Jenis paragraf yang mengungkapkan ide

Download Report

Transcript Jenis paragraf yang mengungkapkan ide






Paragraf Narasi
Paragraf Deskripsi
Paragraf Eksposisi
Paragraf Argumentasi
Paragraf Persuasi
Paragraf Narasi
karangan berbentuk kisahan yang terdiri
atas
kumpulan
kronologis
yang
(menurut
disusun
secara
urutan
waktu)
sehingga menjadi suatu rangkaian.
Paragraf yang bertujuan memberi gambaran
suatu objek kepada pembaca secara rinci dan
jelas tanpa disertai pendapat penulis terhadap
objek tersebut.
Paragraf Persuasi
Jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti
dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide,
gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan
terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi
ajakan dari ide tersebut.
 Paragraf
persuasif
berusaha
menyakinkan
seseorang
atau
pembaca.
 Paragraf persuasif berusaha membuat
pembaca tergerak untuk melakukan
hal yang dihendaki penulis.
Teknik Penulisan
Paragraf Persuasi
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses penggunaan akal untuk memberikan
dasar pembenaran terhadap suatu persoalan. Pembenaran ini
berfungsi untuk memudahkan jalan agar keinginan, sikap,
keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan dapat dibenarkan.
Sugesti
Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang
lain untuk menerima pendirian tertentu. Dalam kehidupan seharihari, sugesti itu biasanya dilakukan dengan rangkaian katakata
yang menarik dan meyakinkan.
Langkah-Langkah Menulis Paragraf
Persuasi
Menentukan topik
dan tujuan
Membuat
kerangka karangan
Mengumpulkan
bahan
Menarik
kesimpulan
Penutup
a. Menentukan Topik dan Tujuan
Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis
adalah
“Menghidari pengaruh buruk nakotika dan
obat-obatan terlarang lainnya”.
Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan
adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika
dan obat-obat terlarang lain merupakan
ancaman yang dapat menjerumuskan generasi
muda.
b. Membuat Kerangka Karangan
1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dunia
narkotika
4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-gurukepolisian dalam memberantas narkotika
c. Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan
penyebaran angket kepada responden.
Contoh.
Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat
terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi,
17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono,
1987:45)
Artinya:
Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang
diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.
d. Menarik Kesimpulan
Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data
yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan
kesimpulan dapat dilakukan dengan cara
induksi atau deduksi.
Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat
dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu
narkoba adalah badannya kurus, matanya
sayu, dan wajahnya pucat.
e. Penutup
Pada bagian ini penulis mengajak
pembaca untuk waspada dan hati-hati
agar tidak terjerumus ke dalam dunia
narkotika dan menjauhi narkotika
yang berbahaya bagi kesehatan fisik
dan jiwa.
Contoh Paragaraf
Persuasi
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta
sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor
akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran
udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini
semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota
Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan
keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya
jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan
lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya
adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan
membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat
mengendalikan keindahan Kota Jakarta.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai
cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa
kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan
sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai
sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan
sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh
suasana kemanusian dan saling mencintai.
Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau
karangan yang membuktikan kebenaran tentang
sesuatu.
Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis
wacana argumetasi menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas
kebenaran yang disampaikan penulis.
(1) ada pernyataan, ide, atau pendapat
yang dikemukakan penulisnya
(2) berdasarkan data dan fakta yang
disampaikan
(3) alasan, data, fakta yang mendukung
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan
permasalahan.
2. Isi
Isi karangan adalah keseluruhan uraian yang berusaha
menjawab permasahan yang dikemukakan dalam
pendahuluan. Uraian isi karangan berupa pernyataan,
data, fakta, contoh, atau ilustrasi yang diambil dari
pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil
penelitian, kesimpulan yang dapat mengukuhkan bahwa
pemecahan permasalahan itu harus demikian.
3. Penutup
Penutup berupa ikhtisar atau kesimpulan.
Langkah – langkah Penulisan
1. memilih topik karangan
2. mengumpulkan bahan
3. menyusun kerangka karangan
4. mengembangkan pendahuluan
5. mengembangkan isi karangan
6. membuat penutup karangan
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan
masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh
seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa
anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat
dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis
di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian
hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis
moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.