Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 4

Download Report

Transcript Keperawatan Gawat Darurat Pertemuan 4

PENGELOLAAN
SYSTEM
KEGAWAT
DARURATAN
Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
Pendahuluan

Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat
(PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha
pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka
menyelamatkan pasien dari kematian
PENOLONG PERTAMA
masyarakat
Kita tidak dapat selalu mengandalkan layanan
ambulan atau para medik segera tiba dilokasi
kejadian
 Alat dan waktu yang kita miliki terbatas

Tujuan PERTOLONGAN PERTAMA
adalah:
1. Menyelamatkan nyawa korban
2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi
lebih parah
4. Mempertahankan daya tahan korban
5. Mencarikan pertolongan yang lebih
lanjut
Pengertian
Gawat adalah suatu keadaan yang mengancam
nyawa dan kecacatan yang memerlukan
penanganan dengan cepat dan tepat
• Darurat adalah suatu keadaan yang tidak
mengancamnyawa tetapi memerlukan penangan
cepat dan tepat seperti gawat
• Gawat darurat adalah suatu keadaan yang
mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC
( Airway/jalan nafas, Breathing/pernafasan,
Circulation/sirkulasi) jika tidak dapat ditolong
segera maka dapat meninggal/cacat
•
Prinsip Utama : menyelamatkan pasien dari
kematian pada kondisi gawat darurat.
Filosofi dalam PPGD adalah ”Time Saving is
Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh
tindakan yang dilakukan pada saat kondisi
gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan
efisien, karena pada kondisi tersebut pasien
dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit
saja (henti nafas 2-3 menit dapat
mengakibatkan kematian)
UU RI NO 44 TH 2009 Tentang
Rumah Sakit
Bab I Pasal I ayat 2
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien
yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut.
MANAJEMEN BENCANA BERBASIS
KEGAWATDARURATAN SEHARI-HARI
1. Tahap Triase
2.Tahap Primary survey
3.Tahap Secondary survey
4.Tahap stabilization
5.Tahap transfer
PENANGANAN GAWAT
DARURAT
TRIAGE
Latar Belakang
Dr. Baron Dominique JL (1766-1842)
:memberikan tindakan tidak berdasarkan
urutan
PD I :dipisahkan dipusat pengumpulan
korban dan dibawa langsung ke fasilitas
yang sesuai
PD II : membedakan yang dengan luka
ringan agar dapat kembali bertempur
Akhir 1950 an:mulai dikembangkan sistem
triage
Pengertian
Triage adalah suatu konsep pengkajian yang
cepat dan terfokus dengan suatu cara
yang memungkinkan pemanfaatan sumber
daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih
atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya ( Kathleen
dkk,2008)
Prinsip Triage
1.
2.
3.
4.
5.
Segera dan tepat waktu (<60”)
Pengkajian adekuat dan akurat
Keputusan dibuat berdasarkan
pengkajian.
Intervensi sesuai kekuatan kondisi
Tercapainya kepuasan pasien
TAHAP I TRIASE
 Meode untuk mendapatkan hasil yang sebaik
mungkin pada kondisi jumlah pasien besar dengan
sarana yang terbatas
Dasar-Dasar Triase
1. Derajat cedera
2.Jumlah cedera
3.Sarana dan kemampuan
4. Kemungkinan bertahan hidup
Digunakan pada kegawat daruratan sehari-hari
serta jumlah korban massal untuk penilaian
status pasien terhadap ;
1.Penilaian TV dan kondisi
2.Penilaian tindakan yang diperlukan
3.Penilaian harapan hidup
4.Penilaian kemampuan medis
5.Prioritas penanganan
 morbidias,mortalitas,kecacatan
6.Pemberian label
Klasifikasi
Prioritas I ( merah) :mengancam jiwa,perlu
resusitasi dan tindakan segera dan
mempunyai kesempatan hidup yang besar
2. Prioritas II (kuning) :potensi mengancam
nyawa atau fungsi vital bila tidak segera
ditangani dalam waktu singkat.
3. Prioritas III (hijau) : perlu penanganan
seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
4. Priorotas 0 (hitam)kemungkinan untuk
hidup sangat kecil, luka sangat parah
1.
TAHAP II PRIMARY SURVEY
-> Suatu kegiatan untuk menilai kondisi penderita
(diagnostik) sekaligus tindakan resusitasi untuk menolong
nyawa
Keadaan yang mengancam nyawa ;
1. Airway ; menjaga airway dengan kontrol servikal
2. Breathing ; menjaga pernafasan dengan ventilasi
3. Cirkulation ; kontrol perdarahan
4. Disability ; status neurologis
5. Exposure ; buka baju, tetapi jangan sampai hipotermi
1. AIRWAY
A. Kerusakan otak terjadi 6 – 8 menit.
B. Pastikan kelancaran jalan nafas, ventilasi yang adekuat
dan oksigenisasi.
C. Airway definitif  tindakan intubasi endotrakeal,
penentuan pemasangan ini .
2. BREATHING = ventilasi
A. AGD dan Pulse Oximetri
B. Kegagalan ventilasi  hipoxia dan hipercarbia
C. Kegagalan oksigenisasi dapat dinilai dengan melakukan observasi dan
auskultasi pada
leher dan dada
3. CIRCULATION
A. Penilaian status hemodinamik penting
B. Penyebab utama terjadinya gg.sirkulasi karena perdarahan, ada 4 klasifikasi
perdarahan ;
1.Perdarahan kelas I ; vol.darah hilang sampai 15 %, takikardi minimal,
tekanan darah tidak berubah secara berarti
2. Perdarahan kelas II ; 15 – 30 % , takikardi, takipnoe,
nadi menurun,
cemas, ketakutan
3. Perdarahan kelas III ; 30 – 40 % (2000 ml), takikardi, takipnoe dan
sistolik menurun
4. Perdarahan kelas IV ; lebih dari 40% hilang, diastolik tidak teraba, tekanan
sistolik urun drastis, urin tidak ada, kesadaran menurun
4. DISABILITY (Evaluasi Neurologis)
-Tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil
- Metode AVPU ;
A ; Alert (sadar)
V ; Respon terhadap rangsangan vokal (suara)
P ; Respon terhadap rangsangan nyeri (pain)
U ; Unresponsive (tidak ada respon)
5. EXPOSURE (kontrol lingkungan)
Setelah tindakan ini dilanjutkan dengan tindakan
TAHAP III ; Secondary Survey yaitu pemeriksan secara
mulai dari ujung rambut hingga ujung jempol kaki
TAHAP IV ; Stabilisasi dan
TAHAP V ; Transfer
keseluruhan