KODE ETIK - XtreemHost

Download Report

Transcript KODE ETIK - XtreemHost

ETIKA PROFESI
Section 2 :
PROFESI, KODE ETIK
DAN PROFESIONALISME
Oleh : ADITYO NUGROHO, ST
Disadur dari materi karya :
Endrianto Ustha, ST
Arief Wibowo, M.Kom
PROFESI





Maraknya para pengemban profesi yang menyalah
gunakan tanggung jawabnya hanya untuk menge
depankan kepentingan pribadinya tampaknya kian
luas.
Contoh kasus :
Tuntutan hukum terhadap dokter karena diduga
telah melakukan kasus malpraktek.
Persaingan yang tidak sehat sesama advokat.
Hilangnya pesawat Adam Air.
Lanjt……..

Istilah Profesi pada mulanya digunakan dalam
kehidupan relegius, yaitu professius yang
berasal dari bahasa latin yang berarti
pengakuan atau keimanan, berupa pernyataan
kesungguhan hati atau janji yang dikemukakan
di muka umum.


Dalam perkembangannya, istilah Profesi
dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan
yang berupa kegiatan pokok yang
mengandalkan suatu keahlian dan keterampilan
tertentu, sebagai mata pencaharian untuk
menghasilkan nafkah hidup.
Keterampilan tertentu yang diperoleh oleh
seorang profesi, biasanya didapat melalui
training atau pengalaman lain, atau diperoleh
dari keduanya.


Penyandang profesi seharusnya dapat
membimbing atau memberi nasihat atau juga
melayani orang lain dalam bidangnya sendiri,
disertai dengan disiplin etika yang
dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.
Yang termasuk sebuah profesi diantaranya,
dokter, ahli hukum, ilmuwan, akuntan,
wartawan, guru, bankir dan lain-lain.

1.
2.
Profesi dapat dibedakan menjadi dua :
Profesi Khusus, yaitu professional yang
melaksanakan profesinya secara khusus untuk
mendapatkan penghasilan tanpa mengabaikan
tanggung jawab dan hormat kepada hak-hak
orang lain.
Profesi Luhur, yaitu professional yang
melaksanakan profesinya bukan lagi untuk
mendapatkan nafkah, tetapi lebih merupakan
pengabdian atau pelayanan kepada
masyarakat.
KODE ETIK

Mereka yang membentuk suatu profesi
disatukan karena cita-cita dan nilai bersama
selain itu karena latar belakang pendidikan
yang sama serta sama-sama memiliki keahlian.
Sehingga profesi menjadi suatu kelompok
yang mempunyai kekuasaan tersendiri
sehingga menjadi kalangan yang sukar
ditembus, dengan kode etik maka segi negatif
ini dapat diimbangi.


Dalam kode etik ini biasanya mengatur hakhak fundamental dan mempunyai peraturanperaturan mengenai tingkah laku atau
perbuatan dalam melaksanakan profesinya.
Kode etik sendiri pertama kali dibuat dalam
bidang kedokteran yang dinamakan Sumpah
Hippokrates. Hippokrates adalah dokter
Yunani kuno yang digelari “bapak ilmu
dokter”


Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku
moral suatu kelompok tertentu dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan akan dipegang teguh oleh
kelompok tersebut.
Namun kode etik yang sudah ada, sewaktuwaktu harus dinilai kembali dan jika perlu
direvisi atau disesuaikan, terutama karena
sekarang ini perubahan teknologi dan informasi
demikian pesatnya, sehingga kode etik yang ada
tidak ketinggalan jaman lagidan mampu
mengadaptasi permasalahan yang ada.
Biasanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
anggota profesi terjadi diantaranya karena :
1.
2.
3.
4.
Kurangnya jaminan kesejahteraan yang bisa
menyebabkan ia melanggar kode etik yang sudah
ada.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman seorang
profesional mengenai substansi dari kode etik
profesi yang bersangkutan.
Kode etik mengandung idealisme yang kadang kala
berseberangan dengan fakta yang ada disekitar
kaum profesional.
Tidak ada pengaturan mengenai sanksi yang tegas
dalam kode etik tersebut.
Kode etik akan berhasil dan berfungsi sebagaimana
mestinya jika :
1.
2.
Kode etik dibuat oleh profesi yang bersangkutan,
karena hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai
dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri
bisa mendarah daging dengannya dan menjadi
tumpuan harapan untuk dilaksanakan juga dengan
tekun dan konsekuen.
Meminimalkan budaya “Spirit of the corp” atau
semangat untuk membela korpnya dan budaya
skeptis (kecenderungan untuk berperilaku acuh
karena ketidak percayaannya terhadap sistem
peradilan).
Lanjt………………
3.
4.

Pelaksanaannya harus diawasi secara terus menerus.
Pembuatan undang-undang, sehingga pelanggar kode
etik akan terancam sanksi yang tegas.
Sedangkan dibuatnya kode etik adalah menjunjung
martabat profesi atau memelihara kesejahteraan para
anggotanya dengan mengadakan larangan-larangan
untuk melakukan perbuatan yang akan merugikan
kesejahteraan material para anggotanya.
Maksud yang terkandung dalam
pembentukan kode etik, yaitu :
1.
2.
3.
Menjaga dan meningkatkan kualitas moral.
Menjaga dan meningkatkan kualitas
keterampilan teknis.
Melindungi kesejahteraan materiil dari para
pengemban profesi.
Terdapat enam manfaat kode etik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menjadi tempat perlindungan bagi anggotanya manakala
berhadapan dengan persaingan yang tidak sehat dan tidak
jujur.
Kode etik menjamin rasa solidaritas dan kolegialitas antar
anggota untuk saling menghormati.
Kode etik dapat membantu anggotanya jika menghadapi
dilema etik dalam pekerjaannya.
Kode etik mengokohkan ikatan persaudaraan diantara para
anggota, terutama bila menghadapi campur tangan dari pihak
lain.
Kode etik menuntut anggotanya mesti memiliki kualitas
pengetahuan.
Kode etik mewajibkan anggotanya untuk mendahulukan
pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi kode etik :




Menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu profesi, karena setiap klien mempunyai
kepastian bahwa kepentingannya akan
terjamin.
Sarana kontrol sosial
Pengembangan patokan yang lebih tinggi.
Pencegah kesalahpahaman dan konflik.
PROFESIONALISME





Profesional  orang yang memperoleh penghasilan
dengan melakukan kegiatan atau mengerjakan sesuatu
yang memerlukan keterampilan
Orang yang melakukan kegiatan tersebut karena hobi
atau kesenangan dalam waktu senggangnya disebut
amatir
Profesional dilain pihak menggunakan seluruh waktu
kerjanya untuk melakukan kegiatan tersebut dan
dibayar untuk melakukan hal tersebut.
Oleh karena itu ada tukang kayu profesional, tukang
cukur profesional, atlit profesional, dll.
Begitu pula sebaliknya, ada tukang kayu amatir, tukang
cukur amatir, atlit amatir, dll.
Lanjt…….



Bila profesional bekerja sendiri, mereka dapat bekerja sesuai
standard. Akan tetapi bagaimana bila mereka bekerja pada suatu
perusahaan yang menuntut mereka patuh hanya pada hukum?
Situasi ini khususnya sulit untuk dokter, insinyur, ahli hukum dsb
yang bekerja pada perusahaan atau pada rumah sakit. Dokter
mendapatkan makin tingginya ketegangan antara tanggung jawab
profesinya terhadap pasiennya dan perintah yang mereka peroleh.
Bila peraturan rumah sakit memintanya untuk melakukan berbagai
test dan prosedur yang menurut dokter tidak perlu. Apakah dokter
akan mengikuti peraturan rumah sakit tersebut atau ia akan
memberitahu pasien bahwa sebenarnya tidak perlu test tersebut dan
membiarkan pasiennya memilih akan mengikuti test tersebut atau
tidak, atau ia tidak meminta pasien untuk mengambil test, karena
menurut pertimbangannya sendiri, test itu tidak perlu, hanya untuk
mengambil uang pasien saja??
Lanjt……….



Ada berbagai kasus lainnya yang mempertentangkan
tanggung jawab profesi dengan tanggung jawab
sebagai karyawan.
Tidak ada jawaban yang memuaskan seluruh pihak.
Kode profesi lazimnya tidak ditulis untuk menangani
permasalahan seperti ini dan organisasi profesi juga
tidak menentukan mana yang harus diikuti oleh
tenaga profesi dalam hal konflik terjadi
Dalam hal aturan profesional dan kewajiban moralnya dapat
disimpulkan sebagai berikut (DeGeorge, 1999) :
1.
2.
3.
4.
Profesi dan anggota dari profesi layak memunyai otonomi dalam
tindakan mereka, sejauh mereka menetapkan pada mereka sendiri
dan mengikuti, tuntutan yang lebih tinggi dari yang diminta pada
orang lain.
Bila seorang menjadi anggota suatu profesi maka tidak hanya
memiliki kewajiban moral untuk berperan sebagai individu yang
profesional, akan tetapi juga memiliki kewajiban moral kolektif
dari profesi tersebut
Kewajiban moral dari anggota suatu profesi melebihi aktivitas
tiap individu. Anggota suatu profesi memiliki kewajiban untuk
menjaga rekannya, untuk membantu merubah struktur profesional
bila perlu perubahan dan mempertimbangkan dampak dari profesi
pada masyarakat
Anggota dari profesi kadang-kadang menghadapi permasalahan
moral khusus dalam bisnis, oleh karena konflik kepentingan dan
konflik antara kewajiban profesional seseorang dan tuntutan dari
atasannya. Organisasi profesi dan anggotanya seharusnya
membantu membela anggota tersebut yang menjaga standard
profesinya
Lanjt……


Karena anggota dari suatu profesi pertama-tama
adalah pelaku moral dan kemudian baru profesional,
maka etika profesi tidak melepaskan seseorang dari
kewajiban moral umum yang berlaku untuk semua
orang.
Memilih menjadi anggota suatu profesi berarti
memilih kewajiban moral yang lebih tinggi, tidak
lebih rendah, dan hanya sejauh anggotanya memenuhi
kewajiban moral tersebut profesi tersebut layak
dihargai.