PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Download Report

Transcript PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR
MEMBUAT LARUTAN BAKU
LARUTAN BAKU PRIMER DAN
LARUTAN BAKU SEKUNDER
• DEFINISI :
– Larutan baku primer : larutan baku yang konsentrasi tepatnya
diketahui dengan berdasarkan penimbangan berat zat baku
primer yang dilarutkan dalam volume tertentu
Contoh : C2H2O4. 2H2O
Na2CO3 anhidrat
– Larutan baku sekunder : larutan baku yang konsentrasi tepatnya
baru dapat diketahui apabila telah dilakukan pembakuan terlebih
dulu dengan larutan baku primer
Contoh : NaOH
HCl , H2SO4
ALAT YANG DIGUNAKAN
• 1. TIMBANGAN :
 ANALYTICAL BALANCE :
mempunyai kepekaan/ kemampuan
penimbangan dengan ketelitian : 0.1 mg
digunakan : untuk menimbang zat baku primer dengan berat
minimal : 50 mg, bila diinginkan ketelitian/kesalahan
penimbangan minimal 1%
Contoh : berat zat (Asam Oksalat) : 634.5 mg
 MILLIGRAM BALANCE :
penimbangan dengan ketelitian : 1 mg
digunakan untuk penimbangan orientasi zat baku primer atau
penimbangan pereaksi  tidak diperlukan ketelitian tinggi
CARA MENIMBANG
– 1. CARA LANGSUNG :
- berat botol timbang kosong = 10.2368 g
- berta botol timbang + zat = 10.8796 g
 berat zat = 0.6428 g
- 2. CARA TIDAK LANGSUNG :
- berat botol timbang + zat = 12.3456 g
- berat botol timbang + sisa zat setelah
dituang ke beaker glass = 11.6952 g
 berat zat = 0.6504 g
PERALATAN GELAS PADA
PEMBUATAN LARUTAN BAKU
• 2. PERALATAN UNTUK MEMBUAT
- Botol timbang
–
–
–
–
–
–
–
LARUTAN BAKU
Beaker glass
Batang pengaduk
Corong gelas
Botol penyemprot (aquadestilata)
Labu ukur (labu takar)
Pipet tetes
Kertas saring
Catatan :
- semua alat harus bersih, dibilas dengan
aquades
- alat yang harus kering : botol timbang
CARA MEMBUAT
LARUTAN BAKU ASAM OKSALAT :
100 ML 0.1 N
• Menghitung berat Asam oksalat :
• 100 ml 0.1N Asam oksalat = 100 x 0.1
mgrek = 10 mgrek = 5
mgrl
(1 mgrl Asam oksalat = 2 mgrek)
atau = 5 x 126.07 mg = 630.35 mg
MENIMBANG ASAM OKSALAT
- ditimbang Asam oksalat = 630.35 mg + 10% 
milligram balance
- dimasukkan kedalam botol timbang dan ditimbang
pada  analytical balance
Catatan : menimbang pada analytical
balance tidak boleh mengurangi atau
menambah zat yang sedang ditimbang.
Berat zat yang tertimbang tidak boleh menyimpang 10%
dari yang seharusnya tertimbang
CONTOH PENIMBANGAN
• Asam oksalat : 650 mg (neraca milligram)
• Analytical balance :
misalnya : 642.8 mg  boleh
690.5 mg  boleh
721.9 mg  tidak boleh
543.2 mg  tidak boleh
. Contoh perhitungan konsentrasi :
- berat Asam oksalat = 642.8 mg (BM 126.07)
dalam 100 ml
 Kons.H2Ox = (0.6428/126.07)x(1000/100)x2 = 0.101975
= 0.1020 N
AIR YANG DIGUNAKAN
•
•
•
•
•
•
•
1. Air kran / PDAM
2. Air minum / air minum kemasan
3. Aquadestilata
4. Aqua demineralisata
5. Aqua pro injection
6. Aqua bidestilata
7. Aquadestilata bebas CO2
CARA
MELARUTKAN ZAT
 asam oksalat dituang dari botol timbang ke beaker glass 100 atau 150
ml (dengan atau tanpa bantuan batang pengaduk)
 tambahkan aquadest + 40 ml
 diaduk sampai larut (tidak tampak lagi adanya kristal asam oksalat)
 pindahkan/tuangkan larutan tadi kedalam labu ukur/takar 100 ml
dengan bantuan corong gelas
 bilas beaker glass dengan aquadest dari botol semprot 2 – 3 x, masingmasing dengan + 10 ml dan dituangkan kedalam labu ukur diatas
 tambahkan aquadest sampai mendekati garis tanda 100 ml pada leher
labu ukur
 dengan pipet tetes tambahkan aquadest sampai tepat tanda
 bersihkan/keringkan leher labu ukur dengan kertas saring, kemudian
tutup dan dikocok hingga homogen
PEMBAKUAN
larutan NaOH dengan larutan C2H2O4
• BAHAN YANG DIGUNAKAN :
• larutan baku primer Asam Oksalat
• Larutan baku sekunder NaOH
• Larutan indikator fenolftalein
• PERHITUNGAN KONSENTRASI BAKU
SEKUNDER
• V H2Ox. x N H2Ox = V NaOH x N NaOH
pipet
timbang
buret
yang dicari
ALAT GELAS (glasswares)
•
•
•
•
•
•
•
Buret : 25 ml
Pipet volume : 10 ml
Labu titrasi (erlenmeyer) : 150 – 200 ml
Beaker glass : 50 – 100 ml
Corong gelas
Batang pengaduk
Pipet penetes
ALAT BANTU LAINNYA
•
•
•
•
•
•
•
•
Statif
Klem buret
Botol semprot (aquadest)
Sikat pembersih buret
Sabun/detergent cair
Lap/tissue pembersih atau pengering
Baju praktikum (Lab jas)
Jurnal praktikum
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
• ALAT GELAS :
- sebelum dipakai harus dicuci bersih dan dibilas dengan
aquadest, TIDAK HARUS KERING , kemudian :
- Buret : dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan kedalamnya
- Pipet volume : dibilas dengan larutan yang akan dipipetnya
- Beaker glass : dibilas dengan larutan yang akan diisikan kedalam
buret atau bisa dikeringkan dengan bantuan tissue ;
demikian halnya dengan corong gelas maupun batang
pengaduk
- Labu titrasi : TIDAK BOLEH DIBILAS dengan larutan
yang akan dititrasi maupun peniternya
• MENGISI BURET :
- buret
- statif
- klem buret
- beaker glass
- corong gelas + batang pengaduk
- kertas baca buret
Catatan : - pada setiap titrasi, buret HARUS menunjukkan angka
0.00 ml
- setelah titrasi, angka terbaca HARUS DUA DIGIT
dibelakang koma, misalnya : 12.46 ml
- pipa diatas kran buret TIDAK BOLEH ADA rongga udara
- buret yang berisi larutan NaOH, setelah selesai dipakai
HARUS SEGERA DICUCI dengan AIR
. MENGISI PIPET :
- pipet volume
- beaker glass
- labu titrasi (erlenmeyer)
- pipet filler
Catatan : - larutan yang ada diujung pipet TIDAK BOLEH DITIUP untuk
dimasukkan kedalam labu titrasi
- posisi pipet pada saat larutan dimasukkan kedalam labu
titrasi HARUS TEGAK LURUS dan labu titrasinya
yang dimiringkan
- pelepasan larutan dari pipet ke labu titrasi dilakukan secara
perlahan dan diakhiri dengan menggoreskan ujung
pipet pada leher dalam labu titrasi
CARA MELAKUKAN TITRASI
• Buret (25 ml) :
- telah diisi dengan larutan NaOH
- larutan NaOH sudah menunjuk pada : 0.00 ml dan
tidak ada rongga udara diatas/dibawah kran buret
- posisi buret : tegak lurus
• Labu titrasi (150 – 200) ml
- telah terisi larutan H2C2O4 : 10.0 ml
- larutan indikator fenolftalein : 2-3 tetes
 Kemudian larutan NaOH ditambahkan tetes pertetes secara konstan
(tak boleh dikucurkan) dari buret kelabu titrasi dan labu titrasi
digoyang dengan cara memutarnya supaya larutan homogen dan
reaksi merata antara H2C2O4 dengan NaOH
 Penambahan larutan NaOH dilakukan sampai tampak warna rosa
pertama yang stabil dalam waktu 30 detik (indikator fenolftalein
dalam suasana basa). Bila sebelum waktu tersebut warna hilang,
maka masih harus ditambahkan lagi sampai tampak warna rosa.
• Penetapan titik akhir titrasi :
reaksi yang terjadi : H2C2O4 + 2 NaOH  Na2C2O4 + 2 H2O
pH larutan adalah : + 7
indikator fenolftalein : 8.0 – 10.0 : artinya pada pH < 8
larutannya tak berwarna, pada pH 8 – 10 : rosa
dan pH > 10 : merah
 Penambahan larutan NaOH dihentikan pada saat larutan dalam
labu titrasi telah tampak warna ROSA yang stabil dalam waktu 30
detik.
 Sebelum dilakukan pembacaan buret, labu titrasi dibilas dengan
aquadest secukupnya (dari botol semprot) untuk menurunkan
larutan yang menempel pada dinding dalam labu titrasi
• CONTOH PERHITUNGAN TITRASI
 H2Oxalat : dipipet 10.0 ml
 N H2Oxalat = 0.1020 (dari hasil penimbangan)
 Volume NaOH = 0.00 – 9.76 ml (dari pembacaan
buret
 V H2Ox. x N H2Ox. = V NaOH x N NaOH
10.0
x 0.1020 = 9.76
x N NaOH
 N NaOH = 0.10450819672 = 0.1045
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
SEBELUM TITRASI
• 1. PROSEDUR :
 SUMBER PUSTAKA
 MEKANISME REAKSI YANG TERJADI
2. PERALATAN :
 ALAT GELAS : buret, pipet, labu titrasi, botol timbang,
beaker glass, botol semprot, batang pengaduk
 LAB JAS
 JOURNAL PRAKTIKUM
 ALAT BANTU LAIN : tissue/lap, detergent cair, sikat
pembersih buret-beaker-labu titrasi, stiker, alat tulis
3. BEKERJA DENGAN TELITI, MANDIRI DAN PERCAYA DIRI
• SEKIAN dan TERIMA KASIH
• SAMPAI BERJUMPA
DILABORATORIUM
MULTIPURPOSE I