hubungan psikologi, pekerjaan sosial & ilmu

Download Report

Transcript hubungan psikologi, pekerjaan sosial & ilmu

HUBUNGAN PSIKOLOGI,
PEKERJAAN SOSIAL & ILMU
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Ilmu Kesejahteraan Sosial
Usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan hidup taraf
hidup manusia di bidang :
Definisi :
• Fisik
 Gertrude Wilson
• Mental
 Walter Friedlander
• Emosional
 Elizabeth Wickender
• Sosial
 Pra konferensi internal di
bidang kesehatan
• Ekonomi
Upaya untuk
mensejahterakan masyarakat
UKS
•Mengacu pada program, pelayanan yang secara
menjawab kebutuhan yang dihadapi anggota masyarakat
kongkrit
berusaha
Jenis : 1. Care
Unsur dasarnya adalah kehidupan sosial manusia, yaitu :
2. Treatm
Individu
3. Preventive
Kelompok
Masyarakat/komunitas
Care : Direct
Indirect
Bidang Pekerjaan/Profesi
Pekerjaan Sosial
Pekerja Sosial
Ilmu Kesejahteraan Sosial
 Gertrude Wilson
“Social welfare is an organized concern of all
people”.
 Walter Friedlander
“Social welfare is the organized system of
social services and institutions, designed to aid
individuals and group to attain satisfying
standards of life and health”.
Permasalahan Pekerjaan Sosial
Menurut Thelma Lee Mendoza
• Individu
Social
Functioning
Tidak dapat
berfungsi
• Kelompok
• Lingkungan
Penyebabnya :
 Ketidakmampuan individu
 Ketidakmampuan situasional (lingkungan)
 Ketidakmampuan/ketidaklengkapan dari ke dua faktor di atas
 Individu
Intervensi
 Lingkungan
 Keduanya
Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial
MENURUT
MENURUT
GABUNGAN
JAMES MIDGLEY
HENRY S. MAAS
KE 2 NYA
1. Individuasi
1. Penerimaan
2. Intervensi
langsung
2. Komunikasi
3. Determinasi diri &
menolong diri
sendiri
4. Penerimaan
5. kerahasiaan
3. Individualisasi
4. Partisipasi
5. Kerahasiaan
6. Worker self
awareness
1. Menerima manusia apa
adanya
2. Partisipasi klien
3. Pengambilan
keputusan
4. Individualisasi dari klien
5. Kerahasiaan
6. Worker self awareness
7. Adanya relasi klien
pekerjaan sosial
Definisi Pekerjaan Sosial
“Social work is a new profession, born of the twentieth
century, unlike the order professional. Which developed
specialization in their maturity, social works grew out of
multiple specialization in diverse fields of practice……..”
Robert W. Robert & Robert H. Nee ; Theories of
Social Casework
(Pekerjaan sosial merupakan profesi yang baru muncul.
Berbeda dengan profesi lain yang mengembangkan
spesialisasi untuk mencapai kematangan, maka
pekerjaan sosial berkembang dari berbagai spesialisasi
pada lapangan praktek yang berbeda)
Elizabeth Wickenden :
“Social welfare includes those laws, programs, benefits
and services which assure or strengthen provisions for
meeting social needs recognized to the well – being of
the population and the bette functioning of the social
order”
Pre – conference working committee for the XVth
International Conference of social welfare
“Social welfare is all the organized social arrangements
which have as their direct and primary objective the well
being of people in social context. It includes of the
broad range of policies & services which are concerned
with various aspects of people lives – their income,
security, health, housing, education, recreation, cultural,
traditional, etc”
Sistem untuk
keadaan
Undang-Undang No. 6 Th. 74
tentang
ketentuan
pokok
kesejahteraan sosial
Sistem untuk
ilmu
 Merupakan suatu ilmu yang baru
berkembang
 Berupaya
mengembangkan
untuk
menangani
masalah sosial
Kes.Sosial
untuk
metodologi
berbagai
Bidang kegiatan
Mengacu kepada det :
1. Friedlander
2. Pre-conference
Sistem untuk
gerakan
Menyebar
luaskan
masalahmasalah kesejahteraan sosial
kepada masyarakat luas (dalam
bentuk organisasi-organisasi lokal,
regional dan internasional.
Usaha Kesehatan Sosial
 Untuk mencapai taraf kehidupan yang sejahtera
diperlukan adanya usaha-usaha Kesehatan Sosial
UKS :
Mengacu pada program, pelayanan & berbagai
kegiatan yang secara konkrit (nyata) berusaha
menjawab kebutuhan ataupun masalah yang
dihadapi anggota masyarakat.
Direct service (langsung)
UKS bersifat :
Indirect service (tidak langsung)
Bentuk intervensi  yang dapat diberikan oleh pekerja sosial
Ada 2 kelompok :
1. Strategi perubahan tingkah laku (individual behavioral change)
2. Strategi perubahan sosial
Berdasarkan kompleksnya masalah yang dihadapi oleh pekerja sosial
“Keberadaan pekerjaan sosial sebagai suatu profesi”
Dengan demikian pekerja sosial yang profesional diharapkan dapat
memberikan pelayanan secara profesional berdasarkan pengetahuan dan
keterampilannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh seorang PS :
• Harus multi dimentional
• Memiliki pengetahuan (penelitian & teori-teori)
tentang tingkah laku manusia, dan dapat menerapkan
pengetahuan tsb, dengan flexible.
Ilustrasi :
• Case work :
Penanganan terhadap mahasiswa yang mengalami
peneysuaian dengan lingkungan Perguruan Tinggi
Group Work
• Definisi kelompok
• Keuntungan penanganan masalah melalui kelompok :
– Anggota kelompok lebih berani mengungkapkan
masalah
– Memberikan dorongan yang lebih
Sumbangan Ilmu Psikologi
terhadap Social Work
• Teori-teori dan praktek (khususnya) yang berhubungan
dengan interview, assessment dan keahlian therapeutic.
• Pengetahuan tentang perkembangan manusia dan
bagaimana manusia berinteraksi.
• Memberikan masukan (melalui penelitian) untuk setting
social work.
PERKEMBANGAN
Hakekat Manusia
•
•
•
•
•
Mahluk yang berinteraksi.
Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif
menerima keadaannya, tetapi ia selalu secara sadar dan aktif menjadikan
dirinya sesuatu . proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh
kehendaknya sendiri, berbeda dengan mahluk-mahluk lainnya yang
sepenuhnya tergantung pada alam.
Memiliki ikatan biologis.
Manusia adalah mahluk biologis yang pada batas-batas tertentu
terikat pada kodrat alam. Dibandingkan dengan mahluk-mahluk lain,
manusia adalah satu-satunya mahluk yang t idak dibekali alat-alat untuk
bertahan hidup dalam lingkungannya secara alamiah.
Merupakan satuan hidup.
Manusia sebagai mahluk yang sempurna mempunyai bagian-bagian
yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pertumbuhannya mengikuti pola tertentu.
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan
polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan perkembangan
masing-masing.
Perilakunya dipengaruhi proses pematangan.
Tingkah laku manusia tidak dapat dilepaskan dengan proses
pematangan organ-organ tubuh.
Manusia
• Merupakan suatu proses berkembangnya manusia sejak
awal pembentukan (pra-natal) sampai akhir hidup
(meninggal).
• Proses yang terjadi tidak terputus (secara kontinum 
berkesinambungan).
• Proses-proses perkembangan manusia meliputi aspekaspek fisik – psikis – sosial.
• Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan
yang bersifat progesif yang terjadi sebagai akibat proses
pematangan dan perkembangan.
Prinsip-prinsip Perkembangan
• Manusia merupakan totalitas (keutuhan) fisik/motorik, mental,
emosi, sosial.
• Perkembangan merupakan rangkaian perubahan yang bersifat
progresif, teratur, bertautan dan berkesinambungan.
• Perkembangan
– Dari yang sederhana  majemuk
– Dari respons umum  khusus
• Setiap fase memiliki sifat khas, yang mau tidak mau harus dilalui
oleh seseorang dan bersifat individual.
• Pada setiap tahap, manusia mempunyai tugas perkembangan
(development al task) yang harus dipenuhi  agar dapat
berkembang dengan baik pada tahapan berikutnya dan setiap fase
perkembangan terjadi krisis-krisis yang harus dilalui.
Ada 3 topik utama dalam pembahasan
perkembangan :
1. Nature (alamiah) dan nurture (lingkungan)
Nature
: Sifat-sifat bawaan yang diturunkan dari
generasi ke generasi.
Pengamat aliran ini
: disebut Aliran Nativisme.
Pelopor
: - Schipen Hauer (1788-1860).
- Plato & Descartes.
Pandangan mereka
: Selain sebagai ciri yang dibawa individu
sejak lahir, terdapat banyak segi kepribadian
yang diperoleh dari proses belajar.
Cth : punya bakat musik tetapi orangtua tidak
cermat, kemampuan anak tidak diasah,
kemungkinan anak tidak jadi pemusik.
Pengamat aliran ini
: disebut Aliran Empirisme.
Pelopor
: - John Locke
- Albert Bandura
- B. F. Skinner.
Pandangan J. Locke
: Manusia lahir tabularasa.
(putih bersih bagaikan kertas yang belum ditulisi)
Oleh karena itu
: Lingkungan harus “diatur” dengan baik agar anakanak menjadi manusia dewasa yang baik.
2.
Aktivitas & pasivitas pada perkembangan manusia
•
Beberapa psikolog (=kaum Behavioris)
Melihat bahwa dalam perkembangan manusia, lingkungan yang bersifat
aktif.
•
Sedangkan kaum humanis melihat bahwa manusia secara aktif
memanipulasi (mengubah lingkungan).
3. Kesinambungan & ketidaksinambungan perkembangan individu
•
Sebagian psikolog  perkembangan merupakan perubahan yang
berkesinambungan ke tingkat yang lebih baik.
•
Kelompok lain melihat sebaliknya : bahwa individu mencapai
perkembangan ke arah yang lebih baik tetapi tidak berkesinambungan.
Beberapa kemungkinan perkembangan :
•
•
•
•
•
Perkembangan yang normal (average).
Perkembangan yang terlalu cepat (praecox).
Perkembangan yang terlambat (retarded).
Perkembangan yang menetap (fiksasi).
Perkembangan yang mundur (regresi).
Perkembangan terjadi karena :
•
•
•
•
Faktor kematangan.
Faktor belajar.
Faktor dari dalam (endogen).
Faktor dari luar (exogen).
Faktor kematangan
Proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan
fungsi-fungsi tubuh sehingga menyebabkan perubahan
perilaku.
Faktor belajar
Mengubah/memperbaiki
perilaku
melalui
latihan,
pengalaman, kontak dengan lingkungan (sosial).
Faktor dari dalam (endogen)
1.
2.
3.
4.
5.
Hal-hal berdasarkan keturunan ciri-ciri fisik; mata,
rambut, dan lain-lain.
Kemampuan mental dan kecakapan tertentu.
Temperamen.
Keadaan kelenjar dan hormon.
Kematangan diri, susunan saraf dan otot.
Faktor dari luar (exogen)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Faktor fisik; iklim, dan lain-lain.
Makanan.
Keluarga; peran dan sikap orangtua, dan lain-lain.
Media massa.
Teman bermain.
Pendidikan.
Masyarakat dan stratifikasi sosial.
Budaya setempat.
Prinsip-prinsip perkembangan
Manusia totalitas (keutuhan) : fisik, mental – sosial emosi  tambah usia terjadi
perubahan.
•
•
•
•
Perkembangan fisik/motorik
Pertumbuhan fisik (berat, tinggi)  banyak dipengaruhi oleh gizi, makanan,
kesehatan dan lingkungan tertentu gerak motorik.
(Penguasaan)  pararel dengan perkembangan pada daerah motorik otak.
Perkembangan mental
 Bahasa  4 tugas perkembangan bahasa :
o Mengerti pembicaraan.
o Menambah pembendaharaan kata.
o Menyusun kalimat.
o Ucapan yang benar.
Perkembangan emosi
Pola-pola emosi didapat dan berkembang karena ada hubungannya dengan orang
lain. Pertumbuhan usia dan pengetahuan dapat memperkaya manusia emosi.
Perkembangan sosial
Harus dapat dikembangkan kemampuan bersosialisasi.
Sosialisasi : proses belajar mengenali nilai dan harapan kelompok dan meningkatkan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut.
Perkembangan manusia secara umum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Periode dalam kandungan (prenatal).
Periode bayi (0 – 2 tahun).
Periode kanak-kanak awal (2 – 6 tahun).
Periode kanak-kanak akhir (6 – 15 tahun).
Periode pubertas
 sangat singkat : 12 – 14 tahun untuk wanita.
13 – 15 tahun untuk laki-laki.
Periode remaja
a. Periode remaja awal
: 13 – 17 tahun.
b. Periode remaja akhir
: 17 – 18 tahun.
Periode dewasa awal (18 – 40 tahun).
Periode dewasa madya (40 – 60 tahun).
Periode usia lanjut.
Perkembangan Emosi
1.
2.
Sudah berkembang sejak dini.
Terlihat dari adanya respons senang dan tidak
senang, gembira, sedih, malu, takut.
Perkembangan Kognitif
(kemampuan berpikir)
Tokoh : Jean Piaget (1896 – 1980)
Terjadi dalam 4 tahap :
a. Tahap sensori motor (0 – 2 tahun)
b. Tahap pra-operasional (2 – 7 tahun)
c. Tahap operasional konkrit (7 – 12 tahun)
d. Tahap operasional formal (> 12 tahun)
Perkembangan Psiko Seksual
Tokoh : Sigmud Freud (1856 – 1939)
 fase-fase perkembangan individu didorong oleh
generasi psikis yang disebut : LIBIDO.
Terjadi pada 5 fase :
a. Fase oral (0 – 1 tahun)
b. Fase anal (1 – 3 tahun)
c. Fase falik (3 – 5 tahun)
d. Periode laten (5 – 12 tahun)
e. Fase genital (12 tahun keatas)
Tugas Perkembangan (Erick H. Erickson)
Erickson membagi tahap perkembangan manusia
menjadi 8 tahap perkembangan (fase), dimana pada
setiap fase ada kemampuan-kemampuan yang kreatif
dan penyesuaian individu pada setiap fasenya  ada
krisis sosial yang harus dihadapi.
Fase-fase tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Trust x Mistrust (0 bln – ½ tahun)
(mempercayai x tidak mempercayai)
Autonomy x Shame (1½ thn – 3 thn)
(kebebasan x malu-malu/ragu-ragu)
Initiative x Guilt (3 thn – 6 thn)
(inisiatif x bersalah)
Industry x Inferiority (6 thn – 12 thn)
(gairah x rendah diri)
Identity x Confussion (12 thn – 18 thn)
(identitas x kekaburan)
Intimacy x Isolation (25 thn – 40 thn)
(kemesraan x keterasingan)
Generatif x Stagnation (40 thn – 55 thn)
(generativitass x hampa)
Integraty x Despair (55 thn – ……)
(integrasi x keputusasaan/kesedihan)
Tahapan Perkembancygan
(E. Hurlock & J. Pikunas)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masa pra lahir.
Masa bayi (infancy).
Masa anak (awal dan lahir).
Masa remaja (awal – tengah – akhir).
Masa dewasa.
Masa tua.
SIKAP
Pengertian Sikap
• Manusia dapat mempunyai bermacam-macam sikap
terhadapberbagai hal.
• Sikap sering digunakan untuk meramal tingkah laku
individu, kelompok ataupun bangsa/Negara.
• Sikap berkaitan erat dengan hasil evaluasi daripada
suatu objek. Biasanya di ekspresikan melalui istilah
senang-tidak senang, pro-anti, positive-negative.
• Objek sikap bisa bermacam-macam :
 Suatu kesatuan (kuliah, restaurant, suatu
pertunjukan)
 Orang (sahabat, presiden, diri sendiri)
 Sesuatu yang abstrak (aborsi, hak-hak Warga
Negara, bantuan Luar Negeri)
Definisi Sikap
Gordon W. Allport (1935) :
“……a mental and neutral state of readiness, organized
through experience, exerting, a directive or dynamic
influence upon the individual’s response to all object and
situations with which it is related”.

Memperlihatkan pentingnya pengalaman masa lalu
dalam membentuk sikap.
Krech and Crutchfield (1948) :
“……An enduring organization of motivational,
emotional, perceptual and cognitive processes with
respect to some aspects of individual’s world”.
 Selalu memperlihatkan pengalaman
subjektif
masa lalu, juga memandang
individu sebagai
organisme aktif.
Harry C. Triandis (1971) :
“……an idea charged with emotion which predisposes a
class of actions to a particular class of situations”.
 Sebagai suatu ide (pikiran/gagasan) yang bermuatan
emosi yang menjadi predisposisi tingkah laku dalam
menghadapi situasi.
Sarlito Wirawan :
“Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”.
Komponen Sikap
1.
Komponen kognitif : berisi ide-ide, anggapananggapan, pengetahuan keyakinan dari individu
mengenai objek sikap.
2.
Komponen afektif : meliputi seluruh emosi/perasaan
individu terhadap objek sikap (menyangkut perasaan
menyenangkan/tidak, disukai atau tidak disukai)
3.
Komponen perilaku : merupakan predisposisi atau
kesiapan individu untuk bertindak dalam menghadapi
objek sikap (jika individu memiliki kognisi yang positif
dan perasaan yang positif juga, maka individu
mempunyai kecenderungan “mendekati” objek
tersebut.
Karkteristik Komponen Sikap
VALENSI dari suatu sikap :
Seberapa jauh derajat daripada sikap suka/tidak suka
ataupun pro/kontra terhadap objek sikap.
Mis ; Komponen kognitif dari sikap seseorang dapat
sangat positif, atau sedang-sedang saja atau
sangat negative.
Derajat multipleksitas :
Perbedaan setiap komponen sikap pada individu satu
dengan
yang
lainnya,
dalam
jumlah
dan
keanekaragaman elemen/unsur yang membentuk
komponen tersebut.
Objek Sikap
• Dapat berupa apa saja, oleh karena itu individu memiliki
sejumlah besar dan beraneka ragam sikap terhadap
objek dalam dunia fisik di sekelilingnya.
• Sikap terhadap orang lain, kelompok tertentu, organisasi
sosial-politik, terhadap peristiwa ekonomi yang sedang
berlangsung, seni, filsafat, dsb.
Fungsi Sikap
Holander  2 fungsi dari sikap :
1.
Menyediakan dasar atau kerangka untuk
menginterpretasikan dunia dan memproses
informasi-informasi baru.
2.
Cara untuk mempertahankan identitas sosial.
Triandis :
1.
Membantu orang untuk memahami dunia
sekelilingnya dengan mengorganisir dan
menyederhanakan masukan yang kompleks.
2.
Melindungi self esteem (harga diri) orang.
3.
Membantu orang menyesuaikan diri dalam dunia
yang kompleks ini.
4.
Memungkinkan orang mengekspresikan nilai-nilai
atau pandangan hidup.
Pengukuran Sikap
Untuk dapat menggunakan sikap dalam memahami dan
meramalkan perilaku diperlukan adanya suatu alat ukur
yang valid dan reliable.
Thurstone (1946) mendefinisikan sikap sebagai :
“……the degree of positive or negative affect associated
with some psychological objects”.
 Definisi di atas menuntut suatu prosedur pengukuran
dimana sikap seseorang dapat diletakkan dalam suatu
dimensi evaluatif yang bipolar.
________________________
Sikap sangant positif
Sikap sangat negatif
Ada beberapa cara untuk melihat dan mengukur sikap :
1.
2.
3.
Wawancara langsung
Metode observasi (melihat langsung) perilaku apa
yang ditampilkan individu dalam menghadapi obyekobyek tertentu.
Skala sikap : suatu perangkatpernyataan atau butirbutir pernyataan yang berhubungan dengan obyek
tertentu dimana individu berespon atau memberikan
penilaiannya.
Pembentukan Sikap
Melalui interaksi, yaitu adanya kontak dan hubungan
antara individu dengan dunia sekitarnya
 terjadi saling pengaruh di antara individu yang satu
dengan yang lain.
Menurut
Saifuddin
Azwar,
faktor-faktor
mempengaruhi pembentukan sikap :
1. Pengalaman pribadi
2. Kebudayaan
3. Orang lain yang dianggap penting
4. Media massa
5. Institusi atau lembaga agama
6. Emosi
yang
Menurut Sarlito Wirawan, sikap dapat terbentuk atau
berubah melalui 4 macam cara :
1. Adopsi
2. Differensiasi
3. Integrasi
4. Trauma
Perubahan Sikap
Pada dasarnya perubahan sikap terjadi melalui
perubahan komponen-komponen kognitif, afektif dan
perilaku.
Beberapa hal yang dapat mengubah sikap, antara lain :
– Menerima informasi baru
– Pengalaman langsung dengan objek sikap yang
berbeda dengan sikap terhadap objek tertentu
selama ini.
– Adanya kekuatan yang memaksa
– Mengalami peristiwa traumatik
ILUSTRASI
Ilustrasi Penerapan Ilmu Psikologi Bagi
Pekerjaan Sosial
Wawancara
Sebagai seorang Pekerja Sosial, kita dituntut untuk
melakukan intervensi terhadap klien. Salah satunya
langkah didalam melakukan intervensi terhadap klien
untuk melakukan suatu perubahan yang professional di
lakukan dengan wawancara. Didalam melakukan
wawancara dengan klien mau tidak mau kita melakukan
pendekatan kepada klien dan salah satunya melalui
pendekatan psikologi.
Dengan melalui pendekatan psikologi, kita
mengharapkan hasil wawancara yang akurat dan dapat
dipakai untuk melakukan intervensi terhadap klien.