Transcript View/Open

VAKSINASI IKAN
PRINSIP UMUM VAKSINASI
• Vaksinasi hanya diberikan pada ikan yang
sehat, tidak menunjukkan gejala klinis
penyakit tertentu dan tidak mengalami stres
(transportasi dan handling).
• Vaksin diberikan setelah ikan dipuasakan
sedikitnya selama 24 jam. Hal ini agar tidak
terjadi gangguan bahan lain dalam intestin
ikan, dan dapat merespon dengan baik pada
anaestetik yang diberikan.
METODE VAKSINASI
Secara umum, terdapat 4 cara pemberian vaksin pada ikan :
1.
Injeksi (IP or IM) : dosis vaksin akurat, menggunakan syringe (spoit) kecil
0,1 – 1 ml, jarum kecil dan pendek (biasanya diberi pengaman
karet/busa pada bagian ujung jarum agar tidak menembus tubuh ikan
terlalu dalam/maks. 0,5 cm, ukuran ikan > 20 gram, bisa injeksi 1000 –
1500 ekor dalam sejam (sistem otomasi dan operator terlatih), efisien
karena jml vaksin yang hilang dapat diminimalisir. Paling disukai di
negara maju.
METODE VAKSINASI
2.
Imersi/celup (dipping) : ikan dicelup dalam larutan vaksin sekitar 30
detik, solusi vaksin 1 : 10 sampai 2 : 8 (tergantung jenis dan konsentrasi
vaksin), 1-2 liter vaksin bisa untuk 100 kg ikan dengan jumlah maks
dipping 20 kali, vaksin umumnya masuk melalui insang dan kulit, stres
kurang namun tidak seefektif injeksi. Ukuran ikan 1 – 5 gram.
METODE VAKSINASI
3. Perendaman (bathing) : ikan direndam dalam larutan vaksin
selama 1 jam, kondisi air statik dengan DO cukup, solusi
vaksin ( 2 : 1000 or 1 : 1000), jml vaksin 1-2 liter cukup untuk
100 kg ikan, umumnya digunakan pada ikan-ikan kecil 1-5 g,
sangat mudah tapi kurang efektif. Vaksin masuk ke tubuh ikan
via kulit atau insang.
METODE VAKSINASI
4. Oral (dalam pakan) : vaksin (Ag) diberikan dalam pakan,
biasanya untuk ikan berukuran agak besar > 40 g, vaksin
diserap dalam intestin ikan, tidak menimbulkan stres,
diberikan hingga 10 kali dalam satu periode vaksinasi.
METODE VAKSINASI
5. Semprot (spray) : ada upaya menyemprot ikan dengan
vaksin, namun terbukti tidak efektif.
6. Vaksin DNA : Ag diisiolasi dari DNA patogen, umumnya
diberikan pada larva dengan sejenis alat penembak (vaccine
shot) atau via injeksi. Dengan penembak, vaksin
ditembakkan pada permukaan kulit ikan. Teknik ini belum
tersedia secara komersial, namun sdh digunakan dalam
beberapa uji coba. Sangat efektif, karena material DNA
langsung diikat oleh protein ikan dan sistem imun terinduksi.
Jenis-jenis Vaksin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Vaksin in-aktif (inactivated) : paling umum digunakan dalam akuakultur,
diproduksi dengan meng-inaktifkan patogen dengan bahan kimia atau
pemanasan (heat).
Vaksin Hidup dilemahkan (attenuated) : patogen dikultur secara khusus untuk
menghilangkan virulensinya (cth. Intervet Aquavac ESC utk Edwardsiella ictaluri
pada catfish di USA).
Vaksin Sub-unit : dibuat dari fragmen khusus Ag yang diketahui mampu
menstimulasi sistem kekebalan tubuh melalui proses purifikasi, dengan rekayasa
genetik (cth. Intervet Compact IPN utk Infectious Pancreatic Necrosis Virus pada
Salmon di Chile).
Vaksin Rekombinan : menggunakan vektor /carrier dari mikroorganisme nonpatogen lalu dimasukkan material genetik patogen tertentu.
Vaksin DNA : menggunakan plasmid patogen yang mengandung Ag spesifik.
Vaksin Sintetik/Peptida : Epitop Ag sintetik yang dicampur dengan carrier atau
adjuvant tertentu.
Vaksin Anti-Idiotypic : mengandung Ig yang menyerupai Ag sehingga dikenali
oleh sistem kekebalan tubuh ikan.
Strategi Vaksinasi
Strategi pemberian vaksin pada ikan bergantung pada kombinasi
faktor-faktor sbb :
1. Epizootiologi pada daerah atau lokasi tertentu,
2. Sensitifitas jenis ikan dan kelompok umur yang sering
terserang penyakit,
3. Harapan rentang waktu kekebalan (proteksi) yang diberikan,
4. Siklus produksi, dan
5. Ketersediaan biaya, tenaga dan infrastruktur.
Terdapat korelasi nyata antara periode proteksi dan ukuran/usia
ikan pada vaksinasi (perkembangan jaringan anosopoietic).
Evaluasi Vaksinasi
Hasil
vaksinasi (lab., uji coba atau komersil) dievaluasi
menggunakan rumus RPS (relative percentage of survival) :
RPS = 1 – ( mortalitas ikan divaksin / mortalitas ikan tidak divaksin) x 100 %
 RPS merepresentasikan jumlah ikan yang mati bila tidak
divaksin.
 Secara ekonomis, nilai RPS harus > 70%.
 Artinya, bila ikan tidak divaksin maka kerugian kematian bisa
3 kali lipat akibat serangan penyakit.