pernapasan tenang.
 Apabila kebutuhan ventilasi meningkat, neuron I pada
kelompok ventral diaktifkan melalui rangsang dari
kelompok dorsal.
 Impuls melalui serat saraf yang keluar dari neuron I
kelompok ventral akan merangsang motor neuron
yang mempersarafi otot-otot inspirasi tambahan
melalui n. IX dan n. X.
 Demikian pula neuron E akan dirangsang untuk
mengeluarkan impuls yang akan menyebabkan
kontraksi otot-otot ekspirasi, sehingga terjadi
ekspirasi aktif.

Terdapat pula suatu mekanisme feedback negatif
antara neuron I kelompok dorsal dan neuron E
kelompok ventral.
 Impuls dari I-DRG, selain merangsang motor neuron
otot inspirasi, juga akan merangsang neuron E-VRG.
 Neuron E-VRG sebaliknya akan mengeluarkan impuls
yang menghambat neuron I-DRG.
 Dengan demikian, neuron I-DRG akan menghentikan
aktivitasnya sendiri melalui penglepasan rangsang
inhibisi.



meningkatnya aktivitas DRG selama periode
2 detik, sehingga menstimulasi otot-otot
inspirasi, lalu terjadilah proses inhalasi.
Setelah 2 detik, DRG berubah menjadi inaktif,
lalu dibutuhkan waktu 3 detik untuk “quite”
dan memungkinkan otot-otot inspirasi
berelaksasi. Maka terjadilah ekshalasi normal


meningkatnya aktivitas DRG, yang
menstimulasi aktivasi VRG pada otot-otot
inspirasi
di akhir inhalasi, otot-otot ekspiratori
menstimulasi otot aksesori sehingga mampu
melakukan ekshalasi aktif


Apneustik dan pneumotaxic center
merupakan sepasang nuceli yang
mempengaruhi output respirasi.
Keduanya merupakan pusat respirasi di pons
yang memproduksi inspirasi-ekspirasi normal
dan halus.


berfungsi membatasi lama inspirasi dan
meningkatkan laju respirasi, dengan
menginhibisi apneustik neuron dan
membantu proses ekshalasi normal atau
kuat.
Pusat pneumotaksik mengirim impuls ke
DRG yang menghambat neuron I, membatasi
durasi inspirasi.

Sebaliknya, mencegah penghambatan
neuron I dan memberikan kekuatan ekstra
untuk inspirasi, dihambat oleh impuls aferen
melalui n. vagus.


Pada sistem ini, pusat pneumotaksik
mendominasi, membantu menghentikan
inspirasi dan memberikan kesempatan
ekspirasi.
Bila pengaruh pusat pneumotaksik dan n.
vagus dihilangkan, pengaruh tonik pusat
apneustik terhadap pusat respirasi menjadi
dominan, sehingga terjadi apneusis (henti
napas pada fase inspirasi).

Sedangkan apabila pengaruh hambatan n.
vagus masih ada, terjadi irama pernapasan
yang lebih lambat dan dalam Selama
pernapasan normal, stimulasi dari pusat
apneustik membantu peningkatan intensitas
inhalasi sampai 2 sekon.

Sedangkan pada pernapasan kuat, pusat
apneustik dapat merespon input sensori dari
nervus vagus sehingga meningkatkan laju
respirasi