Sistem pohon penaung

Download Report

Transcript Sistem pohon penaung

KELOMPOK 2
Abkar
Ana Juliana Ningsing
Nurliah
Armin Ridha
Fierda Amalia L
Susanti
Nova Kala Tiku
Muh. Rozali Mirzaq
A. Massoeang Abdillah
Karla Kembongallo. M
Muhammad Fadli Juanda
Nurul Apriani
Muhammad Prayogy Heppi Muhammad Jepri
Dwi Asnitha Putri
Muh. Ziqrullah
Arman Hamka
Ika Vebrianti
Putri Anna Panandu
Didianto Danda
Delvi Bisara
Nur Sita Zain Suseno
Yusni Merdekawati Y
Sri Wardianingsih
Selviani TB
Free Powerpoint Templates
Page 1
SISTEM POHON INDUK
& SISTEM POHON PENAUNG
Free Powerpoint Templates
Page 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
Sistem silvikultur secara umum
Pengertian sistem pohon induk dan
sistem pohon penaung
Penerapan sistem pohon induk
Penerapan sistem pohon penaung
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Free Powerpoint Templates
Page 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem silvikultur merupakan rangkaian
kegiatan berencana mengenai pengelolaan hutan
yang
meliputi
penebangan,
pemudaan,
dan
pemeliharaan tegakan hutan guna menjamin
kelestarian produksi kayu ataupun hasil hutan
lainnya. Dalam melaksanakan sistem silvikultur
diperlukan perhatian terhadap dua aspek, antara
lain Teknik penerapan sistem silvikultur itu sendiri
termasuk cara penebangan, regenerasi tegakan
hutan, dan pemeliharaan tegakan hutan. Kerangka
umum dari bagian pengelolaan hutan, termasuk
pembagian area dan daur penebangan pohon.
Free Powerpoint Templates
Page 4
Pengelolaan Sistem Pohon induk ataupun sistem
silvikultur hutan payau dilakukan pada hutan payau
yang terdapat dalam suatu kawasan hutan produksi.
Disebut sistem pohon induk dikarenakan dalam
penebangannya
di
suatu
area
hutan
harus
meninggalkan sejumlah pohon induk yang minimal
berjumlah 40 pohon dalam satu hektar sebagai sumber
benih yang diharapkan mampu melakukan regenerasi
atau pemudaan secara alamiah. Pekerjaan silvikultur
yang dinilai baik dari segi aspek kelestarian hutan, yakni
jika pekerjaan itu tidak memusnahkan jenis-jenis biota,
baik flora maupun fauna dalam ekosistem hutan
sehingga penerapan sistem silvikultur secara baik akan
menjamin kelestarian keanekaragaman biota alam
tersebut.
Free Powerpoint Templates
Page 5
BAB II PEMBAHASAN
Sistem silvikultur secara umum
Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau teknik
bercocok tanam hutan yang dimulai dari pemilihan bibit,
pembuatan tanaman, sampai pada pemanenan atau penebangannya
(SK Menteri Kehutanan No.309/Kpts-II/1999).
Tiga hal penting yang menjadi fokus dalam Sistem silvikultur
adalah:
Metode regenerasi dari suatu tegakan yang membentuk hutan
Bentuk dari hasil yang akan diproduksi
Pengaturan dari pohon-pohon dari suatu tegakan hutan, dimana
mengacu pada
Free Powerpoint Templates
Page 6
Free Powerpoint Templates
Page 7
Hal-hal yang menjadi pertimbangan
pemilihan sistem silvikultur antara lain:
Tujuan pengelolaan/pengusahaan
Keadaan/tipe hutan
Sifat silvik
Struktur dan komposisi jenis
Tanah dan topografi
Pengetahuan professional rimbawan
Kemampuan pembiayaan
Free Powerpoint Templates
Page 8
Pengertian Sistem Pohon
Sistem Pohon Penaung
Induk
dan
Sistem pohon induk adalah suatu sistem silvikultur
dengan membiarakan beberapa pohon berdiri
sendiri atau dalam kelompok untuk menghasilkan
benih untuk regenerasi, sistem ini disebut juga
sebagai sistem bibit pohon.
Sistem pohon penaung adalah suatu sistem
silvikultur yang diterapkan di hutan-hutan
temperate dimana kondisi hutannya relatif
seragam, baik dari segi umur dan jenis pohon yang
ada di dalamnya.
Free Powerpoint Templates
Page 9
Penerapan Sistem Pohon Induk
Dalam metode ini, berdiri adalah jelas ditebang
kecuali pohon benih beberapa, yang dibiarkan
berdiri sendiri atau dalam kelompok untuk
menghasilkan benih untuk regenerasi. Setelah
tanaman baru didirikan, pohon-pohon benih
dihapus atau kiri tanpa batas. Perbedaan utama
dari sistem penampungan kayu adalah bahwa
pohon benih dipertahankan hanya untuk produksi
benih dan tidak cukup untuk memberikan
perlindungan.
Free Powerpoint Templates
Page 10
Jenis Benih Pohon Sistem yaitu :
Sistem bibit pohon seragam
Kelompok sistem bibit pohon
Free Powerpoint Templates
Page 11
Pada tahun 1978, Direktorat Jenderal Kehutanan
mengeluarkan Surat Keputusan No. 60/Kpts/DI/1978
tentang Pedoman Sistem Siivikultur Hutan Mangrove.
Berdasarkan sistem siivikultur ini, hutan mangrove harus
dikelola dengan Sistem Pohon Induk (Seed – Tree
Method). Secara garis besar, sistem tersebut adalah
sebagai berikut;
 Rotasi tebang adalah 30 tahun, dimana rencana kerja
tahunan (RKT) dibagi ke dalam 100 ha blok tebangan dan
setiap blok tebangan dibagi lagi kedalam 10 sampai 50 ha
petak tebang.
 Sebelum penebangan, pohon-pohon dalam blok tersebut
harus diinventarisasi
 Pohon-pohon yang ditebang harus mempunyai diameter
sekurang-kurangnya 10 cm pada ketinggian 20 cm di atas
akar penunjang atau setinggi dada.
Free Powerpoint Templates
Page 12
Penebangan dilakukan dengan meninggalkan 40
batang pohon induk tiap ha, atau dengan jarak antara
pohon rata-rata 17m.
Pengeluaran kayu dari dalam hutan dilakukan dengan
perahu melalui sungai, alur air atau parit.
Luas tcmpat penimbunan kayu termasuk tempat
pembakaran arang dibatasi 0,1 ha tiap 10 ha areal
penebangan.
Wilayah yang permudaannya rusak seperti bekas
tempat penebangan pohon, kiri-kanan parit, bekas
jalan rel, dan bekas tempat penimbunan kayu harus
ditanami jenis pohon anggota Rhizophoraceae.
Membuat jalur hijau (green belt} selebar kira-kira
50 m disepanjang tepi pantai, dan 10 m di sepanjang
tepi sungai, saluran air dan jalan-jalan utama.
Free Powerpoint Templates
Page 13
Ada tiga hal yang mesti diperhatikan dalam sistem pohon induk
yaitu :
Ekologis
Ekonomis
Teknis
Tindakan yang dilakukan dalam Metode Pohon Induk
Menyisakan pohon tua, sekurang-kurangnya sampai permudaan
tersebar merata
Pemanenan pohon tua ditujukan untuk mengatur ruang
peremajaan
Beda dengan selection method : hasil tegakan seumur
Semua pohon tua ditebang kecuali sedikit pohon induk → soliter,
group
Beda dengan shelterwood methods ; biji disediakan di petak,
tidak ada batasan jalur tebang agar biji sampai.
Free Powerpoint Templates
Page 14
Kriteria Pohon Induk
Tegap, tajuk lebar, % tajuk besar, tahan badai,
banyak buah
Tidak cocok untuk jenis pohon perakaran dangkal
Umur pohon induk cukup tua
Jumlah dan Sebaran Pohon Induk
Bila jenis pohon berumah dua : sisakan pohon jantan +
pohon betina
Bunga betina (konifer) sering diatas, pohon soliter
sering kurang produktif karena kurang turbulasi angin
Jumlah pohon tergantung pengalaman berapa
produksi biji per pohon di masa lalu
Free Powerpoint Templates
Page 15
Ada empat hal yang seyogyanya dikembangkan di
dalam penerapan sistem pohon induk di hutan
mangrove, yaitu :
Pohon induk sebaiknya tidak ditinggalkan secara
soliter, tetapi pohon induk tersebut harus
ditinggalkan tersebar merata dalam bentuk koloni
Sistem tebang habis tidak boleh dilakukan
walaupun ketersediaan semai sebanyak 2500 bt/ha
atau lebih.
Untuk tujuan yang bersifat konservatif,
Penjarangan seyogyanya dilakukan pada umur 10
sampai 15 tahun setelah penebangan, dimana
ketersediaan pancang umumnya cukup tinggi.
Free Powerpoint Templates
Page 16
Penerapan Sistem Pohon Penaung
Pada sistem ini, tegakan yang baru dibangun di bawah atau di salah
satu sisi naungan dari pohon tua dimana pada saat yang sama
naungan tersebut akan melindungi pula tempat tumbuhnya. Syarat
dari sistem shelterwood adalah di dalamnya terdapat sistem
penebangan regenerasi yang berturut-turut bersamaan dengan
sistem seleksi.
Free Powerpoint Templates
Page 17
Pada prinsipnya sistem ini memanfaatkan kemampuan permudaan
alami dari jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan untuk
permudaan hutan yang ditebang.
Keuntungan dari permudaan alami adalah sebagai berikut :
Tegakan muda berada di bawah perlindungan tegakan tua dan
hal ini kurang lebih terjadi dalam proses hutan alam
Kondisi iklim mikro dan tanah sesuai dengan yang dibutuhkan
semai setidaknya selama awal dari perkembangan tegakan
Lapisan humus yang menutupi horizon teratas dari tanah
menyediakan media yang baik untuk perlindungan benih dari
sinar matahari dan cocok untuk daya hidup awal semai
Seed barers digunakan sebagai induk dari proses suksesi yang
terjadi pada tanah yang beradaptasi dengan baik dalam tegakan.
Free Powerpoint Templates
Page 18
Jenis campuran dapat lebih siap untuk
diperoleh dan lebih sesuai untuk tegakan
lokal yang bervariasi,
Meningkatkan struktur yang lebih komplek
dimana secara umum lebih mudah. Hal ini
penting ketika tegakan tidak beraturan
diinginkan
Gangguan dalam produksi yang berhubungan
dengan tebang habis tidak terjadi.
Free Powerpoint Templates
Page 19
Adapun kerugian permudaan alami terutama dari segi
manajemen ekonomi yaitu sebagai berikut :
Kegiatannya sulit dilakukan dan mahal dari segi keahlian,
tenaga, waktu, dan uang
Proses permudaan alami kurang mampu mengurangi resiko
kegagalan, defisiensi stock, dan waktu yang diperlukan
Ada beberapa persyaratan untuk menjamin keberhasilan
permudaan alami, yaitu :
Suplai benih viable yang memadai
Benih reseptif terhadap keadaan yang buruk dengan suplai
air dan nutrisi
Iklim mikro yang cocok untuk berkecambah, daya hidup,
dan daya kecambah yang tinggi dari tanaman muda
Ketahanan tahanan terhadap serangan hama, penyakit,
gulma, dan iklim yang ekstrim.
Free Powerpoint Templates
Page 20
Pada prinsipnya dalam sistem shelterwood,
tahapan
penebangan
dilakukan
dengan
beberapa tahap, yaitu :
Preparatory cutting (Tebangan persiapan)
Seed or seeding cutting (Tebangan
biji/pemeliharaan)
Removal or final cutting (Tebangan
pembersihan atau akhir/pemungutan)
Free Powerpoint Templates
Page 21
Sistem shelterwood dikelompokkan ke dalam 6
(enam) sistem, yaitu :
Uniform system
Group system
Irregular shelterwood system
Strip system (sistem jalur)
Wedge system (Sistem baji)
Tropical shelterwood sistem
Metode pohon pelindung :
oMembentuk tegakan seumur sebelum tegakan tua dihabiskan
oPemanenan tegakan tua secara bertahap (a series of partial cuttings)
oMirip penjarangan sangat keras berulang
oTegakan tua dihabiskan bila seluruh bagian lahan tertutup permudaan
alami
oVariasi perlakuan sangat besar tergantung target komposisi jenis yang
diinginkan
oMenyisakan pohon baik, dahulukan tebang pohon kurang baik ditengah
anak petak
oKadang harus menyisakan sebagian pohon induk selama daur berikutnya
untuk satwa pelindungnya dan keindahan
Free Powerpoint Templates
Page 22
Prinsip Dasar Sistem Pohon Penaung :
Ruang dikosongkan agaSistem Pohon
Penaungr biji dapat berkecambah dan tumbuh
menjadi semai, pohon tua diharapkan melindungi
semai dari hama dan frost
Pohon tua harus dihabiskan bilamana tidak
lagi melindungi melainkan mehalangi
pertumbuhan tegakan muda oleh naungannya
Penebangan pohon tua dilakukan sekurangkurangnya 2 kali
Pohon tua terbaik ditinggalkan untuk
membuat keturunan, tumbuh lebih cepat pula
Free Powerpoint Templates
Page 23
Keuntungan Sistem Pohon Penaung
Dapat melindungi jenis-jenis yang sensitive thd cahaya, kekeringan dan
angin dingin
Tanah lebih terlindungi
Lebih tahan dari hama dan penyakit
Bahaya erosi lebih kecil
Kesempatan memberikan ruang tumbuh pada pohon-pohon terbaik lebih
besar pada waktu membuka canopi dan melakukan regenerasi
Dari segi keindahan lebih baik
Kerugian Sistem Pohon Penaung
Memerlukan keahlian dan waktu yang cukup
Secara ekonomis kurang efisien karena tidak dapat bekerja secara
terkonsentrasi
Kerusakan pada pohon-pohon yang baik dapat terjadi pada waktu
melakukan penebangan.
Pada beberapa kasus, tanaman muda lebih banyak memerlukan waktu
untuk establish dari pada dengan sistem tebang habis
Pengawasan regenerasi dan penebangan lebih sulit
Free Powerpoint Templates
Page 24
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini sesuai
dengan
tujuan
yang
menjadi
pembahasan dalam makalah ini yaitu
meliputi :
Sistem silvikultur secara umum
Pengertian sistem pohon induk dan
sistem pohon penaung
Penerapan sistem pohon induk
Penerapan sistem pohon penaung
Free Powerpoint Templates
Page 25
Saran
Saran yang dapat kami berikan sesuai dengan makalah
yang kami buat yaitu :
Dalam melakukan penerapan sistem pohon induk dan
sistem pohon penaung dalam suatu manajemen kehutanan
harus melalui analisis terlebih dahulu, supaya sistem yang
ditetapkan atau dipakai dapat memberikan keuntungan
baik dari segi ekonomi maupun ekologinya.
Makalah ini sangat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai sistem pohon induk dan sistem pohon penaung
dalam bidang kehutanan, maka dari itu kami harapkan
makalah ini dapat dijadikan sebuah referensi ilmu yang
berhubungan dengan penerapan sistem silvikultur.
Free Powerpoint Templates
Page 26
KELOMPOK 2
SISTEM SILVIKULTUR
h
e
T h
e
T
EE nn dd
Free Powerpoint Templates
Page 27