respon thd sirkulasi

Download Report

Transcript respon thd sirkulasi

RESPON KLIEN TERHADAP
GANGGUAN SIRKULASI
Tujuan Pembelajaran :
• Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung :
Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar,
dan katup atrioventrikular
• Menjelaskan sirkulasi koroner dan otot jantung yang
mensuplai pada setiap pembuluh darah
• Menjelaskan urutan normal peristiwa yang terkait
dengan sistem konduksi jantung.
• Mendeskripsikan struktur dan fungsi arteri, kapiler dan
vena
• Menjelaskan tekanan darah dan mekanisme
pengaturan
• Mengidentifikasi data objektif dan subjektif yang
diperlukan berhubungan dengan dengan sistem
kardiovaskular yang diperoleh dari pasien.
•
•
•
Mendeskripsikan tehnik yang tepat digunakan dalam
pengkajian fisik pada sistem kardiovaskular
Membedakan kondisi normal dengan abnormal hasil
pengkajian fisik dari sistem kardiovaskular
Menjelaskan tujuan, hasil yang diharapkan, dan tanggung
jawab keperawatan pada tindakan invasif dan noninvasif dari
diagnostik test pada sistem kardiovaskular
•
Mengidentifikasi bentuk gelombang normal EKG dan
komponen irama sisnus normal
Pendahuluan :
•
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama terjadi
kesakitan dan kematian di AS
•
National Centre for Health Statistics (NCHS) jika semua
bentuk penyakit jantung dapat dieliminasi maka harapan
hidup akan meningkat lebih dari 10 tahun .
• Lebih dari 1/6 meninggal akibat meninggal akibat penyakit
jantung dibawah dari 65 tahun.
• Penyakit jantung terjadi pada wanita menopause 
kehilangan pengaruh perlindungan oleh estrogen.
Struktur dan fungsi sistem kardiovaskular
Struktur :
• Jantung terletak dalam thoraks antara paru-paru dalam
ruang mediastinum. Denyutnya dapat di raba pada
interkostal 5. Pulsasi meningkat pada daerah apex yang
disebut Point of maximum impulse (PMI).
Lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan.
• Endokardium merupakan lapisan bagian dalam,
• Miokardium merupakan lapisan bagian tengah,
•
Epikardium merupakan lapisan bagian luar. Kantong
perikardium dibentuk oleh bagian viseral pada bagian
dalm dan lapisan parietal pada lapisan bagian luar.
Terdapat sedikit cairan dalam ruangan yang
merupakan pelumas dan mengurangi gesekan pada
saat jantung berkontraksi.
•
Jantung memiliki 4 ruang yang dipisahkan oleh septum
dengan 2 ruang pada sebelah kanan dan 2 ruangan
pada sebelah kiri.
•
Ruang bagian atas adalah atrium dan ruang bagian
bawah disebut ventrikel.
•
Otot atrium lebih tipis dari pada ventrikel. Ventrikel kiri
dindingnya lebih tebal dari ventrikel kanan Hal ini
disebabkan karena kekuatan kontraksi ventrikel kiri
mempompa darah kedalam sirkulasi sistemik.
•
Vent.kanan lebih tipis karena tekanan pompanya lebih
rendah kedalam paru-paru.
Aliran darah melalui jantung :
• Katup jantung : Atrium kanan menerima darah vena dari vena
cava inferior dan superior serta sinus koroner.
• Darah melalui katup trikuspid masuk kedalam ventrikel kanan.
Setiap kontraksi,  darah kedalam arteri pulmonal
mel.katup pulmonal.
• Darah yang berasal dari paru-paru  atrium kiri melalui vena
pulmonal.
• Atrium kiri katup mitral  ventrikel kiri katup aorta 
sirkulasi sistemik.
• Katup Atrioventrikular mencegah aliran balik kedalam atrium
selama ventrikel berkontraksi..
• Chordae tendineae adalah jaringan ikat tempat melekatnya
katup jantung yang berfungsi mencegah darah ker atrium
selama kontraksi ventrikel.
• Katup semilunar mencegah aliran balik saat ventrikel
berkotraksi.
2. Suplai darah pada otot jantung ;
• Miokard mendapat darah dari sirkulasi koroner.
• Aliran darah masuk kedalam arteri koroner selama fase
diastol.
• Cabang arteri koroner membawa darah pada area yang
berbeda dari miokard
• Arteri koroner kanan dan cabang-cabangnya membawa
darah ke atrium kanan, ventrikel kanan dan bagian
dinding belakang dari ventrikel kiri.
• Arteri koroner kiri dan cabang2nya (arteri anterior
desending kiri dan arteri circumplex kiri) mensuplai ke
atrium kiri dan ventrikel kiri.
• AV node menerima darah dari arteri koroner kanan
(90%). Oleh karena itu apabila terjadi obstruksi dari
pembuluh darah ini akan mengakibatkan ganguan
sistem konduksi jantung.
•
•
•
•
Jika aliran darah dari arteri koroner menurun
maka terjadi ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhannya.
Bila terjadi iskemik dimana akan terjadi injury
sel yang bersifat reversible yang
mengakibatkan jaringan menjadi hipoksia,
penurunan suplai energi, dan akan
berkembang sisa metabolisme yang toksik.
Hal ini akan menurunkan aktifitas mekanik
dan listrik dari jantung.
Infark adalah kehilangan permanen aliran
darah pada otot jantung akibat kematian sel.
• Terjadinya iskemik atau infark tergantung
dari jumlah dan area kekurangan oksigen.
• Jika dalam beberapa bulan atau tahun
darah mengalir maka otot jantung akan
kehilangan nutrisi dan bahaya bagi otot
jantung.
• Kemungkinan alternatif yang dapat
memberikan oksigen ke area tersebut
disebut sirkulasi kolateral.
• Banyak darah dari sistem koroner
mengalir kedalam sinus koroner, dimana
pengosongan pada atrium kanan dekat
dengan vena cava.
Sistem konduksi ;
• Pada dinding jantung terdapat jaringan saraf khusus yang
bertanggung jawab menimbulkan dan transfortasi impuls
listrik akhirnya menimbulkan kontraksi jantung.
• Impuls jantung dipicu oleh SA node. Depolarisasi sel ini
sebagai akibat perubahan ion terhadap sel..
• Setiap impuls yang ditimbulkan oleh SA node dibawa
melalui internodal pathway.
• Mekanisme kontraksi otot jantung mengikuti depolarisasi
sel.
• Kalsium akan mengalir masuk kedalam sel setelah
depolarisasi, yang mengakibatkan terjadinya kontraksi.
• Impuls listrik berasal dari atrium ke AV node yang berlokasi
didasar atrium kanan dekat septum.
• Yang memungkinkan kontraksi dan pengosongan atrium
sebelum kontraksi ventrikel dimulai.
• Eksitasi selanjutnya melalui berkas his dan sepanjang
septum interventrikular melalui RBB dan LBB. Left bundle
branche bercabang dua yaitu ke bagian anterior dan
kebagian posterior.
• Dan berakhir pada serabut purkinje.
• Siklus jantung dimulai saat depolarisasi SA node, dan
puncaknya saat darah mengalir masuk kedalam sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik.
Elektrokardiogram
• Aktifitas listrik jantung dapat dideteksi pada permukaan
tubuh dan dicatat sebagai electrocardiogram (ECG). Tulisan
P, QRS, T, dan U digunakan mengidentifikasi bentuk
gelombang.
• Gelombang pertama yaitu P dimulai dari pada SA node
dan terjadi depolarisasi pada serabut atrium.
• Gelombang QRS menggambarkan depolarisasi dari AV
node melalui ventrikel.
• Gelombang T menggambarkan repolarisasi
ventrikel.
• Gelombang U, jika nampak menunjukkan
penundaan repolarisasi ventrikel dan dapat
berhubungan dengan hipokalemia.
Sistem mekanik jantung :
• Kontraksi otot jantung menyebabkan ejeksi
darah dari ruang jantung  sistol. Relaksasi
otot jantung disebut diastol.
• CO adalah pengukuran dari efisiensi mekanik
jantung. CO adalah jumlah darah yang
dipompakan jantung dalam 1 menit.
• Jumlah darah yang dipompakan dari ventrikel
yaitu CO = SV x HR.
• Normal pada orang dewasa saat istirahat CO
dipertahankan pada rentang 4 – 8 l/menit
Faktor yang mempengaruhi CO
• HR atau SV dan selanjutnya CO.
• HR diatur oleh terutama sistem saraf otonom.
• Faktor yang mempangaruhi SV adalah preload,
kontraktilitas dan after load.
• Starling Law : Otot jantung akan meregang
bergantung dari tingginya tekanan kontraksi.
• Volume darah didalam ventrikel pada akhir diastol
sebelum kontraksi berikutnya disebut preload. Preload
ditentukan oleh regangan serabut otot jantung.
• After load dipengaruhi oleh ukuran ventrikel, regangan
dinding ventrikel, dan tekanan darah arteri. Jika
tekanan darah arteri meningkat, ventrikel
membutuhkan peningkatan resisten guna mengalirkan
darah, akan meningkatkan kebutuhan kerja .
•
Peningkatan preload, kontraktilitas, dan afterload
meningkatkan beban kerja jantung menyebabkan
meningkatnya kebutuhan oksigen.
Sistem pembuluh darah
• Terdapat 3 jenis pembuluh darah utama dalam
sistem vaskularisasi yaitu arteri, vena dan kapiler.
• Arteri berjalan keluar dari jantung, kecuali vena
pulmonal membawa darah yang tidak teroksigenasi.
• Vena berjalan menuju jantung, kecuali vena
pulmonal membawa darah yang teroksigenasi.
• Sirkulasi darah dari jantung kedalam arteri, arteriol,
kapiler, venula, vena, dan kembali ke jantung.
Pengaturan sistem kardiovaskular
• SSO  saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
• Stimulasi saraf simpatis meningkatkan HR, dan
mempercepat rangsang konduksi melalui AV node,
dan atrium dan ventrikel berkontraksi.. Stimulasi saraf
Para simpatis melalui saraf vagus menyebabkan
penurunan HR melalui aktifitas SA node dan konduksi
berjalan lambat menuju AV node.
• Pengaruhnya terhadap pembuluh darah : Sumber
kontrol saraf pada pembuluh darah adalah saraf
simpatis. α-adrenergic receptor yang berlokasi pada
otot polos pembuluh darah.
• Stimulasi α-adrenergic receptor menyebabkan
vasokontriksi. Penurunan stimulasi α-adrenergic
receptor menyebabkan vasodilatasi.
•
Baroreceptor : Terdapat pada arkus aorta dan sinus
karotis (yang terdapat pada arteri karotis interna)
sangat sensitif terhadap regangan atau tekanan
dalam sistem arteri.
• Stimulasi thd reseptor  info ke vasomotor centre
pada batang otak.
• Penghambatan dari sistem saraf simpatis dan
peningkatan pengaruh saraf parasimpatis
menyebabkan penurunan HR dan vasodilatasi
perifer.
• Chemoreceptor : yang berlokasi dalam arkus aorta
dan carotid body. Mempunyai kemampuan
mempengaruhi perubahan HR dan tekanan arteri
sebagai respon stimulasi kimiawi. Terstimulasi oleh
penurunan tekanan O 2 (PO2), peningkatan tekanan
CO2 (PCO2), dan penurunan pH plasma.
• Jika chemoreceptor teraktivasi akan menstimulasi vasomotor
centre guna peningkatkan aktfitas jantung.
Pengkajian sistem kardiovaskular
Data subjektif :
Pentingnya informasi kesehatan :
Riwayat masa lalu
• Banyak penyakit mempengaruhi sisitem kardiovaskular baik
langsung maupun tidak.
• Chest pain, nafas pendek, alkoholisme atau minum berlebihan,
anemia, demam rematik, sakit tenggorokan akibat kuman
streptokokkus, penyakit jantung kongenital, stroke, syncope,
hipertensi, thrombophlebitis, intermitten claudication, varises,
dan edema.
• Pengobatan perlu dikaji yang pernah dan sering digunakan
pada masa lalu.
Pembedahan dan pengobatan :
• Pasien ditanya tentang pengobatan spesifik, pernah dibedah,
dan masuk rumah sakit karena penyakit jantung.
Pola kesehatan fungsional :
Persepsi kesehatan – pola penanganan kesehatan :
• Faktor risiko utama termasuk peningkatan serum lipid,
hipertensi, merokok, pola hidup yang tidak teratur dan
kegemukan. Sering mengalami stres dan diabetes melitus
• Jika pasien merokok, tanyakan jumlah bungkus selama
merokok (jumlah bungkus rokok perhari dikali dengan jumlah
dalam tahun).
• Kalau pasien berhenti merokok, tanyakan kapan berhenti. Catat
juga penggunaan alkohol, penggunaan obat-obatan.
• Akhirnya tanya pada pasien pengetahuan dan persepsi pasien
terhadap penyakitnya.
Allergi dimana perawat harus menentukan reaksi obat
atau reaksi alergi yang pernah dialami.
• Jika pasien melakukan pengobatan alergi, tanyakan
obat apa yang digunakan.
• Tanyakan juga kemungkinan adanya penyakitpenyakit dalam keluarga misalnya penyakit jantung
• koroner, penyakit pembuluh darah perifer, hipertensi,
perdarahan, gangguan jantung, diabetes melitus,
atherosclerosis, dan stroke..
• Juga gangguan lain pembuluh darah mis. intermitten
claudication dan varises,
• Akhirnya riwayat kesehatan keluarga yang bersifat
noncardiac seperti asthma, penyakit ginjal, dan
obesitas perlu dikaji kemungkinan pengaruhnya
terhadap jantung.
Pola nutrisi-metabolik :
• <BB atau >BB dapat berindikasi masalah kardiov.
• Jenis diet perlu dikaji hubungannya dengan gaya
hidup pasien. Kebiasaan mengkonsumsi garam,
lemak perlu dicatat.
• Catat juga kebiasaan makan pasien, hubungan
dengan etnik, dan sikap serta rencana makan bagi
pasien.
• Intake makanan dan olah raga.
Pola eliminasi :
• Warna kulit, suhu badan, integritas kulit, dan turgor
penting  masalah sirkulasi.
• Pasien yang menggunakan obat diuretik akan
melaporkan peningkatan eliminasi berkemih.
• Masalah yng berhubungan dengan konstipasi perlu ditanyakan.
Mengedan pada saat defekasi (Valsava Maneuver) harus
dihindari pada pasien yang mengalami masalah kardiovaskular.
• Masalah kardiovaskular dapat menghambat kemampuan
pasien untuk ke toilet dengan cepat bila sudah mendesak.
• Pasien perlu ditanya tentang kemungkinan adanya inkontinen
atau masalah konstipasi.
Pola aktifitas-olah raga :
• Olah raga yang dapat mempertahankan kes. jantung yaitu
aerobik. Perawat memperoleh informasi tentang olah raga yang
dilakukan oleh klien, lamanya dan frekuensi. Lamanya
melakukan
• Berbagai gejala yang dapat terjadi misalnya nyeri kepala
ringan, chest ain, nafas pendek, claudication selama olahraga.
• Pasien perlu ditanyakan tentang berbagai keterbatasan
dalam aktifitas sehari-hari (ADL) sebagai petunjuk
adanya masalah kardiovaskular.
• Perawat juga harus mengumpulkan informasi tentang
waktu senggang yang digunakan klien, dan aktfitas
rekreasi..
Pola tidur dan istirahat :
• Paroxysmal nocturnal dyspnea (serangan sesak nafas
terutama malam hari) berhubungan dengan gagal
jantung yang lebih parah.
• Perawat menanyakan berapa banyak bantal yang
digunakan di bagian kepala.
• Nocturia biasanya ditemukan pada pasien gg kardiov.
yang dapat mengg pola tidur yang normal.
Pola kognitif-persepsi :
• Nyeri berhubungan dengan sistem kardiovaskular
seperti chest pain dan claudication.
• Masalah-masalah lain seperti disritmia, hipertensi, stroke
dapat menyebabkan masalah vertigo, gangguan
berbahasa, dan gangguan memori.
Pola persepsi diri-konsep diri :
• Penggunaan prosedur yang bersifat invasif dan prosedur
paliatif dapat mengakibat adanya gangguan citra tubuh.
• Pada pasien penyakit jantung kronik, dimana pasien
mungkin tidak dapat mengidentifikasi penyebab tetapi
pasien dapat menjelaskan tingkat aktifitas.
• Penyakit ini juga dapat menyebabkan harga diri pasien
kurang.
• Oleh karena itu penting untuk memperoleh informasi
tentang pengaruh penyakit terhadap pasien.
Pola hubungan peran :
• Seks, usia dan ras pasien seluruhnya berhubungan
dengan kesehatan kardiovaskular
• Status perkawinan, peran pasien didalam keluarga,
jumlah anak dan usia masing-masing, lingkungan
tempat tinggal, dan orang yang terdekat. 
mengidentifikasi sistem dukungan dan kekuatan
dalam kehidupan pasien.
• Perawat harus mengkaji tingkat kesejahteraan klien
terutama pada setiap perannya hati-hati sebagai
sumber stres atau konflik.
Pola seksualitas dan reproduksi :
• Hubungan kardiovas.dg seksual dan kenyamanan.
• Pasien kadang takut dapat meninggal secara tiba-tiba
saat melakukan seksual intercourse, yang akhirnya
menimbulkan masalah besar dalam perilaku seksual.
• Kelelahan dan sesak nafas dapat mengg. dalam
melakukan aktifitas seksual.
• Banyak pengobatan yang dapat menyebabkan klien
mengalami impotensi mis. pengobatan β-adrenergic
blockers, dan diuretik.
• Perlu konseling pasangan suami isteri.
Pola toleransi koping dan stres :
• Identifikasi adanya stres dan kecemasan. Penyebab
adanya stres  hubungan perkawinan, keluarga,
pekerjaan, ibadah, teman, biaya, dan perumahan.
• Identifikasi metoda koping digunakan pasien dalam
menangani masalah.
• Perilaku seperti eksplosif, bicara cepat, dan emosi
mis. marah dan kebencian mungkin berhubungan
dengan risiko penyakit jantung.
• Pasien dan keluarganya ditanyakan bagaimana
perilakunya.
• Informasi tentang dukungan dari keluarga,
extended family dan teman, ahli psikologi, dan
ulama .
Pola nilai dan kepercayaan :
• Nilai-nilai dan kepercayaan  budaya sangat
memegang peranan penting dalam tingkat
konflik pasien dalam penanganan diagnosa dari
penyakit kardiovaskular
• Pasien menyalahkan sang penciptanya
mengapa dia harus sakit, tetapi ada juga
merasa kekuatan dari sang pencipta akan
menolongnnya.
Data objektif
Pemeriksaan fisik :
Tanda-tanda vital.
• TD perlu diukur saat baring, duduk dan berdiri, TD diambil
pada kedua lengan.
• Pulse, temperatur dan RR perlu diidentifikasi adanya
perubahan sebagai akibat kompensasi jantung.
Inspeksi :
• Inspeksi warna kulit, distribusi rambut, aliran darah vena dapat
memberikan informasi tentang aliran darah arteri dan venous
return. Ekstremitas : edema, thrombophlebitis, varises vena,
dan lesi.
• Pengukuran capillary refill  N:3 detik.
• Perhatikan pembesaran vena leher ( vena jugular internal dan
eksternal) kemungkinan adanya peningkatan pada posisi
duduk. Distensi dan penonjolan pulsasi pada vena leher dapat
disebabkan peningkatan tekanan atrium kanan.
Palpasi :
• Palpasi denyut pada leher dan ekstremitas dapat
memberikan infromasi terhadap aliran darah arteri.
• Denyut nadi dapat dipalpasi untuk mengkaji volume dan
tekanan setiap pembuluh darah.
• Saat arteri dipalpasi, perawat perlu mencatat tekanan
gelombang denyutan atau sejauhmana dinding
pembuluh darah mengalami distensi bila denyut terjadi.
• Volume pulsasi dapat teraba penuh, normal, lemah, dan
tidak ada ( penuh = 3+, Normal = 2+, lemah = 1+, tidak
ada = 0).
Auskultasi :
• Auskultasi arteri besar misalnya arteri karotis, aorta
abdominal, arteri femoral.
Thoraks
• Inspeksi dan palpasi :
• Inspeksi semua struktur tulang pada thoraks, termasuk sendi
sternoclavicular, manubrium, dan bagian atas dari sternum.
• Pulsasi arkus aorta atau arteri innominata dapat diobservasi
maupun dipalpasi. Thrill (vibrasi) disebabkan oleh pembuluh
darah tidak normal.
• Inspeksi dan palpasi area katup jantung yang menimbulkan
suara dapat diketahui melalui interkostal.
Area auskultasi dapat dideteksi pada :
• katup aorta pad area ICS (intercostal spaces) kedua pada
bagian kanan dari sternum.
• Katup pulmonal pada ICS kedua pada bagian kiri dari
sternum
• Katup trikuspid pada ICS keempat kiri sternum
• Katup mitral pada area garis midklavikula kiri pada tingkat
ICS keempoat.
• Katup mitral diinspeksi untuk PMI pada saat pada posisi
baring.
Perkusi :
• Batas kiri dan kanan jantung dapat diperkirakan melalui
perkusi. Perawat berdiri dibagian kanan
Auskultasi :
• Katup jantung akan menyebabkan turbulensi aliran darah.
• Vibrasi darah disebabkan adalnya bunyi jantung.
• Bunyi jantung dapat didengar melalui steteskop yang
diuletakkan diatas dinding toraks.
• Bunyi jantung pertama (S1) berhubungan dengan penutupan
katup trikuspid dan katup mitral yang kedengaran agak halus 
LUBB.
• Bunyi jantung kedua (S2) yang berhubungan dengan
penutupan katup aorta dan katup pulmonal terdengar agak
tajam  DUPP.
• S1 menunjukkan akan dmulai peristiwa sistol.
• S2 menunjukkan dimulainya peristiwa diastol.
• S1 dan S2 dapat didengar dengan baik dengan
menggunakan bagian dari diaphragma karena
suara agak keras.
• Bunyi jantung ekstra (S3 dan S4) jika ada
didengar dengan baik menggunakan bell dari
stetoskop karena suaranya lebih rendah.
• Perawat daat mendengar pada area apikal
bersamaan dengan meraba denyut nadi radial,
biasanya terjadi pengurangan pada denyut nadi
radial.
• Palpasi arteri karotis saat auskultasi sebab
dapat terjadi perbedaan S1 dari S2 dan sistol
dari diastol.
• Secara normal tidak ada bunyi antara S1 dan S2
selama periode sistol dan diastol. Jika terdapat
bunyi menunjukkan tidak normal.
• S3 biasanya berhubungan dengan pengisian ventrikel.
S3 dapat terjadi pada pasien gagal ventrikel kiri atau
regurgitasi katup mitral. Kedengaran keras setelah bunyi
S2 yang disebut ventricular gallop. S4 disebabkan
mendahului S1 yang disebut Atrial Gallop.
• S4 dapat terdengar pada pasien penyakit jantung
koroner, hipertrofi ventrikel kiri, atau stenosis aorta.
Murmur :
• Bunyi yang terjadi sebagai akibat turbulensi aliran darah
jantung atau dinding pembuluh darah yang lebar.
• Banyak murmur sebagai akibat jantung yang tidak
normal tetapi dapat juga terjadi pada struktur jantung
yang normal. Murmur bergradasi pada skala 1-6
• Bunyi abnormal terjadi selama fase sistol dan distol.
Diagnostik test :
Noninvasive :
• Chest X-ray : Menggambarkan bentuk, ukuran
dan perubahan anatomi jantung. Pada
pemeriksaan ini dapat dicatat pembesaran dan
pergeseran jantung.
• Electrocardiogram : Dasar adanya gelombang
P, QRS, T yang digunakan untuk mengkaji
fungsi jantung.
• Exercise Testing : Biasanya terjadi hanya pada
saat aktifitas. Metoda ini digunakan untuk
menilai EKG, tekanan darah, dan gejala-gejala
akibat aktfitas. Pasien dapat melaukan treadmill
atau stationary bicycle.
• Echocardiogram : yaitu menggunakan gelombang ultrasound
untuk mencatat gerakan struktur jantung. Pemeriksaan ini
memberikan informasi tentang ketidaknormalan (1) gerakan
dan struktur katup, (2) ukuran ruang jantung dan isinya,
(3)gerakan septum dan ketebalannnya, (4) kantong pericard,
(5) aorta ascending.
• Magnetic Resonance Imaging : Dapat mendeteksi dan
melokalisasi area MI.
Laboratorium studi :
• Diagnostik test pada infark jantung : Bila sel mengalami
kerusakan akan melepaskan isi sel termasuk enzim kedalam
sirkulasi darah. Enzim yang dapat dideteksi pada injury sel
jantung adalah Creatine Kinase (CK), Lactic Dehydrogenase
(LDH), dan serum aspartate aminotransferase 9AST) yang
dikenal sebagai serum glutamic-oxaloacetic transaminase
(SGOT). Oleh karena enzim ini ditemukan diberbagai sel tubuh
yang dapat meingkat sebagai akibat injury pada otot, hati, otak,
dan organ lain..
•
CK berada pada otot jantung, otot rangka dan jaringan otak.
CK-MM ditemukan terutama pada otot rangka, dan CK-BB
ditemukan terutama dalam otak dan jaringan saraf. CK-MB
meningkat secara spesifik pada injury otot jantung yang
peningkatannya dapat diteksi dalam 4 – 6 jam setelah terjadi
MI.
•
LDH1 dan LDH2 terutama ditemukan dalam jantung, sel
darah merah, dan ginjal. LDH3 ditemukan pada paru-paru,
LDH4 dan LDH5 ditemukan dalam hati dan otot rangka.
Biasanya LDH1 dan LDH2 meningkat pada 8 –12 jam setelah
MI.
•
AST terdapat pada jantung, hati, otot rangka, ginjal, pakreas,
dan sel darah merah.
•
Proponin adalah protein otot jantung yang dilepaskan
kedalam darah setelah injury. Ada dua sub tipenya yaitu
troponin T dan troponin I dan keduanya spesifik untuk
janringan jantung. Secara normal tidak ditemukan dalam
sirkulasi dan akan meningkat bila terjadi kerusakan otot
jantung. Troponin T mencapai puncaknya dalam 12 jam dan
meningkat secara khusus pada 3 – 6 jam setelah mulai
gejala.
Lemak darah :
• Termasuk trigliserida, cholesterol dan phospholipid.
Bersirkulasi dalam darah dalam ikatan dengan
protein, sehingga disebut lipoprotein.
• Trigliserida adalah terutama disimpan dalam
bentuk lipid yang rata-rata 95% dari janringan
lemak.
• Cholesterol adalah komponen struktur membran
sel dan plasma protein yang membentuk
glukokortikoid, hormon seks, dan garam empedu.
Ini diabsorpsi dari makanan dalam saluran cerna,
cholesterol juga disintesa dalam hati. Phospholipid
mengandung gliserol, asam lemak, phosphate dan
komponen nitrogen.. Walaupun dibentuk dibanyak
sel, phospholipid biasanya masuk kedalam
sirkulasi sebagai lipoprotein yang disintesa oleh
hati. Klas lipoprotein :
• Chylomicron  terutama trigliserida eksogen
yang diperoleh dari makanan berlemak.
• Very-low-density lipoprotein (VDLDL) : terutama
trigliserida endogen dengan sedikit phospholipid
dan cholesterol.
• Low-density lipoprotein (LDL) : dengan jumlah
cholesterol yang banyak dan sedikit
phospholipid
• High-density lipoprotein (HDL) : terdapat
setengah protein dan setengah phospholipid
dan cholesterol.
• Peningkatan LDL yang tinggi berhubungan
dengan penyakit jantung koroner., Peningkatan
kadar HDL akan berperan mencegah mobilisasi
cholesterol dai jaringan.
Tindakan invasif :
• Kateterisasi jantung adalah prosedur yang sering
dilakukan yang dapat memberikan informasi tentang
CAD, penyakit jantung kongenital, penyakit katup
jantung, dan fungsi ventrikel. Kateterisasi jantung
dapat digunakan untuk mengukur tekanan intrakardiac
dan kadar O2 dan juga CO2.
• Dilakukan injeksi zat kontras dan dengan
menggunakan x-ray, dimana runag jantung dapat
dilihat serta gerakan dinding jantung.
• Prosedur ini dilakukan insersi cateter kedalam bagian
kanan atau kiri jantung Untuk bagian kanan jantung,
maka kateter dimasukkan melalui vena lengan (vena
basilica atau vena cephalica) atau vena tungkai (vena
femoral). Kateter melalui vena cava, atrium kanan,
dan ventrikel kanan.
• Kateter dapat dilanjutkan kedalam arteri
pulmonal dan tekanannya dapat dicatat.
• Bila disebelah kiri jantung dilakukan
insersi kedalam arteri femoral. Arteri
brachialis dapat juga digunakan.
• Bila masuk kedalam kedalam jantung kiri
dan kanan, dapat diambil dari ruang
jantung untuk analisa O2.. Perawat harus
menginformasikan berapa lama prosedur
ini dilakukan (2 – 3 jam)
Monitor hemodinamik :
• Central venous pressure (CVP) dilakukan bila
berindikasi gangguan volume cairan. CVP
mengukur tekanan dalam atrium kanan dan
juga mengukur preload.
• CVP dapat digunakan sebagai pedoman
pemberian cairan misalnya overhidrasi atau
dehidrasi.
• CVP dapat diukur dengan sistem mmHg atau
dengan manometer air (cm H2O). Ujung kateter
disambungkan dengan three-way stopcock.
Normal CVP 2 – 9 mmHg (3-12 cm H2O).