panduan ktsp

Download Report

Transcript panduan ktsp

PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSP
PENDIDIKAN DASAR
Penyaji: Momon Sulaeman
[email protected]
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Landasan KTSP
Pengertian KTSP
Tim Penyusun KTSP
Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP
Acuan Operasional Pengembangan KTSP
Komponen dan Sistematika KTSP
Penyusunan Komponen KTSP
Pelaksanaan Penyusunan KTSP
[email protected]
Pengertian
KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
[email protected]
[Daftar Isi]
Acuan Operasional Pengembangan KTSP
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11. Kesetaraan Jender
12. Karakteristik satuan pendidikan
[email protected]
[Daftar Isi]
Landasan
KTSP
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19
Th. 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Th
2006 tentang Pelaksanaan Permen Diknas No. 22
Th. 2006 (Standar Isi) dan Permen Diknas No. 23
Th. 2006 (Standar Kompetensi Lulusan)
[email protected]
[Daftar Isi]
Tim Penyusun
1.
2.
3.
KTSP
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan
kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun
melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.
Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan
SMK.
Tim penyusun KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim
penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang
terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
Tim penyusun KTSP pada pendidikan khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB) terdiri
atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam
kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak
lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan.
[email protected]
[Daftar Isi]
Komponen KTSP
1. Visi dan Misi Satuan Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan
Pendidikan
3. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
4. Kalender Pendidikan
5. Silabus
6. RPP
[email protected]
[Daftar Isi]
Sistematika/kerangka KTSP
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Nama Sekolah
:…
Alamat
:…
==========================================================
Visi Sekolah
:…
Misi Sekolah
:…
A. Tujuan Sekolah : …
B. Struktur dan Muatan Kurikulum
…
C. Kalender Pendidikan
…
Lampiran
Silabus
[email protected]
[Daftar Isi]
[email protected]
[Daftar Isi]
Prinsip-prinsip Pengembangan
KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
[email protected]
[Daftar Isi]
Penyusunan Komponen KTSP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengisi Kolom Identitas sekolah
Merumuskan Visi Sekolah
Merumuskan Misi Sekolah
Merumuskan Tujuan Sekolah
Menyusun Struktur dan Muatan Kurikulum
Menyusun Kalender Pendidikan
Menyusun Silabus
[email protected]
[Daftar Isi]
Pelaksanaan Penyusunan KTSP
A.
•
•
•
B.
1.
2.
3.
Analisis Konteks
Mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.
Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.
Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Mekanisme Penyusunan
Tim Penyusun
Kegiatan
Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah
setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan
tingkat propinsi untuk SMA dan SMK
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah
setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh departemen
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
[email protected]
[Daftar Isi]
TERIMA KASIH
Ariantoni:Hp 08161686570
[email protected]
[Daftar Isi]
UU No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 36 s.d 38
PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 17 Ayat (2)
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan
SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK
[Kembali]
[email protected]
Permen Diknas No. 24 tentang Pelaksanaan Permen
Diknas No. 22 (SI) dan Permen Diknas No. 23 (SKL):
Pasal 1
(1) Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan
yang bersangkutan berdasarkan pada :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
36 sampai dengan Pasal 38;
b. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 5 sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai dengan Pasal
27;
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
(2) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan
standar yang lebih tinggi dari Standar Isi
sebagaimana
diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Standar Kompentesi Lulusan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
(3) Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan
menengah memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
(4) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau mengadaptasi model
kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh BSNP.
(5) Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite
Sekolah atau Komite Madrasah.
[email protected]
[Kembali]
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
[Kembali]
[email protected]
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
[Kembali]
[email protected]
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang berkembang secara dinamis. Oleh karena
itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
[Kembali]
[email protected]
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
[Kembali]
[email protected]
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.
[Kembali]
[email protected]
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsurunsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
[Kembali]
[email protected]
Seimbang antara kepentingan nasional
dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional
dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
[Kembali]
[email protected]
[Kembali]
[email protected]
1. Mengisi Kolom Identitas Sekolah
Contoh:
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Nama Sekolah
Alamat
: SDS YASPORBI I
: Kompleks Bank Indonesia
Tebet, Jakarta Selatan
==========================================
.....
[Kembali]
[email protected]
2. Merumuskan Visi Sekolah
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa datang.
Contoh:
”Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan
taqwa”
”Beriman, terdidik, dan berbudaya”
[Kembali]
[email protected]
3. Merumuskan Misi Sekolah
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi
merupakan penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan dalam
mewujudkan visi.
Contoh:
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber
kearifan dalam bertindak.
c. ....
[Kembali]
[email protected]
4. Merumuskan Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan
[Kembali]
[email protected]
5. Menyusun Struktur dan Muatan Kurikulum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mata Pelajaran
Muatan Lokal
Kegiatan Pengembangan Diri
Pengaturan Beban Belajar
Ketuntasan Belajar
Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Penjurusan
Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Global
[Kembali]
[email protected]
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran:
Contoh:
Struktur Kurikulum SMP/MTs
a. Memberikan bantuan guru agar
dapat
Kelas dan Alokasi
Waktu melaksanakan
Komponen
VIII
IX
proses pembelajaran
secara VIIprofesional
Mata Pelajaran
b. Memuat A.rangkaian
kegiatan yang
harus
dilakukan
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
2 untuk
2
2
peserta didik
secara
berurutan
mencapai
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
kompetensi
dasar
4. Bahasa
Inggris
4
4
4
5. Matematika
4
4
4
c. Penentuan
urutan
kegiatan
pembelajaran
harus sesuai
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
dengan hierarki
konsep
materi
7. Ilmu Pengetahuan
Sosial
4 pembelajaran
4
4
Seni Budaya
2
2
2
d. Rumusan8.9.pernyataan
dalam
kegiatan
pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2
2
2
Kesehatan
minimal mengandung dua unsur penciri yang
10. Keterampilan/Teknologi Informasi
2
2
2
dan Komunikasi
mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar
B. Muatan Lokal
2
2
2
peserta didik,
yaitu
kegiatan siswa
C. Pengembangan
Diri
2*)
2*) dan2*)materi.
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
32
32
32
[email protected]
[Kembali]
6. Menyusun Kalender Pendidikan
Contoh:
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minggu efektif
belajar
Minimum 34
minggu dan
maksimum 38
minggu
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap satuan
pendidikan
2.
Jeda tengah semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3.
Jeda antarsemester
Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4.
Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
5.
Hari libur keagamaan
6.
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7.
Hari libur khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing
8.
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
[email protected]
[Kembali]
7. Menyusun Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian
[Kembali]
[email protected]