Patologi Khusus Fisioterapi Pertemuan 11

Download Report

Transcript Patologi Khusus Fisioterapi Pertemuan 11

“Sistem Sensorik”
SENSASI & NYERI
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa mampu memahami terminologi ilmu
saraf, struktur-struktur makroskopik dan
mikroskopik dan fungsi masing-masing
komponen sistim saraf termasuk organisasi
hubungan utamanya, korelasi struktur dengan
fungsi termasuk perilaku, efek utama dari lesi
terhadap area penting secara klinis dan jalur
syaraf.
Mahasiswa mampu memahami patofisiologi
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, menyangkut
proses patologi, gejala dan symptoma, dasardasar proses penyembuhan sistem
neuromuskuler.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1.
2.
3.
Mahasiswa mampu memahami tentang
komponen-komponen dari sistem saraf
sensorik.
Mampu memahami tentang fisiologi dari
komponen-komponen sistem saraf
sensorik.
Mampu memahami proses patologi,
gejala, sympton pada sistem saraf
sensorik.
SENSASI





Bag sistem saraf yang memberikan informasi
kepada otak tentang dunia luar
Pesan neuronal secara aktif diseleksi
Beberapa pesan dapat dipercepat atau
diperlambat
Reseptor sensori Serabut saraf  CNS
Sensasi memungkinkan berespon thd
rangsang dengan presisi dan kesadaran
Jalur Informasi kedalam dan
keluar SSP/CNS
Persepsi sensasi (=”subjektif”)
Melibatkan :
 organ reseptor pada kulit, otot, sendi /viskus
 sistem saraf perifer
 jalur pada medula spinalis
 koneksi pada korteks serebri – dipengaruhi
emosi dan proses berfikir
Proses Seleksi Sensasi




Adaptasi organ sensibel thd stimulus
Inhibisi presinaptik oleh neuron tetangga
Mekanisme supresi involunter umumnya
dengan gerak motorik atau regulasi
transmisi
Dengan mempergunakan kesadaran
merubah persepsi thd sensasi
Sensasi tidak menyenangkan ~ nyeri –
terdpt “threshold”
Peran reseptor dan saraf kutaneus thd persepsi

Terdapat 2 macam saraf kutaneus




Ø 1-16 mm bermielin: 6 – 16 Aalpha, beta
2 - 6 Agama, delta
Ø < 2mm tidak bermielin Serabut gama
Badan sel – pada ganglia
Reseptor


berkapsul : daerah sensitif: ujung jari, bibir, areola
mamae, genitalia
tidak berkapsul (bebas): “high threshold” respons
hanya untuk nyeri - cornea
Sensasi Raba Ringan





Alat testing : kapas: merangsang serabut
Abeta/delta dan C
Med S: mel. Kolumna dorsalis – nukleus
Kuneatus/Grasilis Burdach
Neuron 2: menyilang (Lemniskus medialis)
– thalamus
Neuron 3: Thalamo kortikal – girus
postcentralis korteks serebri
Cara testing: stereognosis, diskriminasi 2 ttk
dan menulis bentuk/angka
Sensasi posisi sendi dan vibrasi




Reseptor: pada ligamen dan kapsul
sendi dan otot
Med S : sebag. besar melalui kolumna
dorsalis
Cara testing : Perubahan posisi dan
dengan garpu tala
Ke2 diatas: fungsi proprioseptif
Jalur Proprioceptif
Sensasi rasa termal, geli dan
gatal (eksteroseptif)



Rasa panas dan dingin mel serabut
Adelta/C
Med S: mel tr spinothalamikus, dekat
serabut nyeri
Cara testing : dengan sensasi nyeri
Jalur Eksteroceptif/Nyeri
Sensasi rasa nyeri (eksteroseptif)

Reseptor:





mekanis- tusukan jarum, cubitan dan tekanan
thermal – temperature panas/dingin
melalui Adelta bermielin (10-20m/dt), C tak
bermielin (1-2m/dt) lambat beradaptasi.
Med S:Traktus spinothalamikus + tersebar
pada seluruh masa putih
Korteks serebri : umumnya pada somato
sensori sekunder
Peran Neurotransmitter
Axon – Otot
Axon - Neuron
Peran NT (neurotransmitter)
pada nyeri




Nyeri dapat dihilangkan dg opiate:
Reseptor khusus pada otak.
Substansi yg melekat: Enkephalin
menghalangi pelepasan substan P
Menghalangi transmisi impuls nyeri
Endorphin berfungsi seperti opiate
Kontrol endogen thd nyeri


Dapat dg stimulasi pada periakuduktus/nukleus
raphae
Teori kontrol gerbang (“Gate control theory
Melzack/Wall”):




Aktivitas serabut  >> menginhibisi transmisi nyeri
Bila serabut  << dg/tanpa mielin banyak
terstimulasi, transmisi diteruskan (menghilangkan
nyeri dg akupungtur/rgs listrik)
Inhibisi juga dapat oleh mekanisme desenden
(inhibisi dg rgs elektrode pada kol dorsalis)
Terdpt pengaruh lb frontalis dan temporalis
Nyeri viscera





Viscera insensitif thd rabaan, pemotongan dan
cubitan
Sensitif thd peregangan, kontraksi berlebihan,
iritasi (toksin/kimia)
Nyeri viscera sering bersamaan dg nyeri
somatik.
Transmisi thoracic/abd=simpatis,
pelvis=parasimpatis
Rasa lapar, begah, kenyang transmisi oleh NX
Rujukan Nyeri Viscera
Nyeri rujukan



Nyeri visera terasa pada bag badan
pada segmen yang sama
Nyeri jantung = T1-5, Hati/intestin =
T6-12, Pelvic organ = S2-4
Sering lokalisasi kabur
Kompresi pada pangkal saraf, nyeri
rujukan pd organ dalam
Dermatome/sklerotome pada
lengan dan kaki
•Dermatome : regio khusus kulit yang dipersarafi saraf spinal ttt
•Sklerotome : regio dalam dengan persyarafan sama
Distribusi Dermatome

Dermatome = regio
khusus kulit yang
dipersarafi saraf spinal
ttt
Fenomena berhubungan
dengan nyeri





Rangsang nyeri : R fleksor, Respons
bersilangan ektensor ~ proteksi
Nyeri viscera dapat menimbulkan
spasmus otot (terus menerus)
Pada kasus ekstrem – opistotonus
R spasmus otot pada otot
paravertebral ~inflamasi sendi vertebra
Hipesthesia kulit akibat proses organ
viscera – ggn otonom
Pola macam-macam nyeri


Pembengkakan jar – deformitas reseptor –
nyeri + edema/ dilatasi vascular –
berdenyut.
Berkurang dengan elevasi organ/posisi
istirahat
Nyeri kepala
e – dilatasi/penekanan vas intracranial:
SOL, toksin





Dilatasi/inflamasi vas ekstrakranial :
migrain
Iritasi meningen: Stroke
Kompresi saraf kranial: N V
Nyeri rujukan: gigi, sinus, servikal atas
Kontraksi kronik otot kepala
Nyeri kardiak
Umumnya e: ishemia otot jantung pd
keadaan:



tekanan perfusi a coronaria kurang
kapasitas oksigen darah kurang
kerja jantung berlebihan
Nyeri dada tertekan atau teremas,
menjalar kelengan ttt ki dalam dan
leher/rahang bawah atau keabdomen.
Nyeri pleura
e. inflamasi pleura
 Nyeri bertambah dg pernafasan dan
terlokalisir
 Bila diaph terlibat, nyeri rujukan ke
bahu atau intercostal/abd atas
Nyeri GIT

Ulkus peptikum e.:




Kandung empedu e.: distensi


Nyeri diatas/dibawah umbilicus, pd radang + gejala local
Ginjal dan ureter.


Nyeri rujukan ke hipokondrium dan belakang atau ke bahu
Bowel e.:kontraksi berlebihan


Inflamasi/edema, kontraksi, prod HCl ↑
Nyeri berhub dg waktu makan, kadang hilang waktu lambung
penuh
Lokasi epigastrium
Nyeri pada punggung bawah, kontr ureter nyeri pada L1,
fossa iliaka dan testis
Kandung kencing.

Nyeri pada S234 dg rujukan ke ujung penis
Nyeri pada system otot dan saraf




Nyeri otot ssd latihan – suplai darah kurang/
akumulasi metabolit - (“claudicatio intermitten”)
Nyeri + nyeri tekan otot akibat neuritis perifer << vit B1 dan B12, alc dan DM
Causalgia = nyeri difus akibat kerusakan saraf
– terasa sepanjang saraf
Contoh: kompresi saraf Median pada Carpal
tunnel
Nyeri sering terasa terus menerus
Phantom limb = nyeri sesudah amputasi,
mungkin akibat mispersepsi sistem saraf
Nyeri pada lesi radiks posterior
e.: proses inflamasi dan kompresi radiks
 Nyeri rujukan pada sklerotom + paresthesi
pada dermatom
 Nyeri bertambah dg membungkuk – tek CSF /
(batuk, bersin, mengedan)
 HNP, nyeri menjalar kelipat paha – diskus
dipersarafi L1
 Herpes Zoster, ggn pada ganglion dan dapat
menetap ssd sakit hilang
 “Lightning pains“ (nyeri tajam – ggn ganglion)
pada lues, DM
Nyeri pada lesi Med Sp dan
Batang otak
e.: lesi pada tr spinothalamikus/rgs neuronal
paroksismal
 Nyeri membakar pada ½ badan kontralateral
lesi
 Lesi pada tabes – nyeri viseral hebat
 Nyeri NV (trigeminal neuralgia)/glosopharingeal
: nyeri kilat repetitif
 Lesi thalamik – nyeri difus + hiperpatia (“nyeri
thalamik ”)
Nyeri yg berhub dg ketakutan
dan depresi

Sering berhubungan dg kontraksi otot
berlebihan
Otot kulit kepala – nyeri kepala tegang
otot
Otot leher, punggung, - nyeri pinggang
,bahu, nyeri kepala
Otot intercostal – nyeri precordium/infra
mamary ~ ansietas
Insensitivitas terhadap nyeri


Bila kongenital umumnya ~ defek
mental/ pasca ensefalitis
Dibedakan dengan ggn jalur nyeri


Contoh: Syringomyeli, Lepra, Neuropati
diabetik
Dapat disertai ggn refleks :- “Charcot’t
joints, ggn trophi sendi
Anamnesa pada kasus nyeri






Lokasi dan penjalaran dan kualitas nyeri
Frekuensi, durasi, saat dan onset
Penyerta: enek, muntah, berkeringat
Faktor presipitasi:nafas, batuk, lapar, capek,
emosi bak, sikap badan, leher dan tungkai
Faktor penolong: postur, istirahat, makan,
kompres, obat
Penting:persepsi pasien tt penyebab nyeri