Bab-6 – OK

Download Report

Transcript Bab-6 – OK

( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi :

Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara,

Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX.

Merancang, Merencana Lapangan Terbang,

Ir. Heru Basuki Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE.

Topic Six Perencanaan Perkerasan Struktural

Flexible Pavement : - Metode CBR

Rigid Pavement - Metode FAA - Metode LCN : - Metode FAA

- Metode PCA - Metode LCN / LCG

Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan & daya dukung yg berlainan.

Perkerasan struktural meliputi : - Perkerasan flexible, yaitu perkerasan yang dibuat dari campuran aspal dengan agregate yang digelar diatas permukaan material granular mutu tinggi (subgrade, subbase, base dan surface).

- Perkerasan Rigid, yaitu perkerasan yang dibuat dari slab-slab beton (P.C.)

Perkerasan Flexible Metode CBR Faktor design yg mempengaruhi ketebalan perkerasan, a) Design beban roda c) Daya dukung tanah dasar b) Karakteristik material yg digunakan u/ perkerasan

P/2 P/2 45 º d/2 2s d s ESWL Distribusi beban dual wheel pada Perkerasan Flexible d = jarak tepi dalam roda pesawat s = jarak pusat beban dual wheel ESWL = Equivalent Single Wheel Load

Rumus Metode CBR : T = (8,71 log R + 5,43) √ P [(1 / 8,1 CBR)-(1 / 450 * S)] T = tebal perkerasan total diatas subgrade (mm) R = jumlah ESWL yang bekerja (beban repetisi) P = ESWL dalam kg CBR = California Bearing Ratio S = tekanan roda dalam Mpa. (1 atm = 100 Kpa) (10 atm = 1 Mpa) Tabel 6-1 : Persyaratan Subbase CBR renc. Ukuran Nilai max. yang diizinkan maximum (inch) No. 10 No. 200 L.L. P.I.

Subbase 50 3 50 15 25 5 Subbase 40 3 80 15 25 5 Subbase 30 3 100 15 25 5 Mat. Pilihan 20 3 25 35 12

Tabel 6-2 : CBR rencana untuk Base Course Type CBR rencana Graded crushed agregate 100 Water bound macadam Dry bound macadam 100 100 Campuran aspal panas dr central plant 100 Batu kapur 80 Agregate yang distabilkan 80 Faktor Equivalent Material (AASHTO) : Komponen perkerasan (material) - Aspal beton (AC) - Cement Treated Base (CTB) 7 hari 4,5 Mpa Koefisien 0,017 0,0091 - Cement Treated Base 7 hari 3 Mpa - Cement Treated Base 7 hari < 2,7 Mpa 0,0079 0,0059 - Crushed Stone Base (CSB) 0,0055 - Subbase Sirtu 0,0028

Contoh soal Flexible metode CBR : 1) Rencanakan perkerasan untuk pembebanan medium dengan traffic area type A didapat nilai CBR, LL, PI.

Material Test CBR No.10 No.200 LL PI Subgrade/Asli 6% 35 15 Subgrade padatkan 10% 35 15 Subbase (1) 24% 85 13 19 6 Subbase (2) 59% 44 8 15 4 Base memenuhi persyaratan u/ agregate batu pecah Surface memenuhi persyaratan aspal campuran panas JAWAB : Subgrade tanah asli CBR 6%, lihat Gbr. 6-7 diperoleh tebal lapisan = 47 inch Subgrade dipadatkan CBR 10%, lihat Gbr.6-7 diperoleh tebal lapisan = 35 inch

Subbase (1) CBR 24%, lihat Gbr.6-7, tebal = 18 inch Subbase (2) CBR 50%, lihat Gbr.6-7, tebal = 8 inch Base, tabel 6-2 CBR 100%, lihat tabel 6-3, tebal = 6 inch Surface, lihat tabel 6-3, tebal = 4 inch (minimum) Maka tebal total subbase – surface = 18+8+6+4 = 36 inch 2) Rencanakan perkerasan untuk melayani beban repetisi 100.000 dari ESWL tekanan roda = 2 Mpa, ESWL = 27.000 kg, CBR subgrade = 5. Material yg tersedia, AC, CTB dgn mutu compressive strength 7 hari 4,5 Mpa. dan subbase crushed stone base (CSB) ?

JAWAB : T = (8,71 log R + 5,43 ) √ P[(1 / 8,1 CBR) – (1 / 450 *S)] T = (8,71 log 100.000 + 5,43) √27.000[(1/8,1*5)-(1/450*2)] T = 48,98 * 25.23225449 = 1.235,875825 = 1.236 mm

untuk membedakan lapisan perkerasan dipakai faktor equivalent dari AASHTO : AC = 0,017 CTB = 0,0091 CSB = 0,0055 AC / CSB = 0,017 / 0,0055 = 3,09 CTB / CSB = 0,0091 / 0,0055 = 1,65 Dari tabel 6-3, tebal AC min. = 5 * 25,4 mm = 127 mm tebal CTB min. = 10 * 25,4 mm = 254 mm 1.236 mm = 3,09(127 mm) + 1,65(254 mm) + D3 1.236 mm – 811,53 mm = D3 D3 = 424,47 mm = 424,5 mm, Maka susunan lapisannya : AC = 127 mm (minimum) CTB = 254 mm (minimum) CSB = 424,50 mm Subgrade CBR = 5%

Perkerasan Flexible Metode FAA Dasarnya analisa statistik perbandingan kondisi lokal dari tanah, sistem drainase, cara pembebanan untuk berbagai tingkah laku beban.

- Klasifikasi tanah : analisa saringan, L.L., P.I.

- Drainase : kemampuan melewatkan air permukaan - Beban : berat diatas 30.000 lbs, dan berat dibawah 30.000 lbs FAA mengklasifikasi tanah menjadi 13 klas (E1 – E13) Group Subgrade Class Tanah Drainase baik Drainase jelek Kerikil : E-1 Fa atau Ra Fa atau Ra E-2 Fa atau Ra F1 atau Ra E-3 F1 atau Ra F2 atau Rb E-4 F1 atau Ra F3 atau Rb

Group Subgrade Class Tanah Drainase baik Drainase jelek Butiran halus : E-5 E-6 F3 atau Rb F4 atau Rc E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 F5 atau Rc F6 atau Rc F7 atau Rd F8 atau Rd F9 atau Re F10 atau Re Tanah gambut, tidak bisa untuk subgrade Keterangan : F untuk subgrade perkerasan flexible R untuk subgrade perkerasan rigid

Tabel 6-5 : Hubungan CBR dgn klasifikasi subgrade menurut FAA Klasifikasi Fa F1 CBR ≥ 20 16 – 20 F2 F3 F4 13 – 16 11 – 13 9 – 11 F5 F6 F7 F8 8 – 9 7 – 8 6 – 7 5 – 6 F9 F10 4 – 5 3 – 4 Perhitungan ketebalan tiap lapisan menggunakan : Gbr 6-9 s/d Gbr 6-14.

Di dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan ha rus melayani beragam macam pesawat yang mempunyai tipe roda pendaratan berbeda-beda & berlainan berat nya, maka pengaruh tersebut harus dikonverskan ke dlm pesawat rencana → Equivalent Annual Departure / kebe rangkatan tahunan ekivalen. Rumus konversinya sbb. : ½ Log R1 = (Log R2) (W2/W1) R1 = Equivalent annual departure pesawat rencana R2 = Annual departure pesawat campuran dinyatakan dalam roda pendaratan pesawat rencana W1 = Beban roda dari pesawat rencana W2 = Beban roda dari pesawat yang ditanyakan Bagi pesawat berbadan lebar roda pendaratan Dual – Tandem, maka perlu dikonversi dan konversinya seperti tabel 6-6.

Parameter-parameter yg dibutuhkan untuk perencanaan perkerasan meliputi : - Berat lepas landas kotor pesawat - Konfigurasi dan ukuran roda pendaratan, meliputi a) Single wheel gear b) Dual wheel gear c) Dual tandem wheel gear d) Double dual tandem wheel gear - Bidang kontak dan tekanan ban - Volume lalu lintas → Maka di dalam perhitungan MTOW = 0,95 x berat roda pendaratan utama. Tipe roda pendaratan me – nentukan, bagaimana berat pesawat dibagi bebannya kepada roda-roda & diteruskan ke perkerasan, yang akan menentukan “berapa tebal perkerasan”

Dasar parameternya : - konfigurasi roda pendaratan - area kontak roda - tekanan roda berat kotor pesawat dibuat grafik kurva perencanaan tebal perkerasan Tabel 6-6 : Faktor pengali untuk konversi Roda pesawat Roda pesawat rencana Faktor pengali Single wheel Dual wheel Dual tandem wheel Dual wheel Single wheel Dual tandem wheel 0,8 0,5 1,3 0,6 Dual tandem Single wheel Dual wheel Double Dual tandem Dual wheel Dual tandem wheel 2,0 1,7 1,7 1,0

Material subbase dan base course perlu diadakan stabi lisasi untuk mendapatkan lapisan yg lebih baik, faktor equivalent (tabel 6-8) Tabel 6-7 : Tebal perkerasan bagi annual depart > 25.000

Annual depart.

% 25.000 tebal depart.(inch) 50.000

100.000

150.000

200.000

104 108 110 112 Tabel 6-8 : Faktor equivalent untuk subbase & base yang distabilisasi Bahan Eq. subbase Eq. base P-401, Bituminous surface 1,7 – 2,3 1,2 – 1,6 P-201, Bituminous base 1,7 – 2,3 1,2 – 1,6 P-215, Cold laid Bitum. base 1,5 – 1,7 1,0 – 1,2

Bahan Eq. subbase Eq. base P-216, Mixed in-placebase 1,5 – 1,7 1,0 – 1,2 P-304, Cement treated base 1,6 – 2,3 1,2 – 1,6 P-301, Soil cement base 1,5 – 2,0 P-209, Crushed agregate base 1,4 – 2,0 1,0 P-154, Subbase course 1,0 Contoh Soal Perkerasan flexible metode PCA.

3) Rencanakan lapisan perkerasan flexible yang melayani pesawat rencana dgn roda pendaratan dual wheel gear, berat lepas landas 75.000 lbs, equivalent annual depart.

6.000 dari pesawat rencana, CBR subbase 20% & CBR subgrade 6% ?

JAWAB : CBR subgrade 6% MTOW = 75.000 lbs Gbr.6-16, Tt = 21,3 inch Eq. Annual Depart = 6.000

CBR subbase 20% MTOW = 75.000 lbs Gbr.6-16, Tb = 8,6 inch Eq. Annual Depart = 6.000 Maka tebal subbase = Tt – Tb = 21,3 – 8,6 = 12,7 inch pada Gbr.6-16 tebal lapisan surface u/ daerah kritis sebesar 4 inch, maka tebal base = 8,6 – 4 = 4,6 inch.

→ Check tebal base minimum dengan Gbr. 6-24 : - Ordinat paling kiri 21,3 inch - CBR subgrade 6% dengan melihat Gbr. 6-24, diperoleh Tbase = 6 inch maka terdapat selisih ketebalan 6 – 4,6 = 1,4 inch, selisih tersebut diambilkan dari tebal subbase, shg.

Tsubbase Tbase Tsurface Ttotal = 12,7 – 1,4 = 11,3 inch.

= 6 inch = 4 inch = 11,3 + 6 + 4 = 21,3 inch 4 inch 6 inch 11,3 inch

4) Rencanakan perkerasan flexible yg akan melayani pe sawat rencana berat kotor 300.000 lbs, roda pendaratan utamanya dual tandem, CBR base 20%, equivalent annual departure 15.000, CBR subgrade 7%, dipakai bahan subbase course yg distabilisir P-216 Mix in place base course, P.201 Bituminous base course ?

JAWAB : CBR subgrade 7% MTOW = 300.000 lbs Gbr.6-17, Tt = 38 inch Eq. annual depart 15000 CBR subbase 20% MTOW = 300.000 lbs Gbr.6-17, Tb = 17,5 inch Eq. annual depart 15000 Maka Tsubbase = Tt – Tb = 38 – 17,5 = 20,5 inch, Tsurface = 4 inch, maka Tbase = 17,5 – 4 = 13,5 inch Tebal diatas untuk lapisan yang belum distabilisir.

Faktor equivalent subbase u/ P.216, tabel 6-8 = 1,6 Faktor equivalent base u/ P.201, tabel 6-8 = 1,4 → Jadi tebal equivalent subbase yang distabilisir sebesar = 20,5/1,6 = 12,81 inch tebal equivalent base yang distabilisir sebesar = 13,5/1,4 = 9,64 inch, maka tebal total setelah distabilisir adalah : Tsurface = 4,00 inch Tbase = 9,64 inch Tsubbase = 12,81 inch Ttotal = 26,45 inch.

→ Check tebal perkerasan minimum, Gbr. 6-17, CBR 20% → Tebal perkerasan = 17,5 inch, maka 26,45 inch > 17,5 inch (ok !).

5) Diberikan daftar pesawat yg harus dilayani oleh Lapter yang akan direncanakan.

Hitung equivalent annual departurenya & perkerasan yang dibutuhkan, jika CBR subgrade = 6%.

Tipe Forecast Tipe MTOW Pesawat Annual depart Roda (Lbs) B727-100 3760 Dual wheel 160.000

B727-200 9080 Dual wheel 190.500

B707-320B 3050 Dual tandem 327.000

DC9-30 5800 Dual wheel 108.000

CV-880 400 Dual tandem 184.500

B737-200 2650 Dual wheel 115.500

L1011-100 1710 Dual tandem 300.000

B747-100 85 Double dual tandem 600.000

JAWAB : Pesawat rencana dipilih B727-200.

R2 dihitung dgn mengkonversi tipe roda pendaratan ke roda pesawat rencana (dual wheel) → tabel 6.6.

W2 dihitung dari (MTOW x 0,95) / jml roda dalam lbs.

W1 dihitung dari (MTOW pst renc x 0,95) / jml roda.

½ R1 dihitung dgn rumus : Log R1 = Log R2 (W2/W1) Maka di dapat : R2 3760 W2 (lbs) 38.000 (*0,95/4) W1 (lbs) R1 45.240 1.890

9080 45.240 (*0,95/4) 45.240 9.080

5185(1,7) 38.830 (*0,95/8) 45.240 2.764

5800 25.650 (*0,95/4) 45.240 682 680(1,7) 21.910 (*0,95/8) 45.240 94 2650 27.430 (*0,95/4) 45.240 463 2907(1,7) 35.625 (*0,95/8) 45.240 1.184

145(1,7) 35.625 (*0,95/16 45.240 83 ΣR1 =16.240

Pesawat rencana B727-200 : MTOW = 190.500 lbs CBR subgrade = 6% Gbr. 6-16, Tt = 39 inch ΣR1 = 16.240

MTOW = 190.500 lbs CBR subbase = 20% Gbr. 6-16, Tb = 18 inch ΣR1 = 16.240

Tsubbase = 39 – 18 = 21 inch Tsurface = 4 inch, maka Tbase = 18 – 4 = 14 inch → Check terhadap tebal min. base course dgn Gbr. 6-24 Tt = 39 inch CBR = 6% Gbr. 6-24, Min. base = 13,2 inch, maka dipilih tebal base = 14 inch > 13,2 inch (ok !).

Tsurface = 4 inch Tbase = 14 inch Tsubbase = 21 inch

Perkerasan Flexible Metode LCN LCN = Load Classification Number adalah metode perencanaan perkerasan dan evaluasi yang didasarkan pada kapasitas daya dukung perke rasan yang dinyatakan dlm angka LCN.

Seperti ESWL, setiap pesawat dpt dinyatakan dlm LCN, dimana angka LCN tergantung kepada geometri roda pendaratan, tekanan roda pesawat, komposisi tebal per kerasan yang dinyatakan dlm kurva klasifikasi standard beban (Gbr. 6-29) dan (Gbr. 6-30) yang merupakan kurva perencanaan perkerasan flexible untuk runway.

Contoh Soal Perkerasan Flexible Metode LCN.

6) Perkerasan flexible metode LCN, ESWL = 42.000 lbs, tekanan roda pesawat = 150 psi, CBR subgrade = 5%, CBR subbase = 20%, CBR base = 50%, Hitung tebal ?

JAWAB : ESWL = 42.000 lbs, Tekanan = 150 psi → Gbr. 6-29, diperoleh LCN 50.

LCN 50, CBR subgrade 5% → Gbr. 6-30, Tt = 32 inch LCN 50, CBR subbase 20% → Gbr. 6-30, Tb =14 inch LCN 50, CBR base 50% → Gbr. 6-30, Tsurface = 7 inch Maka Tbase = 14–7 = 7 inch, Tsubbase = 32–14 = 18 inch Perencanaan Perkerasan Rigid : Perkerasan Rigid terdiri dari slab-slab beton yg digelar diatas subbase course yg telah dipadatkan & ditunjang oleh tanah asli (subgrade).

Perkerasan rigid dipilih untuk : - Ujung landasan - Blast pad - Apron - Holding bay / Holding apron - Pertemuan antara runway & taxiway

Faktor yang mempengaruhi ketebalan : - Lalu lintas pesawat → annual departure - Berat max. pesawat lepas landas → tipe roda pendarat - Kekuatan subgrade / kombinasi subbase-subgrade Tabel 6-11 : Design of concrete Airport Pavement Bahan subgrade Harga K MN/m3 PCI - Sangat jelek - Lumayan – baik < 40 55 – 68 < 150 200 – 250 - Sangat baik 82 300 Kekuatan subgrade untuk rencana perkerasan rigid di tentukan dgn “Test Plate Bearing” → dapat dihitung Modulus of Subgrade Reaction ( K ) K = (beban / penurunan) MN/m3 atau PCI PCI = Pound per Cubic Inch.

1 MN/m2 = 145 psi 1 MN/m3 = 3,68 psi Lapisan Subbase dikonstruksi dengan material : - Kerikil (granular) - Batu pecah dengan gradasi baik - Kerikil campur tanah - Kerikil yang diperbaiki dengan semen - Campuran kerikil aspal.

Fungsi subbase meliputi, a) Untuk mencegah dan mengurangi efek pompa → lumpur, tanah liat b) Untuk mencegah kerusakan akibat pembekuan c) Untuk mencegah kerusakan akibat muai & susut pada jenis tanah tertentu d) Untuk meningkatkan daya dukung subgrade e) Untuk menghasilkan permukaan yg stabil & rata

Menurut PCA (Portland Cement Association) Test Umur Psi MN/m2 -Kuat tekan 20 hari 400-900 2,76-6,21 -Modulus keruntuhan (Rupture) 20 hari 80-180 0,55-1,24 -Modulus of elasticity – 5 6 (Flexure) 20 hari 6x10 -2x10 4.140-13.800

Menurut FAA -Kuat tekan 7 hari 750 5,18

Perkerasan Rigid Metode FAA Perencanaan perkerasan rigid metode FAA didasarkan pada analisa pembebanan pada slab beton dengan tepi tepi yg dihubungkan satu sama lain →Teori Wastegaard Kurva yg digunakan untuk metode FAA adalah : Gbr 6-39, Gbr 6-40 dan Gbr 6-41.

Data yg digunakan untuk menentukan tebal perkerasan a) Harga K (modulus of subgrade reaction) b) Flexural strength (kuat bengkok), di dapat dengan test modulus of rupture (keruntuhan) : 2 MR = (P.L) / (b.d ) MR = Modulus of rupture P = Beban max. yang menghasilkan keruntuhan L = Panjang batang antara dua tumpuan b = Lebar batang d = Tebal batang c) MTOW (max. take-off weight) d) Annual departure (ramalan lepas landas tahunan) Ketebalan yg di dapat adalah ketebalan betonnya,diluar tebal subbase.

Contoh soal perkerasan rigid metode FAA.

7) Rencanakan perkerasan rigid metode FAA untuk daerah non kritis bagi pesawat dual tandem gear dengan berat lepas landas 400.000 lbs, annual departure 15.000 dari pesawat rencana, dari plate bearing test diperoleh harga modulus of subgrade reaction 300 PCI dan flexural strength sebesar 735 psi ?

JAWAB : MTOW = 400.000 lbs Annual depart. 15.000

K = 300 PCI (pound percubic inch = MN/m3) Gbr.6-41 Flexural strength = 735 psi Pesawat dual tandem gear → diperoleh tebal slab beton T = 15,5 inch.

untuk daerah non kritis = 0,9 x T = 13,95 inch = 35,433 cm.

Perkerasan Rigid Metode PCA Ada dua metode untuk merencanakan perkerasan rigid yang dibuat oleh PCA : 1) Didasarkan kepada faktor keamanan 2) Didasarkan pada konsep kelelahan (fatique concept) Perencanaan dgn dasar Faktor Keamanan : FK = MR.90 / Working strees FK = faktor keamanan MR.90 = modulus of rupture beton umur 90 hari Working stress = tegangan kerja.

Data-data yang diperlukan : - Annual departure - Jenis-jenis pesawat - MTOW - Konfigurasi roda-roda pendaratan → ditentukan working stress.

Angka keamanan yang dianjurkan : Daerah perkerasan KRITIS : ujung runway s/d jarak 300 m, FK 1,7 – 2,0 apron, ujung taxiway dgn runway, lantai hanggar NON KRITIS : runway bagian tengah, 1,4 – 1,7 taxiway (min) (max) Perencanaan dgn Konsep Kelelahan : Data yang diperlukan pada konsep kelelahan adalah - Lalu lintas pesawat campuran yg harus dilayani – perkerasan → annual departure - Konsep kelelahan → akibat beban repetisi, harus di tentukan stress rationya.

Stress Ratio = flexural stress (tegangan bengkok) flexural strength (kuat bengkok)

Stress ratio dan beban repetisi yg diizinkan dapat di lihat pada tabel 6-12.

Beban repetisi gear load pesawat dihitung dgn rumus : Fatique repetition = D x LRF D = jumlah annual departure pesawat LRF = load repetition factor → pengaruh distribusi lateral lalu lintas pesawat.

Kurva untuk metode PCA → Gbr.6-42 s/d Gbr.6-47, Gbr.6-48A,B, Gbr.6-49A,B, Gbr.6-50 Contoh soal perkerasan rigid metode PCA 8) Rencanakan dan hitung tebal perkerasan rigid metode PCA untuk perkerasan apron & taxiway bagi pesawat rencana dual wheel gear berat 80.000 lbs. Modulus of subgrade reaction = 200 PCI, campuran beton di design pada umur 90 hari dgn modulus of rupture = 680 psi ?

JAWAB : MR.90 = 680 psi FK = 1,7 (u/ apron & taxiway pada daerah non kritis) FK = MR.90 / Working stress Working stress = MR.90 / FK = 680 / 1,7 = 400 psi MTOW = 80.000 lbs Working stress = 400 psi Gbr.6-43 K = 200 PCI Pesawat dual wheel gear diperoleh tebal slab beton = T = 9 inch = 23 cm.

Perkerasan Rigid Metode LCN Dalam metode ini, kapasitas dukung perkerasan dinya takan dalam angka LCN. Demikian juga ESWL dari setiap pesawat dapat dinyatakan dalam LCN → Angka tersebut dipengaruhi geometri roda pendaratan,

tekanan roda, komposisi serta ketebalan perkerasan.

→ LCN perkerasan lapter > LCN pesawat.

- Garis kontak area roda pesawat dengan rumus : Kontak area = beban / tekanan roda - Kurva LCN dilukiskan dengan rumus : 0,27 W1 / W2 = (A1 / A2) W1 dan W2 = beban runtuh (lb.) A1 dan A2 = area yang dibebani (inch2) Pesawat single wheel gear → Gbr.6-29 (LCN Pesawat) Pesawat dual wheel & dual tandem gear → Gbr.6-51, Gbr.6-52 (LCN Pesawat) Pada gbr.6-51 & gbr.6-52 dgn jarak roda & kontak area → di dapat reduction factor : ESWL = beban total pada main gear reduction factor (RF)

LCN perkerasan landasan & LCN pesawat dibagi dlm.

group, maka klasifikasi perkerasan & evaluasi pesawat disederhanakan menjadi LCG (load classifition group) → tabel 6-14a.

LCG I LCN Jenis pesawat 101-120 B-52, H strato, Fortress II 76-100 Concorde, DC8-63, DC8-63 F III 51-75 Airbus, B747, B707, DC10, L.1011, VC10, DC8-61, DC8-62 IV V VI 31-50 Galaxy CSA< DC9, B737 16-30 F27 friendship, HS.748-2 11-15 DC-3 VII 0-10 Skyvan HPT & LPT, Chipmunk Kurva perencanaan perkerasan rigid metode LCN digunakan Gbr. 6-53.

Contoh soal perkerasan rigid metode LCN 9) Hitung tebal perkerasan rigid metode LCN dgn data sebagai berikut : - Pesawat Airbus A-300 - Konfigurasi roda : tricycle 2 main gear & nose wheel - Tipe main gear : dual tandem - MTOW = 330.700 lbs - Tekanan roda = 182 lbs / inch2 - Beban pada nose wheel = 11 % - Jarak roda dari sb. Ke sb. → base = 54,99 inch → track = 38,17 inch - Flexural strength sebesar 510 psi ?

JAWAB : Beban pd masing2 gear = 330.700 (1 – 0,11) = 147.161,5 2 (lbs)

Kontak area ban = 147.161,5 lbs = 808,58 inch2 Jarak roda base Jarak roda track Jarak area ban diperoleh RF = 2,89.

182 lbs/inch2 = 54,99 inch = 38,17 inch Gbr.6-52 = 808,58 inch2 ESWL = (Gear load)/RF = 147.161,5 / 2,89 = 50.920 lbs ESWL = 50.920 lbs Tekanan roda = 182 lbs/inch2 Gbr.6-29, LCN = 63 LCG landasan yang harus melayani pesawat dgn LCN tertinggi → LCN 75 (LCG-III) Flexural strength = 510 psi = 3,519 MN/m2 Gbr.6-53 Dari Gbr.6-53, Recommended Aircraft Pavement Rigid sebesar 187,5 mm = 18,75 cm.

Dari Gbr.6-53 →diperoleh Subgrade = 255mm = 25,5cm (good subgrade).