Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 1 Pertemuan 5

Download Report

Transcript Klasifikasi, Kodifikasi Penyakit 1 Pertemuan 5

PROGRAM STUDI DIII
REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
Mata kuliah
Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait
KKPMT - 1
6 SKS
Semester 1
Dr.Noor Yulia
Kuliah 5
Uraian dan Tujuan Mata Kuliah
• Pembahasan mata kuliah ini diselenggarakan secara
blok yang mengintegrasikan aspek anatomi , fisiologi
, patofisiologi ,terminologi medis serta klasifikasi
kodefikasi penyakit dan tindakan medis meliputi
sistim Respirasi sebagai dasar untuk mencapai
kompetensi clinical coder .
Tujuan Instruksional
• Mampu memahami hubungan Struktur dan fungsi sistim Respirasi
• Memahami Proses terjadinya gangguan funfsi dan berbagai
penyakit pada sistim Respirasi.
• Memahami istilah dan singkatan medis yang terkait dengan sistim
Respirasi meliputi kondisi klinis , pemeriksaan penunjang ,
diagnosis dan terapi
• Istilah , singkatan dan simbol yang digunakan oleh staf medis
dalam mendiagnosa pasien yang digunakan dalam
pendokumentasian layanan kesehatan meliputi pembentukan dan
penggunaannya
• Jenis dan fungsi klasifikasi & kodefikasi terutama ICD 10 meliputi
struktur, cara penggunaan , dan tatacara pengkodean secara
umum
• Tatacara penentuan kode diagnosis sistim Respirasi berdasarkan
ICD 10.
• Tatacara penentuan kode Tindakan medis sistim Respirasi
berdasarkan ICD 9 CM
Daftar Pustaka
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ganong William F 2003 REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21st Ed.McGraw – Hill Companies ,San
Francisco
Guyton Arthur C 2007 Buku ajar Fisiologi Kedokteran EGC Jakarta
Hazelwood,Anit & Venable,Carol,2006,ICD-9-CM DIAGNOSTIC CODING AND REIMBURSEMENT FOR
PHYSICIN SERVICES AHIMA,Illionis
ICD-10 general & morbidity coding online training packagr,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html
ICD-10 mortality coding online training package,
http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD10%20Death%20Certificate/html/index.html
Marie A,Moisio & Elmer W,Moisio 2002,MEDICAL TERMINOLOGY-a Student centered
approach.Delmar Thomson Learning Canada
Sudarto Pringgoutomo dkk,2002 , BUKU AJAR PATOLOGI 1 ( UMUM) Sagung Seto Jakarta
Syaifuddin 2006 ANATOMI FISIOLOGI untuk mahasiswa keperawatan EGC Jakarta
Genevieve love smith ,Phyllis E Davis 1967 MEDICAL TERMINOLOGY a programmed text 2nd John
Wiley & Sons Inc.New York
MEDICAL TERMINOLOGY an illustrated Guide 4th ed ,Schraffenberger,Lou Ann,2006.BASIC ICD-9-CM
CODING,AHIMA Illionis
The Centers for Medicare and Medicaid services (CMS) and the National center for Health Statistics
(NCHS)2006 .ICD-9-CM OFFICIAL GUIDELINES FOR CODING AND REPORTING
Wedding Mary Ellen,2005,MEDICAL TERMINOLOGY SYSTEMS,A Body systems Approach F.A.Davis
Company .Philadelphia
World Health Organization,2004 ICD-10 2ND ed Vol 1,2,3 Geneva
Substansi Kajian :
•
•
•
•
•
Anatomi
Fisiologi
Patofisiologi
Terminologi Medis
Klasifikasi dan kodefikasi
SISTIM RESPIRASI
ANATOMI
PENDAHULUAN
• Pada sistim pernafasan terjadi pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida
• Pada proses pernafasan terjadi proses ganda yaitu :
– Terjadinya pertukaran gas didalam jaringan disebut
pernafasan dalam / respirasi internal dan
– Terjadi pertukaran gas diparu – paru disebut pernafasan
luar / respirasi eksternal.
• Pada waktu bernafas O2 masuk melalui batang tenggorok/
trakea dan pipa bronkial ke alveoli, berikatan dengan darah
didalam kapiler pulmonarris
Perjalanan O2 DAN CO2 :
• Dari atmosfer O2 masuk melalui hidung, faring , Laring ,
Trakea ,Brinkus , Bronkiolus sampai ke alveoli
• O2 berdifusi masuk kedalam darah dan dibawa oleh eritrosit.
• Didalam darah O2 dibawa ke jantung untuk dipompakan dan
disalurkan / diedarkan oleh pembuluh darah keseluruh
jaringan tubuh
• O2 masuk kedalam sel dan dimitokondria akan digunakan
untuk proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan
hidup.
• Sisa metabolisme berupa CO2 akan berjalan kebalikan dari O2
dan dikeluarkan dari pernafasan berupa hembusan nafas
keudara luar.
ANATOMI SISTIM PERNAFASAN
• Organ pernafasan
zona konduksi
• Organ pernafasan
zona respirasi
• Alveolus dan
surfactant
• Otot – otot
pernafasan
Organ pernafasan zona konduksi
•
Otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi
penting sebagai otot pernafasan.
•
Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai
berikut :
• Muskulus interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
mengangkat masing-masing iga.
• Muskulus sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
(tulang dada).
• Muskulus skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
• Muskulus interkostalis internus (antar iga dalam ) yang
menurunkan iga-iga.
• otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat
isi perut mendorong diafragma ke atas.
• otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Organ pernafasan zona respirasi
•
Percabangan saluran nafas dimulai
dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Masingmasing bronkus terus bercabang
sampai dengan 20-25 kali sebelum
sampai ke alveoli. Sampai dengan
percabangan bronkus terakhir
sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi
oleh cincin tulang rawan untuk
menjaga agar saluran nafas tidak
kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.
•
Bagian terakhir dari perjalanan udara
adalah di alveoli. Di sini terjadi
pertukaran oksigen dan
karbondioksida dari pembuluh darah
kapiler dengan udara. Terdapat sekitar
300 juta alveoli di kedua paru dengan
diameter masing-masing rata-rata 0,2
milimeter
Organ pernafasan zona respirasi
• Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik
yang mengandung pembuluh limfe,arteriola,
venula, bronchial venula, ductus alveolar,
sakkus alveolar dan alveoli.
• Diperkirakan bahwa setiap paru-paru me
ngandung 150 juta alveoli
Alveolus dan surfactant
• Paru-paru dibungkus oleh pleura.
• Pleura ada yang menempel langsung ke paru,
disebut sebagai pleura visceral.
• Sedangkan pleura parietal menempel pada
dinding rongga dada dalam.
• Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas sehingga memungkinkan pergerakan
dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada
gesekan dengan dinding dada.
• Tegangan permukaan yang rendah ketika
alveolus mengecil disebabkan adanya
surfaktan dalam caitan yang melapisi alveolus
• Surfaktan ; suatu zat lemak yang menurunkan
tegangan permukaan
• Surfaktan juga berfungsi mencegah terjadinya
odem paru
• Proses pematangan surfaktan diparu
dipercepat oleh hormon glukokortikoid
Otot – otot pernafasan
Otot pernafasan melakukan kerja untuk meregangkan
jaringan elastis dinding dada dan paru ( kerja elastis),
menggerakkan jaringan non elastis ( tahanan viskositas) ,
serta menggerak kan udara melalui jalan pernafasan .
ORGAN – ORGAN PADA SISTIM SALURAN
PERNAFASAN:
•
•
•
•
Saluran lubang hidung ( Nares anterior )
Rongga Hidung ( vestibulum )
pangkal tenggorok (Laring)
Tenggorok (Faring)
– Nasofaring
– Orofaring
– Laringofaring
• Batang tenggorok (Trakhea)
• Bronkhus ( cabang batang tenggorok )
• Paru – paru ( pulmonum )
NARES ANTERIOR
• Saluran – saluran didalam lubang hidung
• Adalah saluran – saluran didalam lubang hidung yang bermuara
kedalam rongga hidung ( vestibulum )
• Vestibulum dilapisi oleh epitel bergaris bersambung dengan
kulit
• Lapisan nares anterior mengandung kelenjar yang bermuara
kedalam rongga hidung
• Sebelah atas rongga hidung berhubungan dengan kelopak mata
melalui 2 lubang yang disebut Khoane yang dapat mengalirkan
air mata yang berlebih
• Mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa rongga hidung
sehingga bila ada radang pada rongga hidung dapat menjalar
ke daerah sinus.
4 rongga paranasal yang berhubungan
dengan rongga hidung yaitu :
• Sinus maksilaris
• Sinus frontalis
• Sinus
Ethmoidalis
• Sinus sfenoidal
HIDUNG
• Udara yang dihirup akan masuk kerongga hidung yang
disebut cavum nasi
• Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan ,
• Pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis
• Ke2 lubang hidung menghubungkan atmosfer dengan
rongga hidung
• Rongga hidung dibagi menjadi dua kanan dan kiri
oleh septum nasalis ,
• Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan ,
sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang
vomer dan tonjolan tulang ethmoid.
HIDUNG
• Permukaan rongga hidung diselaputi oleh epitel berlapis pipih
dengan rambut kasar yang berfungsi untuk menyaring debu –
debu kasar dan serangga
• Disebelah dalam hidung diselaputi oleh epitel berlapis semu
bersilia bersel goblet yang dibawahnya mengandung banyak
kapiler.
• Batas rongga hidung :
– Bawah ; tulang palatum , maksila
– Samping : tulang maksila, kochlea , nasalis inferior,ethmoid
– Atas
: tulang etmoid
– Tengah : septum nasalis
Fungsi hidung :
• Lubang hidung berfungsi untuk keluar
masuknya udara
• Rambut hidung berfungsi untuk menyaring
udara yang masuk ketika bernafas
• Selaput lendir berfungsi tempat indra pembau
dan menempelnya kotoran / debu
• Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia
yang ada dalam udara pernafasan
• Saraf pembau berfungsi mengirimkan sinyal
bau-bauan ke otak
FARING
• Merupakan suatu saluran sepanjang 12-13 cm yang
terletak antara koane sampai belakang laring
• Faring dibagi 3 bagian yaitu :
– Nasofaring ; terletak diantara koane sampai palatum
– Orofaring : terletak dibelakang rongga mulut
– Laringofaring : diantara tulang hioid sampai belakang
laring
• Pada Nasofaring terletak tonsil faringika / ademoid dan 2
lunang tuba eustakhius
• Dinding nasofaring diliputi oleh epitel berlapis semu
bersilia
• Pada Orofaring terletak tonsil palatina dan tonsil lingualis
• Orofaring dilapisi oleh epitel berlapis pipih yang
merupakan selaput yang tahan terhadap gesekan
dan
• Orofaring merupakan tempat persilangan saluran
pernafasan dan saluran pencernaan
• Saluran nafas ( nasofaring) akan terbuka ketika kita
bicara , sehingga bila kita makan sambil bicara
memungkinkan makanan masuk kedalam saluran
nafas dimana saluran nafas akan terangsang untuk
engeluarkan kembali makanan yang masuk , disebut
peristiwa tersedak .
• Pada bagian belakang faring terdapat laring
LARING
• Menghubungkan Faring dengan Trachea
• Merupakan organ untuk membuat suara karena terdapat
pita suara ( plica vocalis)
• Laring diliputi membran mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih yang cukup cukup tebal dan kuat untuk
menahan getaran – getaran suara pada laring
• Membran mukosa membentuk 2 pasang lipatan :
– Lipatan bawah disebut pita suara sejati ( vocal fold)
dimana terdapat serat- serat elastis yang berhubungan
dengan otot otot laring dan tulang rawan , sehingga pita
suara dapat dibuka , ditutup, diregangkan dan
ditegangkan
– Lipatan atas disebut pita suara palsu ( ventricular fold )
dapat merapat untuk menahan nafas.
• Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada
faring , akan menimbulkan suara
• Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi 9 tulang
rawan yang saling berhubungan oleh sendi membran
elastikus dan ligamen dan otot penggerak tulang rawan :
– Tulang rawan epiglotis (1) terletak dipuncak laring
– Tulang rawan Tiroid (1) terletak sebelah anterior dari
laring
– Tulang rawan Krikoid (1) membatasi bagian bawah
laring berbentuk cincin
– Tulang rawan Aritenoid (2) terletak diatas krikoid
– Tulang rawan Kuneiformis (2) terletak antara epiglotis
dan aritenoid
– Tulang rawan Kornikulatum (2) terletak diatas aritenoid
TRACHEA
•
•
•
•
Bentuk seperti tabung dan merupakan lanjutan laring
Merupakan saluran udara sejati
Panjang 10 cm
Dinding trakhea terdiri dari otot polos dan ditunjang
oleh sejumlah 16-20 cincin tulang rawan berbentuk
huruf C
• Lapisan mukosa dinding trakhea terdiri dari epitelium
bersilia yang mengandung kelenjar – kelenjar mukosa
untuk mensekresi mukus
• Bila timbul obstruksi pada trakhea dapat terjadi asfiksia
BRONKUS
• Bronkus primer kiri lebih horizontal,panjang dan lebih
kecil dibanding bronkus kanan.
• Bronkus primer kanan bercabang menjadi 3 bronkus
lobaris ( sekunder) sedangkan bronkus primer kiri
menjadi 2 bronkus lobaris sesuai dengan jumlah lobus
masing – masing paru.
• Bronkus lobaris bercabang – cabang lagi menjadi
bronkus tersier, bronkiolus dan bronkiolus terminalis
• Sepanjang percabangan terjadi perubahan –
perubahan epitel menjadi epitel selapis kubus pada
bronkiolus , tidak ada tuang rawan dan otot polos pada
bronkiolus menjadi besar dan tebal.
PARU – PARU
PULMONUM
• Struktur seperti karet busa / spons, lunak tapi kenyal
• Paru-paru berjumlah 2 buah kanan dan kiri
• Mengisi rongga thoraks dipisahkan oleh jantung dan
pembuluh darah besarnya.dan struktur lain yang
terletak didalam mediastinum
• Rongga thoraks dipisahkan dengan rongga abdomen
oleh sekat rongga badan / diafragma .
• Dialveolus terjadi pertukaran oksigen dari udara
dengan carbon dioksida dari darah .
PARU – PARU
• Dibungkus oleh pleura ; Pleura parietalis yang
menempel pada rongga dada dan pleura
Viseralis yang melekat pada organ paru
• Diantara pleura terdapat rongga yang berisi
cairan serous yang berfungsi sebagai pelumas
untuk menahan gesekan pada waktu respirasi.
Disebut kavum pleura
Segmen paru – paru
Segmen paru – paru
• Segmen paru – paru kanan :
• Lobus superior
– Segmen apical
– Segmen superior
– Segmen anterior
• Lobus medius
– Segmen lateral
– Segmen medial
• Lobus inferior
– Segmen superior
– Segmen mediobasal
– Segmen antero basal
– Segmen Laterobasal
– Segmen posterobasal
• Segmen paru – paru kiri :
• Lobus Superior
– Segmen Apiko posterior
– Segmen anterior
– Segmen superior
– Segmen Inferior
• Lobus Inferior
– Segmen Superior
– Segmen
Ateriomediobasal
– Segmen Lateralbasal
– Segmen laterobasal
Pembuluh Limfe Paru
• Didalam paru-paru terdapat dua pasang pembuluh limfe yang
saling berhubungan
• Bagian superficial pembuluh limfe yang terletak didalam pleura
berukuran relatif besar dan membatasi lobus dipermukaan paru
• Pembuluh limfe yang lebih kecil membentuk jala – jala halus
pada tepi lobulus
• Pembuluh superficiali mengalir sepanjang tepi paru-paru
menuju ke hilus
• Bagian profunda atau pulmonal berjalan bersama ke bronkus
• Arteri pulmonalis dan bronki meluas hanya sampai duktus
alveolaris bagian tepi
• Semua mengalir kebagian pusat hilus dan bertemu dengan
pembuluh limfe eferen superficialis
• Nodus limfatikus banyak dijumpai dibagian hilus
Persarafan paru-paru
• Didalam jaringan paru dijumpai serat – serat saraf kecil
terutama di daerah hilus berkaitan dengan bronkus dan
pembuluh besar
• Serat saraf berhubungan dengan percabang bronkhial
membentuk pleksus pulmonalis yang tersusun dari
cabang nervus vagus ( bron ko konstriktor ) dan cabang
dari ganglia simpatis
• Berjalan bersama dengan pembuluh darah pulmonalis
dan sekelompok kecil sel saraf yang terdapat pada
dinding bronkial
SISTIM PERNAFASAN
FISIOLOGI
Fisiologi Sistim Pernafasan
• Pernafasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan Oksigen ( O2 ) , dimana oksigen yang ada diluar
tubuh akan dihirup ( inspirasi ) melalui organ pernafasan masuk
kedalam paru – paru .dan pada saat tertentu tubuh kelebihan
zat karbon dioksida ( CO2) maka tubuh akan berusaha
mengeluarkannya dari dalam tubuh dengan cara
menghembuskan nafas ( ekspirasi ) sehingga terjadi suatu
keseimbangan peredaran antara oksigen dan karbon dioksida
didalam tubuh .
• O2 dalam udara dibawa masuk kedalam paru-paru dan
berdifusi dalam darah, dan mengeluarkan CO2 yang dibawa
darah ke udara luar
• O2 dibutuhkan oleh sel dalam tubuh untuk kelangsungan
hidupnya sedangkan CO2 merupakan sisa metabolisme tubuh
yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam
tubuh.
PERNAFASAN
• Mencakup 2 proses ;
– Pernafasan eksterna ; yaitu penyerapan Oksigen
(O2) dan pengeluaran Carbon dioksida ( CO2)dari
tubuh secara keseluruhan
– Pernafasan interna ; yaitu penggunaan oksigen
dan pembentukan carbon dioksida oleh sel serta
pertukaran gas diantara sel tubuh dan media cair
disekitarnya .
SISTIM PERNAFASAN
• Terdiri atas ;
– Organ pertukaran gas ( paru-paru)
– Pompa ventilasi paru
• Dinding dada
• Otot pernafasan : memperbesar dan memperkecil
ukuran rongga dada
• Pusat pernafasan , diotak : yang mengendalikan otot
pernafasan
• Jaras dan saraf : yang menghubungkan pusat
pernafasan dengan otot pernafasan
Nilai normal
• Frekuensi pernafasan normal : 12 – 15 X/ menit
• dalam 1 x bernafas udara dihirup sekitar 500 ml atau
6 – 8 liter udara permenitdihirup dan dikeluarkan
dari paru
SALURAN PERNAFASAN
• Yaitu bagian dari sistim pernafasan yang digunakan
untuk jalannya gas – gas yang terlibat dalam
pernafasan ,
• Dalam bernafas setiap sel didalam tubuh menerima
persediaan oksigennya dan pada saat yang bersamaan
melepaskan hasil oksidasinya berupa karbon dioksida
• Setelah melalui saluran hidung dan faring tempat
udara pernafasan dihangatkan dan dilembabkan oleh
uap air , udara inspirasi berjalan menuruni trakea ,
melalui bronkhus , bronkhiolus respiratorius, dan
duktus alveolaris sampai ke alveolus
• Zona konduksi
– Terdiri atas bronkus, bronkiolus , bronkiolus
terminalis
– Menyalurkan udara dari dan kelingkungan
luar
• Zona respirasi ;
– Tempat terjadinya pertukaran gas,
– Terdiri atas bronkiolus respiratorius , duktus
alveolus dan alveolus
BERSIN
• Saluran hidung akan mengeluarkan refleks bersin
pada saat saluran hidung teriritasi oleh masuknya
partikel debu
• Sel pembau didaerah olfaktorius yang berada pada
selaput lendir hidung terangsang , impuls akan
dikirim ke otak ,akan timbul perintah dari otak untuk
otot pernafasan tertentu berkontraksi , udara akan
dihirup dalam – dalam , glotis terbuka dan langit –
langit lunak pada posisi rendah kemudian udara akan
dikeluarkan dengan keras melalui hidung untuk
mengeluarkan partikel asing tersebut
BATUK
• Batuk diawali dengan inspirasi dalam diikuti
oleh ekspirasi kuat melawan glotis yang
tertutup .
• Hal ini meningkatkan tekanan intra pleura .
• Glotis terbuka secara tiba – tiba sehingga
terjadi semburan aliran udara keluar
• Refleks ini membantu pengeluaran iritan dan
menjaga agar saluran nafas tetap bersih.
FISIOLOGI SISTIM PERNAFASAN
• Ventilasi paru
– Hukum Boyle
– Otot pernafasan dan fungsinya
– Faktor – factor yang berpengaruh terhadap ventilasi
• Pengendalian pernafasan
– Kemoreseptor dalam pernafasan
– Pusat pernafasan
– Faktor – factor yang berpengaruh terhadap pola
pernafasan
PROSES PERTUKARAN GAS DIDALAM PARU - PARU
• Dalam sistim pernafasan terdapat 4 fungsi utama yaitu :
1.
2.
3.
4.
Ventilasi paru yaitu keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru
Difusi O2 dari udara dan CO2 dari darah dialveoli
Transport O2 dan CO2 dalam darah dari cairan tubuh ke dan dari sel
Pengaturan ventilasi dan hal – hal lain dari pernafasan
• Perubahan volume paru pada berbagai keadaan pernafasan :
– Volume tidal : yaitu volume udara yang masuk / keluar dari hidung sewaktu
bernafas dalam keadaan istirahat sebesar 500cc
– Volume cadangan ekspirasi ( suplemen ) : volume udara ekspirasi yang masih dapat
dikeluarkan setelah ekspirasi normal , sebesar 1250 cc
– Volume cadangan inspirasi ( Komplemen) : volume udara inspirasi yang masih dapat
dihirup setelah inspirasi normal ,sebesar 3000 cc
– Kapasitas Vital ( Vital volume) : volume suplemen + volume tidal + volume
komplemen = volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam 1x ekspirasi
setelah inspirasi maksimal , volumenya sebesar 4750 cc
– Volume residu : Sisa udara didalam paru-paru yang tidak dapat dikeluarkan dengan
ekspirasi biasa, sebesar 1200 cc
Hukum Boyle
• Pada waktu satu kali bernafas terjadi 2 hal yang
selalu bergantian :
– Menarik nafas / inspirasi
– Menghembuskan nafas / ekspirasi
• Inspirasi terjadi kerena terdapat selisih tekanan
udara diluar tubuh dengan tekanan udara didalam
paru – paru
• Berdasarkan hukum Boyle : P1 X V1 = P2 X V2
• Maka udara akan mengalir dari tempat yang
bertekanan tinggi ketempat yang bertekanan rendah
akibatnya udara masuk kedalam paru – paru.
2 mekanisme pernafasan :
1. Mekanisme Inspirasi : Otot antar tulang rusuk
berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat ,
menambah besarnya rongga dada sehingga udara
dari luar masuk kedalam paru melalui hidung ,
trakea, kecabang – cabang bronkus dan alveolus
diparu-paru
• Merupakan proses aktif ; kontraksi otot inspirasi akan
meningkatkan volume intra toraks
2. Mekanisme ekspirasi : Bila otot antar tulang
rusuk mengendur diafragma akan melengkung
kearah rongga thoraks, tualng rusuk kembali
keposisi semula , menyebabkan rongga
thoraks mengecil , akibatnya udara dalam
paru-paru terdorong keluar
• Ekspirasi merupakan proses pasif dimana tidak
memerlukan kontraksi otot untuk menurun
kan volume intra toraks
OTOT PERNAFASAN DAN FUNGSINYA
• M.Intercostalis ;
– M.Intercostalis eksterna
• Fungsi menutup dan meregangkan rongga interkostalis
pada waktu inspirasi
– M.Intercostalis interna
– Fungsi ; menutup dan menegangkan rongga interkostalis
pada waktu ekspirasi
• M.Subkostalis
– Fungsi : menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi
• M.Transversus torasikus
– Fungsi ; menegangkan dinding dada ekspirasi
• M.Diafragmatikus
– Pars kostalis ; membantu gerak menekan perut pada waktu
inspirasi
PROSES PERNAFASAN
• Udara dapat keluar masuk paru-paru karena
adanya tekanan antara udara luar dengan
udara dalam paru-paru.
• Perbedaan tekanan disebabkan karena
terjadinya perubahan besar kecil rongga
dada, rongga perut dan rongga alveolus
oleh otot pernafasan
Pernafasan dibedakan menjadi :
• Pernafasan dada : menggunakan gerakan otot otot antar
tulang rusuk , rongga dada membesar karena tulang dada dan
tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang
terdapat diantara tulang – tulang rusuk , paru-paru turut
mengembang, volumenya menjadi besar sedangkan
tekanannya menjadi lebih kecil dari pada udara diluar ,
sehingga udara luar dapat masuk kedalam paru-paru.
• Pernafasan perut : menggunakan gerakan otot diafragma,
Otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma yang semula
cembung menjadi agak rata sehingga paru-paru dapat
mengembang kearah abdomen , sehingga rongga thoraks
bertambah besar dan udara terhirup masuk.
• Pernafasan rusuk ( sisi)
– Dilakukan untuk keleluasaan gerak lengan
– Contoh pada atlit angkat besi , pelari maraton
Pengendalian pernafasan
• Dipengaruhi oleh ;
– Kemoreseptor dalam pernafasan
– Pusat pernafasan
– Faktor – factor yang berpengaruh terhadap
pola pernafasan
KEMORESEPTOR DALAM PERNAFASAN
• Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh
2 faktor utama yaitu : secara kimiawi dan
pengendalian oleh saraf
• Beberapa faktor tertentu merangsang pusat
pernafasan yang terletak didalam medula oblongata
• Bila dirangsang maka pusat akan mengeluarkan
impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot
pernafasan (otot diafragma & otot interkostalis
• Karbon dioksida (CO2) adalah hasil asam
metabolisme dan bahan – bahan kimia yang asam
merangsang pusat pernafasan dan otot pernafasan
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP POLA PERNAFASAN
• Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume
intra thoraks sebesar 75% selama inspirasi
• muskulus interkostalis eksternus berkontraksi iga- iga
dibawahnya akan terangkat. mendorong sternum
keluar dan memperbesar diameter antero posterior
rongga dada.
• Pada awal inspirasi terjadi kontraksi otot abduktor
laring yang akan memisahkan pita suara dan membuka
glotis .
• Bronkus mengalami dilatasi selama inspirasi dan
berkonstriksi saat ekspirasi .
RIWAYAT GANGGUAN DAN PENYAKIT SISTIM
PERNAFASAN
• Merokok  memperhebat penyakit – penyakit sistim
pernafasan
• Misal : bronkhitis kronik , Emfisema pulmonum ,
Karsinoma bronkogenik
• Riwayat pekerjaan -->
• Dispnea : perasaan subyektif ketidaknyamanan yang
dirasa berhubungan dengan nafas pendek
• Batuk :
• Sputum
• Hemoptisis
• Sianosis
PENYAKIT SISTIM PERNAFASAN
• Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih
sering dibanding infeksi pada organ lain misal
common cold
• Kanker paru merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker pada pria dewasa
• Insiden penyakit pernafasan kronis terutama
emfisema paru-paru dan bronkitis kronis
merupakan penyebab utama gangguan serta
cacat kronis pada pria
GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN
• Gangguan Genetik
– Jarang dijumpai
– Fistula Trakeoesofageal pada bayi yang baru lahir
– Fibrosis kistik
• Infeksi
– Pneumonia , dapat menyerang semua umur ,KU memburuk
– PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik )
– Tuberkulosis
– Infeksi pulmoner an aerob
• Gangguan traumatik / degeneratif
– Bronkitis kronik
– Emfisema Obstruktif
– Ektasia
GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN
• Gangguan Toksik / Metabolik
– Udema paru
– Penyakit paru restriktif kronik
• Gangguan Vaskular
– Hipertensi pulmoner
• Gangguan Imunologik
– Asma Bronkhiale
• Gangguan Fungsional
• Tumor : Karsinoma paru – paru
GAGAL NAPAS (RESPIRATORY FAILURE)
• Ketidakmampuan paru mempertahankan pernapasan
normal.
• Ini bisa diakibatkan oleh blokade saluran napas atau gagal
paru dalam melaksanakan pertukaran gas di dalam kantung
paru.
• Gagal napas bisa disebabkan karena kurang O2
(hypovolumic failure) atau masalah transfer gas-2
(ventilatory failure) .
• Suatu tanda hypoxemia failure adalah hyperventilasi
(excess breathing) yang bisa timbul pada penyakit-2
emphysema, infeksi fungal, leukaemia, pneumonia,
kanker paru, atau Tb.
• Ventilatory failure pada penyakit paru jangka panjang
bisa disebabkan oleh tambahan stress, seperti juga
pada gagal jantung, operasi, anestesia, atau infeksi
saluran napas atas.
• Terapi:
- mempertahankan kebersihan saluran napas
dengan suction
- bronchodilatotor,
- tracheostoma.
• Terapi untuk mempertahanakn atau meningkatkan
fungsi saluran napas.
• LANJUT
KULIAH
MENDATANG