EKSKRESI REPTILIA

Download Report

Transcript EKSKRESI REPTILIA

REPTILIA
Struktur Reptil
• Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor
• Masing-masing kaki memiliki jari dengan cakar
• Mulut memanjang, dengan gigi conical
(berbentuk kerucut)
• Di dekat ujung moncong terdapat 2 nostril
(eksternal nares) sbg organ respirasi.
• Mata besar terletak dilateral dgn 2 kelopak mata
dan membran nictitan
• Telinga terbuka di belakang mata
• Warna = sel pigmen (chromatophores)
Klasifikasi :
Kelas
Ordo
Sub ordo
Chelonia
Lacertilia
Reptil
Squamata
Ophidia
Crocodile
Ordo Chelonia
• Mempunyai cangkang
• Sist. Pencernaan mulai dari mulut,
esofagus, lambung, usus dan kloaka.
• Sist. Ekskresi terdiri atas ginjal, ureter,
kandung kemih, dan kloaka.
Sistem pencernaan ordo
Chelonia
Sistem Respirasi Chelonia
Turtle
• Tubuh dilindungi oleh cangkang oval berupa plat
tulang, terdiri dari dua bagian: karapas yang
menutupi bagian punggung dan plastron yang
menutupi bagian bawah
• Kepala, kaki dan ekor menjulur keluar diantara 2
cangkang
Snakes
• Tubuh tertutupi oleh sisik
• Tanpa kaki
• Permukaan verntral memiliki sisik yang
berukuran lebih besar dari dagu sampai vent
(mendekati ekor)
• Mata dilindungi oleh kutikula transparan, pada
jenis blind snake mata vestigial ditutupi oleh
sisik
• Tanpa membran telinga eksternal
• Tulang tengkorak kecil dgn beberapa tulang
dapat bergerak
1. Rostral
2. Anterior nasal
3. Inter nasal
4. Posterior nasal
5. Loreal
6. Prefrontal
7. Preokular
8. Supraokular
9. Postokular
10. Anterior temporal
11. Posterior temporal
12. Supra/upper labial
13. Sub/lower labial
EKSKRESI
Ekskresi
Reptilia
Alat
Ekskresi
Ginjal
metanefros
Vesika
Urinaria
Kloaka
Hasil
Ekskresi
Kelenjar
garam
Asam Urat
Amonia
Garam
ALAT EKSKRESI
• Sepasang ginjal metanefros: berfungsi
setelah pronefros dan mesonefros yang
merupakan alat ekskresi pada stadium
embrional menghilang.
• Vesika Urinaria / kandung kemih: (tidak
terdapat pada buaya sehingga asam urat
keluar bersama feses)
• Kloaka: muara vesika urinaria
• Kelenjar Garam (terdapat pada penyu
laut): Mengurangi kandungan garam
HASIL EKSKRESI
• Hasil ekskresi Reptilia adalah asam urat. Reptilia
hanya menggunakan sedikit air untuk membilas
sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar
sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat
yang tidak beracun.
• Asam urat yang dikeluarkan reptilia berupa pasta
berwarna putih
• Sisa air direabsorbsi oleh bagian tabung ginjal.
• Pada buaya dan penyu air tawar mengekskresikan
asam urat dan amonia.
• Pada penyu laut ekskresi garam dari sepanjang
kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut
mata.
Gambar Alat Ekskresi Reptilia
Buaya
SISTEM PENCERNAAN
• Pada umumnya reptile adalah karnivora
(pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas
kelenjar ludah, pancreas dan hati.
MULUT
• Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat
pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
• Reptilia pemakan insekta memiliki lidah yang dapat
dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan.
• Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus
oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi
agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan
mudah menelan mangsanya.
• Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi
kelenjar poison yang bermuara di kantung yang
terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.
kerongkongan
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di
belakang rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam
esophagus tidak terjadi proses pencernaan
Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan tempat
penampungan makanan dan pencernaan
makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan
baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian
fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik
dan kimia.
Intestinum
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus
tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan
sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran
usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan
pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut
vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu
sinister dan dexter yang berwarna coklat
kemerahan. Kantong empedu terletak pada
tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada
reptile terletak diantara lambung dan
duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan
berwarna kekuning-kuningan
Sistem Sirkulasi
Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang,
yaitu:
• 2 atrium
-1 atrium dekster (serambi kanan)
-1 atrium sinister (serambi kiri)
• 2 ventrikel
-1 ventrikel dekster (bilik kanan)
-1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan belum sempurna.
Peredaran darah reptilia
merupakan peredaran darah ganda.
Pada buaya, sekat ventrikel terdapat
suatu lobang yang disebut foramen
panizzae yang memungkinkan
pemberian O2 ke alat pencernaan dan
untuk keseimbangan tekanan dalam
jantung sewaktu penyelam di air.
Sistem sirkulasi semua reptil
tidaklah sama……
• Pola squamata : Pola ini
ditandai dengan tiga ruang
jantung (2 atria dan 1
ventrikel jantung). Atrium
kanan menerima darah
miskin oksigen lalu
diteruskan ke cavum
venosum ventrikel. Atrium
kiri menerima darah kaya
oksigen dari paru-paru lalu
diteruskan ke cavum
arteriosum,
• Pola varanid : Kelompok
kadal-kadalan biasanya
memiliki tingkat
metabolisme yang lebih
tinggi dari reptil lainnya dan
memilliki sedikit perbedaan
struktur jantung. Pola ini
memiliki karakteristik
berjantung tiga ruang tetapi
cavum venosumnya lebih
kecil dari pada cavum
venosum pada pola
Squamata. Selain itu
peredaran darahnya ganda.
• Pola crocodilian : Jantungnya terdiri dari empat ruangan
(dua atria dan dua ventrikel), tetapi terdapat saluran
sempit, yaitu foramen Panizza, yang menghubungkan dua
arteri utama (arteri kanan dan arteri kiri). Dua system
arteri ini muncul dari ruang ventrikel yang berbeda (arteri
kiri dari ventrikel kanan, dan arteri kanan dari ventrikel
kiri). Ini memberikan kesempatan bagi paru-paru untuk
melakukan anoxia (mengurangi suplai oksigen pada
jaringan tubuh) pada kondisi tertentu, misalnya ketika
menyelam dalam air.
Sistem Reproduksi
• Jantan
1) Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS
2) Sepasang testis
3) Memiliki epididimis
4) Memiliki vas deferens
• Betina
1) Memiliki sepasang ovarium
2) Memiliki saluran telur (oviduk)
3) Berakhir pada saluran kloaka
• Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium.
• Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju
kloaka.
• Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
• Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis.
• Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens
dan berakhir di hemipenis.
• Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet.
• Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam
saluran kelamin betina.
• Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma
akan melalui oviduk
• Saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi
akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam
tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan
kuning telur yang berlimpah.
Sistem Integumen
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik
yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu
dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisiksisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun
berukuran besar seperti yang dapat kita amati
pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa
modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang
mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada
reptil adalah:
• sikloid (cenderung datar membundar),
• granular (berbingkul-bingkul), dan
• berlunas (memiliki gigir memanjang di
tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik
ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa
digunakan untuk mengidentifikasi spesies
hewan tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga
tidak mengandung kelenjar keringat.
Lapisan terluar dari integument yang
menanduk tidak mengandung sel-sel saraf
dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan
lama-lama akan mengelupas. Permukaan
lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan
berganti kulit.
• Pada calotes (bunglon) integument
mengalami modifikasi warna. Perubahan
warna ini dikarenakan adanya granulea
pigment dalam dermis yang terkumpul
atau menyebar karena pengaruh yang
bermacam-macam. Pada calotes
(bunglon) perubahan ini relatif cepat,
karena selalu dibawah kontrol sistem
nervosum outonomicum.
Subhanallah…
Ada-ada saja perilaku
ular itu….. Kenapa
demikian ya..???
Osmoregulasi ular…..
• suhu tubuhnya bergantung dengan suhu
lingkungannya. Ular kehilangan sebagian panas
dengan cara pendinginan secara evaporasi dari
permukaan lembab yang terpapar ke lingkungan.
Konveksi juga turut berkonstribusi terhadap hilangnya
panas ular, ketika ada aliran air atau udara yang lewat
di atas bagian tubuhnya.
• Evaporasi dari sistem respirasi ular dapat ditingkatkan
dengan cara panting (menjulurkan lidah ke luar).
• Ular mengenali keberadaan musuh dengan panas
yang dihasilkan dari tubuh musuhnya melalui organ
pembau (organ jacobson) yang berada di dalam
rongga hidung ular.
• Bisa ular keluar dari gigi maksila yang
panjangnya kurang lebih 4 cm. di dalam
gigi terdapat saluran yang terhubung ke
kelenjar bisa. Begitu ular menggigit,
kelenjar ini berkontraksi dan mengalirkan
bisa dengan kekuatan dahsyat, melalui
saluran di dalam gigi ke tubuh korbannya.
Ada tiga tipe taring bisa menurut letaknya di rahang atas,
yakni:
• Opistoglypha, terletak pada bagian belakang rahang
atas, pendek dan permanen. Terdapat pada beberapa
jenis ular anggota famila Colubridae, contohnya: ular
cincin emas, buhu, ular bajing, dan lain sebagainya.
• Proteroglypha, terletak pada bagian depan rahang
atas. Permanen dan relatif pendek. Sebagian besar
anggota famili Elapidae (kobra, ular anang, ular laut,
ular cabe, dan sebagainya) memiliki taring bisa tipe
ini.
• Solenoglypha, terletak pada bagian depan rahang
atas, panjang dan melengkung serta dapat dilipat ke
atas. Tipe taring bisa pada semua anggota famili
Viperidae (bandotan puspo, edor, truno bamban, dsb)
Konstruksi mulut ular
1. pertautan lebih besar dari ukuran
mulutnya? ujung dua mandibula oleh
ligamentum yang elastis,
2. Tulang kuadrat bebas dari tulang kepala
dan mandibula
3. Tulang langit -langit bergerak bebas
(sehingga mulut dapat terbuka lebar
4. Tidak ada tulang dada dan rusuk bebas
sehingga dada dapat dilatasi
Tidak sesak nafaskah….?
1. Kulit lunak dan elastis
2. Esophagus dan ventrikulus dapat
melebar. Ketika menelan mangsa yang
besar, pernapasannya tidak terganggu
karena glottis terletak jauh di depan
diantara rahang di belakang lidah.
Aduh……. Ekorku
putus….
Kok bisa sih ekor
cicak putus, ekorku
kok nggak bisa
putus yaaa…apa
nggak sakit tuh…..
• Putusnya ekor cicak merupakan perilaku dari bagian
tubuh cicak sebagai pertahanan diri apabila ada musuh
yang mengancam.
• Apabila ada musuh, cicak memutuskan ekornya, dengan
terputusnya ekor maka gerakan cicak akan lebih cepat
untuk menghindari musuh.
• Tulang belakang di persendian antara ekor dan pelvis
(pinggul) lemah dan mudah terputus, jadi ketika ada
musuh yang mengancam, maka ekor cicak akan
terputus dengan mudah.
• Hilangnya ekor sebenarnya terjadi karena kontraksi
antara otot di posterior pelvis sehingga dapat
memutuskan tulang belakang dan menyebabkan ekor
putus. Otot sphincter di ekor yang berkontraksi disekitar
arteri caudal sehingga saat ekor putus minim darah.