MBS dan IMPLEMENTASINYA - MKKS SMP BOYOLALI POKJA 5 NEH

Download Report

Transcript MBS dan IMPLEMENTASINYA - MKKS SMP BOYOLALI POKJA 5 NEH

LATAR BELAKANG
Mengapa perlu ada MBS?
Jawabnya: karena mutu/kualitas pendidikan kita
(semakin) memprihatinkan. Banyak penyebab atas
terjadinya kemerosotan mutu itu, di antaranya:
1. Pengelolaan (manajemen) pendidikan selama
beberapa dekade dilaksanakan sangat sentralistik,
ketat, dan tidak efektif-efisien;
2. Proses pembelajaran sangat normatif dan kering
baik karena metode maupun prasaranya sangat
terbatas;
3. Masyarakat/Walimurid dan sekolah kurang (tidak)
berani mengambil inisiatif karena dominasi pusat;
4. Pemerintah Daerah sangat cenderung sekedar
melaksanakan juklak dan juknis pusat.
Bahan sosialisasi MBS
1
Paradigma baru dibidang pendidikan,
yaitu perubahan dari :
1. Sentralisasi ke
desentralisasi.
2. Schooling ke
learning
3. Govermental ke
community role.
Dalam MBS ini terdapat beberapa prinsip yang
harus kita perhatikan, yaitu :
1) Keterbukaan, prinsip ini menandakan bahwa manajemen
dilakukan secara terbuka (transparan).
2) Kebersamaan, hal ini berarti manajemen dilaksanakan
secara bersama oleh sekolah dan masyarakat.
3) Berkelanjutan, yaitu manajemen dilakukan secara
berkesinambungan dan berkelanjutan tanpa dipengaruhi
oleh pergantian pimpinan sekolah.
4) Menyeluruh, berarti manajemen dilakukan secara
menyeluruh menyangkut seluruh komponen yang
menunjang dan mempengaruhi pencapaian tujuan
5) Pertanggungjawaban, berarti dapat
dipertanggungjawabkan ke orang tua/wali siswa,
masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Lanjutan…
6) Demokratis, yang berarti keputusan yang diambil
berdasarkan musyawarah antara komponen sekolah dan
masyarakat.
7) Kemandirian, yang berarti sekolah memiliki prakarsa
atau inisiatif dan inovasi dalam rangka mencapai tujuan.
8) Berorientasi pada mutu, artinya berbagagai upaya yang
dilakukan sekolah selalu didasarkan pada peningkatan
mutu pendidikan.
9) Pencapaian SPM, berarti manajemen sekolah tersebut
untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
secara total, bertahap dan berkelanjutan. Dan
10) Pendidikan untuk semua, artinya semua anak memiliki
hak memperoleh layanan pendidikan yang sama.
Mengapa MBS ?
Label MBS sebagai “reformasi” dalam
pendidikan memberikan indikasi, bahwa
MBS sebagai upaya yang menjanjikan
adanya iklim baru dalam pengelolaan
pendidikan untuk memperbaiki kinerja
sekolah. Perubahan kinerja sekolah
merupakan determinan untuk menciptakan
mutu lulusan sekolah yang baik.
MBS diditeksi sebagai suatu
system dengan unsur-unsur
konteks (contex), masukan
(input), proses (process),
keluaran (output) dan
dampak (outcomes).
Seperti skema 1.
SISTEM MBS
MBS
KONTEKS
MASUKAN
PROSES
KELUARAN
DAMPAK
Landasan
Hukum
Mutu
Pendidikan
Pembelajar
an efektif
Keunggulan
dalam Kerja
Potensi
Lingkungan
Sumber
Daya
Manusia
Pencapaian
Belajar,
Nilai
Ulangan,
Karya
Ilmiah, Hasil
UAN
Arah
Pendidikan
Aspirasi
Masyarakat
Daya
Dukung
Masyarakat
Sumber
Daya
Kepemim
pinan
Keamanan
Mandiri
Reponsif &
antisipasi
Kepuasan
Pelanggan
Manajemen
Sekolah
Keunggulan
Bersaing ke
PT
Partisipatif
Akuntabili
tas
Team Work
Pencapian
Iringan,
Kejujuran,
Kerjasama,
Siap Belajar,
Terampil,
Kesopanan
Citra
Sekolah
 Unsur konteks dalam implementasi MBS, yaitu hendaknya
memperhatikan dasar hukum yang digunakan dalam menyusun
rencana tindakan sekolah, memperhatikan sumber daya berupa
potensi yang ada dilingkungan sekolah dan daya dukungnya
(supporting capacity).
 Unsur masukan maleiputi : mutu pendidikan (proses dan
lulusannya) sumber daya manusia yang terlibat dalam
pengelolaan pendidikan, sember daya non insani – yang
didayagunakan secara optimal, manejemen sekolah dan
kepuasan pelanggan (siswa dan masyarakat yang luas)
terhadap mutu dan kinerja sekolah.
 Unsur Proses adalah segala sesuatu yang diupayakan sekolah
dalam mengintervensi pembelajaran (siswa) agar mencapai
tujuan, unsure ini meliputi : kepemimpinan sekolah,
pembelajaran efektif, responsive dan antisipatif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Unsur keluaran meliputi : dampak langsung pembelajaran
(instructional effect) dan dampak iringan (naturant effects) dari
suatu pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran, antara lain
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (sesuai
dengan disiplin ilmu), ketrampilan /kecakapan tertentu
(learning to do), inkuari dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi (learning how to learn) dan belajar dalam kelompok
(learning to live together). Dampak tidak langsung antara lain :
menghargai pendapat orang lain, membangun etos kerja,
mandiri dalam melaksanakan tugas membangun kejujuran
serta dapat menangkap perkembangan ilmu pengetahaun dan
teknologi.
 Aspek dampak dalam sistem MBS meliputi kinerja lulusan
didunia kerja dan masyarakat, kinerja akademik jika
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan citra sekolah
dihadapan masyarakat luas.
EFEK PEMBELAJARAN
MEMBANGUN
KETRAMPILAN
MENGHARGAI
PERBEDAAN
MEMBANGUN
ETOS KERJA
INKUARI DALAM
IPTEK
MODEL
BELAJAR
PENGEMBANGAN
IPTEK
BELAJAR DALAM
KELOMPOK
MANDIRI DALAM
BEKERJA
MEMBANGUN
KEJUJURAN
Komponen komunitas (warga) sekolah yang
diintervensi dalam penerapan MBS adalah seluruh
warga sekolah, meliputi : Kepala Sekolah, Guru,
tenaga pendidikan lain, siswa dan orang tua siswa.
Keseluruhan komponen warga sekolah tersebut
diintervensi dalam rangka mewujudkan upaya
peningkatan mutu pendidikan.
Keterlibatan masing-masing komponen tersebut dapat
digambarkan seperti table berikut :
NO
1.
2.
3.
LINGKUP KEGIATAN
Kelas/pembelajaran
(classroom setting)
Sekolah “(scholl setting)
Masyarakat Luas (community
setting)
JENIS KEGIATAN
KOMPONEN
Pembelajaran
G,S
Sumber belajar
GS, KS, OTS, S
Pengelolaan lingkungan
G, KS, S
Pemberdayaan sumber
daya
KS, OTS, G
Partisipasi warga sekolah
KS, G, S
Keamanan sekolah
KS, TP, G, S
Program evaluasi
KS, G, S
Identifikasi Potensi
Lingkungan
OTS, KS, G
Pengendalian rencana
tindakan
OTS, KS
Dukungan moral dan
material
OTS
KETERANGAN
UNTUK MENCAPAI
EFEK
PEMBELAJARAN
DAN EFEK YANG
IRINGAN
MENCIPTAKAN
KENYAMANAN DAN
KEAMANAN
SEKOLAH
MENGARAHKAN
PROGRAM
SEKOLAH DAN
DUKUNGAN
MASYRAKAT
PARADIGMA BARU
Merespons fakta kemerosotan dan tantangan Otonomi daerah
KONSEP -------------------------- > REALITA
IDENTITAS ------------------ > RELEVANSI
DARIMANA ------------------- > KE MANA
DARI SIAPA ------------- > UNTUK SIAPA
Bahan sosialisasi MBS
14
2
APAKAH MBS ITU?
MBS adalah serangkaian upaya pemberdayaan untuk
meningkatkan mutu pendidikan
Tujuan Umum :
Mengembangkan model untuk memberdayakan
SD/MI melalui transparansi pengelolaan sekolah
(dikenal dgn. MBS), PAKEM, dan PSM
dalam lingkungan sekolah sayang anak
(child-friendly school) dalam rangka desentralisasi
pendidikan.
* MBS
= Manajemen Berbasis Sekolah
* PAKEM = Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
* PSM
= Peranserta Masyarakat
Bahan sosialisasi MBS
15
B. Tujuan Khusus :
 Meningkatkan kemampuan personil pendidikan
(guru, kepala sekolah, pengawas, dll), anggota
BP3/komite sekolah & tokoh masyarakat dalam
MBS untuk meningkatkan kualitas SD
 Meningkatkan kemampuan personil pendidikan,
anggota BP3/ komite sekolah & tokoh masyarakat
untuk melaksanakan PAKEM di sekolah dan di
masyarakat
 Meningkatkan peranserta masyarakat (termasuk :
anggota BP3/komite sekolah, orangtua siswa &
anggota masyarakat) dalam urusan pendidikan,
untuk meningkatkan kinerja sekolah
Bahan sosialisasi MBS
16
Hasil Yang Diharapkan
A. Hasil Jangka Pendek :
 Dihasilkan paket (modul) pelatihan tentang MBS,
PAKEM, dan PSM yang telah diujicobakan untuk
pemberdayaan SD
 Dihasilkannya suatu “model” MBS, PAKEM, dan
PSM di SD/MI yang telah diujicobakan dan dapat
diterapkan dalam upaya peningkatan mutu SD
dengan suasana sekolah yang sayang anak
(child-friendly school)
Bahan sosialisasi MBS
17
(Lanjutan)
 Meningkatkan kinerja sekolah dalam aspek :
 manajemen sekolah yang lebih terbuka/
transparan, partisipatif, dan bertanggungjawab
 proses pembelajaran yang lebih PAKEM
 peranserta masyarakat yang lebih aktif dalam
urusan sekolah
Dengan suasana belajar yang sayang anak, dan
dengan semangat desentralisasi pendidikan 4
Bahan sosialisasi MBS
18
B. Hasil Jangka Panjang :
 Meningkatkan mutu pendidikan
secara umum di SD rintisan yang
menyebabkan perbaikan dalam
berbagai aspek pendidikan seperti :
sikap siswa, nilai tes/(NEM), angka
putus sekolah, mengulang kelas, absensi murid,
angka kelulusan, angka melanjutkan ke SLTP, dll.
 Model rintisan MBS dapat ditiru dan
disebarluaskan di sekolah/daerah lain
Bahan sosialisasi MBS
19
Strategi
 Program dilaksanakan melalui mekanisme/
sistem yang telah ada untuk menjamin
keberlangsungannya
 Dilakukan pemberdayaan terhadap personil sekolah
dan administrator pendidikan yang terkait di kab./
kec. melalui pelatihan MBS, PAKEM, dan PSM
 Dilakukan pemberdayaan terhadap anggota BP3/
komite sekolah dan tokoh masyarakat dalam
3 aspek di atas  mereka lebih memahami dan
menghargai pendidikan/sekolah, dan akan
memberikan dukungan yang lebih besar kepada
sekolah
Bahan sosialisasi MBS
20
(Lanjutan)
 Pelatihan dan pemberian bantuan teknis secara berkala
untuk personil sekolah melalui : KKG, pertemuan gugus/
sekolah, pelatihan khusus dalam aspek tertentu
 Supervisi dan monitoring dilaksanakan secara berkala
oleh pengawas dan anggota satgas
 Block grants (bantuan keuangan) diberikan kepada
setiap sekolah rintisan untuk mendukung KBM yang
tidak terbayar oleh dana yang tersedia, dan mendukung
latihan penyusunan anggaran dan rencana
pengembangan sekolah
Bahan sosialisasi MBS
21
PILAR-PILAR MBS
1. Manajemen Kepala Sekolah
(Intinya pada pengelolaan yang transparan)
2. Partisipasi atau Peranserta Masyarakat
(Intinya, masyarakat/walimurid ikut dalam proses pengambilan keputusan
sekolah)
3. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM)
Bahan sosialisasi MBS
22
PENGELOLAAN KEPALA SEKOLAH
(MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH)
Fokus pengelolaan Kepala Sekolah ialah
transparansi (keterbukaan) dalam hal:
a. Pengelolaan Keuangan
b. Pengelolaan partisipasi masyarakat/
walimurid
c. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar
d. Pengelolaan lingkungan sekolah
Bahan sosialisasi MBS
23
LANDASAN TEORI
(Menuju peningkatan Partisipasi Masyarakat)
1. Teori Stakeholders (James Spillane, dlm. Sindhunata, 2000)
yang menegaskan bhw. semua orang/ pihak harus
diperlakukan sebagai tujuan, dan bukan sekedar sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Itu berarti semua stakeholders (pemegang peran) mempunyai hak untuk
tindakan manajerial tertentu.
2. Teori Human Capital (Jean Bowman, 1989) yang
menjelaskan bahwa masyarakat memiliki tiga modal
utma, yakni modal ekonomi, budaya, dan institusi.
Bahan sosialisasi MBS
24
PAKEM
Mengapa harus PAKEM?
1. AKTIF maksudnya, pembelajaran itu sebuah proses aktif
membangun makna/pemahaman dari informasi maupun
pengalaman oleh si pembelajar.
2. KREATIF maksudnya anak selalu dipenuhi dengan rasa
ingin tahu dan penuh imajinasi; maka perlu dikembangkan secara
kreatif.
3. EFEKTIF maksudnya, setiap pembelajaran memiliki tujuan
yang harus dicapai demi keberlanjutan proses.
4. MENYENANGKAN maksudnya, segala sesuatu yang
dilaksanakan dengan senang/menyenangkan hasilnya pasti optimal
Bahan sosialisasi MBS
25
PERAN PEMERINTAH PROPINSI,
KABUPATEN/KOTA
Dalam konteks tiga pilar di atas, patut kita
diskusikan:
1. Di mana dan bagaimana peran
pemerintah propinsi dan kabupaten/
kota?
2. Paradigma apa yang harus dikembangkan oleh
pemprop dan pemkab/ pemkot?
Bahan sosialisasi MBS
26
IMPLEMENTASI
 Tahap Persiapan
(1) Analisis hasil studi/kegiatan pengembangan
serupa untuk perencanaan program
(2) Pengembangan paket pelatihan untuk
TOT, pelatihan tingkat gugus dan sekolah
 TOT selama 6 hari bagi calon pelatih di propinsi/
kabupaten
 Pelatihan tingkat gugus selama 6 hari, dan
kegiatan pelatihan tingkat sekolah selama 3 hari
Bahan sosialisasi MBS
27
(Lanjutan)
 Bantuan teknis (pendampingan) untuk sekolah oleh tim
ahli dalam aspek PAKEM dan MBS
 Supervisi dan monitoring dilaksanakan oleh anggota
satgas, petugas program rintisan, dan pejabat pemerintah,
untuk memberikan bimbingan dan pelatihan lanjutan bagi
guru dan kepala sekolah
 Pelaksanaan PAKEM oleh para guru di SD rintisan, setelah
ada peningkatan pengetahuan/kemampuan
 Block grant telah dimanfaatkan untuk perbaikan KBM
(contoh : membeli buku paket, alat bantu mengajar,
bimbingan tambahan bagi siswa, pelatihan tambahan
bagi guru, studi banding, dll)
Bahan sosialisasi MBS
28
TINDAK LANJUT
 Advokasi (pendekatan/lobi) kepada pembuat
kebijakan (Pemda) agar peraturan BP3/komite
sekolah yang baru segera dikeluarkan yang memuat
peran yang lebih luas dari orangtua murid dan
anggota masyarakat dalam pendidikan di sekolah
 Perlu diadakan persetujuan dengan Pemda agar
sekolah-sekolah rintisan (dan sekolah lain) memiliki
guru dan buku paket utama dalam jumlah yang
cukup, dan guru/kepala sekolah tidak dipindahkan
ke luar gugus rintisan selama program rintisan
berlangsung
Bahan sosialisasi MBS
29
(Lanjutan)
 Perlu diciptakan sistem insentif yang dapat
memotivasi guru untuk berpartisipasi aktif dalam
program rintisan dan perluasannya
(misal : dengan menghargai kegiatan inovatif dan
kerja tambahan dengan kredit poin untuk kenaikan
pangkat)
 Pemda perlu didorong untuk memberikan
kebebasan kepada sekolah dalam menggunakan
sumber daya sekolah termasuk anggaran
berdasarkan kebutuhan dan kondisi setempat
tanpa campur tangan pemerintah
Bahan sosialisasi MBS
30
(Lanjutan)
 Pelatihan dan bantuan teknis (pendampingan)
perlu dilakukan secara berkala, kepada personil
sekolah dan BP3 dalam ketrampilan/kemampuan
praktis yang berdampak besar terhadap kinerja
sekolah seperti :
(1) penyusunan rencana pengembangan sekolah
melalui penilaian sekolah oleh diri sendiri,
(2) pengembangan sistem monitoring kemajuan
murid untuk menilai perkembangan prestasi
siswa secara individual,
(3) Pemetaan sekolah untuk mendata anak usia sekolah
di sekitar sekolah yang menjadi jangkauannya.
 Dokumentasi terhadap aspek-aspek yang
diperlukan untuk perbaikan dan advokasi
program
Bahan sosialisasi MBS
31
(Lanjutan)
 Pengembangan paket-paket pelatihan lanjutan
bagi pelaksana pendidikan (misal : paket pelatihan
kepemimpinan bagi kepala sekolah dan pengawas)
 Peningkatan kemampuan pengawas agar mampu
menjadi pembina program rintisan dan menjadi agen
dalam penyebarluasannya
 Penyempurnaan paket-paket pelatihan yang disertai
alat bantu dengan manggunakan sentuhan teknologi
informasi seperti rekaman video, slide, “power point”,
dll
 Melakukan sosialisasi hasil program rintisan dan
orientasi konsep program untuk penyebarluasan
program
Bahan sosialisasi MBS
32
INDIKATOR PENGUKUR
Manajemen Sekolah- 1
Indikator Proses
1.
RENCANA SEKOLAH KOMPREHENSIF
RSK)
(Dibuat bersama oleh
Kepala Sekolah, Guru,
dan BP3/ Masyarakat;
lalu dipajang di papan
pengumuman sekolah;
dilaksanakan, dan
setiap tahun
diperbaharui).
Penjelasan
1.
RSK berisi sejarah
singkat sekolah, visimisi, rencana jangka
panjang, menengah,
dan pendek, serta
rencana anggaran
dengan pemasukan
dari berbagai sumber.
RSK dibuat bersamasama dan dipajang di
tempat umum
dimaksudkan untuk
mendukung
transparansi. RSK
perlu diperbaharui
setiap tahun
Bahan sosialisasi MBS
Metode
1.
Pertemuan/rapat
periodik antar Kepala
Sekolah, guru, BP3
dan Masyarakat
penting diselenggarakan. RSK tidak
mungkin selesai hanya
dalam satu dua kali
pertemuan.
33
Lanjutan, Manajemen Sekolah-2
2.RENCANA
ANGGARAN
(disusun dan mencantumkan semua
sumber pemasukan).
.3.
RAPAT/PERTEMUAN
(di sekolah atau pun gugus
dilaksanakan secara periodik
dan dihadiri oleh sebanyakbanyaknya orang, dan hasil
pertemuan itu berdampak
positif).
Yang dimaksudkan ialah
dicantumkannya dana dari
DOP, DBO, BP3 dan lainlainnya yang akan, telah atau
diperhitungkan akan diterima
sekolah. Demikian juga
rencana pengeluaran/
penggunaannya secara rinci.
Agenda atau isi rapat harus
difokuskan kepada upaya
untuk meningkatkan mutu
sekolah, khususnya dalam
hal pembelajaran. Fokus
pertemuan KKG ialah cara
mengajar dan mempersiapkanya secara baik
Bahan sosialisasi MBS
Dibahas atau didiskusikan
bersama seraya melihat dan
membandingkannya dengan
tahun lalu.
Diskusi, pemecahan
masalah, observasi langsung,
kunjungan ke Klas, dsb.
34
INDIKATOR PENGUKUR
Partisipasi Masyarakat-1
Indikator Proses
Penjelasan
1. KETERLIBATAN:
(BP3, masyarakat,
aparat setempat,
dsb. terlibat
langsung dalam
penyusunan RSK
dan melakukan
pengawasan)
1. Agenda
2. LINGKUNGAN
SEKOLAH
(semakin berkembang
baik)
2. Masyarakat dan
sekolah selalu
memikirkan
pengembangannya.
Metode
teratur untuk 1.
pertemuan sangatlah
penting, demikian juga
semakin sering mereka
datang ke sekolah
semakin baiklah
tingkat partisipasinya
Bahan sosialisasi MBS
Diskusi,
merencanakan
bersama,
kunjungan,
sarasehan, dsb.
2. Observasi tentang
lingkungan sekolah
yang mendesak untuk
dikembangkan.
35
Lanjutan Partisipasi Masy.-2
3.BANTUAN
PEMBELAJARAN
(Orangtua/wali murid
semakin besar
memberikan bantuan
bagi pembelajaran
anak-anaknya)
4. DUKUNGAN
MATERI
Dukungan antara lain
berupa: (a) Ada yang
menjadi guru bantu di
sekolah, (b)Sering
membahas kemajuan
anak, © membantu
belajar anak di rumah,
(d) memberikan saran
perbaikan, dll
Membahas bersama,
kunjungan, pemecahan
masalah.
Masyarakat semakin
percaya kepada
sekolah serta
meningkat dukungannya berupa saran
pemikiran, uang, dll.
Mendiskusikan ulang
besarnya uang iuran
BP3, membahas
bersama kebutuhan.
Bahan sosialisasi MBS
36
Indikator Pengukur
PAKEM - 1
Indikator Proses
1.
PEKERJAAN
ANAK
(Diungkapkan
dgn bahasa/katakata anak sendiri)
2. KEGIATAN
ANAK
Anak banyak diberi
kesempatan untuk
mengalami/
mengerjakan sendiri
Penjelasan
Metode
PAKEM sangat
mengutamakan agar
anak mampu berfikir,
berkata-kata, dan
mengung-kap sendiri.
Guru membimbing
anak dan memajang
hasil karya anak agar
dapat saling belajar.
Bila anak mengalami
atau mengerjakan
sendiri, mereka belajar
meneliti tentang apa
saja
Guru dan murid
interaktif dan hasil
pekerjaan anak
dipajang
Bahan sosialisasi MBS
37
Lanjutan: PAKEM-2
3. RUANGAN KLAS
(penuh pajangan hasil
karya anak dan alat
peraga sederhana
buatan guru dan
murid)
Banyak yang dapat
dipajang di klas dan
dari pajangan hasil itu
anak saling be;lajar.
Alat peraga yang
sering dipergunakan
diletakkan strategis
Pengamatan ruangan
klas dan dilihat apa
saja yang dibutuhklan
untuk dipajang, di
mana, dan bagaimana
memajangnya
4. PENATAAN
MEJA KURSI
SISWA
Guru mengajar dengan
berbagai cara,
misalnya lewat
kelompok, diskusi,
anak berpasangan, dsb.
Kerja individual anak
juga perlu dilakukan
Diskusi, kerja
kelompok, kerja
mandiri., pendekatan
individual guru kepada
murid yang
prestasinya kurang
baik, dsb.
((Meja kursi anak
dapat diatur secara
fleksibel)
Bahan sosialisasi MBS
38
Lanjutan PAKEM - 3
5. SUASANA BEBAS
(Siswa memiliki
dukungan suasana
bebas untuk
menyampaikan/mengungkapkan pendapat)
Anak dilatih untuk
mengungkapkan
pendapat secara bebas,
baik dalam diskusi,
tulisan, maupun
kegiatan lain
Guru dan sesama
siswa mendengarkan
dan menghargai
pendapat siswa lain,
diskusi, dan kerja
individual
6.UMPAN BALIK
GURU
(Guru memberi tugas
yang bervariasi dan
secara langsung
memberi umpan balik
agar anak segera
memperbaiki
kesalahan)
Guru memberikan
tugas yang mendorong
anak bereksplorasi;
dan guru memberikan
bimbingan individual
atau pun kelompok
dlm hal penyelesaian
masalah (melatih penyelesaikan masalah)
Penugasan individual
atau kelompok;
bimbingan langsung;
dan penyelesaian
masalah.
Bahan sosialisasi MBS
39
Lanjutan PAKEM - 4
7. SUDUT BACA
(Sudut klas sangat
baik bila diciptakan
sebagai sudut baca
untuk anak-anak)
8. LINGKUNGAN
SEKITAR
(Lingkungan sekitar
sekolah dijadikan
media pembelajaran)
Sudut baca di ruang
Observasi klas,
klas akan mendorong diskusi, pendekatan
anak untuk terdorong terhadap orangtua
dan gemar membaca.
(Anak didekatkan
dengan buku-buku dll)
Sawah, lapangan,
pohon, sungai, Kantor
Pos, Puskesmas dll.
harus dioptimalkan
pemanfaatannya untuk
pembelajaran
Bahan sosialisasi MBS
Observasi lapangan,
eksplorasi, diskusi
kelompok, tugas
individual, dll
40
Bahan sosialisasi MBS
41