Farmakognosi Dasar

Download Report

Transcript Farmakognosi Dasar

FARMAKOGNOSI DASAR
Anatomi tumbuhan
EPIDERMIS
* Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun,
daun bunga, buah dan biji serta pada batang dan akar
sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder
* Ada yang berkembang menjadi sel rambut, sel penutup
pada stomata, serta sel lain
* Tediri dari satu lapisan sel, tetapi ada yang berlapis
banyak hasil dari pembelahan : misal sel protoderm
pada daun
http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa
EPIDERMIS
Susunan Sel Epidermis
• Memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan
berbagai hasil metabolisme
• Mengandung plastid yang mengandung pati dan
protein, tidak memiliki klorofil. Vakuola mengandung
antosian
• Mengandung tanin, lendir dan kristal
• Dinding sel beragam tebalnya, ada yang sangat tebal
serta berlignin
• Di bagian luar terdapat kutikula yang dibentuk oleh
kutin, suatu senyawa bersifat lemak
EPIDERMIS
Stomata
Stomata merupakan celah dalam sel epidermis yang
dibatasi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel
penutup
Sel penutup dapat berubah bentuknya sehingga terjadi
pelebaran dan penyempitan celah
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel epidrmis. Yang berbeda disebut sel
tk lengkung tetangga
Sel penutup dapat berbentuk lengkung seperti biji kacang
merah atau ginjal----- pada dikotil
EPIDERMIS
Pada monokotil sel penutup memiliki struktur yang
khusus dan seragam, ramping di tengah dan
menggelembung di ujung
EPIDERMIS
Tipe-tipe stomata
1. Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi
oleh sejumlah sd yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dan sel
epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranuncu!aceae,
Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae,
2. Jenis anisositik atau jenis Cruciferae. Sd penutup dikelilingi tiga
buah sel tetangga yang tak sama besar. Jenis mi umum terdapat
pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum,
3. Jenis parasitik atau jenis Rubiaceae. Setiap sel penutup diiringi
sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga
itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis mi umum terdapat
pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol
vulaceae, Mimosaceae,
4. Jenis diasitik atau jenis Caryophyllaceae. Setiap stoma dikelilingi
dua seT tetangga. Dinding bersama dad kedua sel tetangga itu
tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang seT penutup serta
celah. Jenis mi umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae.
EPIDERMIS
1.
Tipe-tipe stomata
EPIDERMIS
Sel penutup dapat dibagi atas 3 kategori (berdasarkan
proses pembentuknya)
1.
2.
3.
Mesogen ---- sel penutup dan sel didekatnya yang
dapat berkembang atau tidak berkembang menjadi sel
tetangga
perigen — sel tetangga atau sel di dekat stoma yang
tidak memiliki asal yang sama dengan sel penutup
Mesoperigen — sedikitnya satu sel tetangga atau sel di
sebelahnya yang memiliki hubungan langsung dengan
stoma, sementara sel yang lain tidak.
EPIDERMIS
Rambut atau trikoma (jamak: trikomata)
Kegunaan trikomata dalam taksonomi cukup dikenal. Kadangkadang famili tertentu dapat dikenal dengan mudah dain macam
rambutnya.
Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret
a. Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih,
misalnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium
dan Gossypium. Path Gos5ypium, serat kapas merupakan
rambut epidermis bersel satu dan kulit biji dan dapat
mencapai panjang 6 cm (gambar 8.7).
b. Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan
tanpa tangkai (sesil) pada daun duren Durio zibethinus) atau
bertangkai pada Olea.
EPIDERMIS
Rambut atau trikoma (jamak: trikomata)
c. Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat seperti
bintang, misalnya rambut di bagian bawah daun waru
(Hibiscus) atau seperti tempat lilin pada Verbascum.
d. Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam
bidang yang tegak lurus permukaan akar. Set berbentuk
bulat panjang, mencapai panjang 80 — 1500 dengan garis
tengah 5 — 17 .tm. Rambut akar memihiki vakuola besar
dan biasanya berdinding tipis.
2. Trikoma sekresi (yang menghasilkan sekret) atau kelenjar
Trikoma sekresi dapat bersel salu, bersel bantyak, atau
berupa sisik. Trikoma bersel banyak yang sederhana terdini
dan tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak.
Tnikoma seperti itu terdapat misalnya pada daun tembakau.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan
lengket, dan yang biasanya terdiri dan tangkai dan kepala
bersel banyak dinamakan koleter.
EPIDERMIS
PARENKIM
* Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan
dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai
jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan
empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar
pada tangkai daun dan mesofil daun.
* Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari
meristem dasar. Di samping itu, ada pula parenkim
yang menjadi bagian dan jaringan pembuluh dan
berkembang dan prokambium; pada tubuh sekunder
berkembang dari kambium pembuluh serta kambium
gabus.
* Parenkim terdiri dan sel hidup yang bermacam-macam
bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda
pula. Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya
tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat
terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan.
PARENKIM
Bentuk dan susunan sel parenkim
Banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis tengahnya
dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel
parenkim yang panjang terdapat sebagai sel palisade
pada daun; yang berbentuk benang terdapat pada
batang tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang
mencolok besarnya seperti pada Scirpus dan Juncus.
Parenkim dari kentang bersama-sama dengan pati
http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa
PARENKIM
Bentuk dan susunan sel parenkim
Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen alan
lisigen.
Pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi: pada
saat dinding primer dibentuk di antara dua sel
anak yang baru,
Ruang antarsel lisigen dibentuk dengan merusak
sel utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada
batang tumbuhan air
PARENKIM
KOLENKIM
Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan
jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang
menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam
stadium awal promeristem.
Sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada
umumnya memiliki dinding yang tak teratur
penebalannya.
Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding
sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer,
lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding
sekunder pada skierenkim, bersama dengan dinding
primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan
karenanya menjadi keras dam kaku.
KOLENKIM
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada
bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa
dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada
cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim
jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.
Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah
epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk
silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang
KOLENKIM
Menurut penebalan dindingnya, dibedakan tiga jenis
utama:
1. Kolenkim sudut, dengan penebalan memanjang pada
sudut sd. Pada penampang melintang, penebalan sudut
terlihat di tempat pertemuan tiga sd atau Iebih.
Contohnya pada batang Solanum tuberosum dan pada
Salvia
2. Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada
dinding tangensial. Contohnya pada korteks batang
Sambucus nigra.
3. Kolenkim lakuna, yang mirip kolenkim sudut, namun
banyak mengandung ruang antarsel. Penebalan dinding
terjadi di sekitar ruang antarsel itu. Contohnya pada
batang Ambrosia.
KOLENKIM
SKLERNKIM
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dan sel dengan dinding
sekunder yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi
utama skierenkim adalah penyokong dan kadang-kadang juga
pelindung. Sel skierenkim memiliki sifat kenyal (etastis), tidak
seperti kolenkim yang memiliki sifat liat (plastis).
Macam sel sklerenkim
A. Sklereid
Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan.
Sering sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara
sel parenkim sekelilingnya. Tempurung kelapa, misalnya, hampir
seluruhnya terdiri dan skiereid. Sering pula sklereid terdapat
sebagai idioblas, yakni sel yang segera dapat dibedakan dan sel
sekelilingnya karena berbeda ukuran, bentuk, dan tebal
dindingnya
SKLERNKIM
Sklereid dapat dibagi menjadi 4 macam:
(1) brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir
isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon
(2) makrosklereid yang berbentuk batang senng ditemukan
dalam kuhit biji, misalnya pada Leguminosae
(3) osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujungujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit
bercabang
(4) asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk
bintang sering terdapat pada daun.
SKLERNKIM
B. Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan.
Serat dapat ditemukan sendiri-sendiri sebagai idioblas,
misalnya dalam anak daun Cycas (pakis haji).
Serat lebih sering ditemukan sebagai berkas, jalinan, atau
berupa silinder berongga. Serat paling sering ditemukan di
antara jaringan pembuluh, namun di sejumlah besar
tumbuhan juga terdapat dalam jaringan dasar. Menurut
tempatnya dalam tubuh, dibedakan serat xilem dan serat
ekstra xilem (luar-xilem).
SKLERNKIM
Serat floern di kulit kayu pada dikotil merupakan serat
yang diperdagangkan. Serat tersebut digolongkan ke dalam
serat lunak karena meskipun berlignin atau tidak
benlignin, senantiasa lunak dan lemas atau lentur.
Beberapa contoh sumber seiat kulit byu yang terkenal serta
banyak kegunaannya adalah jute (Corchorus capsularis)
yang dipakal sebagai tali temali dan tekstil kasar, linen
(Linum usitatissimum) menghasilkan kain linen dan
benang, dan rami (Boehineria zivea) yang meughasilkan tali
dan tekstil.
SKLERNKIM
SKLERNKIM
XILEM
Xilem primer terdiri dari :
• protoxilem yang lebih dulu selesai pembentukannya
• metaxilem yang pembentukan serta pendewasaannya selesai
kemudian. Pada sejumlah besar tumbuhan terdapat kambium
pembuluh yang menghasilkan jaringan pembuluh sekunder. Xilem
yang dihasilkannya disebut xilem sekunder atau kayu.
• Selain berfungsi utama dalam pengangkutan air, xilem juga
berperan dalam pengokohan serta kadang-kadang dalam
penyimpanan cadangan makanan. Sebab itu xilem terdiri dan
beberapa jenis sel yang bentuknya berbeda menurut fungsi, namun
tetap memiliki asal yang sama.
XILEM
XILEM
Unsur trakeal
Unsur trakeal merupakan sel xilem yang paling tinggi
spesialisasinya, dan bertugas dalam pengangkutan air beserta zat
yang terlarut di dalamnya. Setnya memanjang dan pada waktu
bertugas tidak memiliki protoplas, jadi merupakan set mati.
Dindingnya berlignin dan terdapat penebalan sekunder dengan
macam-macam noktah.
XILEM
Unsur trakeal
Unsur trakeal terdiri dan dua macam sel trakeal, yakni
trakeid dan komponen trakea.
Trakeid adalah set panjang dengan ujung yang runcing.
Trakea juga disebut pembuluh kayu: dan terdini dan
deretan sel yang tersusun memanjang dan bersambungan
pada ujung dan pangkalnya. Sel penyusun trakea yang
panjangnya sampai 50 sel dinamakan komponen trakea
atau komponen pembuluh kayu. Perbedaan utama antara
kedua macam sel itu adalah bahwa trakeid merupakan sel
yang ujungnya runcing tanpa lubang, sedangkan sel
komponen trakea memiliki lubang, biasanya pada kedua
dinding ujungnya.
XILEM
Gambar Jenis sal pada xilem sekunder seperti dtunjukkan oleh unsur kayu Quercus yang terlepas.
Berbagai noktah tampak pada dinding sel. A-C, komponen pembuluh kayu yang lebar, D-F, komponen
pembuluh kayu yang sempit. G, trakeid. H, serat trakeid. I, serat libriform, J, sal parenkim jari-jari
empulur. K, berkas parenkim xilem (aksial). (dan Carpenter & Leney, 1952, dalam Esau, 1976)
XILEM
Xilem primer terdiri dari jenis sel yang sama dengan pada xilem
sekunder yakni unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat dan sel
parenkim
Dari segi perkembangannya, xilem primer terdiri dan bagian yang
berkembang di saat awal, yakni protoxilem dan bagian yang
berkembang kemudian, yakni metaxilem. Meskipun kedua bagian itu
menunjukkan sifat yang berbeda, tampak bahwa strukturnya dapat
saling menimpa sehingga pembatasan kedua xilem primer ini tidak
bisa dilakukan dengan tajam.
XILEM
Gambar 9.4 Jenis penebalari dinding sekunder pada unsur trakeal. A, penebalan cincin. B, penebalari spiral. C,
penebalan spiral yang rapat. D, penebalan skalarllorm E, penebalan jala. F, sebagian unsur trakeal yang tersayat
memánjang untuk memperlihatkan penebalan dinding seperti spiral dan keping ramping yang melekatkannya
pads dinding primer. D, seperti pada F, namun di sini penebalan spiral beralur dalam. (dan Fahn, 1989>
FLOEM
Berbeda dengan xilem, yang berfungsi dalam pengangkutan
setelah isi selnya mati, floem harus ada dalam keadaan
hidup agar dapat berfungsi. Di sini, zat hara tidak secara
pasif ditarik dalam pembuluh seperti pada xilem sebab gula
dan zat hara lain dipompa ke dalam pembuluh oleh pompa
molekul dalam plasmalema. Di beberapa tempat tertentu,
yakni pada sumber zat hara, molekul tertentu dipaksa
masuk floem, sedangkan di tempat lain, yakni pada wadah,
molekul dikeluarkan. Jadi, gerakan dalam floem bersifat
amat dinamis dan dikendalikan oleh tumbuhan.
FLOEM
Sel yang bertugas dalam pengangkutan
adalah unsur tapis yang terdiri dari sel tapis
dan komponen pembuluh tapis. Di dekat sel
tapis sering ditemukan sel albumin,
sedangkan komponen pembuluh tapis
diiringi oleh sel pengantar. Selain itu,
terdapat pula parenkim floem, parenkim jarijari empulur floem, serat floem dan sklereid
floem. Sama dengan xilem sekunder, untuk
mengenal macam-macam jenis sel floem yang
ditemukan, dapat dipelajari floem sekunder.
FLOEM
Jenis sel floem dan fungsi utamanya
Jenis sel
Fungsi utama
Sistem Aksial
Angkutari jarak jauh
Unsur tapis
bagi bahan makanan
Sel tapis
Komponen pembuluh tapis
(dengan sel pengantar)
Sel sklerenkim
Pengokoh, kadang-kadang
Serat
juga penyimpan cadangan
Sklereid
makanan
Sel Parenkim
Sistem radial
Sel parenkim jari-jari empulur Penyimpanan cadangan
makanan translokasi
radialnya
FLOEM
Gambar A-M, Jenis sel pada floem sekunder suatu dikotil, Robinia pseudoacacia. A-E,
sayatan memanjang. F-J, sayatan melintang. A,J, serat. B, komponen pembuluh tapis. F,
papan tapis. C,G, sel parenkim floem (pada C, berupa untai). D,H, set parenkim floem
mengandung kristal. E,I, skiereid. K,L,M, sel jari-jari empulur floem dalam penampang
tangensiat (K), radial (L), dan melintang (M). N, sel tapis. (A-M dati Esau, 1976; N dad
Mauseth, 1988)
FLOEM
Gambar A-D, bagan perkembangan dan pendewasaan papan tapis. A, tahap dini, memperlihatkan
penampakan keping kalosa di kedua ujung plasmodesmata yang berhadapan. B, kalosa menggantikan
Dinding selulosa dalam daerah pori yang berkembang. Lamela tengah belum menghilang. C, pori
dewasa dilapisi oleh lender kalosa yang cukup tebal. D, papan tapis yang dilapisi kalosa pada seluruh
permukaannya E-H, komponen pembuluh tapis pada Vitis EF, penampang memanjang melalui papan
tapis E, selt dalam keadaan dorman dan papan tapis tertutup tapisan kalosa yang tebal, lika kemudian
sel tersebut tidak bekerja lagi, make kalosa disebut kalosa definitif. F. set aktif kembali setelah kalosa
hilang. Titik-titik rapat menunjukkan lendir yang mongisi daerah tapis. G, dua papan tapis tampak dua
buah papan tapis majemuk (A-D den Fshn, 1989; E-G dart Esau, 1948, d&am Fahn, 1989)
PERIDERM
Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder
dan menggantikan epidermis pata batang dan akar yang telah
menebal akibat pertumbuhan sekunder. Daun tidak menghasilkan
periderm, kecuali pada sisik pelindung tunas istirahat. Pada dikotil
basah, periderm terdapat terutama di bagian tertua pada batang dan
akar. Pada beberapa monokotil ditemukan periderm, pada monokotil
lain ditemukan jenis jaringan pelindung sekunder yang berbeda.
‘Kulit kayu’ adalah semua jaringan di luar kambium pembuluh.
Pada stadium pertumbuhan sekunder, kulit kayu mencakup floem
sekunder, jaringan primer yang mungkin masih ada di sebelah luar
floem sekunder, serta periderm dan jaringan mati di sebelah luar
periderm. Jika tumbuhan masih berada pada stadium primer, kulit
kayu mencakup hanya floem primer, korteks, dan epidermis. Pada
akar primer
PERIDERM
Struktur periderm
Periderm terdiri dan felogen (kambium gabus), yaitu meristem yang
nembentuk periderm; felem (sering disebut gabus), yakni jaringan
pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar; dan feloderm,
yakni jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam.
Jaringan di luar periderm akan mati akibat sisipan jaringan gabus
(felem) di antara jaringan itu dengan jaringan di bagian dalam yang
masih hidup
Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dati satu
macam sel saja. Sel felogen memiliki vakuola dan dapat pula berisi
kloroplas maupun tanin pada periode tertentu. Pada penampang
melintang, sel felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang
sinambung membentuk silinder (juga disebut meristem lateral)
namun ada pula yang tidak sinambung
PERIDERM
Gambar 12.1 Periderm. A.B.C. sayatan
melintang melalui lapisan sel di permukaan
ranting. D,E, sayatan melintang dan radial
dari lapisan sel yang terletak lebih dalam. A,
pada ranting Papulus deltoides. Felogen
terbentuk pada lapisan korteks terluar dan
telah menghasilkan empat lapisan sel felem
dan satu lapisan sel feloderm; felem
tertutup oleh sel epidermis yang telah mati
dan berisi tanin. B, pada ranting Solanum
dulcamara; felogen terbentuk dalam
epidermis, bagian luar sel epidermis telah
menjadi sel felem yang khas den tertutup
oleh lapisan kutikula; feloderm tidak
dihasilkan. C.pada buah Malus pumila: sel
di sebelah luar telah renggang, periderm
menjadi bersisik. D, E, dalam floem
sekunder Salix alba varvitellina. Semua sel
feloderm sedikit kurang teratur. (dan Eames
& MeDaniels, 1947)
PERIDERM
Lentisel
Lentisel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif
daripada periderm di tempat lain dan menghasilkan
jaringan yang berbeda dengan felem, banyak mengandung
ruang antarsel. Felogen lentisel juga memiliki ruang
antarsel, dan sinambung dengan felogen periderm di
sebelahnya. Karena susunannya terbuka, lentisel dianggap
sebagai struktur yang memungkinkan udara masuk lewat
periderm.
Lentisel umum ditemukan pada periderm batang dan akar.
Ukurannya berkisar antara yang kecil yang hampir tak
kasat mata sampai yang sepanjang satu senti meter.
Lentisel tersusun dalam deretan atau ditemukan sendirisendiri secara terpisah.
PERIDERM
STRUKTUR SEKRESI
Sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dan protoplas atau
isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat
berupa ion berlebih yang dipisahkan berk garam, kelebihan hasil
asimilasi yang dikeluarkan sebagai gula, atau pun senyawa dalam
dinding sel.
Zat yang disimpan dalam dinding sel atau di permukaan antara lain
zat seperti lignin, suberin, kutin, dan malam. Selain itu juga termasuk
senyawa yang merupakan hasil akhir atau bukan merupakan hasil
akhir metaboIisme, namun tak dapat digunakan atau hanya separuh
yang dapat digunakan
secara fisiologis (alkaloid, tanin, terpen, harsa, bermacam kristal).
pula zat yang memiliki fungsi fisiologis sesudah disekresikan (enzim,
hormon)
STRUKTUR SEKRESI
Sekret yang dihasilkan oleh suatu kelenjar amat beragam. Beberapa
kelenjar (hidatoda, kelenjar lendir, nektanium, kelenjar garam)
mensekresikan zat hidrofilik, sementara kelenjar lain (kelenjar minyak,
sel epitelium pada saluran harsa) melepaskan zat lipofilik. Strukturuttra kedua macam kelenjar seperti itu menunjukkan bahwa sekresi
zat hidrofilik terjadi seiring dengan kehadiran sejumlah besar
mitokondria, retikulum endoplasma, atau diktiosom. Pada kelenjar
minyak tampaknya sekresi berkaitan dengan penguraian protoplas
yang semula padat.
STRUKTUR SEKRESI
AKAR
Akar merupakan bagian bawah dari suatu tanaman dan biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang
tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula.
Pada Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan
membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih
kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang.
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan
tanaman dan segera mengering. Dan dekat pangkalnya atau di
dekatnya akan nauncul akar baru yang disebut akar tambahan atau
akar adventif. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan
susunan akar serabut.
AKAR
Sistem akar tunggang umumnya dapat menembus tanah lebih dalam
dibandingkan dengan akar serabut, namun akar serabut melekat lebih
baik pada lapisan atas tanah. Dalam sistem akar tunggang, akar
primer dan cabangnya yang besar akan mengalami penebalan
sekunder, namun akar cabang kecil, yang berguna dalam penyerapan,
tetap dalam keadaan primer dan sering tak lama hidupnya.
Akar tunggang dan akar serabut umumnya ditemukan pada tumbuhan
berbiji. Gunanya untuk nielekatkan tananian pada substrat, menyerap
air dan berbagai garam mineral, dan berperan sebagai organ
penyimpan dan untuk konduksi.
AKAR
AKAR
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem
akar serta membantu penembusan tanah oleh akar. Tudung akar
terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Sel kadangkadang tersusun dalam deretan radial yang berasal dan pemula
tudung akar. Pada banyak tumbuhan, sd sentral di tudung akar
AKAR
Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar
korteks akan memembentuk gabus, sehingga terjadi jaringan
pelindung baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan
epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel
epidermis
AKAR
Mikoriza
Epidermis dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan sering berasosiasi
dengan fungi (jamur) tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan akar muda
tumbuhan tinggi dikenal dengan nama mikoriza (Yunani: mykes, jamur;
rhiza, akar). Biasanya hubungan ini suatu simbiosis: baik tumbuhan
tinggi maupun jamur memperoleh keuntungan dan asosiasi ini.
Penyerapan air dan zat hara oleh akar akan meningkat dan jamur
memperoleh senyawa organik. Korteks yang ditembus oleh jamur yang
bersangkutan, tidak rnenunjukkan gejaia sakit dan tetap hidup terus.
AKAR
Bintil akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar dengan bakteri penambat nitrogen
udara (Rhizobium) yang berguna bagi tumbuhan. Bintil akar yang
diakibatkannya merupakan ciri khas bagi Fabaceae. Bakteri memasuki
akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri,
membentuk benang infeksi. Caranya adalah dengan menyelubungi
seludang yang terdiri dan bahan seperti gum. Benang ini amat dalam
menembus akar dan merangsang proliferasi sel (pembelahan sel secara
cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan korteks sebelah
dalam. Hasil proliferasi mi, yang menyerupai bakal akar cabang, akan
menjadi bintil
AKAR
Perkembangan akar
Peristiwa utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan
meristem apeksnya. Saat biji berkecambah, promeristem di ujung
akar embrio membentuk akar primer. Sementara akar primer tumbuh,
meristem apeks memperoleh bentuk tertentu. Kini dikenal dua
macam jenis susunan sel pada meristem apeks akar. Pada jenis
pertama, silinder pembuluh, korteks, dan tudung akar, masingmasing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem
apeks; ketiganya memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini
epidermis berdiferensiasi dan lapisan korteks paling luar atau dari
lapisan tudung akar paling dalam. Pada jenis kedua, semua lapisan
sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar. Jadi, sel di
semua daerah akar memiliki pemula bersama.
AKAR
AKAR
AKAR
Pada beberapa jarak tertentu dar promeristem, sel membesar dan
berkembang menjadi sel terspesialisasi. Hal itu melibatkan masa
pemanjangan sebagian besar sel yang terjadi di belakang pelebaran
awal dari ujung akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat
tampak dekat di belakang promeristem. Rambut akar berdiferensiasi
dan sel epidermis, dan akar menjadi dewasa di belakang daerah
pemanjangan akar.
Korteks bertambah lebar karena pembelahan periklinal serta
pembesaran sel dalam arah radial. Lapisan paling dalam
berdiferensiasi menjadi endodernmis. Pada silinder pembuluh, yang
paling dahulu tampak adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan
menghasilkan vakuola besar. Kemudian, sel floem yang pertama-tama
akan menjadi dewasa. Sesudah itu, elemen protoxilem di dekat
perisikel menjadi dewasa mendahului metaxilem yang ada di tengah,
sehingga pendewasaan xilem primer berarah sentripetal atau eksark.
AKAR
AKAR
Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang mersitem
apeks akar. Pada Gymnospermae dan Angiopsermae, akar lateral
umumnya dibentuk dalam perisikel. Lokasi (situs) akar lateral terhadap
berkas xilem dan akar induknya berbeda-beda menurut pola jaringan
pembuluh induknya. Pada akar diark, akar lateral tumbuh di tempat di
antara xilem dan floem. Pada akar triark, tetrark, dan seterusnya. Akar
lateral muncul di hadapan berkas xilem. Pada akar poliark, akar lateral
berkembang di hadapan berkas floem
.