Transcript Inventory

INVENTORY
Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan bagian dari modal
kerja yang tertanam dalam bahan baku,
barang setengah jadi, maupun berupa
barang jadi tergantung jenis industrinya.
Persediaan merupakan elemen modal
kerja
yang selalu dalam keadaan
berputar, dimana secara terus menerus
mengalami perubahan
Pengertian Persediaan
Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama
dari Modal Kerja karena :
1. Jml persediaan paling besar dj
dibanding dg Modal Kerja lainnya
2. Aktiva yg selalu dlm keadaan
berputar, di mana secara terus
menerus mengalami perubahan
3. Tingkat likuiditasnya paling rendah
Macam Persediaan
PERUSAHAAN DAGANG
 persediaan barang dagangan
PERUSAHAAN INDUSTRI
 Persediaan bahan baku
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi
Kepentingan diantara fungsi bisnis
 Pengaturan persediaan ini berpengaruh
terhadap semua fungsi bisnis ( operation,
marketing, dan finance). Berkaitan dengan
persediaan ini terdapat konflik kepentingan
diantara fungsi bisnis tersebut. Finance
menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi
menginginkan tingkat persediaan yang tinggi
agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan
produksi dapat dipenuhi.
DAGANGANE
ISIH MAS??
Manajemen Persediaan
-
• Intinya mengatur tingkat persedian yang tepat agar
jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
• Kesalahan dalam menetapkan besarnya investasi
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan
• Tinggi rendahnya tingkat perputaran akan
berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya
dana yang ditanamkan dalam persediaan dan
bagi perolehan laba.
• Semakin tinggi tingkat perputarannya 
semakin pendek tingkat dana yang tertanam
dalam persediaan  semakin kecil dana yang
ditanam dalam perusahaan.
DAGANGANE
ISIH MAS??
Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu tinggi maka
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
 Jika Investasi dibiayai Modal Asing  biaya bunga
 Jika
Investasi dibiayai Modal Sendiri 
Opportunity cost
c)
d)
e)
Biaya pemeliharaan di gudang tinggi
Kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya
kualitas, keausan.
Memperkecil keuntungan perusahaan
DAGANGANE
ISIH MAS??
Manajemen Persediaan
2. Jika
persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu  akibatnya :
 Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct
labour tidak bekerja dengan sepenuhnya.
 Penjualan turun, akibatnya:



Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen
Turunnya market share
Turunnya laba
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN
1.
Tingkat penjualan
Makin tinggi omzet penjualan makin besar investasi pada persediaan.
2.
Sifat teknis dan sifat produksi


3.
Lamanya proses produksi

4.
Proses lama  Persediaan tinggi
Daya tahan bahan baku dan produk akhir



5.
Produksi pesanan  persediaan beragam & banyak
Produksi masal  persediaan bisa diatur
Barang tahan lama  persediaan relatif tinggi
Barang tahan tidak lama  persediaan relatif rendah
Barang musiman  persediaan tinggi pada musimnya
Lama pembelian & pengiriman
PERSEDIAAN EFEKTIF
PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN DAGANG
Persediaan Barang Dagangan
PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan menjual
 Biaya Pemesanan
 Biaya Pengiriman
 Biaya Penyimpanan di Gudang
 Lama proses pembelian sampai barang diterima
 Harga
PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(Bahan Baku)
1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada
 Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
 Biaya simpan dan biaya bunga tinggi.
 Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
 Menghambat jalannya proses produksi
2. Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku
Ada 4 cara dalam Pengadaan Bahan Baku

Jumlah keseluruhan dibeli sekaligus

Dibeli secara bertahap

Pembeliaan dengan EOQ

Just in time (JIT)
Pembelian sekaligus
Keuntungan :
1. Frekuensi pembelian kecil, sehingga biaya pembelian
dapat minimal
2. Perusahaan tidak kuatir akan kekurangan Bahan Baku
3. Perusahaan mempunyai persediaan yang cukup,
sehingga stock persediaan rendah
4. Proses produksi dapat berjalan lancar
Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost,
karena dananya sudah terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
1. Biaya simpan menjadi kecil
Kerugian:
1. Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi
pembelian berulang-ulang
Pengelolaan Inventory tergantung
dari Tipe Demand
TIPE DEMAND :
Dependent
inputs / parts; demand berhubungan
terhadap demand lain (item
independent).
Ban mobil yang disimpan di pabrik mobil
merupakan contoh dari dependent
demand item
Independent
Kebutuhan barang yang digunakan oleh
konsumen eksternal
Contoh : mobil, komputer.
13-15
Inventory Control Systems
Kontrol persediaan dapat membuat perbedaan antara kesuksesan dan
kegagalan. Termasuk mengelola penyusutan dan pencurian.
1. Pemilihan , pelatihan dan pendisiplinan pegawai yang baik.
2. Kontrol yang ketat dari pengiriman yang datang.Setiap barang
memiliki Stock keeping unit.
3. Kontrol yang efektuf atas semua barang yang meninggalkan
fasilitas.
13-16
Inventory Control Systems
A. Continuous system (fixedorder-quantity / Q-system)
Pemesanan dalam jumlah yang
sama saat inventory mencapai
tingkat tertentu (REORDER
POINT)
Inventory harus dimonitor secara
kontinu  Perpetual Inventory
System (selalu ada pencatatan
saat inventory bertambah atau
berkurang untuk menentukan
kapan tercapainya Reorder
Point)
13-17
Inventory Control Systems
B. Periodic system (fixed-time-period
/ P-system)
Pemesanan dilakukan dalam interval
periode waktu yang tetap. Barang
dipesan setiap akhir periode tertentu.
Inventory hanya dihitung pada saat
tersebut, dan pemesanan barang akan
dilakukan untuk memenuhi target level
tertentu.
Keuntungan : tidak ada penghitungan fisik
inventory setiap pengambilan inventory.
Kelemahan : ada kemungkinan kehabisan
stock.
13-18
Manajemen Persediaan
 Manajer operasional membuat sistem
untuk mengelola persediaan.
 1. Bagaimana persediaan dapat
dklasifikasikan.
 2. Seberapa akurat catatan persedian
dapat dijaga.
ABC Classification
 Diperkenalkan Dickie pada tahun 1950 an.Klasifikasi
didasarkan kepada nilai persediaan
 Merupakan penerapan persediaan dengan menggunakan
prinsip Pareto yaitu membagi persediaan ke dalm tiga
kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang.
 Kebanyakan perusahaan mempunyai ribuan jenis inventory
 Inventory yang mahal harus dikendalikan dengan ketat
13-20
ABC Classification
 Item yang memiliki nilai investasi yang
lebih tinggi dari item lain dianggap item
yang lebih penting, sehingga akan
mendapat perhatian yang lebih serius
dalam pengendaliannya.
13-21
ABC Classification
 Butir persediaan kelompok A adalah persediaan yang jumlah
nilai uang per tahunnya tinggi, tetapi biasanya volumenya
kecil.
 Butir persediaan kelompok B adalah persediaan yang jumlah
nilai uang per tahunnya sedang, tetapi biasanya volumenya
sedang.
 Butir persediaan kelompok C adalah persediaan yang jumlah
nilai uang per tahunnya rendah, tetapi biasanya volumenya
besar.
13-22
ABC Classification
 Class A
 5 – 15 % of units
 70 – 80 % of value
 Class B
 30 % of units
 15 % of value
 Class C
 50 – 60 % of units
 5 – 10 % of value
13-23
ABC Classification: Example
PART
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13-24
UNIT COST
ANNUAL USAGE
$ 60
350
30
80
30
20
10
320
510
20
90
40
130
60
100
180
170
50
60
120
ABC Classification:
Example (cont.)
PART
9
8
2
1
4
3
6
5
10
7
TOTAL
PART
VALUE
$30,600
1
16,000
2
14,000
3
5,400
4
4,800
5
3,900
3,600
6
CLASS
3,000
7
2,400
A
8
1,700
B
9
C
$85,400
10
% OF TOTAL % OF TOTAL
UNIT
ANNUAL
USAGE
VALUECOSTQUANTITY
% CUMMULATIVE
35.9
6.0
$ 60
18.7
5.0
350
16.4
4.0
30
6.3
9.0
5.680
6.0
4.630
10.0
4.220 % OF TOTAL
18.0
ITEMS
VALUE
3.510
13.0
12.0
9, 8,2.8
2
71.0
320
17.0
1, 4,2.0
3
16.5
5107
6, 5, 10,
12.5
20
6.0
90
11.0
40
A
15.0
130
24.0
30.0
B60
100
40.0
% OF TOTAL
58.0
180
QUANTITY
71.0
170
C
83.0
50 15.0
100.0
25.0
60 60.0
120
Example 10.1
13-25
Biaya-biaya Dalam Persediaan
 Biaya penyimpanan
(holding cost/carrying
 Biaya pemesanan
costs)
(order costs)
 Biaya persiapan
(setup costs)
 Biaya kehabisan/kekurangan bahan
(shortage
costs)
Biaya Penyimpanan
(holding cost/carrying costs)
 Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan, mis: penerangan,
pemanas, pendingin, dll)
 Biaya modal (opportunity cost of capital)
 Biaya keusangan
 Biaya penghitungan fisik dan konsiliasi laporan
 Biaya asuransi
 Biaya pajak persediaan
 Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
 Biaya penanganan persediaan
 dll
Biaya Pemesanan
(order costs)
 Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi
 Upah
 Biaya telpon
 Pengeluaran surat menyurat
 Biaya pengepakan dan penimbangan
 Biaya pemeriksaan penerimaan
 Biaya pengiriman ke gudang
 Biaya hutang lancar
 dll
Biaya Persiapan
(setup costs)
 Biaya mesin-mesin penganggur
 Biaya persiapan tenaga kerja langsung
 Biaya scheduling (penjadwalan)
 Biaya ekspedisi
 dll
Biaya Kehabisan/kekurangan
Bahan (shortage costs)
 Kehilangan penjualan
 Kehilangan langganan
 Biaya pemesanan khusus
 Biaya ekspedisi
 Selisih harga
 Terganggunya operasi
 Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial
 dll
Model – model persediaan
 Model Persediaan Kuantitas pesanan
ekonomis
( Economic order quantity, EOQ ).
 Model persediaan dengan diskon
kuantitas
13-31
Economical Order Quantity (EOQ)
 Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis.
 Atau EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya minimal / jumlah pembelian yang
optimal.
 Dasar penentuan : Perimbangan antara Biaya pesanan
dan Biaya penyimpanan
 Economical Order Quantity terjadi pada saat
biaya pemesanan = biaya penyimpanan.
 (ordering costs = carrying costs)
Syarat pembelian dengan EOQ
Harga pembelian per unit konstan
Bahan baku selalu tersedia di pasar
setiap saat dibutuhkan
Kebutuhan Bahan Baku tersebut
relatif stabil sepanjang tahun
MENGHITUNG EOQ
EOQ 
2 xRxS
Pxl
 R
= Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode
(satu tahun)
 S
= Biaya pesanan setiap kali pesan.
 P
= Harga pembelian per unit yang dibayar.
 l
= Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
(biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai ratarata dalam rupiah dari nilai persediaan)
CONTOH SOAL
 Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang adalah 40 %
dari nilai persediaan rata2 di gudang. Biaya pesanan adalah Rp.
15 juta setiap kali pesanan. Jumlah material yang dibutuhkan
selama setahun sebanyak 1200 unit dengan harga Rp.
1.000.000,- per unitya.
EQQ 
2 x 1200 x 15

90 . 000
 300 unit
1 x 0 , 40
 Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah
pembelian bahan sebanyak 300 unit sekali pesanan, jadi
kebutuhan material sebanyak 1200 unit selama satu tahun akan
dipenuhi dengan 4 kali pesanan @ 300 unit.
BLONJO TERUS?????
Sebenarnya kebutuhan material sebanyak 1200 unit ini
dapat dipenuhi dengan berbagai cara sebagai berikut :
Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit.
Dua kali pesanan sebanyak 600 unit setiap kali pesan.
Tiga kali pesanan sebanyak 400 unit setiap kali pesan.
Empat kali pesanan sebanyak 300 unit setiap kali pesan.
Enam kali pesanan sbanyak 200 unit setiap kali pesan.
Sepuluh kali pesan sebanyak 120 unit setiap kali pesan.
Duabelas kali pesan sebanyak 100 unit setiap kali pesan.
Management
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Frekuensi Pembelian
1 Kali
2 Kali
3 Kali
4 Kali
6 Kali
10 Kali
12 Kali
12
6
4
3
2
1,2
1
1200
600
400
300
200
120
100
Nilai persediaan
1200 jt
600 jt
400 jt
300 jt
200 jt
120 jt
100 jt
Nilai persediaan rata
600 jt
300 jt
200 jt
150 jt
100 jt
60 jt
50 jt
Biaya penyimpanan
setahun (40 %)
240 jt
120 jt
80 jt
60 jt
40 jt
24 jt
20 jt
Biaya pesanan setahun
15 jt
30 jt
45 jt
60 jt
90 jt
150 jt
180 jt
Jumlah biaya semuanya
255 jt
150 jt
125 jt
120 jt
130 jt
174 jt
200 jt
Berapa bulan sekali
pesanan dilakukan
Jumlah unit setiap kali
pesan
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp. 120.000.000,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
Latihan Soal
 Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (Carrying
cost) adalah 20% dari nilai average inventory. Biaya
pemesanan (procurement cost) adalah $4 setiap kali pesan.
Jumlah material yang dibutuhkan selama satu tahun
sebanyak 24.500 unit dengan harga pembelian $2.5 per
unitnya.
 Hitunglah Economical Order Quantity (EOQ) ! Dan
buatlah daftar pembeliannya
Hubungan biaya pesanan, biaya penyimpanan dan jumlah biaya selama
satu periode adalah sebagai berikut :
300
250
Jumlah biaya variabel
selama satu periode
200
Jumlah
biaya penyimpanan
selama satu periode
150
100
50
Jumlah biaya pesanan
selama satu periode
300
0
v
EOQ
200
400
600
800
Besarnya pesanan dalam unit
1000
1200
Menetapkan EOQ berdasarkan besarnya
biaya penyimpanan per unit
 Rumus sebagai berikut :
EOQ

2 x r x s
c
dimana c adalah biaya penyimpanan per unit.
Contoh :
 Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = 1600 unit.
 Biaya pesanan sebesar Rp. 100 juta,- setiap kali pesanan.
 Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50
 Besarnya EOQ adalah :
2 x 1600 x 100
0 , 50

640 . 000  800 unit
EOQ dengan Safety Stock
 Jika perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan
yang harus ada digudang (Safety Stock) maka jumlah barang
yang ada di gudang:
= EOQ + Safety Stock
 Setiap kali jumlah persediaan mencapai Safety Stock maka
perusahaan harus segera membeli sebesar EOQ
 Persediaan digudang tidak pernah mencapai nol
EOQ dengan Safety Stock
Dari contoh perhitungan EOQ dimuka, hitunglah
besarnya jumlah barang yang ada di gudang bila
ditetapkan safety stock sebesar 25:
= EOQ + Safety Stock
= 300 + 25
= 325 unit
Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah titik yang menunjukkan
jumlah barang yang harus ada di gudang, sewaktu
perusahaan harus mengadakan pemesanan lagi,
sehingga penerimaan material yang dipesan itu tepat
waktu dimana persediaan diatas safety stock sama
dengan nol
Safety stock adalah batas pengaman
persediaan yang harus ada dalam gudang
untuk menjaga kontinuitas produksi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
penentuan besarnya Reorder point adalah :
1. Penggunaan selama tenggang waktu
mendapatkan barang (procurement lead time).
2. Besarnya safety stock.
Inventory Order Cycle
Model EOQ (kapan pesan?)
Inventory Level
Order quantity, Q
Demand
rate
Average
inventory
Q
2
Reorder point, R
0
13-44
Lead
time
Order Order
placed receipt
Lead
time
Order Order
placed receipt
Time
Reorder Point (ROP)
Reorder point = safety stock + penggunaan selama lead time
Reorder point = Prosestase tertentu dr. Safety
Stock + Kebutuhan Lead Time
Lead Time = Penggunaan bahan baku selama tenggang waktu
mendapatkan barang.
Reorder Point
Tingkat inventory dimana perlu dilakukan pemesanan ulang
R = dL
Dimana :
13-46
d = tingkat kebutuhan per periode
L = lead time (jarak waktu antar
dilakukan pemesanan
dengan penerimaan barang
Reorder Point: Contoh
Demand = 10,000 gallons/tahun
Toko buka 311 hari per tahun
Kebutuhan harian = 10,000 / 311 = 32,154
gallons/day
Lead time = L = 10 hari
R = dL = (32,154)(10) = 321,54 gallons
13-47
Contoh Soal
 Misalkan suatu perusahaan menetapkan bahwa
safety stock sebesar 50 unit dan procurement lead
timenya selama 5 minggu sedangkan kebutuhan
material setiap minggunya sebanyak 40 unit.
 Berapakah jumlah persediaan yang harus ada di
gudang sewaktu perusahaan tersebut harus
melakukan pemesanan lagi ?
Quantity Discounts
Banyak penjual melakukan startegi penjualan
dengan memberikan harga yang bervariasi
sesuai dengan jumalh yang dibeli, semakin
besar volume pembelian semakin rendah
harga barang perunit.
Biaya total persediaan model ini merupakan
penjumlahan dari biaya pemesanan biaya
penyimpanan dan biaya pembelian barang.
Hal ini berbeda dengan biaya model EOQ
yang tidak memperhitungkan biaya
pembelian yang nilainya selalu sama. Harga
barang bervariasi tergantung dari setiap
jumlah pesanan sehingga biaya pembelian
barangpun bervariasi .
13-49
Quantity Discounts
Harga per unit berkurang saat jumlah
pesanan meningkat
CoD
CcQ
TC =
+
+ PD
Q
2
where
P = harga per unit
D = permintaan tahunan
13-50
Quantity Discount Model (cont.)
ORDER SIZE
0 - 99
100 – 199
200+
PRICE
$10
8 (d1)
6 (d2)
TC = ($10 )
TC (d1 = $8 )
Inventory cost ($)
TC (d2 = $6 )
Carrying cost
Ordering cost
13-51
Q(d1 ) = 100 Qopt
Q(d2 ) = 200
Quantity Discount: Example
QUANTITY
1 - 49
50 - 89
90+
Qopt =
PRICE
$1,400
1,100
900
2CoD
=
Cc
Co = $2,500
Cc = $190 per TV
D = 200 TVs per year
2(2500)(200)
= 72.5 TVs
190
For Q = 72.5
CcQopt
Co D
TC =
+
2 + PD = $233,784
Qopt
For Q = 90
CcQ
CoD
TC =
+ 2 + PD = $194,105
Q
13-52
Contoh Soal
 Suatu perusahaan memiliki kebutuhan material sebesar 100.000 unit per
tahun. Biaya pesan $35/order. Biaya simpan sebesar 20% dari harga beli
material.
Pihak supplier menawarkan suatu penawaran khusus untuk pengadaan material
tersebut dalam bentuk harga potongan. Adapun syaratnya adalah sbb:
Kuantitas pembelian
Harga
4000 – 7999 unit
$1.80
Lebih dari 8000 unit
$1.70
Pertanyaan:
Di unit berapakah sebaiknya perusahaan melakukan pembelian.
Jawab
 Kuantitas pembelian paling sedikit 8000 unit
Harga beli (P) = $1.70
Cc = $1.70 x 0.2 = $0.34
EOQ = 2 x 35 x 100.000 = 4537.43 unit
(tidak feasible)
0.34
TC = (35 x (100.000/8000)) + (0.34 x (8000/2)) + (100.000 x $1.70)
= $ 171,795.5
 Kuantitas pembelian 4000 – 7999 unit
P = $1.80
Cc = $1.80 x 0.2 = $0.36
EOQ = 2 x 35 x 100.000 = 4409.59 = 4409.59 unit
0.36
TC = (35 x (100000/4409.59)) + (0.36 x (4409.59/2)) + (100.000 x $1.80)
= $181,587.5
Jadi yang dipilih adalah kuantitas pembelian 8000 unit karena memiliki total biaya terkecil
JUST IN TIME (JIT)
• Persediaan diperoleh dan dimasukkan dalam
produksi tepat pada saat dibutuhkan.
• Tidak ada persediaan mengendap digudang
• Hal yang dibutuhkan:
• 1. Sistem informasi persediaan dan produksi
yang tepat
• 2. Pembelian dengan efisiensi tinggi
• 3. Pemasok yang dapat diandalkan
• 4. Pengelolaan yang efisien
Quiz!!!!!
 Atas persediaan yang dimiliki Phapros Co diketahui
Carrying cost sebesar 15% dari nilai average inventory.
Sedangkan procurement cost adalah $3,5 setiap kali pesan.
Jumlah material yang dibutuhkan selama satu tahun
sebanyak 10.000 unit dengan harga pembelian $5 per
unitnya.
 Hitunglah Economical Order Quantity (EOQ) ! Dan
buatlah daftar/tabel pembeliannya sebanyak 5 kolom/ 5
pilihan
TERIMA KASIH