IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN AGAMA DI SEKOLAH

Download Report

Transcript IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN AGAMA DI SEKOLAH

ASSALAMU’ALAIKUM

 SEMOGA PERTEMUAN INI MEMBAWA MANFAAT

RAMBU- RAMBU

DAMPAK NEGATIF MODERNISME 1.

2.

3.

Kemajuan iptek di bidang informasi, serta inovasi inovasi baru di bidang tehnologi mempermudah kehidupan manusia dengan segala dampak ngatif yang mengiringinya.

Masyarakat yang sangat kompetitif Meningkatnya kesadaran akan HAM dan demokrasi

Realitas yang tak terelakkan terjadi pada siswa:

     

Merosotnya sendi sendi moralitas (ga duwe isin) Kejahatan seksual dan kriminal meningkat Motivasi belajar siswa kurang (apalagi pelajarannya tdk menarik dan gurunya yang mengajar bikin bete) Sulit berkonsentrasi Konsumeris dan hedonistis Kurang bertanggung jawab (terlalu dimanjakan denganberbagai fasilitas, kurang mendapat tantangan)

 Sanggupkah pendidikan agama berdialog dan berinteraksi dengan perkembangan jaman moderen yang diandai dengan kemajuan iptek dan informasi.

 Mampukah P. Agama membendung dampak negatif dari kemajuan tersebut?

Dr.Muchtar Buchori

Belajar dari guru agama yang mandeg ibarat minum air dari comberan.

sedangkan belajar dari guru agama yang terus belajar ibarat minum air dari pegunungan.

FILOSOFI PARADIGMA METODOLOGI PENDEKATAN DAN METODE

Dari sisi guru

Pendidikan agama masih difahami sebagai transfer ilmu agama, serta masih terbatas wilayah teori dan doktrin moral, kurang melibatkan pengalaman guru dan murid dalam proses pembelajarannya

Kurangnya kreatifitas guru agama dalam mengembangkan rancangan pembelajarannya sehingga proses pembelajarannya berlangsung mekanistik monoton dan statis serta berpusat pada guru

Guru masih masih terlalu terpaku pada GBPP, disamping juga materi yang terlalu padat.

• • •

Dar

i sisi proses pembelajarannya

Pendekatan yang digunakan lebih didominasi oleh pendekatan teologis normatik, dan kurang diimbangi oleh pendekatan cultural empiris . Sistim evaluasinya lebih banyak bercorak pada sentuhan kognitif (pengetahan keagamaan) dan psychomotoris (ketrampilan keagamaan), dan kurang memberikan sentuhan afektif (sikap). Belum dikembangkannya model pembelajaran yang partisipatoris,

Dari sisi pengorganisasian

• • Tanggung jawab moral siswa masih dibebankan kepada guru agama; artinya masih berkembangnya suatu anggapan bahwa persoalan moralitas siswa merupakan tanggung jawab guru agama semata.

Pelajaran Agama masih terpisah dari sistem pendidikan secara keseluruhan.

Metode Pembelajaran

 Strategi Pengorganisasian: (

pemilihan isi materi, format,skema,dll)

 Strategi Penyampaian (

Pendekatan dan Cara/ tehnik yang dikembangkan agar siswa dapat menerima materi dengan mudah, cepat dan menyenangkan

)  Strategi Pengelolaan (

membuat catatan kemajuan dan hambatan belajar, presensi, memotivasi dll)

PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN

SEBUAH MODEL ALTERNATIF PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA PIRI I YOGYAKARTA

ARAH PEMBELAJARAN

Mengacu pada hakekat keberadaan manusia serta lingkungan yang mengitarinya

Mengacu pada nilai nilai agama sebagai landasan moral

Mengacu pada situasi kondisi social budaya, politik, ekonomi, serta kondisi kondisi lainnya yang dapat berpengaruh terhadap pola hidup kesehariannya.

Berpijak pada empat unsur dasar perencanaan pembelajaran

:

 Untuk siapa pembelajaran ini dirancang? (peserta didik )  Kemampuan apa yang ingin anda pelajari? (Tujuan pembelajaran)  Bagaimana isi pelajara / ketrampilan dapat dipelajari ? (metode)  Bagaimana menentukan tingkat penguasaan pelajaran ? ( evaluasi)

Bagaimana desainnya?:

       

Dari kondisi siswa yang pasif menuju kondisi yang aktif partisipatif.

Dari pendekatan pembelajaran mekanistik menuju pendekatan yang humanistic Dari aktivitas yang teacher centered menuju aktivitas yang student centered. Dari orientasi belajar yang teoritis kognitif menuju

experiental affectif oriented.

Dari sikap guru yang menggurui menuju sikap guru yang memfasilitasi.

Dari sikap guru yang otoriter menuju sikap guru yang demokratis.

Dari model komunikasi informative indoktrinatif menuju model komunikasi yang dialogis reflektif.

Dari iklim belajar “yang membelenggu” menuju iklim belajar “yang membebaskan”.

BAGAIMANA BENTUK PENGALAMAN YANG DIHADIRKAN?

 Pengalaman langsung Tayangan CD, lembar berita Permainan Praktek  Pengalaman tak langsung Berbagi pengalaman lewat diskusi antar siswa

BAGAIMANA PENGALAMAN ITU BERPROSES?

Melalui

Eksperiental Learning Cyclus

(ELC)  Melakukan  Mengungkapkan  Menganalisis  Menyimpulkan  Menerapkan

4. Tahap menyimpul kan 5. Tahap menerapkan 1.Tahap melakukan 2. Tahap mengungkap kan 3. Tahap menganalisis