KLASIFIKASI TANAH - Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Pacitan

Download Report

Transcript KLASIFIKASI TANAH - Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Pacitan

1

Tujuan klasifikasi tanah

A. SUATU ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENDAPATKAN PENGERTIAN YANG SAMA.

B. MENGELOMPOKKAN TANAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK ENGINEERING YG SAMA KEDALAM KELOMPOK YANG SESUAI.

C.DAPAT DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN KORELASI/INFORMASI TENTANG PRILAKU GEOTEKNIK SUATU LAPISAN TANAH MELALUI DATA2 KLASIFIKASINYA

2

Tiga sistem utama klasifikasi

 BERDASARKAN GEOLOGI a. residual soils b. transported soils  BERDASARKAN MORFOLOGI a. appearance, visual & manual inspection b. grainsize  BERDASARKAN PEMAKAIAN PRAKTIS misalnya USCS dan AASHTO

3

GEOLOGI

Klasifikasi ini didasarkan pada sejarah pembentukan tanah menurut Siklus Geologi Sedimentary soil lithification deposition Igneous activity uplift weathering Residual soil Erosion , Transportation

5

MORFOLOGI

6

Distribusi Butiran Tanah

7

Karakteristik Tanah

Bentuk, ukuran, tekstur partikel tanah:

Tanah Berbutir Kasar (ukuran > 0.06 mm):

8 Bentuk partikel Angular Subangular Subrounded Rounded Penyebab Pecahan batuan akibat pengaruh lingkungan atau pelapukan Pecahan batuan dengan bagian permukaan yang halus akibat transportasi Permukaan umumnya halus karena sudah ditransportasikan cukup jauh Permukaan halus dan bulat karena sudah bertahun-tahun ditransportasikan

9

PEMAKAIAN PRAKTIS

10

Klasifikasi tanah

  Tujuan: untuk mengklasifikasikan tanah ke dalam kelompok kelompok sesuai dengan sifat dan bentuk fisik tanah tersebut.

Jenis klasifikasi antara lain: - sistem USCS - sistem AASHTO

Prosedur klasifikasi USCS dan AASHTO    Klasisifikasi cara USCS dan AASHTO memerlukan test laboratorium Test laboratorium: Grainsize analysis (sieve analysis dan sedimentasi) Atterberg limit (liquid limit dan plastic limit) Grainsize analysis dan Plasticity chart akan menyimpulkan suatu tanah masuk ke klasifikasi yang tepat

Klasifikasi Tanah Berdasar Ukuran Butiran

Tanah kohesif (Cohesive soils) Tanah non kohesif (Granular soils or Cohesionless soils) Lempung

(clay)

Lanau

(silt)

0.002

0.075

Pasir

(sand)

Kerikil

(gravel)

4.75

Ukuran butiran (mm)

Kerakal

(Cobble)

75 200 Batuan

(Boulder)

12

Tanah berbutir halus Tanah berbutir kasar

Pengujian Untuk Klasifikasi Tanah

Penentuan distribusi butiran:

Pada tanah berbutir kasar …... Dengan analisa saringan Pada tanah berbutir halus …. Dengan analisa hydrometer hidrometer Analisa 13 Saringan Tumpukan saringan Penggetar saringan suspensi tanah-air Analisa hidrometer

14 Contoh Kurva Distribusi Butiran Tanah

15 Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah (

utk tanah2 berbutir kasar...

) Koefisien keseragaman ( coefficient of uniformity ) C

u

D 60 D 10 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 persen = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 10 persen

C u C u C u

= 1 adalah tanah yang memiliki satu ukuran butir = 2 atau 3 adalah tanah bergradasi buruk >15 adalah tanah bergradasi baik

C u

D

60

D

10

16 Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah (

utk tanah2 berbutir kasar...

) Koefisien kelengkungan (coefficient of curvature) C

c

D 30 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30 persen

C c

= 1 - 3 adalah tanah yang memiliki gradasi baik jika

C u

> 4 untuk kerikil

C u

> 6 untuk pasir

C c

D

10

D

2 30 

D

60

Tanah bergradasi baik dan bergradasi buruk

17

Tanah bergradasi baik

Adanya rentang yang lebar sebaran ukuran butiran

Kerikil: C c = 1-3 & C u >4 Pasir: C c = 1-3 & C u >6 Tanah bergradasi buruk

Gradasi lain, termasuk dua kasus khusus berikut: (a) Bergradasi

Uniform

– ukuran butiran cenderung sama (b) Bergradasi

Gap –

tidak ada butiran dalam wilayah ukuran butiran tertentu

18

Karakteristik Butiran Kasar (

Granular Soils

) Kepadatan relatif (D r )

Mengukur seberapa padat butiran menyatu pada tanah berbutir kasar (%)

0 100 Paling lepas

D r

e e

max  max 

e e

min

Paling padat

D r juga disebut sebagai indeks kepadatan

(I D ).

19

Kepadatan Tanah Berbutir Kasar (granular soils) berdasarkan dari nilai D

r

Kepadatan relatif D r (%) Kondisi kepadatan

0-15 Sangat lepas 15-35 35-65 65-85 85-100 lepas padat sedang padat sangat padat

20 Pengujian batas- batas Atterberg Untuk Klasifikasi Tanah  Atterberg limit (batas- batas Atterberg) / batas batas plastisitas: 1. Batas cair (Liquid limit, LL) 2. Batas plastis (Plastic limit, PL)

Batas Atterberg (ASTM D 4318)

Dilakukan pada material tanah yang lolos saringan No. 40 (ukuran 0.425mm) 21

SL PL LL

Karakteristik Tanah Berbutir Halus dengan kriteria batas Atterberg

Batas cair (w L atau LL):

Lempung mengalir sebagaimana cairan saat w > LL

Batas plastis (w P atau PL):

Kadar air lebih sedikit, lempung masih plastis

Batas susut (w S atau SL):

Pada w

22

Indeks Plastisitas (PI)

Batas kadar air dimana tanah masih berperilaku plastis

Indeks plastisitas = Batas cair – Batas plastis 0 Batas susut (shrikage limit)

23

Batas plastis (Plastic limit) plastis Batas cair (Liquid limit) Kadar air

24

Klasifikasi tanah berbutir halus

Hanya berdasarkan nilai LL dan PI

Intermediate plasticity

60

L ow plasticity H igh plasticity

40

Lempung (Clays)

20

Lanau (silts)

0 0 20 35 50 Batas cair (liquid limit) 100

Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande) Untuk tanah berbutir halus dan bagian butir halus dari tanah berbutir kasar 25

26

Klasifikasi Tanah Menurut USCS

Simbol utama : Simbol keterangan : G = Gravel (kerikil) W = well graded (gradasi baik) S = Sand (pasir) P = poorly graded (gradasi jelek) M = Mud, Mohs, Mo (lanau) M = Mohs (silt, lanau) C = Clay (lempung) C = Clay (lempung) Pt = Peat (gambut) H = High consistency O = Organic (organik) L = Low consistency Contoh : GW (well graded gravel, kerikil bergradasi baik) SM (silty sand, pasir ke-lanau-an) CH (high consistency clay, lempung dengan konsistensi tinggi) OL (low consistency clay, tanah organik dengan konsistensi rendah)

27

Klasifikasi Tanah Menurut USCS

Klasifikasi ditentukan oleh parameter: 1.

Ukuran butiran: Kerikil : lewat ayakan no 3, tertahan ayakan no. 4 Pasir : lewat ayakan no 4, tertahan ayakan no 200 2.

3.

Lanau dan lempung: lewat ayakan no 200 Batas-batas Atterberg Koefisien keseragaman (utk tanah2 berbutir kasar bersih)

28

Klasifikasi Tanahmenurut USCS

29

KLASIFIKASI TANAH AASHTO

Klasifikasi Tanah AASHTO

30

Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7

31

Sistem AASHTO

   Tanah digolongkan dalam 7 golongan utama A-1 sd A-7 Penggolongan didasarkan pada: distribusi butiran dan batas2 Atterberg Kualitas tanah ditentukan dari perhitungan Group Indeks (GI)