Audit Keselamatan Jalan

Download Report

Transcript Audit Keselamatan Jalan

Jenis studi keselamatan jalan
Jenis studi keselamatan jalan
• Investigasi kecelakaan
Menggunakan data historis kecelakaan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah pada jaringan
eksisting
• Rekonstruksi forensik kecelakaan
Mengindentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kecelakaan
• Penilaian risiko (risk assesment)
Melibatkan identifikasi bahaya, siapa yang berisiko
terhadap bahaya tersebut, dan evaluasi risiko
(konsekuensi, kekerapan)
• Audit keselamatan jalan (road safety audit)
Mengidentifikasi elemen-elemen jalan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan pihak-pihak yang terkena dampak,
tanpa secara formal mengevaluasi tingkat risiko
• Penilaian keselamatan jalan (road safety assement atau road
sfaety appraisal)
Komparasi dari berbagai opsi desain yang berbeda, atau
komparasi risiko untuk berbagai pengguna jalan dalam satu opsi
desain
• Review keselamatan jalan (road safety review)
(1) Istilah yang kadang-kadang digunakan untuk road safety
audit yang diterapkan pada jalan eksisting (di Indonesia,
sesuai UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, istilahnya
Inspeksi Keselamatan Jalan)
(2) lihat tabel berikut
Perbedaan keselamatan dan review keselamatan
No
Road safety reviews
1
A safety review uses a small (1-2 perseon) team
with design expertise
A safety audit uses a larger (3-5 person)
interdisciplinary team
2
Safety review team members are usully involved
in the design
Safety audit team members are usally independent
of the project
3
Field reviews are usually not part of safety
reviews
The field review is a necessary component of the
safety audit
4
Safety reviews concentrate on evaluating
designs based on compliance with standards
Safety audits use checlists and field reviews to
examine all design features
5
Safety review do not normally consider human
factors issues. This include driver error, visibility
issues, etc
Safety audits are comprehensive and attempt to
consider all factors that may contribute to a crash
6
Safety reviews focus on the needs of roadway
users
Audits consider the needs of pedestrians, cyclists,
large trucks as well as automobile drivers
7
The safety review is reactive. Hazardous
locations are identified through analysis of crash
statistics or observations and corrective actions
are taken
Safety audits are proactive. They look at locations
prior to the development of crash pattern to correct
hazards before they happen
Sumber: www.roadsafetyaudits.org
Road safety audits
Definisi audit keselamatan jalan
Suatu bentuk pengujian formal dari suatu ruas jalan yang ada dan
yang akan datang, proyek lalu lintas, dan berbagai pekerjaan lain
yang berinteraksi dengan pengguna jalan, yang dilakukan secara
independen oleh penguji yang dipercaya di dalam melihat potensi
kecelakaan dan performansi keselamatan suatu ruas jalan
(Austroads, 1993)
Audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi
pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan
perbaikan tergdap kondisi desain geomerik, bangunan pelengkap
jalan, fasilitas pendukung jalan, yang berpoetnsi mengakibatkan
konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep
pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen
Tujuan dan manfaat audit
Tujuan
• Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan
dan masalah lainnya dari suatu proyek jalan
• Memastikan bahwa semua perencanaan atau desain jalan baru dapat
beroperasi semaksimal mungkin secara aman dan selamat
Manfaat
• Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan
pada suatu ruas jalan
• Mengurangi parahnya korban kecelakaan
• Menghemat pengeluaran negara untuk kerugian yang diakibatkan
kecelakaan lalu lintas
• Meminimumkan biaya penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan
melalui pengefektifan desain jalan
Mengapa diperlukan audit?
• Desain mungkin menggunakan standars yang kurang
cocok
• Mungkin juga standard yang digunakan sudah kuno
• Kombinasi dari berbagai elemen dapat menimbulkan
hal lain, misalkan peningkatan kapasitas
• Sering terjadi keselamatan dikompromikan dengan
hal lain, misalkan peningkatan kapasitas
• Mungkin terdapat perubahan selama masa
konstruski yang tidak sepenuhnya
mempertimbangkan faktor keselamatan
Hubungan antara Standar Desain dan Keselamatan
• Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa jika semua jalan
dibangun sesuai standar desain modern makan jalan akan
aman, sehingga tidak diperlkan Audit Keselamatan Jalan
• Namun, tetap saja timbul kecelakaan pada jalan-jalan
tersebut, sehingga menjadi pendorong munculnya Audit
Keselamatan Jalan
• Kecelakaan tetap terjadi pada jalan-jalan yang telah dibangun
sesuai standar desain dengan alasan:
 Standar desain itu sendiri merupakan kompromi dari faktor
keselamatan dan faktor-faktor lainnya, seperti kapasitas lalu
lintas, dampak lingkungan dan implikasi biaya
 Kombinasi
 Kombinasi dan berbagai fitur yang masing-masing di desain sesuai
standar dapat menimbulkan masalah
 Kecelakaan yang terjadi ‘di dunia nyata’ tidak selalu terliput oleh
standar
 Standar desain cenderung bertujuan memuaskan pergerakan
kendaraan dan seringkali tidak mengakomodasi kepentingan
vulnerable road user
 pada jalan lokal, terutama di daerah perkotaan, seringkali susah
untuk mememuhi standar desain karena keterbatasan lahan dan
biaya. Audit keselamatan jalan dapat mengusulkan perbaikanperbaikan untuk dapat mengurangi risiko yang timbul karenanya
 Konsep keselamatan dalam standar desain kadangkala dipahami
dalam konteks bagaimana enginer mendasain jalan bukannya
bagaimana pengguna jalan menggunakan jalan. Harus diingat,
bahwa pengguna jalan dapat melakukan kesalahan dalam membaca
atau menginterpretasi fitur-fitur jalan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan
Tahapan audit
Audit pada tahap pra desain
• Mempengaruhi pemilihan rute, standar yang digunakan, efek
jaringan, tipe simpang, lokasi simpang, dll
Audit pada tahap draft desain
• Menilai alinyemen horisontal dan vertikal, jarak pandang, layout
simpang, dll
• Setelah tahap ini, kecil kemungkinan untuk membuat perubahan
major
Audit pada tahap detail desain
• Menilai layout simpang secara detail, perambuan, marka, lampu
lalu lintas, penerangan jalan, dll
Tahapan audit (lanjutan)
Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas
jalan yang telah beroperasi secara penuh, Inspeksi Keselamatan Jalan
( UU 22/2009 LLAJ)
• Pada tahap percobaan beroperasinya jalan: auditor melakukan
investigasi menyeluruh dengan cara mengendarai, berjalan kaki,
atau menggunakan sepeda sepanjang rute yang diaudit, pada siang
hari dan malam hari
• Pada ruas jalan yang telah beroperasi penuh (monitoring):
 Menjamin bahwa fitur-fitur keselamatan telah sesuai dengan
klasifikasi fungsional jalan
 Mengidentifikasikan setiap fitur yang dapat berpotensi
menimbulkan bahaya
Lingkup pekerjaan jalan yang diaudit
•
•
•
•
•
Kegiatan pembangunan jalan baru
Kegiatan peningkatan jalan baru
Kegiatan peningkatan desain persimpangan
Kegiatan peningkatan jalur pejalan kaki dan jalur sepeda
Kegiatan pembangunan/peningkatan akses jalan ke pmukiman,
perkantoran, industrian, dsb
• Pembangunan jalan baru: lakukan semua tahap
• Abaikan tahap 1 untuk manajemen lalu lintas dan pekerjaan
pemeliharaan/peningkatan major
• Gabungkan tahap 2 dan 3 untuk peningkatan jalan minor
Persyaratan agar Audit Keselamatan Jalan
berjalan sukses
•
•
•
•
-
Komitmen dari manajemen – dukungan dari pusat dalam membentuk filosofi keselamatan
Auditor (atau tim) yang independen dari perencanaan jalan, berpengalaman dalam bidang
investivigasi kecelakaan
Sekumpulan daftar periksa
Formulir daftar periksa tergantung dari jenis pekerjan
Daftar periksa sangat berguna dalam mempertimbangkan faktor-faktor yang umum
Hati-hati untuk tidak tergantung seluruhnya kepada daftar periksa karena sengatlah penting
untuk dapat berpikir secara lateral
Organisasi audit yang disepakati, sebagai contoh IHT (1990)
Metoda 1 : spesialis dan tim audit
Metoda 2 : spesialis dan manajer proyek yang independen
Metoda 3 : spesialis dan tim perencana
Metoda 4 : tim perencana kedua dan penilai independen
Metoda 5 : tim perencana kedua
Metoda 6 : tim perencana itu sendiri
Organisasi audit
Metoda 1 : spesialis dan tim audit
• Proyek diaudit oleh staf yang ahli dan AIP dan AR serta tim audit yang
bukan tim perencana
Metoda 2 : spesialis dan manajer proyek yang independen
• Proyek diaudit oleh staf yang ahli dalam AIP dan AR, laporan audit
dikirimkan pada pihak ketiga yang akan memutuskan tindakan yang harus
diperbuat. Pigak ketiga sebaiknya senior perusahaan yang tidak memiliki
hubungan tanggungjawab langsung dengan tim perencana
Metoda 3 : spesialis dan tim perencana
• Mirip dengan metoda 2, namun laporan audit dikirim ke perencana asli
proyek untuk pengambilan keputusan
Organisasi Audit (lanjutan)
Metoda 4 : tim perencana kedua dan penilai independen
• Proyek diaudit oleh tim perencana lain dalam satu kantor dan laporan
audit dikirinkan ke pihak ketiga untuk memutuskan tindakan yang akan
diperbuat
Metoda 5 : tim perencana kedua
• Mirip dengan metoda 4, namun laporan audit dikirimkan pada tim
perencana asli proyek untuk pengambilan keputusan dan tindakan
Metoda 6 : tim perencana asli
• Tim perencana asli proyek bertanggungjawab melaksanakan audit
keselamatan
Biaya audit
• Biaya tim auditor
• Biaya perencanaan ulang
• Biaya proyek lain yang ikut meningkat
Prinsip-prinsip Keselamatan Jalan
•
•
•
•
•
•
Desain geometrik
Karakterisktik permukaan jalan
Marka jalan dan delineator
Rambu dan perlengkapan jalan
Manajemen lalu lintas
Pekerjaan jalan dan pemeliharaan jalan
Desain Gemetrik - Simpang
• Meminimalisasi potensi titik konflik
• Mengusahakan pandangan dan jarak pandang yang
cukup
• Menghindari masalah kesalahan persepsi, simpang harus
terlihat oleh pengemudi yang mendekat
• Memberikan fasilitas untuk kendaraan yang akan
berbelok, misalkan dengan cara kanalisasi
• Membatasi jumlah celah pada median
• Menggunakan alat pengendali simpang yang paling cocok
• Memberikan fasilitas penyeberangan jalan yang aman
bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda
Desain geometrik – Pengendali Akses
• Tidak membrikan akses langsung dari jalan
lokal ke jalan arteri
• Membatasi jumlah jalan akses
• Tidak menempatkan jalan akses pada tikungan
atau tanjakan/turunan tajam
• Menerapkan prinsip-prinsip desain simpang
Desain Geometrik – Alinyemen Horisontal
dan Alinyemen Vertikal
• Memberikan lajur khusus mendaki untuk
kendraan lambat pada tanjakan tajam
• Memberikan ‘escape ramp’ untuk kendaraan
berat pada turunan tajam
• Memberikan jarak pandang yang cukup
• Menggunakan superelevasi yang cukup
• Menghindari kombinasi tikungan dan tanjakan
yang menimbulkan masalah jarak pandang
Desain Geometrik – Penampang Melintang
• Merancang jalan dengan jumlah lajur yang lebih dari
dibutuhkan (untuk jalan antar kota)
• Untuk jalan antar kota dua jalur dua arah, ada keuntungan
dari segi keselamatan jika lebar lajur minimum 3,65 meter
• Jala tiga lajur sebaiknya dihindari, atau setidaknya bagian
jalan yang dapat digunakan untuk menyiap harus dibatasi dan
dilindungi dengan menggunakan marka jalan yang sesuai
• Bahu jalan (untuk jalan antar kota) sebaiknya diperkeras,
hindari bahu yang sempit atau terlalu lebar (leih dari 3 meter),
dan bahu yang tidak diperkeras
• Hindari menggunakan media dengan lebar kurang dari 3
meter
Karakterisktik Permukaan Jalan
• Skid resistance:
- Mikrotekstur yang cukup
- Makrotekstur yang cukup
• Kemudahan pandang pada siang hari dan malam hari
- Akibat pengaruh cipratan air
- Akibat pemantulan cahaya mempengaruhi pencahayaan jalan dan
kendaraan
- Diatasi dengan makrotekstur yang baik, agregat bersudut,
menghindari keausan permukaan jalan, menggunakan material
yang dapat mengalirkan air
• Kerataan permukaan
Marka jalan dan Delineator
• Marka jalan harus dilihat dalam segala situasi,
awet, tidak licin, membrikan pesan yang jelas
• Maka jalan yang ‘timbul’ harus terlihat dalam
segala situasi, ditempatkan pada lokasi yang
cocok, sehingga tidak menimbulkan masalah
bagi pengendara kendaraan roda dua, awet
• Delineator tidak boleh terlalu kaku, harus
terlihat jelas, tahan terhadap pengrusakan
dan cuaca buruk
Rambu dan Perlengkapan Jalan
• Lampu penerangan jalan harus didesain sesuai standar,
penempatannya tidak boleh menimbulkan bahaya
• Tabir anti silau, penempatannya tidak boleh menghalangi
pandangan pada sudut tertentu namun harus dapat
memberikan anti silau
• Pulau lalu lintas