Epid_KL - Ayo Materi Kuliah

Download Report

Transcript Epid_KL - Ayo Materi Kuliah

EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN LINGKUNGAN
EKSISTENSI




Di rumah
Di perjalanan
Di tempat kerja / sekolah / kampus
Di tempat-tempat umum
RISIKO PAJANAN LINGKUNGAN

Fisik / mekanik: suhu, suara, benturan, jatuh,
dll.


Kimia: unsur-unsur kimia dlm berbagai sarana
Biologis: mikroorganisme, hewan, tumbuhan,
parasit, amuba, dll.

Radiasi: sinar ultra violet, sinar x, medan
magnit, medan listrik, dll.

Psikologis: sosial, politik, budaya, ekonomi, dll.
JALUR PEMAJANAN
Langsung
Tidak langsung
Permukaan tubuh
Kulit
Mulut
Pernafasan
Manusia
Media/perantara
MEDIA / PERANTARA
Udara
Air
Makanan / minuman
Hewan / vektor
Tumbuhan
Manusia
Peralatan mekanik
EFEK KESEHATAN
Awal:





Kerusakan jaringan mukosa
Kerusakan / terganggunya sistem metabolisme
Mutasi genetik
Luka
Sakit
Kemudian:


Cacat
Meninggal
PEMBUKTIAN HUBUNGAN
1.
Risk assessment: identifikasi bahaya,
penilaian pajanan, penilaian dose-response,
dan karakteristik risiko
2.
Environmental epidemiology: menjelaskan
hubungan sebab akibat antara outcome dan
faktor risiko lingkungan
RISK ASSESSMENT
National Academic of Science, 1983:
Penggunaan factual base dalam mendefinisikan efek
kesehatan dari suatu pajanan bahan-bahan atau situasi
yang berbahaya terhadap individual atau populasi.
Factual base: ketidak-sempurnaan secara umum, biasanya
menyangkut salah spesies, salah jalur pemajanan, salah
range dosis, lebih bersifat experimental dibanding
dengan kejadian senyatanya.
Masalah: sulit melakukan estimasi pajanan kimia dosis
rendah dari lingkungan terhadap suatu populasi
RISK ASSESSMENT




Identifikasi hazards
Pendugaan pajanan
Pendugaan dose-response
Karakteristik risiko
IDENTIFIKASI HAZARDS
Menentukan apakah senyawa kimia
tertentu atau suatu agent penyakit
merupakan penyebab atau bukan
penyebab dari suatu dampak
kesehatan
IDENTIFIKASI HAZARDS
Kualitatif proses bergantung pada data yg
tersedia:



Sifat alamiah pajanan potensial
Kemungkinan kontak antara agent pajanan dengan
populasi manusia
Perlu ada bukti ilmiah risiko kesehatan: experiment,
kasus klinis, dan penelitian epidemiologi
Mengevaluasi: 1) apakah pajanan yg terjadi masih akan
terjadi; dan 2) menentukan bukti hasil penelitian yl
pajanan menyebabkan efek kesehatan pd manusia
PENDUGAAN DOSE-RESPONSE
Menentukan hubungan antara
besarnya pajanan dengan
kemungkinan terjadinya dampak
kesehatan yang diteliti
PENDUGAAN DOSE-RESPONSE
Tahap dimana pendugaan risiko sangat
bergantung pada hasil penelitian
experimental dan publikasi ilmiah yg
menggambarkan dosis dan efek
kesehatan yg terjadi. Biasanya dengan
cara ekstrapolasi (binatang-manusia;
pekerja-populasi umum, dll.)
PENDUGAAN PAJANAN
 Berapa banyak orang yg akan
terpajan?
 Bagaimana jalur pajanannya?
 Siapa yang terpajan?
 Seberapa besar pajanannya, berapa
lama terpajan, dan kapan
terpajannya?
PENDUGAAN PAJANAN
Tahapan dimana agent diidentifikasi secara
spesifik, mencakup: penentuan jalur
pajanan, penghitungan jumlah pajanan
dan lama pemajanan.
Meliputi: monitoring udara, air, makanan,
atau media lain, dan melibatkan model
pemajanan menurut tempat dan waktu
PENDUGAAN RISIKO
Menghitung secara kuantitatif, berapa
banyak kelebihan dari mereka yg
menderita efek kesehatan pada populasi
terpajan dibandingkan dengan populasi
tidak terpajan
Contoh: Berapa banyak tambahan kasus penyakit Y
akan terjadi pada suatu populasi sebesar Z karena
pajanan dari agent X pada tingkat dosis pajanan D?
EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG
 Epid KL mempelajari faktor-faktor risiko lingkungan
dan dampaknya terhadap kesehatan populasi yg
terpajan
 Faktor-faktor tsb bisa alamiah atau karena hasil
kegiatan makhluk hidup
 Faktor-faktor risiko tsb bisa bersifat kimia, fisik, dan
biologis
 Sumber pajanan bisa melalui berbagai wahana: air,
udara, tanah, makanan, dan ruang bagi gelombang
elektromagnit
Latar Belakang (lanjutan..)
 Faktor-faktor risiko tsb menambah atau
berinteraksi secara sinergis dengan risiko dasar
dalam menyebabkan suatu penyakit
 Pajanan lingkungan adalah sebesar pajanan
terhadap fisik dan susceptibilitas individual
 Pajanan dari faktor-faktor risiko lingkungan bisa
berasal dari suatu sumber, linier, maupun area,
dan bisa terjadi di luar ruang (outdoor) maupun
di dalam ruang (indoor)
TUJUAN EPID KL
Epidemiologi Lingkungan mencari
tahu penambahan risiko (riil atau
potensial) pencemar lingkungan
terhadap populasi terpajan dengan
maksud untuk melakukan
identifikasi, minimalisasi, dan
memutuskan mata rantai penularan
dari sumber-sumber pencemarnya
Interaksi faktor-faktor risiko
Bertambahnya faktor risiko akibat terjadinya interaksi
antara risiko lingkungan dan risiko bukan lingkungan:
 Perilaku (merokok, drugs dan alcohol abuse)
 Socio-health (higiene, gizi, dan stress)
 Genetik (susceptibilitas herediter)
 Anamnestik (penyakit yg pernah diderita dan pengalaman
pengobatan)
 Fisiologis (umur, sex, kehamilan, tinggi badan, berat badan,
pernafasan, dll.)
 Pekerjaan profesi
Epidemiologi Lingkungan
Pertimbangan dasar:
 Investigasi kausalitas penyakit melalui desain
eksperimen adalah terbaik, namun dlm situasi yg lebih
umum dimana data eksperimen tdk bisa didapat, maka
penggunaan desain studi observasional pada populasi
akan lebih sesuai dan bisa dilakukan.
 Sangat sulit meyakinkan adanya kausalitas langsung
hanya dengan retrospektif atau cross-sectional desain
 Epidemiologi lingkungan membantu meyakinkan
adanya hubungan sebab-akibat dari observasional
desain.
Dasar Pengertian
Ilmu pengetahuan selalu berkembang
secara evolusi.
Bukti sufficient untuk identifikasi
kausalitas saat ini mungkin saja tidak
adekuat atau tidak sesuai lagi di masa
depan.
Hal ini sudah dibuktikan melalui sejarah
pembuktian hubungan sebab-akibat
dalam studi epidemiologi berikut:
Henle-Koch Postulates (1840)
(Teori Deterministik)
1.
2.
3.
The parasite occurs in every case of the
disease in question and under circumstances
which can account for the pathological
changes and clinical course of the disease.
It occurs in no other disease as a fortuitous
and nonpathogenic parasite.
After being fully isolated from the body and
repeatedly grown in pure culture, it can induce
the disease anew.
Evans, A.S., Yale Journal of Biological Medicine., 49,175,1976.
Kelemahan Postulat H-K
1.
2.
3.
4.
Peneliti tidak bisa mentransfer penyakit (mis.:
demam tipus, lepra) ke tubuh eksperimen, dan
tidak bisa melakukan isolasi atau kultur agen
infeksius pada penyakit-penyakit lain.
Tidak bisa berlaku pada carrier yg tanpa gejala.
Tidak bisa berlaku pada penyakit non-bakteri.
Tidak bisa diaplikasikan terhadap virus, yg
membutuhkan jaringan hidup untuk berkembang
dan tidak bisa tumbuh pada kultur murni.
Henle-Gertrude-Diel (1968)
(Elements of Immunological Proof of Causation)
1.
2.
3.
4.
5.
Antibody to the agents is regularly absent prior to the
disease and to exposure to the agent (before incubation
period).
Antibody to the agent regularly appears during illness and
includes both IgG- and IgM- type antibodies.
The presence of antibody to the agent indicates immunity to
the clinical disease associated with primary infection of the
agent.
The absent of the antibody to the agent indicates
susceptibility to both infection and the disease produced by
the agent.
Antibody to no other agent should be similarly associated
with the disease unless it is a cofactor in its production.
Evans, A.S., Yale Journal of Biological Medicine, 49,175,1976.
Surgeon General’s Report (1964)
1.
2.
3.
4.
5.
The consistency of the association
The strength of association
The specificity of the association
The temporal relationship of the association
The coherence of the association
Bukti ketidaksesuaian postulat H-K untuk penyakit
kronis yg merupakan perhatian dari
Epidemiologi Lingkungan
Postulat Bradford Hills (1965)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Strength of association
Consistency
Specificity
Temporality
Biological gradient
Plausibility
Coherence
Experiment
Analogy
Kriteria Kausalitas A. Evans
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prevalens dari penyakit harus lebih besar pada kelompok
terpajan
Pajanan harus ditemukan lebih banyak pada mereka yang
terkena penyakit pada saat faktor risiko lain konstan.
Insidens penyakit harus lebih besar pada kelompok
terpajan
Temporalitas, penyakit mengikuti pajanan
Spektrum respon dari host mengikuti pajanan dari agent
menurut logika biologis, dari sedang ke parah
Eksperimen, menunjukkan penyakit lebih sering terjadi
pada host percobaan yang terpajan
Kriteria Kausalitas A. Evans
Pembatasan atau modifikasi dari penyebab penyakit
menjadikan insidens penyakit menurun (mis.:
peningkatan kualitas air, pelarangan merokok, atau
penghilangan agent spesifik)
9.
Pencegahan atau modifikasi dari respon tubuh (host)
menjadikan berkurangnya atau terbatasnya penyakit
(imunisasi, obat menurunkan kolesterol)
10. Seluruhnya harus bisa dijelaskan secara biologis dan
epidemiologis.
8.
Epid KL Postulat
1.
2.
Spesifisitas: Hampir seluruh penyakit mempunyai
multifaktor etiologi, dimana kondisi tersebut
berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan yang
kompleks dalam menjelaskan hubungan risk-factors
Temporalitas: Adalah masih terlalu sederhana bahwa
pajanan harus mendahului penyakit. Interaksi antara
pajanan dan sistem biologis potensial dari host harus
juga menjadi perhatian. Efek periodik dosis, efek
kumulatif dosis, penghilangan dlm tubuh secara
alamiah (clearance), dan metabolisme dari penyebab
penyakit juga mempengaruhi hubungan pajanan dan
penyakit
Epid KL Postulat
3.
4.
5.
Biological gradient (dose-response): Dalam situasi
tertentu, hubungan dose-response tidak linier; pada
tingkat pajanan yg spesifik yang tidak diketahui tingkat
pajanan lebih tinggi/rendah, mungkin berhubungan dg
penyakit lingkungan.
Plausibility and analogy: Ilmu pengetahuan bertambah
dan berkembang, termasuk hubungan antara mekanisme
biologis. Apa yg sekarang kurang atau tidak plausible atau
tidak sesuai analoginya, mungkin akan berbeda besok.
Eksperimen: Masalah etis eksperimen terhadap manusia
perlu dielaborasi dan dilindungi dari bahaya, karena hasil
yg lebih akurat dibanding dengan eksperimen hewan.
Epid KL
Prosedur untuk estimasi dan manajemen
variabilitas yg perlu juga dilibatkan:
1.
2.
3.
Genetic susceptibility
Confounding factors
Risk factor interactions
LANGKAH OPERASI EPIDKL
1. Identifikasi sumber dan area risiko yg
dicurigai dari catatan emisi, data dan
model lingkungan
2. Pilih satu area studi yg mencakup
area berisiko dan populasi dg dimensi
yg sesuai
3. Buat peta tematik dari area studi
4. Lengkapi dg jalan, socio-health, dan
personal data base
LANGKAH OPERASI EPIDKL
5. Identifikasi kemungkinan gangguan
kesehatan dan penyakit2 lingkungan
6. Tunjukan bukti hubungan antara
penyakit lingkungan klaster dg
faktor2 terpilih
7. Saring klaster dari kasus2 yg bukan
faktor risiko lingkungan
8. Verifikasi klaster terpilih dg metoda
biokimia pada tissue
IDENTIFIKASI AREA STUDI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Uji reabilitas catatan emisi dan data
lingkungan air, udara, tanah, makanan, dan
ruang
Identifikasi agent yg berbahaya pd wahana
lingkungan
Cermati sebaran pencemar dari model
lingkungan (GIS)
Identifikasi area yg berisiko
Kaitkan area berisiko dg sinergi sumber
pajanan
Pilih area studi yg bebas pencemar dan
sumber pajanan (kontrol)
PENGEMBANGAN
GEODATABASE
1. Buat peta lokasi area studi
2. Dilengkapi dg lokasi kemungkinan
sumber pencemar, pemukiman,
jalan, industri, sungai, perkantoran,
dll.
3. Buat sebaran status kesehatan atau
perilaku populasi yg bisa di overlay
pada peta (catatan kesehatan)
POSSIBLE ENVT. DISEASES
 Penurunan fertilitas, abortus spontan
 Berat bayi lahir rendah
 Penyk2 pernafasan, perut, dan ginjal
 Penyk2 imunitas, endokrin, dan neoplastik
 Penyk2 syaraf dan jiwa
 Penyk2 kulit dan organ perasa
 Penyk2 infeksi dan parasit
 Penyk2 sirkulasi jantung dan otot tulang