6. Kesantunan Paragraf

Download Report

Transcript 6. Kesantunan Paragraf

KESANTUNAN PARAGRAF
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki
pengetahuan tentang kesantunan membuat
paragraf yang berprinsip pada kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.
Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya
13/04/2015
Menulis Paragraf
Paragraf merupakan bagian
karangan yang terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan
secara utuh dan padu serta
membentuk satu kesatuan
pikiran.
13/04/2015
Unsur Paragraf:
Kalimat topik atau
kalimat utama;
Kalimat pengembang
atau kalimat penjelas;
Kalimat penegas;
Kalimat, klausa, frasa,
dan penghubung.
Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya
13/04/2015
Fungsi Utama Paragraf:
Untuk menandai
pembukaan atau awal
ide/gagasan baru,
Sebagai pengembangan
lebih lanjut tentang ide
sebelumnya, atau
Sebagai penegasan
terhadap gagasan yang
diungkapkan terlebih
dahulu.
Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya
13/04/2015
Tahapan dalam Menulis
Tahap Prapenulisan
Tahap Penulisan
Tahap Pascapenulisan
(Editing dan Revisi)
 Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan fase perencanaan atau
persiapan menulis.
Langkah-langkah:
 Menentukan topik
 Mempertimbangkan maksud atau tujuan
penulisan
 memperhatikan sasaran karangan (pembaca)
 mengumpulkan informasi pendukung
 mengorganisasi ide dan informasi menjadi
kerangka karangan
13/04/2015
Tahap Prapenulisan
Tahap Penulisan
Tahap
Pascapenulisan
(Editing dan Revisi)
 Tahap Penulisan
Tahap ini merupakan fase pengembangan
kerangka karangan menjadi karangan yang utuh
dengan struktur:
 Awal karangan yang berfungsi untuk memperke –
nalkan dan sekaligus menggiring pembaca
terhadap pokok tulisan.
 Isi karangan yang menyajikan topik atau ide
utama karangan, berikut hal-hal yang memper –
jelas atau mendukung ide tersebut.
 Akhir karangan yang berfungsi untuk mengemba –
likan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui
perangkuman atau penekanan ide-ide penting
(simpulan dan saran)
13/04/2015
Tahap Prapenulisan
Tahap Penulisan
Tahap Pascapenulisan
(Editing dan Revisi)
 Tahap Pascapenulisan
Tahap ini merupakan fase penghalusan dan
penyempurnaan draft atau buram yang kita
hasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan
(editing) dan perbaikan (revisi) yang dapat
berlangsung berkali-kali. Langkah-langkah
editing dan revisi:
 membaca keseluruhan karangan;
 menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau
memberikan catatan bila ada hal-hal yang
harus diganti, ditambah, disempurnakan;
serta melakukan perbaikan sesuai dengan
temuan saat penyuntingan.
13/04/2015
Persyaratan Paragraf yang Baik:
Kepaduan
• Untuk mencapai kepaduan,
kemampuan rangkai kalimat
sehingga bertalian secara logis
dan padu. Oleh karena itu,
digunakan kata penghubung.
• Penghubung intrakalimat
(karena, sehingga, tetapi,
sedangkan, apabila, jika, maka,
dll.
• Penghubung antarkalimat: oleh
karena itu, jadi, kemudian,
namun, selanjutnya, bahkan, dll
Kesatuan
• Yang dimaksud kesatuan adalah
tiap paragraf hanya
mengandungsatu pokok
pikiranyang diwujudkan dalam
kalimat utama.
• Ciri-ciri dalam membuat kalimat
utama: a. kalimat yg dibuat harus
mengandung permasalahan yg
berpotensi untuk diperinci atau
diuraikan lebih lanjut. B. kalimat
utama dapat dibuat lengkap dan
berdiri sendiri tanpa
memerlukan kata penghubung..
Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya
Kelengkapan
• Paragraf dikatakan lebgkap
apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas
secara lengkap untuk
menunjuk pokok
pikiran/kalimat utama.
• Ciri kalimat penjelas: berisi
penjelasan berupa rincian,
keterangan, contoh, dll
13/04/2015
Konjungsi
 Konjungsi intrakalimat:
dan, bersama, serta, tetapi, melainkan, atau, ataukah, sebab,
karena, lantaran, hasilnya, akibatnya, akibat, demi, untuk, agar,
biar, supaya, jika, jikalau, asalkan, kalau, sejak, ketika, sewaktu,
saat, selama, sesudah, seusai, begitu, hingga, sungguhpun,
meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun, biarpun, tanpa,
dengan, bahwa, sehingga, maka, sampai, apabila, dll.
 Konjungsi antarkalimat:
Kemudian, bahkan, jadi, oleh karena itu, sesudah itu, setelah
itu, kecuali, malahan, bahkan, bahwasannya, namun, sebaliknya,
akan tetapi, meskipun demikian, sekalipun demikian, dll.
Drs. Bahauddin Azmy, M.Pd @ PGSD UNIPA
13/04/2015
Khusnul Khotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya
PENALARAN
DALAM
MENULIS
Pengertian dan Jenis Penalaran
13/04/2015
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir
dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta,
petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang
dianggap bahan bukti, menuju pada suatu
kesimpulan.
ATAU
 Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis
dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan
(pengetahuan atau pengalaman) dengan bahan
berupa fakta, informasi, pengalaman atau
pendapat para ahli (atoritas).

13/04/2015
Generalisasi
Induktif
Analogi
Hubungan
Kausal
Penalaran
Silogisme
deduktif
Entimem
13/04/2015
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif
adalah suatu proses
berpikir yang bertolak
dari hal-hal khusus
menuju sesuatu yang
umum.
Temuan
1
Temuan
2
Temuan
3
Kesimpulan
13/04/2015
Generalisasi atau Perampatan
 Generalisasi atau perampatan adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk
menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
atau peristiwa itu.
 Generalisasi dapat diturunkan dari gejala-gejala khusus yang
diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi
dokumentasi.
 Sumbernya bisa berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat
ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial, ekonomi, atau hukum.
 Dari berbagai gejala atau peristiwa itu, orang membentuk opini,
sikap, penilaian, keyakinan, atau perasaan tertentu.
13/04/2015
Lanjutan …
Rambu-rambu Menguji Hasil Generalisasi
 Apakah jumlah gejala atau peristiwa yang dijadikan dasar
generalisasi tersebut cukup memadai?
 Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan
generalisasi merupakan contoh yang baik, yang dapat
mewakili keseluruhan atau bagian yang dikenai genelisasi?
 Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan
generalisasi yang dilakukan?
 Aapakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data
yang diteliti?
13/04/2015
Contoh
Lanjutan …
Para peneliti dari University of Minnesota melakukan kajian
untuk mencari formula yang dapat mengurangi resiko kematian
akibat penyakit jantung. Mereka meneliti 34.486 wanita
pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk
mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, minyak sayuran, dan
margarin, yang banyak mengandung vitamin E. Dari studi itu
ditemukan orang yang memakan makanan yang banyak
mengandung vitamin E, memiliki resiko kematian akibat
penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan
orang yang sedikit mengkonsumsi makanan seperti itu.
13/04/2015
Analogi
 Analogi yang dimaksud di sini adalah analogi induktif atau
analogi logis.
 Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak
dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain
memiliki kesamaan untuk menarik kesimpulan.
 Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik
dia antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “Apa
yang berlaku pada satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya.”
 Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan
ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal
yang dianalogikan.
13/04/2015
Lanjutan …
Contoh
Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti pengaruh
pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita,
sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi
sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa
dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan
pertumbuhan cerebral cortex yang sangat rendah dibandingkan
dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan
studi itu, Dr. Diamond, seorang profesor anatomi dari University
of California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat
menghambat perkembanan otak penggunanya.
13/04/2015
Hubungan Kausal (Sebab – Akibat)
 Menurut hukum kausalitas semua gejala atau kejadian terjalin dalam
rangkaian sebab akibat. Tak ada satu gejala atau kejadian pun yang
muncul didunia ini tanpa penyebab.
 Penalaran kausalitas terwujud dalam tiga pola:
sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.
• Karakteristik penalaran kausalitas:
 Satu atau beberapa gejala (peristiwa) yang timbul dapat berperan
sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala
sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya.
 Gejala atau peristiwa yang terjadi dapat dapat ditimbulkan oleh satu
sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih.
 Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan taklangsung.
13/04/2015
Contoh
Lanjutan …
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia
segera memunguti pakaian yang dijemurnya.
Tindakannya itu didorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal
(sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan
pakaian yang dijemurnya basah (akibat).
Pak Saeran menanam berbagai jenis bunga dan pohon di
pekarangan rumahnya. Tanaman itu dirawat, disirami, dan
dipupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar,
melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati di cabuti. Ia
melihat ternyata akar-akarnya rusak dan dipenuh rayap.
Berdasarkan temuan itu, dia menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya
tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
13/04/2015
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
adalah suatu proses
berpikir yang bertolak
dari sesuatu yang
umum menuju hal-hal
yang khusus.
Kesimpulan/
Pengetahuan
Temuan
1
Temuan
2
Temuan
3
13/04/2015
Silogisme
 Silogisme adalah suatu pross penalaran yang
menghubungkan dua proposisi (pernyataan)yang berlainan
untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan
proposisi yang ketiga.
 Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang
terkandung di dalamnya.
 Proposisi terdiri atas
 premis mayor,
 premis minor, dan
 kesimpulan.
13/04/2015
Lanjutan …
Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme,
merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar
bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu.
Premis minor mengandung term minor atau tengah dari
silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau
menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai
anggota dari kelas itu.
Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa
apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi
anggota-anggotanya.
13/04/2015
Lanjutan …
• Term adalah suatu kata atau frasa yang menempati fungsi subjek atau
prekikat.
 Term predikat dari kesimpulan adalah term mayor dari seluruh
silogisme
Term subjek dari kesimpulan adalah term minor.
Term yang muncul pada kedua premis dan tidak muncul dalam
kesimpulan adalah term tengah, yang menghubungkan kedua
premis.
• Contoh silogisme:
Premis mayor : Kebanyakan buruh adalah pekerja keras.
Premis minor : Suhadi adalah buruh.
Kesimpulan : Suhadi adalah pekerja keras.
13/04/2015
Lanjutan …
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan silogisme:
 Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi, yaitu proposisi mayor,
proposisi minor, dan kesimpulan.
 Jika sebuah silogisme mengandung premis yang positif dan sebuah
premis yang negatif (menggunakan kata tidak atau bukan), maka
kesimpulannya harus negatif.
 Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
 Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang
benar jika proses penyimpulannya salah.
• Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu silogisme kategorial,
silogisme kondisional, dan silogisme alternatif.
13/04/2015
Lanjutan …
Silogisme Kategorial. Contoh :
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir.
Premis minor : Ahmad adalah cendekiawan.
Kesimpulan : Jadi, Ahmad adalah pemikir.
Silogisme Kondisional atau hipotetis (pengandaian). Contoh:
Premis mayor : Kalau rupiah mengalami devaluasi harga-harga barang
akan naik.
Premis minor : Rupiah mengalami devaluasi.
Kesimpulan : Harga-harga baang akan naik.
Silogisme Alternatif. Contoh:
Premis mayor : Penyebab kegagalan panen sekarang adalah kekurangan
air atau hama.
Premis minor : Penyebab kegagalan panen sekarang bukan hama.
Kesimpulan : Sebab itu, kegagalan panen sekarang adalah kekurangan air.
13/04/2015
Entimem
 Entimem adalah silogisme yang diungkap secara taklengkap demi
alasan kepraktisan, di mana bagian silogisme yang dianggap telah
dipahami dihilangkan.
 Contoh:
“Pak Jadam adalah rentenir, yang mengisap darah orang yang
dilanda kesusahan.”
Jika silogisme tersebut dinyatakan secara lengkap adalah sbb.:
Premis mayor : Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang
dilanda kesusahan.
Premis minor : Pak Jadam adalah rentenir.
Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang
dilanda kesusahan.
13/04/2015
Salah nalar
(reasoning atau
fallacy) adalah
kekeliruan dalam
proses berpikir
karena keliru
menafsirkan atau
menarik
kesimpulan.
Kekeliruan itu
dapat terjadi
karena faktor
emosional,
kecerobohan, atau
ketidaktahuan.
 Generalisasi yang terlalu luas
 Kerancuan analogi
 Kekeliruan kausalitas
 Kesalahan relevansi (karena
kekurangpahaman, pengabaian,
atau penyembunyian masalah
yang sesungguhnya)
 Penyandaran terhadap prestise
seeorang
Salah Nalar
13/04/2015
RAGAM WACANA
DESKRIPSI (Pemerian)
NARASI (Penceritaan atau Pengisahan)
EKSPOSISI (Paparan)
ARGUMENTASI (Pembahasan atau Pembuktian)
PERSUASI
13/04/2015
DESKRIPSI (PEMERIAN)
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan
dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan
penulisnya.
Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan
terciptanya imajinasi pembaca sehingga dia seolaholah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa
yang dialami orang penulisnya.
13/04/2015
NARASI
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau
rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya
pada karya prosa atau drama, biogarafi atau
autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara
membuat dan melakukan sesuatu hal.
13/04/2015
EKSPOSISI
 Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan
untuk menerangkan, menyampaikan, atau
menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas
atau menambah pengetahuan dan pandangan
pembacanya.
 Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
sikap pembacanya.
 Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis
sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.
13/04/2015
ARGUMENTASI
 Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan
untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang
disampaikan oleh penulisnya.
 Karena tujunnya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis,
kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat
keobjektian dan kebenaran yang disampaikannya sehingga
dapat menghapuskan konflik dan keraguan pembaca
terhadap pendapat penulisnya.
 Corak karangan seperti ini adalah hasil penilaian,
pembelaan, dan timbangan buku.
13/04/2015
PERSUASI
 Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai
sesuatu hal yang disampaikan penulis.
 Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat
rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran,
peersuasi lebih menggunakan pendekatan emosional.
 Seperti dalam argumentasi, persuasi juga menggunakan
bukti dan fakta. Hanya saja dalam persuasi, hal itu
digunakan seperlunya atau kadangkala dimanipulasi untuk
menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa
yang disampaikan si penulis tiu benar.
13/04/2015
JENIS WACANA
FIKSI
NONFIKSI
Fiksi merupakan hasil
kegiatan kreatif-imajinatif
penulisnya yang berupa
karya tulis yang biasanya
digolongkan ke dalam tulisan
kesastraan.
Contoh cerpen, novel, dan
naskah drama.
Nonfiksi merupakan hasil
kegiatan penulisan yang
mengandalkan logika dan
pengamatan penulisnya.
Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa tulisan
nonfiksi cenderung bersifat
logis dan empiris.
Contoh makalah, artikel, dan
laporan penelitian.
13/04/2015
ALINEA/PARAGRAF
Pengertian
 Struktur
 Persyaratan
 Jenis
Pengembangan



Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa sebagai
bagian dari suatu karangan yang biasanya terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta
membentuk satu kesatuan pikiran.
Bagan Alinea/ Paragraf
Ide
Kalimat 1
Ide
Kalimat 2
Ide
Kalimat 3
Ide alinea/
paragraf
Ide
Kalimat 1
Ide
kalimat
2
Ide
Ide
Kalimat 3
Kalimat 4
Ciri-ciri Kalimat Topik




Mengandung permasalahan yang potensial untuk
dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri
sendiri.
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus
dihubungkan dengan kalimat lain.
Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan
frasa transisi.
Ciri-ciri Kalimat Penjelas




Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri
sendiri (dari segi arti).
Arti kalimat ini kadangkala baru jelas setelah
dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
alinea/paragraf.
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata
sambung dan frasa transisi.
Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data
tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat
topik.
Bagan Struktur Alinea/Paragraf
Alinea/Paragraf
Wacana
1) Pembuka
(1) Kalimat topik
(2) Kalimat penjelas
(3) Kalimat penjelas
(4) Kalimat penjelas
(5) Kalimat simpulan/
penutup
Tujuan Penulisan
2) kalimat topik
A. kalimat penjelas
B. kalimat penjelas
C. kalimat penjelas
3) kalimat topik
A. kalimat penjelas
B. Kalimat penjelas
C. kalimat penjelas
4) kalimat topik
A. kalimat penjelas
B. kalimat penjelas
C. kalimat penjelas
5) Simpulan/Penutup
Rangkuman atau Simpulan
B
A
D
A
N
K
A
R
A
N
G
A
N
Persyaratan Alinea/Paragraf


Kesatuan, menunjukkan pengertian bahwa kalimatkalimat yang ada dalam satu paragraf mendukung
satu tema/pikiran pokok/pikiran utama/gagasan
utama (mean idea).
Kepaduan (koherensi), mengacu kepada hubungan
yang harmonis (logis dan padu) antarkalimat dalam
paragraf.
Kepaduan dapat diwujudkan dengan cara repetisi,
jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa
penghubung.
SENARAI KATA DAN FRASA PENGHUBUNG
SEBAGAI PENGAIT ALINEA
Fungsi
Menyatakan Hubungan
 Akibat/hasil
 Pertambahan
 Perbandingan
 Pertentangan
 Tempat
 Tujuan
 Waktu
 Singkatan
Contoh Kata dan Frasa
akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan
demikian, jadi
berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula,
lalu, selanjutnya, tambahan lagi
dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya,
lebih dari pada itu, berbeda dengan itu
akan tetapi, bagaimanapun, meskipun begitu, namun,
sebaliknya, walaupun demikian
berdekatan dengan itu, di sini, di seberang sana, tak jauh
dari sana, di bawah, persis di depan …, di sepanjang …
agar, untuk/guna, untuk maksud itu
baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum,
segera, sesudah, sejak, ketika
singkatnya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan,
pendek kata
Bagan Kesatuan dan Kepaduan
Alinea/Paragraf
ku
kp
b
kp
a
kp
kp
a : kesatuan, b : kepaduan, ku : kalimat utama, kp : kalimat penjelas
Pengembangan Alinea/Paragraf











Cara Definisi
Cara Proses
Cara Urutan Waktu/Kronologis
Cara urutan Tempat
Cara Contoh
Cara Umum-Khusus
Cara Pertentangan
Cara Perbandingan
Cara Analogi
Cara Sebab Akibat
Cara Klasifikasi
Jenis Alinea/ Paragraf





Menurut posisi kalimat topiknya:
alinea/paragraf deduktif,
jika ku pada awal alinea
alinea/paragraf induktif,
jika ku pada akhir alinea
alinea/paragraf deduktif-induktif,
jika ku pada awal dan akhir alinea
alinea/paragraf penuh kalimat topik,
jika ku pada seluruh alinea
Lanjutan …






Menurut sifat isinya:
alinea/paragraf persuasif, jika isi alinea mempromosikan
sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca;
alinea/paragraf argumentatif, jika isi alinea membahas satu
masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung;
alinea/paragraf naratif, jikaisi alinea menuturkan peristiwa
atau keadaan dalam bentuk cerita;
alinea/paragraf deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau
menggambarkan sesuatu dengan bahasa;
alinea/paragraf ekspositoris, jika isi alinea memaparkan
sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Lanjutan …




Menurut fungsinya dalam karangan:
alinea/paragraf pembuka, berfungsi untuk menghantarkan pokok
pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca,
menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi
seluruh karangan;
alinea/paragraf pengembang, berfungsi untuk mengemukakan
inti persoalan, memberi ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal
yang akan diuraikan pada alinea berikutnya, meringkas alinea
sebelumnya, dan mempersiapkan dasar atau landasan bagi
simpulan;
alinea/paragraf penutup, berisi simpulan bagian atau seluruh
karangan, atau pernyataan kembali isi karangan agar lebih jelas.
Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis:
Merencanakan Tulisan Fiksi dan Nonfiksi
FIKSI
NONFIKSI
Fiksi merupakan hasil kegiatan
kreatif-imajinatif penulisnya
yang berupa karya tulis yang
biasanya digolongkan ke
dalam tulisan kesastraan.
Contoh cerpen, novel, dan
naskah drama.
Nonfiksi merupakan hasil
kegiatan penulisan yang
mengandalkan logika dan
pengamatan penulisnya. Oleh
karena itu, dapat dikatakan
bahwa tulisan nonfiksi cenderung
bersifat logis dan empiris.
Contoh makalah, artikel, dan
laporan penelitian.
13/04/2015
Merencanakan Tulisan Fiksi


Perencanaan penulisan fiksi tidak sama bagi setiap
pengarang: ada yang inspirasi muncul tiba-tiba,
ada yang harus mencari inspirasinya dengan cara
berkelana, ada yang harus menekuni berbagai
bahan di perpustakaan, dll.
Yang paling umum sebuah fiksi direncanakan
dengan cara menulis sinopsis cerita terlebih dahulu,
kemudian baru dikembangkan dalam bentuk cerita
pendek, novel, atau naskah drama.
13/04/2015
Merencanakan Tulisan Nonfiksi









Pemilihan topik:
menarik dan dikuasai,
aktual,
didukung bahan yang memadai, dan
sesuai dengan ruang lingkup.
Perumusan tujuan penulisan:
memberi penjelasan,
mempengaruhi sikap pembaca, atau
menginginkan pembaca melakukan sesuatu.
13/04/2015
Lanjutan …





Penulisan kerangka karangan:
mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih,
kemudian memilah-milah, mengelompokkan dan menyusunnya
menjadi struktur kerangkan tertentu; atau
penulis langsung menentukan subtopik apa yang perlu ditulis
dan langsung mengurutkannya, lalu setiap subtopik diperinci
sesuai dengan keperluan penulisan.
Pengumpulan bahan tulisan: berupa teori, data, atau
informasi.
Pengembangan kerangka menjadi karangan utuh
13/04/2015