karya ilmiah - WordPress.com

Download Report

Transcript karya ilmiah - WordPress.com

KARYA ILMIAH
ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH
Penulisan Artikel
(Pokok-pokok Pikiran)
Tahap prapenulisan
Tahap penulisan
Tahap revisi
A. Tahap Prapenulisan





Pemilihan topik
Pembatasan topik
Perumusan judul
Perumusan tesis
Penyusunan kerangka
Pemilihan Topik
Sumber topik:
•
•
•
•
•
Hasil penelitian
Hasil berpikir
Pengalaman penulis
Kejadian aktual
Buku-buku pustaka dan tulisan lain
Kriteria pemilihan topik
•
•
•
•
Dikuasai dengan baik
Menarik (baru, aktual)
Tersedia bahan-bahannya
Bermanfaat
Cara membatasi topik
menggunakan Diagram Pohon
Keluarga Berencana
Tujuan
Peranan
Pengendalian pertumbuhan penduduk
Penduduk kota
Perkembangan
Peningkatan Kualitas Hidup
Penduduk Desa
Desa Tertinggal
Desa Maju
Perumusan Judul
•
•
•
•
•
Sesuai dengan topik
Singkat
Bentuk Frasa
Lugas
Menggunakan unsur pembatasan topik
Manakah judul yang paling tepat?
• Program Keluarga Berencana dapat
Berperan Mengendalikan Pertumbuhan
Penduduk Desa Tertinggal
• Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Desa Tertinggal dengan Keluarga
Berencana
• Keluarga Berencana Peranannya dalam
Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk
Desa Tertinggal
• Peran Keluarga Berencana dalam
Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Desa Tertinggal
Perumusan Tesis
• Mengidentifikasi variabel dan masalah.
• Mengidentifikasi jawaban masalah.
• Merumuskan tesis dengan merangkaikan
seluruh jawaban dalam satu paragraf.
Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan
dalam tulisan
Penyusunan Kerangka
• Menginventarisasi gagasan dalam tesis
• Mengklarifikasikan gagasan
Kerangka:
• Nonformal: sederhana, kasar, global
• Formal: rinci dan rumit
Sistematika Artikel
Artikel Hasil Penelitian
• Judul
• Nama Penulis
• Abstrak dan Kata Kunci
• Pendahuluan
• Metode
• Hasil
• Pembahasan
• Penutup: Simpulan dan Saran
• Daftar Pustaka
TEN COMMON METHODS OF RESEARCH
Historical
research
Design
research
Descriptive
research
Correlational
research
Causal-Comparative
or ex-post facto
PROBLEM
Developmental
research
True experimental
research
Quasi experimental
research
Case & Field
research
Classroom Action
research
Source: Isaac & Michael,
1989
Judul
•
•
•
•
•
•
Sesuai dengan topik
Singkat
Bentuk frasa
Lugas
Menggunakan unsur pembatasan topik
Tidak terlalu panjang (maksimal … kata)
Nama Penulis
• Hanya nama orang yang terlibat langsung
dalam proses penulisan artikel. Dapat
lebih dari satu orang dan harus ditulis
lengkap
• Penulisan nama tanpa pangkat,
kedudukan, dan gelar akademis
Abstrak
• Abstrak merupakan kependekan yang
lengkap, komprehensif.
• Disusun dalam satu paragraf.
• Tidak lebih dari 200 kata.
• Berisi masalah, tujuan penelitian, metode,
hasil penelitian.
• Diketik dengan spasi tunggal dengan
format lebih sempit dari teks utama.
Kata Kunci
• Kata-kata pokok yang menggambarkan
daerah masalah penelitian atau istilah
yang merupakan dasar pemikiran tulisan.
• Sumbernya dari judul, abstrak, tubuh teks,
tesaurus disiplin ilmu.
• Fungsinya untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah.
Pendahuluan
• Berisi latar belakang atau rasional
penelitian, masalah, tujuan penelitian,
manfaat hasil penelitian (tujuan penelitian
harus sesuai dengan masalah).
• Inklusif kajian pustaka ringkas dengan
rujukan mutakhir (maksimal 10 tahun).
Kajian Pustaka berisi penelitian sebelumnya
yang relevan serta hal-hal yang terkait
dengan judul dan rumusan masalah.
Metode
• Isinya bagaimana data dikumpulkan, siapa
sumber data, bagaimana data dianalisis
(populasi dan sampel, instrumen
penelitian, rancangan penelitian, teknik
analisis data).
• Uraikan pokok-pokoknya saja.
Hasil
•
•
•
•
Bagian utama artikel.
Menyajikan hasil analisis data.
Yang disajikan hasil analisis yang matang.
Dapat diperjelas dengan tabel, grafik, atau
gambar yang dibahas secara
kualitatif/kuantitatif, lengkap, dan
memadai.
Pembahasan
• Menjawab masalah penelitian.
• Menafsirkan temuan.
• Mengintegrasikan temuan ke dalam
kumpulan pengetahuan yang mapan.
• Menyusun teori baru atau memodifikasi
teori baru.
Etika
Profesi
Penutup
A. Simpulan
• Ringkasan dari hasil dan pembahasan.
• Dalam bentuk esai dan bukan numerik.
• Merupakan jawaban dari rumusan masalah
B. SARAN
• Disusun berdasarkan simpulan.
• Mengacu pada tindakan praktis, atau
pengembangan teoretis
Daftar Pustaka
• Hanya pustaka yang dirujuk (ada dalam
catatan pustaka) yang dicantumkan.
• Penulisannya harus konsisten.
• Unsur yang harus ada: nama, judul, tahun
terbit, tempat terbit, dan penerbit.
Artikel Nonpenelitian
•
•
•
•
•
•
•
Judul
Nama Penulis
Abstrak dan Kata kunci
Pendahuluan
Bagian inti
Penutup
Daftar pustaka
Abstrak
• Berisi ringkasan isi artikel yang
dituangkan secara padat.
• Bukan berisi kata pengantar atau
komentar penyuting.
Kata kunci (lihat artikel hasil penelitian)
Pendahuluan
• Mengantarkan pembaca pada topik yang
akan dibahas.
• Mampu menarik pembaca; mengiring
pembaca.
• Diakhiri dengan rumusan singkat hal-hal
pokok yang akan dibahas.
Bagian Inti
•
•
Sangat bervariasi, bergantung pada topik
yang dibahas.
Yang perlu diperhatikan:
a. Identifikasi isi yang akan dideskripsikan
(konsep, prosedur, prinsip)
b. Penetapan struktur isi.
c. Penataan isi ke dalam struktur.
d. Penataan urutan isi.
e. Pendeskripsian isi mengikuti urutan yang
telah ditetapkan.
Penutup
• Berisi simpulan pembahasan.
• Berisi saran (jika ada).
Daftar Pustaka (lihat artikel hasil
penelitian)
B. Tahap Penulisan
Pengembangan gagasan dalam paragraf
• Paragraf pembuka
• Paragraf isi
• Paragraf penutup
Pengutipan: langsung atau tidak langsung
C. Tahap Revisi
•
•
•
•
Revisi Isi
Revisi Organisasi
Revisi Bahasa
Revisi Pengetikan
BAHASA DALAM KARYA ILMIAH
• Formal> bahasa baku (ragam bahasa
ilmiah) untuk karya ilmiah, berita,
wawancara resmi, dll.
• Nonformal> bahasa subbaku, bahasa gaul
untuk iringan lagu, acara untuk remaja,
dll.
Manakah ragam ilmiah?
1. Sebulan sebelum akhirnya mereka mulai dengan
perjalanan dinas merangkap bulan madu mereka,
Claire dengan diantar Eko pergi ke dokter untuk
konsultasi. Sesudah memeriksa dengan cukup teliti,
dokter menyatakan kandungan Claire oke.
2. Menjelang pelaksanaan Kongres ke-6 Bahasa Indonesia
tahun 1993 di Jakarta, saya teringat pada apa yang
telah dimunculkan dalam Kongres ke-5 Bahasa
Indonesia tahun 1988. Saat itu merupakan kemunculan
buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia…. Pada kedua buku itu tampak
beberapa pembaharuan (usaha penyempurnaan), baik
dalam bidang tata bahasa maupun kosakata.
3. Wanagalih, sesudah sekian puluh tahun, masih
nampak bertahan sebagai ibu kota kabupaten.
Tetapi mungkin tidak juga. Memang agak banyak
juga perubahan pada wajahnya. Mobil, baik yang
dinas maupun pribadi, lebih banyak yang
bersliweran di jalan-jalan.
4. Keterampilan berbahasa pada hakikatnya terdiri
atas empat subketerampilan, yakni menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis (Harris, 1977).
Keterampilan menyimak dan berbicara
merupakan keterampilan yang sangat penting
bagi anak yang sedang belajar bahasa pada tahap
permulaan. Hampir seluruh kehidupan mereka
dalam berbahasa didominasi oleh menyimak dan
berbicara (Oller, 1981; Omaggio, 1986).
Ciri-ciri Ragam Ilmiah
Contoh A:
1. Organisasi intra sekolah, biasanya oleh bapak dan ibu
guru diadakan pemilihan atau pengurus-pengurus
organisasi intra sekolah di antara kelas satu, dua atau
kelas tiga, serta diadakan pemilihan untuk membimbing
dengan kata lain Bapak Pembimbing organisasi intra
sekolah oleh Bapak dan Ibu guru.
2. Kemampuan mengerahkan tenaga anaerobik
maksimal seseorang disebut kapasitas anaerobik, yaitu
kemampuan mengerahkan tenaga maksimal sampai
batas maksimal anaerobik ini juga merupakan suatu
penentu penting kemampuan olahragawan untuk
melakukan aktifitas tinggi dan terus menerus.
3. Anak-anak cacat adalah anak-anak yang perlu
mendapatkan perhatian dengan penuh kasih sayang.
Mereka mungkin sudah terlahir dalam keadaan cacat
yang tidak pernah mereka minta. Kita prihatin dan
meneteskan air mata bila melihat mereka dengan
deritanya. Anak-anak yang cacat kaki, misalnya,
berjalan tertatih-tatih, mereka yang buta berjalan
dalam gelap, dunia serba hitam dan kelam. Serasa
dunia ini hanya satu warna, hitam, hitam, dan hitam.
Seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang
Maka Belas Kasih karena kita dikaruniai tubuh yang
indah dan sempurna, lahir dan batin.
4. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan
menyatakan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah
mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang
guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan.
Waktu saya menanyakan apakah dia justru
tidak mendidik rekannya itu dengan menolong
menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum,
terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik?
Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun,
segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya
tidak relevan sama sekali.
5. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan
menyatakan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah
mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang
guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan.
Waktu saya menanyakan apakah dia justru
tidak mendidik rekannya itu dengan menolong
menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum,
terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik?
Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun,
segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya
tidak relevan sama sekali.
(Ciri 1: ragam bahasa ilmiah lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan)
Contoh B:
a. Tujuan penelitian ini saya rumuskan sebagai berikut.
b. Seperti telah peneliti kemukakan pembelajaran bahasa asing
harus diberikan sejak dini karena pada usia dini otak anak
masih sangat lentur.
c. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
Contoh-contoh di atas tidak disarankan penggunannya dalam
ragam (bahasa) ilmiah. Bentuk yang disarankan sebagai
berikut.
a. Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
b.Seperti telah dikemukakan, pembelajaran bahasa harus
dilakukan sejak dini karena otak anak masih sangat lentur.
c. Saran-saran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
(Ciri 2: ragam ilmiah bersifat objektif)
Contoh C:
Dalam bidang fisika, misalnya, dikenal istilah
baur ‘difluens’
kanta ‘lensa’
dalam bidang kedokteran dikenal istilah
benak ‘otak, sumsum’,
biring ‘penyakit kulit berbintik dan gatal’
peloh ‘impoten’
cagu ‘penyakit kuku jari bernanah’,
gasang ‘sangat suka bersetubuh’,
sengkenit ‘kutu pada binatang’,
(Ciri 3: istilah bersifat monosemantis dan bebas konteks).
Contoh D:
analisa > analisis
sintesa > sintesis
hipotesa > hipotesis
legalisir > legalisasi
teoritis > teoretis
birahi > berahi
hakekat > hakikat
propinsi > provinsi
kerja
> bekerja
kekecilan > terlalu kecil
merubah > mengubah
menyolok > mencolok
a.Di Surabaya telah mengadakan penelitian awal
dampak banjir.
b. Dan untuk mencapai prestasi, memerlukan berbagai
macam persiapan.
c. Dari latar belakang yang salah inilah,mengakibatkan
hasil dari kegiatan tersebut sangat memprihatinkan.
d. Di Propinsi DIY memiliki jumlah SD 29 dengan
jumlah guru 19.718 dan jumlah siswa 295.883.
(subjek kalimat tidak jelas)
a. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia karena
kesalahan metode.
b. Kegagalan panen itu karena kemarau terlalu panjang.
c. Kesulitan itu karena tingkah lakunya sendiri.
(fungsi predikat tidak jelas)
Sebaiknya:
a. Pengajaran bahasa Indonesia gagal karena kesalahan
metode.
Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia disebabkan oleh
kesalahan metode.
b.Kegagalan panen itu disebabkan oleh kemarau yang terlalu
panjang.
Panen itu gagal karena kemarau terlalu panjang.
c.Kesulitan itu disebabkan oleh tingkah lakunya sendiri.
Kesulitan itu muncul karena tingkah lakunya sendiri.
•
•
•
•
•
•
demi untuk,
sangat ... sekali,
adalah merupakan,
hasil dari penelitian ini,
pembahasan daripada peneliti,
jawaban daripada responden.
• (boros)
a.Kendaraan harap turun.
b.Terbungkus rapi setebal dua puluh sentimeter,
Laksamana Sudomo menyebutkan berkas perkara
tersebut baru merupakan hasil pemeriksaan intelejen.
c. Di Tasikmalaya ada 60 orang korban meninggal,
tetapi tidak melapor.
(penalaran tidak baik/ tidak masuk akal)
a. Perahu itu isinya orang lima.
b. Alat-alat itu dipasang di belakang sendiri.
c. Ibu bajunya bagus.
(interferensi)
(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku)
Ciri kalimat baku adalah
(a) fungsi kalimat jelas,
(b) hemat,
(c) bernalar, dan
(d) bebas dari pengaruh struktur bahasa lain
(bahasa daerah maupun bahasa asing).
Pengunaan istilah “pria” dalam suatu pembicaraan
ilmiah yang kadang-kadang digantikan dengan istilah
“laki-laki” untuk merujuk pada hal yang sama atau
penggunaan istilah “wanita” yang kadang-kadang
digantikan dengan “perempuan” untuk merujuk hal
yang sama merupakan pencerminanan dari
ketidakkonsistenan/tidak taat asas.
(Ciri 5: ragam ilmiah bersifat taat asas)
Ciri-Ciri
Ragam Bahasa Ilmiah
1. lugas, eksak, tidak samar dan tidak taksa;
2. objektif;
3. istilah yang digunakan bersifat monosemantis dan
bebas konteks;
4. baku;
5. taat asas.
Karakter
Penulisan karya ilmiah seharusnya
menjunjung tinggi karakter:
• jujur (bertanggung jawab);
• cerdas;
• tangguh;
• peduli
Sistematika Penulisan
•
A.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
(1)
(2)
(a)
(b)
Sistem Huruf dan Angka
Subbab
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
A. Subbab
1. …
2. …
a. …
b. …
1) …
2) …
a) …
b) …
(1) …
(2) …
(a) …
(b) …
Sistem Digit
BAB I …
1.1 …
1.2 …
1.3 …
1.4 …
1.5 …
BAB II …
2.1 …
2.1.1 …
2.1.2 …
2.2 …
2.2.1 …
2.2.2 …
2.2.3 …
Penulisan Daftar Pustaka
Pedoman:
Nama pengarang tanpa gelar dibalik.
Tahun. Judul Buku (digarisbawahi atau
dicetak miring). Kota Terbit: Penerbit.
Contoh
Winarso, Hudi. 2007. Perawatan Pasca Persalinan.
Jakarta: P.T. Gramedia.
Winarso, H. 2007. Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta:
P.T. Gramedia.
Winarso, Hudi. (2007). Perawatan Pasca Persalinan.
Jakarta: P.T. Gramedia.
Winarso, Hudi
2007
Perawatan Pasca Persalinan.
Jakarta: P.T. Gramedia.
Contoh Lain
Soedjito. 1988. Kalimat Efektif.
Bandung: C.V. Rosda.
Suryabrata, Sumadi. 1988.
Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rajawali.
Tong, Rosemarie Putnam. 1998.
Feminist Thought (Aquarini
Prabasmoro Penerjemah).
Yogyakarta: Jalasutra.
Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
-------------. 1987. Metodologi
Research 3. Yogyakarta:
Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
Saryono, Djoko dan Mansur Hasan.
1984. Membina Keterampilan
Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung:
Remaja Karya.
 Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
 Hoed, B.H. 1977. “Kata Mubazir dalam Berita
Surat Kabar Harian Berbahasa Indonesia”
dalam Bahasa dan Sastra, Tahun III, No. 2.
1977. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
 Kurnia, Sayuti. 1985. “Peranan Koran-koran
Indonesia dalam Pengembangan Bahasa
Indonesia” dalam Kongres Bahasa Indonesia
IV (Amran Halim editor). Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Depdikbud.
 Ardiana, Leo Idra. 19 Maret 1987. “Pemakaian
Kata Depan dalam Kalimat” dalam Surabaya
Pos, hlm. 6.
Kompas. 15 September 2002. Acara
Langsung dan Interaktif Menyoal
Portal, Seks Bebas, dan “Haha Hihi”,
hlm. 19.
Oka, I Gusti Ngurah. 1995. Bahasa
Indonesia Jurnalistik. Makalah
disajikan dalam Diklat Jurnalistik V,
Panitia Diklat, Malang, 25 Mei.
Huda, Nuril. 1991. Penulisan Laporan
Penelitian untuk Jurnal. Makalah
disajikan dalam Lokakarya Penelitian
Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS
di Malang Angkatan XIV, Pusat
Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli.
 Krashen, S. Long,M. & Scarcella, R. 1979.
“Age, Rate and Eventual Attainment in Second
Language Acquisition.” TESOL Quarterly, 13:
573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital,
1997).
 Roberts, Felicia D. 1996. The Linguistic and
Social Structure of Recommendations for
Breast CancerTreatment,(Online),
(http://www.linguistlist.org/cgi-bin/dissfly.cgi?
roberts, diakses/dikunjungi 27 Mei 2002).
 Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal
Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal
Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http:
//www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).
 http://www.wikipedia.com/. “Negative
Politeness”. Diakses 25 Desember 2007.
PENULISAN CATATAN
PUSTAKA
• Harsojo (1988:23) mengatakan bahwa …
• “Nilai surat sebagai sarana komunikasi terletak
pada mudah tidaknya surat itu dipahami
pembaca” (Kisyani-Laksono, 1990:33).
• “Catatan merupakan tambahan keterangan
tentang fakta, teori, atau pernyataan yang
dikemukakan dalam uraian” (Sudjiman dan
Sugono, 1986:14).
• Menurut Sirait, dkk. (1985:25-26), jenis-jenis
khusus narasi adalah: otobiografi-biografi,
anekdot-insiden, sketsa, dan profil.
• Seleksi terhadap informasi yang akan digunakan
sebagai pengembang kalimat topik sehingga
tercapai kesatuan paragraf menurut Wykoff dan
Harry Shaw (dalam Akhadiah, 1988:148) dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
menghilangkan semua materi yang tidak esensial
dan tidak logis. Kedua, memasukkan semua
materi yang esensial dan merupakan bagian yang
logis.
• Menurut Wykoff dan Harry Shaw
(Akhadiah, 1988:148), seleksi terhadap
informasi yang akan digunakan sebagai
pengembang kalimat topik sehingga
tercapai kesatuan paragraf dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, dengan
menghilangkan semua materi yang tidak
esensial dan tidak logis. Kedua,
memasukkan semua materi yang esensial
dan merupakan bagian yang logis.
PENULISAN KUTIPAN
LANGSUNG
• Kutipan langsung yang kurang dari empat
baris langsung ditempatkan di dalam teks di
antara tanda petik dengan jarak baris sama
dengan jarak baris dalam teks.
Contoh:
• Dardjowidjojo (1986: 58) menyatakan,
“Fenomena sintaksis dalam bentuk pasif
adalah perubahan-perubahan morfemis yang
dialami suatu verba dalam struktur lahirnya
dan kendala-kendala sintaksis lain yang
merupakan akibat dari perubahan tersebut.”
• Kutipan langsung yang terdiri
atas empat baris ditempatkan
tersendiri di bawah baris
terakhir teks yang
mendahuluinya. Kutipan ditulis
tanpa tanda petik, menjorok ke
dalam lima ketukan dari margin
kiri dengan jarak antarbaris satu
spasi.
• Menurut Keraf (1982: 3),
Argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain agar mereka itu percaya
dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Melalui
argumentasi penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta sedemikian
rupa sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat
atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak.
• Keraf (1982: 3) mengatakan:
Argumentasi adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui argumentasi penulis
berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat
atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak.
cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi Ipteks,
dan reflektif
OLAH
PIKIR
OLAH
HATI
jujur, beriman dan
bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko,
pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik
Perilaku
Berkarakter
tangguh, bersih dan
sehat, disiplin, sportif,
andal, berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria, dan
gigih
OLAH
RAGA
OLAH
RASA/
KARSA
NILAI-NILAI
LUHUR
peduli, ramah, santun,
rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, suka
menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
65