metode penulisan ilmiah presentasi UTAMA

Download Report

Transcript metode penulisan ilmiah presentasi UTAMA

METODE PENULISAN ILMIAH
BAMBANG DS
BAMBANGDS@PIKSIINPUTSERA
NG.AC.ID
/ S E N A D W I _ B A M @ Y A H O O . C O. I D
B A M B A N G D S . W O R D P R E S S . C OM
Metode Ilmiah
 MI dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
 Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka
metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban
tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis.
 Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak
dikatakan sama.
 Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaanpertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa
begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Klasifikasi ilmu pengetahuan.
Contoh klasifikasi Ilmu Pengetahuan yang
sederhana yaitu:
1. Ilmu dasar (basic Science) misalnya
biologi yang bertujuan mendalami teori dan
isi alam yang hidup.
2. Ilmu terapan (Applied Sciences) yang
bertujuan untuk memanfaatkan ilmu guna
memecahkan masalah praktis misalnya
mekanisme dan teknologi pertanian.
 Contoh Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
ASPEK ANTOLOGI ( BEING,
WHAT, WHO)
1. DEFENISI I.P
a.
Sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok yang
bersifat general, rational, objektif, mampu diuji kebenarannya
(verifikasi objektif), dan mampu menjadi milik umum
(Communality, The Liang Gie, 1991).
b.
Pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah- langkah
pencapaiannya dipertanggung-jawabkan
secara teoritis
(C, Verhaak).
c.
Masih banyak definisi lain (lihat di halaman selanjutnya).
d.
Kumpulan pengetahuan yang benar :
Mempunyai obyek dan tujuan
Disusun secara sistematik,
Berkembang dengan metode ilmiah,
Berlaku universal dan dapat diuji kebenarannya
(diverifikasi).
2.
Obyek : *
Materi : obyek yang dipelajari
misalnya:
Manusia
Kehidupan
Benda mati
Alam semesta
*
Formal : obyek yang menjadi pusat
perhatian pusat perhatian (focus of interest) atau bidang
studi.
Misalnya : Kesehatan, kedokteran,
pertanian, ekonomi, sastra
3.Struktur, klasifikasi, sifat, dan lain-lain harap dipelajari
dari ilmu yang ditekuni.
MANUSIA INSTING, AKAL, SEHINGGA INGIN TAHU
APA, MENGAPA, BAGAIMANA
PENJELASAN
PENJELASAN TANPA ATAU BELUM MENGGUNAKAN
PENALARAN YANG BAIK: MITOS
PERKEMBANGAN: Menggunakan penalaran
yang sistematis, disebut METODE ILMIAH
PENGETAHUAN
Segala sesuatu yang diketahui, dengan
membaca, mendengar, melihat,melakukan
sehingga menghasilkan pengalaman
Pengetahuan tanpa
belajar: insting (hewan,
naluri: untuk makan)
Pengetahuan disusun
secara sistematis (logika
dan pengalaman)
Empirik,
empiris
ILMU: dinamis
(perlu pemikiran
yang kritis)
Metode keilmuan digunakan
untuk mengatasi masalah
MASALAH: ?
Pemecahan masalah
Langkah-langkah untuk memecahkan masalah:
MEMBUAT HIPOTESIS (DALIL YANG HARUS
DIUJI), baik Ilmu sosial maupun ilmu alam
Cara pengujian: DENGAN PENELITIAN
memakai METODE
Survey dan atau eksperimen
ILMU PENGETAHUAN
INDUKTIF
Fakta khusus
menuju kesimpulan
umum
DEDUKTIF
Sesuatu bersifat
umum menuju
khusus
LOGIKA
Memperoleh
fakta
Premis
Mayor
ILMU (SCIENCE)
Bila menggunakan logika (khususnya
deduktif): SILOGISME
Organisme bernafas, tumbuhan adl
organisme, Jadi: tumbuhan bernafas
Premis
Minor
Kriteria ilmiah
 1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
1. Memilih dan mendefinisikan masalah.
2. Survei terhadap data yang tersedia.
3. Memformulasikan hipotesa.
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat
dalam menguji hipotesa.
5. Mengumpulkan data primair.
6. Mengolah, menganalisa serla membuat
interpretasi.
7. Membual generalisasi dan kesimpulan.
8. Membuat Laporan
 METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA
 Segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada
metode ilmiah. Sebagai langkah pemecahan atau
prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
 1.Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat,
mendengar, merasakan, mengecap terhadap suatu
objek tertentu.
2.Masalah dan problema, menemukan masalah
dengan kata lain adalah dengan mengemukakan
pertanyaan apa dan bagaimana.
3.Hipotesis, jawaban sementara terhadap
pertanyaan yang kita ajukan.
 3.Hipotesis, jawaban sementara terhadap
pertanyaan yang kita ajukan.
4.Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu
alamiah dapat dipisahkan. Contoh dalam gejala alam
tentang serangga dengan lampu (sinar biru)

5.Teori, bukti eksperimen merupakan langkah
ilmiah berikutnya yaitu teori. Dengan hasil
eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti
yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan
valid walaupun dengan keterbatasan tertentu. Maka
disusun teori. Dengan teori-teori yang dikemukakan
maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan
manusia seperti pengusiran serangga atau
perangkap nyamuk (terkait dengan teori
pencahayaan.
Survey, eksperimen
Diperoleh:
• Data
• Analisis (statistik): dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi
(tergantung ulangan dan
pembanding)
• Pembahasan
• Kesimpulan: menghasilkan dalil
atau teknologi
Membuat laporan penelitian:
mudah dipahami
Rasionalisme – Eksistensialisme dan
Empirisisme - Idealisme
18
1.
Empirisisme: Observasi dan proposisi berdasar pada
pengalaman dengan menggunakan metoda inductive
logic, termasuk matematik dan statistik. Empirisis
berusaha mendiskripsi, menjelaskan, dan memprediksi
informasi faktual yang diperoleh melalui observasi
2.
Rasionalisme: Sumber utama pengetahuan adalah
penalaran (reasoning dan judgment). Pengetahuan
dideduksi dari kebenaran dan hukum alam. Karena
hukum alam mengatur semesta secara logik.
Beberapa Contoh Gaya Berpikir atau
Methods of Knowing
19
1. Untested Opinion, Intuition/A Priori Method:
Angka 13 adalah angka sial
Laut Selatan dikuasai Ratu Selatan
2. Self-Evident Truth atau Method of Tenacity:
Semua mahluk hidup akan mati
Semua benda di Bumi akan jatuh ke bawah
3. Method of Authority:
Rahasia Perusahaan Sukses di Amerika (Peters and
Waterman, 1982)
Beberapa Contoh Gaya Berpikir atau
Methods of Knowing
(lanjutan)
20
4. Literary Style:
Studi kasus pada sebuah perusahaan
Teori Motivasi Abraham Maslow
5. Postulational Style:
Simulasi difusi inovasi
Maksimisasi profit; MR = MC
6. Scientific Method
BAGIAN II: Science
Science
Norma Komunitas
Ilmiah
Metoda Ilmiah
Prosedur yang ketat untuk
menghasilkan penelitian
yang berkualitas
Seperangkat norma dan
nilai profesional yang
diinternalisasi oleh
peneliti.
21
Science
22
1.
2.
3.
4.
Pengetahuan (body of knowledge) yang
terklasifikasi dan tersistematisasi
Terorganisasi berdasar satu atau lebih teori
sentral dan sejumlah prinsip umum
Biasanya diekspresi secara kuantitatif
Pengetahuan yang memungkinkan untuk
memprediksi dan, dalam beberapa situasi,
untuk mengendalikan kejadian di masa datang
Metoda Ilmiah
23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penilaian terhadap pengetahuan yang relevan
Pembentukan konsep dan spesifikasi hipotesis
Pengumpulan data
Pengorganisasian dan analisis data dengan cara yang
relevan
Evaluasi dan pembelajaran dari temuan/hasil riset
Penyebaran informasi riset
Memberikan penjelasan
Membuat prediksi
Melakukan aktifitas pengendalian yang diperlukan
Norma Komunitas Ilmiah
24
Universalism: Penelitian dinilai semata-mata
atas dasar sumbangannya terhadap ilmu
pengetahuan; tanpa melihat pihak yang
melakukan penelitian dan tempat penelitian
dilakukan
2. Organized Skepticism: Ilmuwan harus selalu
bersikap kritis dan berhati-hati dalam menerima
ide baru
3. Disinterestedness: Ilmuwan harus netral dan
terbuka terhadap hal-hal baru.
1.
Norma Komunitas Ilmiah
(lanjutan)
25
Communalism: Pengetahuan ilmiah harus
disebarluaskan dan dimiliki bersama. Temuan
ilmiah merupakan milik publik yang dapat
digunakan oleh semua orang. Proses riset harus
dipaparkan secara rinci
5. Honesty: Merupakan norma budaya yang utama
bagi seorang peneliti dan ilmuwan. Ketidak
jujuran merupakan tabu besar.
4.
Norma Komunitas Ilmiah
(lanjutan)
26
Communalism: Pengetahuan ilmiah harus
disebarluaskan dan dimiliki bersama. Temuan
ilmiah merupakan milik publik yang dapat
digunakan oleh semua orang. Proses riset harus
dipaparkan secara rinci
5. Honesty: Merupakan norma budaya yang utama
bagi seorang peneliti dan ilmuwan. Ketidak
jujuran merupakan tabu besar.
4.
ASPEK AKSIOLOGI / ETIS (OBJECTIVE, FOR WHAT, VALUE)
1.
2.
Tujuan umum : mis. Ilmu kesehatan mempelajari semua aspek yang
berkaitan dengan kesehatan untuk tetap sehat dan lebih sehat.
Tujuan khusus : untuk mencari/mendapatkan :
Kebenaran (Truth)
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Understanding)
Penjelasan (Explanation)
Klasifikasi (Classification)
Peramalan (Prediction)
Pengendalian (Control)
Penerapan (Application)
Penemuan (Indention)
Produksi (Production)
Nilai etis: kebenaran, mis.
Kesehatan yang lebih baik, bernilai etis dan
estetis.
ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)
1.
Why: misalnya ilmu kesehatan, masih banyak yang tidak sehat hingga
ada keinginan mencari kebenaran ilmiah apa penyebabnya.
How : misalnya pemikiran dan pengkajian ilmiah/ hasil ilmiah yang
disusun secara sistematik, dengan metode ilmiah untuk mendapatkan
kebenaran tentang kesehatan.
2.






Sistematik: Disusun teratur berdasarkan sistim
Sistim: Bagian-bagian yang berfungsi untuk I.P
Metode: Cara untuk menemukan/membuktikan dan mengembangkan I.P.
Berkembang: Berdasarkan hasil Metode Ilmiah dan bersifat terbuka
Universal: Berlaku sama di mana saja
Terbuka : Selalu dapat diuji kebenarannya secara ilmiah (diversifikasi)
dengan penalaran maupun diuji ulang.
Mengenai sistim dan metode ini, pendapat Prof. Kuncaraningrat adalah sebagai
berikut: Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang
ilmu niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu
umumnya dibatasi. Sehubungan dengan itu, maka setiap ilmu lazimnya mulai
dengan merumuskan suatu batasan (definisi) perihal apa yang hendak
dijadikan objek studinya.
BAB I
HAKEKAT IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) :

Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya,
termasuk gejala-gejala alam Yang ada
Gejala-gejala alam
fisika
biologi
kimia
Rasa ingin tahu manusia merupakan awal sikap ilmiah,
karena ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa
peristiwa atau gejala itu.
Ada 4 tahap perkembangan alam pikiran manusia sampai
lahirnya IPA : mitos, penalaran, eksperimentasi dan
metode keilmuan.
1.1. M I T O S
Tahap ini terjadi karena keterbatasan manusia dalam
pengamatan, peralatan, dan cara berpikir pada saat itu
Contoh :  Peristiwa pelangi adalah selendang “bidadari”
yang sedang turun ke bumi

Peristiwa gunung meletus adalah yang berkuasa
dari gunung itu marah.
1.2. PENALARAN DEDUKTIF – TAHAP RASIONALISME
Rasionalisme : Aliran pemahaman untuk pemecahan masalah
menggunakan rasio atau daya nalar dalam upaya
memperoleh pengetahuan yang benar
Penalaran Deduktif : suatu cara berpikir yang didasarkan atas
pernyataan yang bersifat umum untuk ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus, menggunakan pola berpikir silogisme.
Contoh Silogisme: Semua orang suatu saat mati
Si A adalah orang
Maka si A akan mati
(Premis mayor)
(Premis minor)
(Kesimpulan)
1.3. PENALARAN INDUKTIF – TAHAP EMPIRISME
Penalaran induktif:
Suatu cara berpikir untuk menarik “kesimpulan umum”
berdasarkan pengamatan-pengamatan atas gejalagejala yang bersifat “khusus”
Contoh : Logam tembaga, logam besi, logam aluminium jika
dipanaskan bertambah panjang
Kesimpulan : Semua logam jika dipanaskan akan
bertambah panjang
Empirisme :
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang
diperoleh langsung dari pengalaman konkrit.
1.4. METODE KEILMUAN / ILMIAH
Merupakan perpaduan antara penalaran deduktif dan penalaran
induktif
Pembentukan sikap ilmiah :
a. Memiliki rasa ingin tahu (kuriositas) yang tinggi dan kemampuan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
belajar yang besar
Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti
Jujur
Terbuka
Toleran
Skeptis
Optimis
Pemberani
Kreatif
1.4.1. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1) Perumusan masalah
2) Penyusunan hipotesis
3) Pengujian hipotesis dengan eksperimentasi
4) Penarikan kesimpulan
Langkah-langkah metode ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:
Sadar ada masalah
Mengidentifikasi dan
merumuskanmasalah
Pernyataan/Pertanyaan: tentang apa,
mengapa dan
bagaimana
Masalah baru untuk
dipecahkan lebih
lanjut/eksperimen
atau observasi
lanjutan
Teori
Perumusan hipotesis
Dipilih salah satu
yang paling mungkin
dari banyak jawaban
sementara
Pengumpulan
data/bukti melalui
eksperimen
/observasi
Hukum/dalil
Menarik kesimpulan
berdasarkan
pengujian dan
analisis data serta
ringkasan semua
informasi yang
diperoleh
1.4.2. Beberapa catatan tentang metode ilmiah
1)
2)
3)
4)
Langkah-langkah dalam metode ilmiah saling berkaitan
Dasarnya sama bagi disiplin keilmuan
Khusus untuk kelompok ilmu
Tujuan hanya kebenaran yang obyektif dan sementara
1.4.3. Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah
1) Keunggulan :
• Melatih kebiasaan berpikir yang sistematis, logis dan
•
•
analitis
Memupuk sifat jujur, obyektif, terbuka, disiplin dan
toleran
Menolak takhayul dan menolak pendapat tanpa bukti
nyata.
2) Keterbatasan
• Kebenaran ilmiah bersifat tentatif (sementara)
• Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan
dengan masalah yang akan dipecahkan.
 Beberapa definisi ilmu pengetahuan (science) dapat bermacam-macam yaitu
:
J. Haberer 1972 :
Suatu hasil aktivitas manusia yang
merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan
menjadi
pranata dalam masyarakat.
J.D. Bernal 1977 :
Suatu pranata atau metode yang
membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan
manusia.
E. Cantote 1977 :
Suatu hasil aktivitas manusia yang
mempunyai makna dan metode.1977 -1992
E.F. Schumacher :
The perfections of science are
purely practical-the objective practical the objective, i.e.
independent of character and interests of the operator,
measurable, recordable and repeatable.
Prof. Burr
:
Like the fields of physics, sciences are part
of the organization of the universe and are influenced by the
fast forces of space .
Cambridge-Dictionary 1995
: Ilmu Pengetahuan
adalah kumpulan pengetahuan yang benar, mempunyai
objek dan tujuan tertentu dengan sistim, met ode untuk
berkembang serta berlaku universal yang dapat diuji
kebenarannya.
1.5. PERANAN ILMU
a. Mendeskripsikan (menyandra)
b. Menjelaskan (eksplorasi)
c. Memprediksi (meramal)
d. Mengendalikan (mengontrol)
1.6. SARANA BERFIKIR ILMIAH
Meliputi: Bahasa; Logika; Matematika; Statistika
1.7. PENGERTIAN IPA
Meliputi 3 hal: Produk, Proses dan Nilai/Sikap Ilmiah
1.7.1. Produk IPA:
Data yang diperoleh melalui observasi
(1) Fakta (2) Konsep (3) Prinsip (4) Hukum (5) Teori)
1.7.2. Proses ilmiah:
Merumuskan masalah, hipotesis, uji hipotesis, kesimpulan
1.7.3. Nilai dan sikap ilmiah:
jujur, tekun, teliti, obyektif, terbuka, dan sebagainya.
1.Tujuan Ilmu - mencari kebenaran ilmu tertentu secara ilmiah
2. Sistem Ilmu
Sistem
=
Bagian-bagian atau elemen-elemen yang berfungsi
saling berkaitan/interrelated untuk mewujudkan fungsi organ/
institusi/ilmu
secara menyeluruh:
Contoh :
Sistem syarat
Fungsi kehidupan manusia
Sistem pencernaan
Fungsi Kehidupan manusia
Sistem panca indera
Sistem vaskuler
Sistem penalaran / logika
Fungsi pengembangan ilmu
Sistem klasifikasi
Sistem penulisan ilmiah
Sistem pembuktian
Statistika
Fungsi pengembangan ilmu
 Faktor sistim
a. Ada seperangkat elemen tertentu (Assemblage of elements),
b. Elemen-elemen itu saling berkaitan secara teratur (Interrelated),
c. Ada mekanisme keterkaitan antar elemen itu dan merupakan suatu kesatuan
organisasi.
d. Kesatuan organisasi itu berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
e. Menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan disaksikan (Genera-ting an
observable product).
 Sistematik berarti bahwa ilmu pengetahuan itu secara teratur dan tersusun
hingga memberikan pengertian tentang hakikat, kebenaran dan pembuktian
kebenaran.
 Kebenaran/kesalahan dan atau kepastian itu dapat dipertanggungjawabkan
berdasar pembuktian dengan, metode ilmiah.
 Sistematika ilmu pengaturan sistematik ilmu hingga mudah di pelajari.
 Sistematika ilmu dapat dibagi tiga :
1. Apa ilmu/ilmu baru itu dan sistematikanya ? (aspek ontologi)
2. Untuk apa ilmu tersebut? (Sistematika tujuan – aspek aksiologi /
etika)
3. Bagaimana metode mencapai tujuan tersebut/bagaimana dan
mengapa menyusun Sistematika ilmu secara benar dan mudah
dipelajari (aspek epistemologi).
3. Metode
Yang dimaksudkan dengan metode yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah ialah cara untuk
mendapatkan atau menemukan pengetahuan yang benar dan bersifat ilmiah. Metode ilmiah
mensyaratkan asas dan prosedur tertentu yang disebut kegiatan ilmiah misalnya penalaran,
studi kasus dan penelitian.
Metode ilmiah dapat dengan penalaran dan pembuktian kebenaran ilmiah.
3.1 Metode Ilmiah dengan penalaran dan kesimpulan atau pembuktian kebenaran
- Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis
penalaran
mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing (Suriasumantri,
1987).
- Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang benar dan
bukan hasil perasaan.
Penalaran merupakan kegiatan yang mempunyai ciri tertentu dalam penemuan kebenaran.
Dua ciri penalaran :
- Logis
- Analitis
a. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of
logic) yaitu, menurut logika: deduksi-induksi; rasionalism-empirism; abstrak-kongkrit;
apriori-aposteriori.
b. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir analisis-sintesis
berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/ penelitian).
Contoh dari yang sederhana misal benda tersebut benar pensil, air laut itu asin, buah yang
diperam akan lebih cepat masak; air mendidih temperaturnya 100°C; penyakit
tuberkulosis itu disebabkan oleh basil. Contoh-contoh tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya mulai
dari pengalaman dan penalaran sampai dengan
penelitian/pembuktian kebenaran ilmiah.
3.2
Pembuktian Kebenaran Ilmiah
Secara ontologis keraguan timbul karena keterbatasan manusia. Filsafat ilmu
pengetahuan berusaha mengubah "yang ada" dari "common sense" atau
anggapan umum menjadi "yang ada" secara logis" atau "rasional".
Dulu mitos adalah anggapan umum yang dianggap benar berdasar
kepercayaan tanpa pembuktian
Mitos
Misal :
Lepra
kutukan Tuhan
Skeptik absolut
Kepastian ini dapat dilihat dengan mikroskop atau dengan metode lain dan
berlaku universal.
Ratio
Misal : Lepra
Penyakit dengan causa
Ilmu pengetahuan
M. Leprae (kepastian)
Jadi penyakit lepra yang dulu dianggap kutukan Tuhan, kini dapat dijelaskan sebagai
berikut: Aspek ontologi lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh M. Leprae
Objek materi: manusia
Objek formal: penyakit lepra
Aspek epistemologi lepra adalah penyakit dengan causa M. Lepra (Why) dan menular
dalam jangka lama (How) Aspek aksiologi, lepra adalah penyakit yang perlu diobati
dan untuk menjaga martabatnya ditempatkan di leproseri (etis).
Research Paradigm
Radical47Change
Radical
Structuralist
Interpretivist
Functionalist
Objective
Subjective
Radical
Humanist
Regulation
BAGIAN I: Style of Thinking
Authority and
Tradition
Common
Sense
Postulate
Self-Evident
Truth
Sumber
Pengetahuan
Case Studies
Myth and
Superstition
50
Science
Personal
Experience
“Style of Thinking”
Rasionalisme
• Self-Evident Truth
• Scientific Method
• Method of Authority
• Literary (Case Study)
• Untested Opinion
Eksistensialisme
51
Empirisisme
Idealisme
• Postulational
KARYA TULIS ILMIAH
 Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan
yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan
metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa
tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah.
Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik
atau bahkan cerita pengalaman nyata dan
pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian
ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang
mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya
tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung,
pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es,
dapat disajikan secara ilmiah.
Ciri Tulisan Ilmiah
 Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun
berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan
pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman
makna yang disajikan. Keobyektifan dan kedalaman,
dua hal yang senantiasa diusahakan agar tulisan
dapat dirasakan ilmiah. Sedangkan pengarang
semata-mata mengungkapkan pernyataan dan
pendapat berdasar ide yang mencuat dari dalam
dirinya, tanpa didukung oleh data dan informasi
yang jelas.
Kebaharuan Tulisan Ilmiah
 Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan
itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena
didukung oleh informasi yang sudah teruji
kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak
subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat
penalaran dan analisa yang mampu menukik ke
dasar masalah. Tulisan ilmiah akan kehilangan
keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu
(teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah
diketahui oleh umum dan berulang kali
dikemukakan.
Prasyarat Penulis Karya Ilmiah
 Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan
khusus dari penulisannya, karena di samping harus
mengumpulkan data, menganalisa data, dengan
menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam
bentuk tulisan. Bahasa dalam karya ilmiah dituntut
lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh
dikatakan pembaca tidak menafsirkan arti katakatanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah
mengandung makna denotataif.
Karya Tulis
 Hasil dari suatu penelitian dapat ditulis dalam
berbagai bentuk tulisan ilmiah seperti karya tulis,
paper, report, skripsi atau tesis, desertasi, dan
sebagainya.
 Karyatulis ialah karya ilmiah yang disusun siswa
Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) untuk
melengkapi syarat-syarat mengikuti Evaluasi Belajar
Tahap akhir (EBTA). Karyatulis harus bersifat
pemecahan persoalan dari suatu tema.
Paper
 Paper ialah hasil penelitian ilmiah yang ditulis oleh
seseorang sebagai bahan pertanggungjawaban yang
dibebankan kepadanya. Kadang-kadang seorang
mahasiswa menyusun paper untuk
dipertanggungjawabkan kepada dosennya kalau ia
ingin lulus dari sesuatu mata kuliah tertentu. Begitu
pula kadang-kadang seorang pejabat atau seorang
ahli diminta membuat paper untuk bahan seminar
atau simposium, kalau ia ditunjuk sebagai
pemrasaran atau pembahas utama.
Report/Laporan
 Report atau laporan, juga merupakan karya tulis dari
hasil suatu tugas atau penelitian, yang harus
diserahkan pada suatu instansi. Berbeda dengan
paper biasanya report kalau sudah diserahkan tidak
lagi dipertanggungjawabkan. Khusus bagi
lingkungan perguruan tinggi report ini biasanya
diminta dari hasil kerja mahasiswa sesuai dengan
profesi atau spesialisasinya masing-masing.
Skripsi
 Skripsi dan tesis sebenarnya sama, hanya istilahnya
saja yang berbeda. Tetapi ada beberapa pihak yang
sengaja membedakan antara skripsi dengan tesis,
dengan alasan isi dan mutu tesis harus lebih baik
daripada skripsi. Oleh sebab itu skripsi dianggap
sebagai tulisan ilmiah yang merupakan bagian dari
syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana muda, dari
suatu perguruan tinggi.
Thesis
 tesis dianggap sebagai tulisan ilmiah yang
merupakan bagian dari syarat-syarat ujian untuk
mencapai gelar sarjana lengkap, dari suatu
perguruan tinggi buah skripsi hendaknya mahasiswa
bahwa melaksanakan penelitian empiris, dan untuk
menyusun tesis hendaknya mahasiswa mengadakan
penelitian yang bersifat studi eksperimental. Analisa
statistik akhir-akhir ini juga sering digunakan baik
pada skripsi maupun pada tesis.
Disertasi
 Disertasi yaitu suatu tulisan ilmiah yang biasaya
dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh
gelar doktor dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Desertasi ini biasanya dipertahankan oleh penyusun
promovendus di depan para guru besar dari suatu
lingkungan perguruan tinggi. Dalam hubungan ini
biasanya promenvendus biasanya didampingi oleh
suatu konsultan yang biasanya disebut promotor dan
seorang pembantu konsultan yang disebut copromotor.
KESALAHAN DALAM MENULIS ILMIAH
LANJUT…
KESALAHAN STRUKTUR
Kesalahan Bahasa! Perhatikan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1988)
ABSTRAK
SIMPULAN
LANJUT…
Presentasi
Kemampuan Presentasi
Hal2 yang perlu diperhatikan
Manajemen Waktu