TRADISI SEJARAH PADA MASYARAKAT YANG

Download Report

Transcript TRADISI SEJARAH PADA MASYARAKAT YANG

TRADISI MASYARAKAT
SEBELUM MENGENAL
TULISAN (PRA AKSARA)
SMA K PENABUR
TRADISI SEJARAH
PADA MASYARAKAT YANG BELUM
MENGENAL TULISAN
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia pada masa pra
aksara dan masa aksara
Indikator :
Mendeskripsikan cara masyarakat yang belum mengenal tulisan, mampu
mewariskan masa lalunya
Mengidentifikasi tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal
tulisan
Mengklarifikasi jejak sejarah di dalam folklore mitologi legenda, upacara
dan lagu dari berbagai daerah di Indonesia
Mengidentifikasikan tradisi sejarah masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia
APAKAH TRADISI ITU?
Kata tradisi berasal dari bahasa latin traditio, yang artinya kabar atau
penerusan, sehingga tradisi dapat berarti hal yang dikabarkan atau
diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Tradisi juga dipahami
sebagai adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan di dalam
masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 959)
Kalau pengertian tradisi seperti diatas, lalu bagaimanakah cara masyarakat
yang belum mengenal tulisan mampu mewariskan masa lalunya?
Bagaimana kita bisa mengetahui terjadinya pewarisan tradisi, pada
masyarakat prasejarah, atau masyarakat yang belum mengenal tulisan yang
hanya meninggalkan hasil budaya, bukan berupa dokumen atau arsip yang
dapat bercerita tentang hal itu ?.
Nah, untuk mengetahuinya, sudah siapkah anda mengikuti uraian berikut ini?
Sekilas anda tentu sudah memahami, ini adalah hasil
budaya
Zaman
Prasejarah,
dimana
masyarakat
pendukungnya adalah masyarakat yang belum mengenal
tulisan.
Hasil budaya ini diperoleh melalui proses belajar. Tanpa
belajar dan berlatih mereka tidak mungkin dapat membuat
benda-benda ini.
Untuk dapat mengajarkan membuat alat, mereka perlu komunikasi, apakah mereka
memiliki kemampuan bahasa?
BENDA/MATERIAL
Benda yang masih ada dan bisa kita lihat
sampai sekarang.
Tertulis: candi, monumen, bekas telapak kaki.
Tertulis: prasasti, dokumen
PERHATIKAN JEJAK SEJARAH:
BUKAN BENDA/IMMATERIAL
Jejak yang masih ada ditengah-tengah
masyarakat seperti adat, kepercayaan,
mantra, ajaran-ajaran, tahayul, legenda,
teknologi, dsb.
GENERASI
PENERUS
PERHATIKAN BAGAN BERIKUT
KEMAMPUAN
BERBAHASA
melahirkan
TRADISI
LISAN
sebagai cara
menyampaikan
Ajaran Moral
Nilai dan norma
Pengetahuan
Adat Istiadat
Kebiasaan
yang diwariskan
Keluarga
CARA MEWARISKAN
TRADISI
(Secara Lisan)
Kebiasaan dalam keluarga
Nilai dan norma keluarga
Ajaran moral
yang diwariskan
Masyarakat
Adat istiadat
Kesenian
Kepercayaan
Tradisi lisan
Pertanian/Teknologi
Kemampuan berlayar
Sistem bahasa
Sistem ekonomi
Melalui :
Contoh
Perilaku
Dongeng
Melalui :
Pertunjuka
n Hiburan
Kelemahan Tradisi Lisan
Dalam tradisi lisan seringkali fakta, imajinasi dan fantasi
bercampur baur.
Perlu kita pahami, tradisi lisan memiliki banyak versi untuk
satu cerita yang sama dan sering terjadi pembiasan dari
kisah aslinya.
Di Indonesia jumlah tradisi lisan ini masih cukup banyak
dan dipertahankan secara turun temurun meskipun
secara berangsur-angsur mulai hilang karena pengaruh
media modern.
BEBERAPA CONTOH TRADISI LISAN DI INDONESIA
1
WAYANG
Pertunjukan ini diperkirakan berasal dari kegiatan upacara
mengundang roh nenek moyang pada masa prasejarah. Sekarang
tetap masih menjadi pertunjukan yang digemari orang, wilayah
persebarannya meliputi, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan.
Gunungan
berfungsi
sebagai
pembuka pertunjukan, perubahan
adegan, dan penutup cerita.
Gunungan sarat dengan lambang,
karena digunakan juga saat akan
terjadi pertempuran, gejala alam
atau lambang takdir yang sudah
mendekat
Arjuna, Satria Pandawa,
sakti, berbudi luhur, tokoh
utama dalam perang
Bharatayuda, pada kisah
epos Mahabarata
Rahwana, musuh Rama,
raja sakti dari Alengka.
Membangkitkan kemarahan
Rama karena menculik
istrinya, Shinta.
Rama, tokoh utama dalam
epos Ramayana.
Satria berbudi jelmaan Dewa
Wisnu,
bertugas
menghancurkan
keangkaramurkaan di dunia
Adipati Karna, tokoh
Kurawa, yang membela
Negara Astina karena
telah
banyak
diberi
kemuliaan oleh Kurawa
Tokoh-tokoh dalam wayang
selalu memiliki karakterkarakter tertentu yang
mewakili sejumlah sifat-sifat
manusia yang ada di dunia.
2
MAK YONG
Tradisi lisan ini berasal dari Pattani Muang Thai
Selatan, merupakan bagian dari kebudayaan
Melayu yang
masuk ke Indonesia melalui
Semenanjung Melayu, menuju Riau, Sumatera
Utara dan Kalimantan Barat
Fungsi
pertunjukan
untuk
memberikan
penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3
RABAB
Rabab adalah tradisi lisan dari Sumatera
Barat. Pada saat sekarang cerita
disampaikan berlatar belakang kehidupan
dalam sebuah kerajaan dengan tokoh
yang memililiki kekuatan gaib.
MENELUSURI JEJAK SEJARAH
DALAM FOLKLOR, MITOLOGI, LEGENDA, UPACARA ADAT DAN LAGU
DARI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA
FOLKLOR
adalah bagian dari suatu kebudayaan yang
disebarkan dan diwariskan secara
tradisional, baik secara lisan atau dibantu
dengan gerak isyarat dan pembantu
pengingat
LISAN
SEBAGIAN LISAN
 Bahasa rakyat, logat
bahasa slank, bahasa
tabu
 Peribahasa, sindiran
 Teka-teki
 Pantun, syair
 Mitos, legenda, dongeng
 Nyanyian rakyat
JENIS
FOLKLOR







Kepercayaan dan tahyul
Permainan rakyat
Theatre rakyat
Tarian rakyat
Adat kebiasaan
Upacara tradisional
Pesta rakyat
BUKAN LISAN






Bangunan rumah tradisional
Seni kerajinan
Pakaian tradisional
Obat-obatan rakyat
Peralatan & senjata tradisional
Makanan dan minuman tradisional
MITOS
adalah cerita prosa rakyat yang mempunyai tokoh dewa, atau
manusia setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa
lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh
empunya cerita dan penganutnya
Terjadinya manusia pertama, dan
munculnya pahlawan
(cultural hero)
Terjadinya makanan pokok
JENIS MITOS
Terjadinya alam semesta
(Cosmogony)
Terjadinya susunan dewa
(Pantheon)
LEGENDA
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita
sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu legenda
seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), karena
tidak tertulis sulit untuk dapat digunakan sebagai bahan
Legenda
Keagamaan
(Religious Legend)
Jan Harold
Brunvand
Menggolongkan
Legenda Alam
Gaib (Supranatural
Legend)
LEGENDA
Legenda Setempat
(Local Legend)
Legenda Keagamaan
(Religious Legend)
Legenda Wali Songo
Legenda
Perseorangan
(Personal Legend)
• Maulana Malik Ibrahim
• Sunan Ampel
• Sunan Bonang
• Sunan Giri
• Sunan Drajat
• Sunan Kalijaga
• Sunan Kudus
• Sunan Muria
• Sunan Gunung Jati
Hantu
Genderuwo
Sundel Bolong
Legenda Alam Gaib
(Supranatural Legend)
Setan
Tuyul
Legenda Setempat
(Local Legend)
• Tangkuban perahu
• Asal mula nama Banyuwangi
• Asal mula nama Tengger
DONGENG
adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun
banyak juga yang melukiskan kebenaran berisikan ajaran moral,
atau bahkan sindiran.
Dongeng Binatang (Fabel)
D
O
N
G
E
N
G
Tokohnya
binatang,
dapat
berbicara dan berakal budi
seperti manusia
Dongeng Biasa
Ditokohi manusia dan biasanya
merupakan kisah suka duka
seseorang
Unpromising Heroin
• Cinderella
• Bawang merah,
bawang putih
• Ande-ande lumut
Tipe
Male Cinderella
• Jaka Kendil
• I Rara Siragan
Mother Incest Prophecy
• Sangkuriang
• Prabu Watu Gunung
UPACARA ADAT
Upacara-upacara adat yang berkembang disatu masyarakat biasanya berkaitan dengan
kepercayaan. Pada umumnya melaksanakan upacara tertentu merupakan usaha manusia
untuk mencari hubungan dengan Tuhan, para dewa atau mahkluk halus yang mendiami
alam gaib. Upacara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kemurahan hati para
dewa, agar terhindar dari malapetaka atau bencana lainnya yang dianggap sebagai
kemarahan para dewa.
ONGKEK
KIRAB PUSAKA
Ongkek, Puncak Upacara Yadnya Kasada
ditandai dengan melarung ongkek atau sesaji
yang terbuat dari hasil bumi masyarakat ke
kawah gunung Bromo
Kirab Pusaka & Kyai Slamet, Keraton
Kesunanan Solo, menyambut 1 Suro
NYANYIAN RAKYAT
Memelihara sejarah setempat
FUNGSI NYANYIAN
RAKYAT
Pelipur lara
Pembangkit semangat
Protes sosial terhadap ketidakadilan
Dari berbagai jenis nyanyian rakyat yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
sumber dari penulisan sejarah adalah nyanyian rakyat yang bersifat berkisah (narrative
folksong). Nyanyian rakyat tergolong dalam kelompok ini adalah Balada dan Epos.
Antara Balada dan Epos memiliki perbedaan yang terletak
pada tema ceritanya. Tema Balada mengenai kisah yang
romantis dan sentimental, sedangkan epos mengenai
cerita kepahlawanan. Keduanya memiliki bentuk bahasa
yang bersajak.
Nyanyian bersifat epos banyak ditemukan di Jawa, Bali,
berasal dari epos besar Ramayana dan Mahabaratha. Di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, nyanyian rakyat ini
disebut juga Tembang
Sinom
Pucung
Asmaradhana
TRADISI MASYARAKAT
SETELAH MENGENAL TULISAN
(AKSARA)
TRADISI SEJARAH MASA AKSARA
• Masa Aksara di
Indonesia dimulai
tahun 400M
• Ditandai dengan
ditemukannya prasasti
pada 7 buah yupa
(tiang batu) di tepi
Sungai Mahakam.
Perkembangan Masa Hindu,
Budha - Islam
a. Masa Hindu – Buddha
• Pada umumnya penulisan sejarah
dilakukan oleh brahmana/pemuka
agama
• Tujuan: memberikan informasi
kepada generasi berikut tentang
kebesaran raja.
• Karakteristik penulisan sejarah pada masa
Hindu – Buddha
1) Ditulis pada batu (prasasti)
2) Naskah kuno (dari kerajaan Mataram dan
Majapahit)
3) Cenderung mengisahkan perjalanan rajaraja, karena ditulis atas perintah raja 
istana-sentris
4) Menghasilkan beberapa kitab keagamaan
dan sejarah pemerintahan kerajaan
Indonesia
Beberapa prasasti dari kerajaan pada
masa Hindu-Buddha
1. Prasasti Kutai di Kalimantan Timur
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti
dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad
ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber
utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan
sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut
diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai
saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam
yupa karena kedermawanannya menyedekahkan
20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
2. Prasasti dari Kerajaan Tarumanegara di
Jawa Barat
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Jambu
Prasasti Pasir Awi
Prasasti Tugu
Prasasti Muara Cianten
a). Prasasti Ciaruteun
• Dalam Prasasti Ciaruteun, terdapat gambar dua
telapak kaki, disertai tulisan dalam bahasa
sansekerta yang terjemahannya dalam bahasa
Indonesia kira-kira sebagai berikut:
" Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa
Wisnu, adalah kaki yang muliaSang
Purnawarman di negeri Taruma, raja yang gagah
berani di dunia."
• Masa pemerintahan Purnawarman cukup lama,
yakni lebih dari 22 tahun. Hal itu dapat diketahui
dari Prasti Tugu, yang ditemukan di Cilincing,
Jakarta.
b). Prasasti Kebon Kopi
• Prasasti ini dikenal pula
dengan Prasasti Tapak
Gajah karena di atas prasasti
itu terdapat cetakan
sepasang kaki gajah dan
tulisan jayavis halasya
tarumendrsaya hastinah
airavatabhasya vibhatidam
padadavayam (kedua jejak
telapak kaki adalah jejak
kaki gajah yang cemerlang
seperti Airawata kepunyaan
penguasa Tarumanagara
yang jaya dan berkuasa).
c). Prasasti Jambu
• Prasasti ini
menyebutkan nama raja
Purnnawarmman yang
memerintah di negara
Taruma.
• Prasasti ini tanpa angka
tahun dan berdasarkan
bentuk aksara Pallava
yang dipahatkannya
(analisis Palaeographis)
diperkirakan berasal
dari pertengahan abad
ke-5 Masehi.
d) Prasasti Pasir Awi
– Berpahatkan gambar dahan dengan
ranting dan dedaunan serta buahbuahan (bukan aksara) juga berpahatkan
gambar sepasang telapak kaki.
– Termasuk salah satu prasasti yang tidak
dapat dibaca
e) Prasasti Tugu
• Prasasti tersebut isinya menerangkan
penggalian Sungai Candrabaga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai
Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22
masa pemerintahannya.
f) Prasasti Muara Cianten
• Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai)
Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal
dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran
Muara)
• Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena
memang ada goresan tetapi merupakan pahatan
gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar
dari umbi
3. Prasasti Kerajaan Sriwijaya
(Palembang)
a)
b)
c)
d)
Prasasti
Prasasti
Prasasti
Prasasti
Talang Tuo / Talang Tuwo
Telaga Batu
Kedukan Bukit
Kota Kapur
Prasasti Talang Tuo / Talang Tuwo
Isi Prasasti:
• Prasasti Talang Tuo: Pada tanggal 23 Maret 684
Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan
Śrīksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī
Jayanāśa.
• Telaga Batu: isinya tentang kutukan terhadap siapa
saja yang melakukan kejahatan di kedatuan Sriwijaya
dan tidak taat kepada perintah dātu.
• Kedukan Bukit: perjalanan Dapunta Hyang untuk
menaklukan beberapa daerah
• Prasasti Kota Kapur
– Berisi permohonan kepada Dewa untuk menjaga
Sriwijaya
– Memuat kutukan
• Prasasti Telaga Batu
• Prasasti Kedukan Bukit
• Prasasti Kota Kapur
4. Prasasti Kerajaan Mataram Lama
a) Prasasti Canggal
(prasasti Gunung Wukir)
• Prasasti dipandang sebagai
pernyataan diri
Raja Sanjaya pada tahun 732
sebagai seorang penguasa
universal dari Kerajaan Mataram
Kuno.
• Prasasti ini menceritakan tentang
pendirian lingga (lambang Siwa)
di desa Kunjarakunja oleh
Sanjaya.
b) Prasasti Matyasih (Kedu)
• Isi dari prasasti tersebut
adalah menyebutkan
nama raja-raja Mataram
Kuno yg berkuasa
sebelum Balitung
c) Prasasti Kelurak
 Isinya tentang
pembuatan arca
Manjusri
Letak: di utara Kompleks
Prambanan
Naskah kuno
• Ilmu bantu sejarah yang khusus mempelajari
naskah-naskah kuno disebut FILOLOGI
• Tugas seorang filolog:
– meneliti naskah-naskah
– membuat laporan tentang
keadaan naskah-naskah ini
– menyunting teks di dalamnya
Contoh Naskah kuno
1) Zaman Mataram Kuno (Abad 9 – 10)

Kitab Ramayana (Mpu Walmiki)

Kitab Mahabarata, dikarang oleh Resi Wiyasa
 Contoh kakawin Ramayana
2) Zaman Kediri (Abad 11 – 12)




Arjunawiwaha (Mpu Kanwa) ditulis pada masa Raja
Airlangga)
Kresnayana (Mpu Triguna)
Smaradhana (Mpu Dharmaja)
Bharatayudha (Mpu Sedah dan Mpu Panuluh)
3) Zaman Majapahit (Abad 14 –
16)
 Negara Kertagama (Mpu
Prapanca)
 Sotasoma (Mpu Tantular)
 Kutaramanawa (Gajah
Mada)
 Pararathon
 Calon Arang
Negara Kertagama (Mpu Prapanca)
Kakawin ini menguraikan
keadaan di Kraton
Majapahit dalam masa
pemerintahan prabu Hayam
Wuruk, raja agung di tanah
Jawa dan juga Nusantara.
Beliau bertakhta dari tahun
1350 sampai 1389 Masehi,
pada masa puncak kerajaan
Majapahit, kerajaan terbesar
yang pernah ada di
Nusantara.
Bahan yang digunakan untuk mewariskan budaya pada
masa aksara:
1. Batu  prasasti
2. Perunggu
3. Logam Mulia (emas, perak)
4. Daun Lontar  daun palem yang dikeringkan
5. Palem Nipah (lebih tipis dari daun tal /lontar)
6. Bambu (ditemukan di Sumatera, Lampung, Rejang)
7.
8.
9.
10.
11.
Dluwang  dari kulit kayu pohon murbei
Kulit pohon  bagian dalam kulit pohon alim
Kayu (dipadukan dengan arsitektur)
Kertas (dihubungkan dengan penyebaran Islam abad 13)
Kain
Contoh:
• Pustaha (Naskah Kulit Kayu berbahasa Batak)
• Arjunawiwaha (dari kertas)
b. Masa Islam
• Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan
dan dakwah, sehingga perngaruh Islam berkembang
setahap demi setahap, melalui proses yang panjang.
• Corak penulisan sejarah pada masa pengaruh Islam:
1) Berkurangnya sifat Istana-sentris
setiap orang berhak memperoleh kesempatan
yang sama
2) Tidak hanya mengisahkan perjalanan raja-raja
dalam tulisan tersebut mengisahkan para
penyebar agama.
Karya sastra yang muncul pada masa Islam:
1) Babad : tujuannya untuk
memperkuat kekuasaan
raja – raja.
contoh: Babad Tanah Jawi
2) Hikayat: karya sastra lama
Melayu berbentuk prosa.
– Isi: cerita, undangundang, silsilah,
keagamaan, biografi
– Contoh: Hikayat Hang
Tuah
Babad Tanah Jawi
• Babad Tanah Jawi
yang ditulis oleh carik
Braja atas perintah
Sunan Paku Buwono
III ini merupakan karya
sastra sejarah dalam
berbentuk tembang
Jawa.
• Merupakan contoh
historiografi
tradisional
2. Perkembangan Masa Kolonial
hingga Kemerdekaan
a. Masa Kolonialisme
Pada masa ini lebih bersifat kolonial
sentris (nerlandosentris) 
berdasarkan pandangan Belanda
Ada juga karya yang ditulis saat
Indonesia dijajah Inggris.
History of Java, ditulis oleh Thomas
Stamford Raffles
b. Masa
Kemerdekaan
• Penulisan pada masa
kemerdekaan semakin
maju
• Secara formal dibuka
jurusan ilmu sejarah
dan pendidikan sejarah.
• Pemerintah membangun
Balai kajian Sejarah dan
Nilai-nilai Tradisional.
• Penulisan sejarah Indonesia pada zaman
kemerdekaan bersifat Indonesia sentris dan
nasionalistik.
• Tujuan penulisan sejarah Indonesia sentris dan
nasionalistik ini adalah untuk menciptakan,
memelihara, dan mempromosikan identitas nasional
yang dinilai sesuai.
• Menyadari pentingnya sejarah sebagai sarana
pembinaan rasa kebangsaan, orang Indonesia perlu
menulis sendiri sejarah Indonesia yang Indonesia
sentris.
Perkembangan penulisan sejarah pada masa
kemerdekaan
a) Penulisan sejarah dapat berasal dari kalangan manapun
b) Tujuan penulisan bukan sekedar melegitimasi
kekuasaan penguasa
c) Membicarakan masalah-masalah yang lebih umum
d) Penulisan sejarah bukan hanya berdasar kronologi,
tetapi membahas masalah sosial, peranan petani,
perkembangan bahasa, dsb.
e) Ada hubungan erat antar ilmu untuk penulisan sejarah
f) Dapat ditulis oleh individu dari berbagai kalangan
dengan pertanggungjawaban ilmiah
g) Muncul karya sejarah yang menjadi inspirasi dalam
pembangunan