KARANGAN KHAS ? - Sekolah Jurnalisme Indonesia

Download Report

Transcript KARANGAN KHAS ? - Sekolah Jurnalisme Indonesia

DASAR-DASAR TEKNIK
PENULISAN BERITA *
OLEH E. SOEBEKTI
Direktur Program Pendidikan PWI Pusat
* Disampaikan untuk siswa Sekolah Jurnalisme Indonesia
di Palembang, Semarang, Samarinda dan Bandunhg
(SJI)
1
Apakah BERITA itu?
Pekerjaan wartawan tidak dapat dilepaskan dari
“berita”
A. Berita:
Tiga unsur
berita
Laporan tentang kejadiankejadian aktual yang menarik
1. Kejadian atau peristiwa
2. Pembuat laporan di media massa.
3. Pembaca, pendengar/pemirsa.
2
Apakah BERITA itu?

Peristiwa menjadi berita karena ada
kaitannya dengan manusia, baik pelapor
maupun masyarakat pembaca. Karena itu,
manusialah yang menjadi titik pusat berita.

Peristiwa yang tak punya kaitan sama
sekali dengan manusia, tidak dapat
dikatakan berita.

Peristiwa yang tak mengait manusia dapat
dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik
minat manusia.
3
Apakah BERITA itu?
Contoh: 20 tahun lalu orang tak peduli
beberapa ekor gajah kelaparan di
Afrika atau di hutan-hutan Sumatera.
Tapi dengan dramatisasi yang
mengharukan, pers berhasil menarik
minat pembaca akan perlunya
perlindungan akan gajah.
4
Apakah BERITA itu?
B. Definisi klasik:
Anjing menggigit manusia, itu biasa. Tapi
kalau manusia menggigit anjing, itu baru
berita.
Maknanya:
 Sesuatu hal yang lain daripada yang lain.
 Segala yang aneh-aneh
 Sesuatu di luar kebiasaan
5
Apakah BERITA itu?
C. Definisi akademis:
Tiap-tiap peristiwa, pikiran atau pendapat
(idea) yang masih hangat, mendapat
perhatian/menarik perhatian atau
menyangkut sebagian besar orang di
dalam suatu masyarakat dan dapat
dimengerti oleh mereka
6
Apakah BERITA itu?
Maknanya:
 Bukan hanya laporan dari peristiwa
semata-mata, juga ide-ide, pikiran-pikiran
dan analisis-analisis tentang berbagai
masalah yang hangat dan banyak menarik
perhatian masyarakat.
D. Pengertian Berita
Konsep “berita” berkembang sangat pesat
mengikuti proses perkembangan masyarakat
yang bergerak sangat dinamis. Mochtar
Lubis dalam buku: “Pers dan Wartawan,”
menguraikan tentang “berita” sebagai berikut
7
Apakah BERITA itu?
Berita, awalnya, bila sudah menjawab empat
pertanyaan (empat W) yakni What, Who,
Where, When atau Apa, Siapa, Apabila, Di
mana.”
Contoh: Si Anu berbuat ini atau itu di sana
ketika itu.
8
Apakah BERITA itu?
Zaman semakin maju, masyarakat tak puas
dengan menjawaab pertanyaan “empat W,”
tapi harus bisa menjawab banyak
pertanyaan.
 Dari “empat W” menjadi “lima W” (What,
Who, Where, When, Why.”)
 Kemudian, tambah lagi “satu H.” Rumusnya
menjadi: “lima W + 1 H” (5W+ 1H).
9
Apakah BERITA itu?
 What
 Who
-
 When
 Where
 Why
 How
-
Apa yang terjadi
Siapa yang terlibat dalam
kejadian itu
Kapan kejadian itu berlangsung
Di mana tempat kejadian itu
Kenapa sampai terjadi demikian
Bagaimana kejadian itu
berlangsung.
10
Apakah BERITA itu?
 Tuntutan zaman semakin berkembang dan
kritis. Kini, tak cukup lagi dengan “5W+1H.”
Masih perlu diperhatikan tiga hal:
1. Latar belakang (background):
Berita tak menjadi picik, dangkal, datar saja,
tapi berisi dan ada pendalaman (depth). Latar
belakang ini diambil dari persediaan yang
dimiliki wartawan. Latar belakang ialah
keterangan yang dapat memberi arti kepada
berita itu.
11
Apakah BERITA itu?
2. Tafsiran (interpretation):
Batasan antara latar belakang dan tafsiran sangat
tipis atau kabur. Keduanya bertujuan sama untuk
lebih melengkapi informasi satu kejadian. Dalam
memberikan tafsiran berpegang pada fakta-fakta
dan bukan tonjolkan perasaannya sendiri.
Hormati hak pembaca untuk menimbang sendiri
sikap dan pendapat mereka. Cara lain yakni
meminta keterangan atau pendapat dari para
ahlinya atau pihak-pihak yang mengerti tentang
kejadian itu.
12
Apakah BERITA itu?
3. Warna (colour, suasana, atmosphere).
 Memasukkan unsur-unsur ke dalaman berita
sehingga lebih hidup dan menarik pembaca.
Warna dan suasana dapat menimbulkan gambran
yang hidup dan terang ke dalam pikiran pembaca.
 Pemakaian kata-kata yang mempunyai daya untuk
menimbulkan gambaran lebih jelas kepada
pikiran pembaca.
 Pembaca dapat membayangkan suasana tempat
kejadian itu, gambaran orang-orang yang terlibat
di dalamnya, dan perasaan orang-orang yang
tersangkut, dengan cara mendeskripsikannya.
13
Apakah BERITA itu?
Tiga kelompok Berita
1. Spot News/Straight News (berita lempang)
yakni laporan kejadian sekedar mengandung
unsur-unsur “5W + 1H.”
2. Depth News (interpretative report) yakni
berita cukup kompleks. Jenis berita ini berisi
fakta-fakta yang lengkap, mendalam dan
komprehensif. Selain memuat data elementer,
juga dilengkapi dengan latar belakang,
interpretative (tafsiran) dan warna, suasana.
14
Apakah BERITA itu?
3. Precision Journalism (jurnalisme presisi):
Aliran jurnalisme baru yang muncul tahun
1970-an. Tujuan jurnalisme ini untuk mengejar
obyektivitas dan ketepatan satu berita.
Menggunakan penelitian sebagai salah satu
alat untuk menyajikan obyektivitas dan
ketepatan.
Banyak surat kabar/majalah menyajikan
penelitian kuantitatif sebagai dasar tulisannya.
Kemudian, berkembang pengumpulan
pendapat atau public opinion polling.
15
Apakah BERITA itu?
Wartawan kini dituntut menguasai teknik-teknik
penelitian dan sekaligus dapat mengolah serta
menganalisisnya untuk disuguhkan menjadi
berita yang dijamin obyektif dan ketepatannya.
Catatan: Perkembangan pengertian “berita”
terjadi sesuai tingkat dan tuntutan dinamika
masyarakat. Demikian seterusnya, konsep
pengertian mengenai “berita” menuntut tingkat
profesionalisme wartawan yang lebih tinggi dan
rasa tanggung jawab lebih besar.
16
SIFAT–SIFAT BERITA
Sebuah berita harus memiliki sifat-sifat hakiki
A. Harus tepat (accurate) :
۩ Laporan yang tepat mengenai satu
peristiwa.
۩ Tepat menyebut hari, jam dan tempat
kejadian.
۩ Tepat menulis nama dan jabatan atau
pangkat seseorang.
17
SIFAT–SIFAT BERITA
 Tepat menulis bagian-bagian kejadian
secara rinci dan tepat pula menempatkan
bagian-bagian yang perlu ditonjolkan dan
bagian mana yang harus menyusul.
 Tergambar peristiwa tersebut dalam satu
keutuhan.
 Ini bukan tugas mudah. Sebab, tak ada
peristiwa yang strukturnya sederhana,
tidak terjalin dalam kaitan dengan peristiwa
lain atau tokoh-tokok tertentu.
18
SIFAT–SIFAT BERITA
B. Harus berimbang (balanced) :
 Berita harus mencerminkan peristiwa seutuh
mungkin.
 Semua bagian peristiwa mendapat bagian
yang adil dan semua pihak yang terlibat tidak
dilupakan.
 Pembaca dapat gambaran yang berimbang
dan benar.
19
SIFAT–SIFAT BERITA
C. Harus obyektif (objective) :
 Berita, laporan mengenai satu peristiwa seperti
apa adanya.
 Bukan pendapat atau pandangan wartawan
terhadap satu peristiwa.
 Wartawan harus tetap memegang obyektivitas
sebagai prinsip berita.
 Wartawan harus menyadari bahwa beritanya
bisa digunakan masyarakat sebagai dasar
yang benar untuk menentukan sikap dan
mengambil tindakan.
20
SIFAT–SIFAT BERITA
C. Harus obyektif (objective) :
 Obyektivitas merupakan prinsip kerja wartawan. Ia
hanya bisa dikalahkan oleh pertimbangan dan
kepentingan lebih tinggi atau besar.
 Dalam kasus tertentu, objektivitas saja tak cukup
membuat satu berita yang baik. Masih diperlukan
penggalian dan pendalaman atau interpretasi harus
dilakukan.
 Dari laporan peristiwa seperti ilmiah, dikenal sebagai
bentuk laporan “depth report” dan “interpretive report”.
21
SIFAT–SIFAT BERITA
D. Harus padat dan jelas (concise and clear)
 Berita yang baik harus mudah ditangkap pembaca
secara jernih dan jelas.
 Ia harus merupakan satu kesatuan yang memiliki
keterpaduan logis, ditulis secara padat, jelas, dan
sederhana, tidak rumit berbelit-belit.
 Strukturnya harus runtun dan jelas. Bahasanya
lancar, singkat dengan pilihan kata yang tepat
(bahasa yang efektif).
22
SIFAT–SIFAT BERITA
E. Harus aktual (recent)
 Tidak ketinggalan waktu. Sebab, waktu unsur
terpenting dalam penulisan berita.
 Waktu juga merupakan titik persaingan antar
surat kabar.
 Karena itu “deadline” menjadi “diktator” yang
mempunyai kekuasaan mutlak terhadap
kehidupan wartawan.
 Tugas berpacu dengan waktu menjadi lebih
berat lagi dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang amat pesat.
23
SIFAT–SIFAT BERITA
E. Harus aktual (recent)
 Untuk mengungguli media elektronika.
Wartawan media cetak terpaksa harus mencari
pendalaman dan informasi-informasi tentang
peristiwa yang kurang dapat disajikan secara
analisis oleh media elektronik.
24
NILAI BERITA
BERITA: “Laporan tentang kejadian yang
“menarik”
Yang dimaksud “menarik” di sini, berita itu
mampunyai arti atau nilai. Arti atau nilai suatu
berita ditentukan beberapa faktor;
1. Waktu/Aktualitas (timeliness)
 Semua berita harus cepat disiarkan. Peristiwa
hari ini mempunyai nilai lebih besar di banding
peristiwa hari kemarin, seminggu lalu atau
setahun lalu.
25
NILAI BERITA
 Semakin dekat waktunya, semakin besar
harganya.
 Meski kejadian itu penting, jika terlambat
menyiarkan akan berkurang nilainya.
2. Kedekatan/Jarak (proximity) peristiwa:
 Berita nilainya makin besar bagi pembaca
menurut perbandingan jauh dekatnya tempat
berita terjadi.
 Kedekatan tidak hanya dalam arti jarak fisik,
juga bisa dalam arti psikologis
26
NILAI BERITA
3. Luas akibatnya/dampak (Consequence) :
 Kejadian-kejadian besar, yang luas akibatnya
(dampak) menentukan nilai suatu berita.
Contoh:
 Peristiwa kerusuhan di Medan
 Peristiwa tabrakan Kereta Api (Bintaro dan
Ciateyem, Bogor)
 Peristiwa gempa bumi di Liwa, Lampung
 Tsunami di Aceh dan Nias, tewaskan
ratusan ribu jiwa.
27
NILAI BERITA
4. Arti berita :
 Nilai suatu berita juga ditentukan oleh arti
berita dikaitkan dengan kepentingan umum.
Contoh:
Peristiwa pembukaan seminar atau
penataran lebih kecil nilainya dari kejadian
ambruknya jembatan Ampera.
28
NILAI BERITA
5. Politik/Kebijakan Redaksional/Editorial:
 Satu berita dinilai amat penting oleh satu
surat kabar jika berita tersebut sesuai
dengan pendirian politik atau ciri yang dianut
(kebijakan editorial) oleh surat kabar
tersebut.
29
NILAI BERITA
6. Kaganjilan-keganjilan/Keluarbiasaan/
Keanehan:
 Segala kejadian di masyarakat meskipun
kecil, tapi aneh dan ganjil akan menjadi
semakin menarik bagi pembaca
 Semakin ganjil atau gaib yang terjadi, maka
semakin besar nilai beritanya.
 Hukum alam, manusia selalu tertarik pada
hal-hal aneh dan ajaib yang
mengherankan pikirannya.
30
NILAI BERITA
7. Pertentangan (konflik):
 Konflik merupakan peristiwa yang selalu
mempunyai nilai berita.
 Hukum alam, sejak dulu kala manusia sangat
tertarik atau senang terhadap pertentangan atau
mengandung konflik.
 Pertentangan baik dilakukan antar sesama
manusia atau pertentangan manusia dengan
binatang dan binatang dengan binatang.
 Pertentangan di sini tak hanya berupa fisik, juga
non fisik yakni polemik tentang konsep demokrasi
atau kabudayaan Barat dan Timur, dan lain-lain.
31
NILAI BERITA
8. Sex :
 Berita-berita tentang percintaan,
pertunangan, perkawinan, perceraian selalu
menarik perhatian pembaca.
 Pengertian sex di sini bukan hanya diartikan
“nafsu birahi” yang pornografis. Tapi ditinjau
dari sudut perhatian laki-laki dan perempuan
terhadap diri masing-masing dan
perhubungan antarmereka.
32
NILAI BERITA
9. Orang-orang penting (Prominence) :
 Orang-orang penting lebih bernilai berita daripada
yang lainnya. Karena itu para selebriti, politisi, dan
tokoh-tokoh lain -yang berada di arena publik atau
mata publik- senantiasa bernilai berita.
 Prominence juga dapat ditentukan oleh fakta,
daripada orang yang terlibat. Misalnya, piala
Thomas Cup lebih prominent daripada Dekan Cup.
33
NILAI BERITA
10. Perasaan Manusia (human interest):
 Berita-berita yang bisa menggerakkan
perasaan hati manusia menjadi kagum, benci,
marah, senang, gembira, tertawa, merasa
lucu dan sebagainya, selalu punya nilai berita.
11. Kemajuan/Hal baru (Novelty):
 Segala langkah kamajuan dalam peradaban,
penghidupan dan ilmu pengetahuan
senantiasa besar nilai baritanya.
34
JENIS-JENIS BERITA
A. Berita spontan (real event).
 Pesawat terbang tiba-tiba jatuh
 Topan mengamuk, gempa dan tsunami melululantakan kota atau desa seperti di Aceh dan
Nias, menewaskan ratusan ribu jiwa penduduk
 Banjir melanda banyak daerah memusnahkan
ribuan hektar tanaman padi dan
menenggelamkan ribuan rumah penduduk.
35
JENIS-JENIS BERITA
A. Berita spontan (real event).
 Peristiwa lainnya tak bisa diramalkan tentang
kematian seseorang, siapa pun dia entah tokoh
atau orang biasa, dapat meninggal dunia kapan
dan di mana saja.
 Peristiwa seperti ini menghasilkan berita secara
spontan. Unsur surprisenya tinggi. Sering juga
berita seperti ini disebut hard news sebagai
pembeda dengan soft news yang unsur
surprisenya lebih sedikit.
36
JENIS-JENIS BERITA
B. Pseudo event (press conference, meet the
press, press release)
 Peristiwa yang memang sengaja diciptakan
untuk menghasilkan berita. Jika tidak disengaja,
berita tidak muncul. Peristiwa ini tidak terjadi
secara spontan, melainkan telah direncanakan
lebih dulu.
 Pihak penyelenggara konferensi pers telah
merancang sebelumnya tentang apa yang akan
atau tidak disampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya.
37
JENIS-JENIS BERITA
B. Pseudo event (press conference, meet the
press, press release)
 Jika tidak dengan sengaja, maka peristiwa yang
diberitakan itu tidak akan ada. Peristiwa itu ada,
karena dijadikan berita atau dimuat oleh media.
Jika tidak, maka berita itu tidak ada.
 Berbagai kegiatan promosi termasuk dalam
kelompok jenis berita ini. Kampanye misalnya,
meskipun menghasilkan berita, namun tidak
mengandung unsur surprise.
38
JENIS-JENIS BERITA
C. Berita terjadwal (scheduled events):
 Hari bersejarah atau ulang tahun satu negara,
pemerintah kota, provinsi, kabupaten atau ulang
tahun seorang tokoh terkenal dapat menjadi
bahan berita.
 Sejumlah tanggal yang mempunyai latar
belakang sejarah selalu diperingati atau
dikenang kembali. Setiap kali tanggal tersebut
tiba, media massa dapat merancang liputan
berita yang berkaitan dengan peristiwa sejarah
tersebut.
39
JENIS-JENIS BERITA
C. Berita terjadwal (scheduled events):
 Hari-hari bersejarah kenegaraan, berlatar
belakang keagamaan dan hari-hari penting
lainnya, dapat dirancang untuk membuat berita
bagi wartawan.
40
JENIS-JENIS BERITA
D. Berita asal/pertama (original/initial news):
 Berita ini terkadang hanya berita singkat, tapi
ternyata kejadian yang diberitakan itu
ditindaklanjuti dengan berita-berita berikutnya.
E. Berita lanjutan (follow-up news):
 Banyak kejadian atau suatu berita harus
ditindaklanjuti. Berita jenis ini, masuk ke dalam
kelompok “berita lanjutan.” Kelanjutan berita ini,
bahkan tidak jarang berlanjut sampai serial
berhari-hari dimuat di media massa.
41
JENIS-JENIS BERITA
E. Berita lanjutan (follow-up news):
 Peristiwa tertentu yang berbuntut panjang,
biasanya diliput terus dari hari ke hari. Tidak
hanya oleh satu media, melainkan beberapa
media secara bersamaan.
 Masyarakat menanti dan berharap, agar
mendapatkan kejelasan dan akhir dari peristiwa
tersebut.
42
JENIS-JENIS BERITA
E. Berita lanjutan (follow-up news):
 Berita tentang skandal Watergate yang
menyebabkan jatuhnya presiden AS Nixon
hingga kini belum juga tamat.
 Baru-baru ini mahasiswa jurnalisme dari satu
Universitas di AS menemukan nama disebut
sebagai Deepthroat. Begitu pula berita yang
terkait pembunuhan terhadap Presiden
Kennedy, tetap dimuat oleh media.
43
SUMBER BERITA
Hati-hati “manipulasi” sumber berita:
 Setiap berita yang berbobot dan baik, harus
menyebutkan sumber berita yang jelas. Hatihati ada “manipulasi” atas sumber berita
yang dirahasiakan.
 Harus menghormati sumber berita yang ingin
dirahasiakan (karena dinilai kedudukan dan
keselamatan jiwanya terancam).
 Sumber berita, sebenarnya bisa datang dari
mana saja dan siapa pun mereka.
44
SUMBER BERITA
Sumber Kebetulan
 Seorang wartawan koran The Washington Post
sedang meliput sidang pengadilan. Kasus yang
diadili sebenarnya biasa-biasa saja. Tak ada yang
istimewa atau indikasi akan adanya berita besar.
Namun, si wartawan ini orangnya jeli. Ia
menemukan clue atau petunjuk bahwa ada
sesuatu di balik peristiwa kecil ini.Ia pun melacak
lebih jauh.
 Kejadian inilah, awal terbongkarnya kasus
Watergate yang menjatuhkan Nixon dari kursi
Presiden AS. Hingga kini, seorang yang disebut
dengan nama samaran Deepthroat masih misteri.
45
SUMBER BERITA
Sumber wartawan sendiri:
 Sumber memang “ditemukan” sendiri oleh si
wartawan. Seorang wartawan sedang berjalan
kaki di dekat kantornya dan menemukan
kejadian mobil bertabrakan, menewaskan lima
orang penumpangnya.
 Dalam menulis berita ini, dia tidak perlu
mengutip dari sumber lain lagi. Si wartawanlah
yang menjadi sumber berita itu bila ia
menyaksikan sendiri peristiwa tersebut.
46
SUMBER BERITA
Dari Tip Orang:
 Bermula dari tip seorang kenalan atau
teman. Dari sedikit info atau fakta inilah,
oleh wartawan yang jeli dan gigih langsung
digali dan dikembangkan lebih dalam.
 Tidak mustahil dari berita sedikit fakta itu,
kemudian dapat menjadi berita bernilai
besar.
47
SUMBER BERITA
Hasil Riset:
 Berita dapat bersumber dari hasil riset tentang
sesuatu atau jajak pendapat (opinion polling)
mengenai persoalan yang tengah ramai dibicarakan
masyarakat.
Sumber orang ketiga:
 Berita mengenai skandal, bisa bersumber dari orang
ketiga, atau dari salah satu pelaku atau keduaduanya. Ada sumber berita yang bersedia disebutkan
identitasnya dan ada yang menolak.
 Wartawan patut menghormati untuk merahasiakan
namanya. Jika ini terjadi, maka semua akibat hukum
yang mungkin timbul, harus diambil alih sepenuhnya
oleh wartawan.
48
SUMBER BERITA
49
CARA MENDAPATKAN BERITA
 Tugas dan kewajiban wartawan yakni
mencari, menggali dan mengembangkan
berita. Dalam diri wartawan, tersimpan potensi
“naluri kewartawanan” yang selalu ingin tahu
segala sesuatu.
 Dari sinilah, wartawan perlu melakukan
serangkaian wawancara dengan berbagai
narasumber untuk mencari, menggali dan
mengembangkan berita.
50
CARA MENDAPATKAN BERITA
 Tidak semua orang memiliki kemampuan
memprediksi akan ada berita. Hanya mereka yang
terlatih dan berpengalaman, dengan bekal-bekalnya
itu dapat menduga, di suatu tempat akan ada berita.
 Kemampuan ini, dibantu oleh pengetahuan tentang
peristiwa sebelumnya. Ketajaman mencium akan
terjadinya suatu berita (nose for news) biasanya
dimiliki oleh wartawan berpengalaman dan terlatih.
 Si wartawan mengusahakan berada di lokasi yang
menurut perkiraannya akan menjadi tempat
terjadinya peristiwa. Misalnya, lokasi perang,
bencana alam dan sebagainya.
51
CARA MENDAPATKAN BERITA
 Dikenal juga adanya “indera berita” (sense
of news). Wartawan yang terlatih dan
memiliki “banyak jam terbang” memiliki
“indera berita” kapan dan di mana pun ia
berada. Indera berita ini seakan menuntun
wartawan tersebut dalam menentukan
berita untuk ditulis.
52
MENULIS BERITA :
A.Menulis laporan atau menyusun berita yang
baik diperlukan dua tahap:
Pertama:
 Memiliki kemampuan intelektual, dapat
menangkap berita secara lengkap.
 Syaratnya, memiliki kemahiran melihat
persoalan secara tajam, dapat membuat
perbandingan, bisa menempatkan diri dalam
satu jarak dengan obyek pemberitaan serta
memiliki daya kritis.
53
MENULIS BERITA :
Kedua :
 Memiliki kemampuan bahasa untuk menyusun
laporan dalam bahasa yang jernih atau jelas,
kalimatnya sederhana atau padat dan pilihan
kata yang tepat.
Tiga cara teknik penulisan berita.
1. Cara piramida ke atas :
 Berita ditulis kronologis, dari permulaan
kejadian hingga ke puncaknya.
 Cara piramida ini, tak digunakan lagi
karena dinilai ketinggalan zaman.
54
Contoh piramida ke atas
URAIAN PENGANTAR
TAK PENTING
FAKTA KURANG PENTING
FAKTA PENTING
FAKTA TERPENTING
55
MENULIS BERITA :
2. Cara piramida terbalik : (gambar 2)
 Sistem ini banyak digunakan sekarang.
Berita ditulis mulai dari bagian paling
penting, bagian paling dramatis atau yang
paling kuat. Setelah itu, menyusul bagianbagian berita penting lainnya dan sampai
akhirnya menempatkan bagian berita yang
kurang penting.
56
MENULIS BERITA :
Contoh piramida terbalik
LEAD / TERAS BERITA
TUBUH BERITA
ELABORATION
CATCH - ALL
57
MENULIS BERITA :
3. Cara paralel:
 Sistem menyusun berita secara paralel
yaitu menyusun berita tanpa
mendahulukan mana yang lebih penting
dari yang lain.
 Sistem ini dipakai jika dianggap bahwa
dalam berita ada bagian berita yang sama
pentingnya.
58
MENULIS BERITA :
Contoh cara paralel
FAKTA PENTING
FAKTA PENTING
FAKTA PENTING
FAKTA PENTING
59
MENULIS BERITA :
Catatan:
 Dari tiga cara menyusun berita, yang
paling ideal dan banyak digunakan surat
kabar yakni “piramida terbalik”.
 Menulis berita dengan cara “piramida
terbalik” memungkinkan dilakukannya
penyusutan fakta menurut nilainya masingmasing. Artinya, makin tidak penting fakta
tersebut, makin ke bawah letaknya.
60
MENULIS BERITA :
 Cara penulisan berita dengan struktur dan
komposisi “piramida terbalik” disebut juga
sebagai struktur apa yang disebut “berita
ringan” (soft news).
 Berita ditulis atau tersusun “mangalir seperti
sungai.” Ia juga dapat dilukiskan sebagai garis
lurus yakni; Ada: awal – klimaks – akhir.
 Menulis berita itu perlu dihiasi dengan detail.
Membubuhkan detail-detail itu untuk membuat
“setori” jadi menarik, dan tidak mengganggu
mengalirnya garis lurus yang dianggap
“benang cerita” itu.
61
MENULIS BERITA :
LEAD / TERAS BERITA
TUBUH BERITA
ELABORATION
CATCH - ALL
62
MENULIS BERITA :
B.Selain tiga cara penulisan di atas, berikut ini
diketengahkan dua teknis penulisan, masingmasing untuk “interpretative news” dan “human
interest news”.
1. Interpretative news :
 Cara yang sama dilakukan juga pada penulisan
“interpretative news” (berita yang diberi
penjelasan).
 Kalau pada “soft news” harus ada “elaboration”
berupa rincian, maka pada “interpretative news”
harus ada “elaboration” berupa penjelasan.
63
MENULIS BERITA :
1. Interpretative news :
 Mac Dougall (C.D.1967. Interpretative reporting.
Mac Millan, New York. 4th edition) memandang
“interpretative news” sebagai berita fakta,
peristiwa atau kejadian yang diberi interpretasi
(penjelasan atau latar belakang lahirnya fakta,
peristiwa atau kejadian)
 Kejadian dipandang sebagai salah satu mata
rantai yang mempunyai penyebab dan akibat.
Latar beakang ini dipakai untuk memperjelas
kedudukan fakta (peristiwa atau kejadian),
sehingga rangkaian sebab-akibat yang
melahirkan fakta itu dapat diketahui.
64
MENULIS BERITA :
 Penulis “interpretative news” memperluas
cakrawala berita dengan menjelaskan lebih
mendalam apa-apa yang diberitakannya itu.
 Dalam struktur (lihat gambar di bawah ini)
“lead” disusul langsung oleh fakta-fakta
yang hendak dituturkan, lalu diakhiri
dengan penjelasan-penjelasan pada akhir
tulisan.
 Penjelasan “apa sebab” dan “apa akibat”
tidak mesti berasal dari penulis sendiri.
Boleh juga dari pakar di bidangnya yang
diminta penjelasan.
65
MENULIS BERITA :
LEAD / TERAS BERITA
FAKTA
FAKTA
PENJELASAN FAKTA
PENJELASAN FAKTA
66
MENULIS BERITA :
Catatan:
Dua hal perlu diperhatikan oleh penulis
“interpretative news”:
 Penulisannya mutlak perlu menguasai bidang
keilmuan yang akan ditulis, agar mampu
menulisnya berdasarkan pengetahuan yang
mendalam dan kejelian terhadap fakta di
bidang itu.
 Ia harus mampu dan mau menyertakan data
informasi yang berkaitan erat dengan fakta
yang dikemukakan.
67
MENULIS BERITA :
2. Human interest news :
 Di Amerika, para jurnalis membedakan antara
“hard news” (berita aktual yang menggebrak)
dengan “soft news” (berita santai yang tak
mengejutkan karena tidak spektakuler).
Contoh :
 Peluncuran pesawat ruang angkasa ulang
alik dari Cape Caneveral adalah hard news.
 Sedangkan modeshow di Paris “softnews”
68
MENULIS BERITA:
Contoh :
 Berita seorang ibu guru ikut pesawat ulang
alik yang meledak di angkasa, merupakan
“human interest news.” Berita yang
menyangkut sisi kehidupan orang yang
menyentuh rasa ini, kalau disusun sebagai
tulisan berita disebut human interest news.
 Ia timbul dari berita aktual yang sudah
dianggap oleh wartawan surat kabar yang
tak sempat menulis hal-hal yang tidak
menggebrak.
69
MENULIS BERITA:
 Hal yang tidak menggebrak, kalau ditulis
sebagai human interest news malah lebih
disenangi pembaca daripada berita
gebrakannya. Soalnya, orang memang
senang membaca tulisan tentang orang.
 Struktur tulisan human interest news mirip
dengan interpretative news yaitu piramida
terbalik berisi fakta yang diberi penjelasan.
Tapi dalam human interest news ini
penjelasan berupa pelukisan suasana yang
menyentuh. Biasanya, dikemukakan sesuai
kebutuhan, sesudah setiap penulisan fakta.
70
MENULIS BERITA :
LEAD / TERAS BERITA
FAKTA
PELUKISAN SUASANA
FAKTA
PELUKISAN SUASANA
71
TERAS BERITA:
Dalam manulis berita menurut “piramida
terbalik,” wartawan harus mampu mengangkat
intisari suatu berita untuk dijadikan “lead” atau
“teras berita” (intro).
Karya Latihan Wartawan (KLW) di Jakarta, PWI
(Persatuan Wartawan Indonesia) berhasil
merumuskan “10 Pedoman Penulisan Teras
Berita”. Di bawah ini dikutip lengkap:
72
TERAS BERITA:
1. Teras berita yang menempati alinea pertama
atau paragraph pertama harus mencerminkan
pokok terpenting berita. Alinea atau paragraph
itu dapat terdiri lebih satu kalimat.
2. Teras berita, dengan mengingat sifat bahasa
Indonesia, jangan mengandung lebih dari
antara 30 dan 45 perkataan. Apabila teras
berita singkat, misalnya terdiri dari 25
perkataan atau kurang dari itu maka hal itu
lebih baik.
73
TERAS BERITA:
3. Teras berita harus ditulis begitu rupa sehingga:
a. Mudah ditangkap dan cepat dimengerti,
mudah diucapkan depan radio, televisi dan
mudah diingat.
b. Kalimat-kalimatnya singkat, sederhana
susunannya, dengan mengindahkan bahasa
baku serta ekonomi bahasa, jadi
menjauhkan kata-kata mubazir.
c. Jelas melaksanakan ketentuan “satu
gagasan dalam satu kalimat.”
74
TERAS BERITA:
3. Teras berita harus ditulis begitu rupa sehingga:
d. Tidak mendomplengkan atau memuatkan
sekaligus semua unsur “3A” dan “3M” (Apa,
Si-apa, Meng-apa, Bila-mana, Di-mana,
bagai-mana).
e. Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur
daripada “3A-3M.”
4. Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun
berfungsi sebagai penambah atau pelengkap
keterangan, hendaknya dimuat dalam badan
berita.
75
TERAS BERITA :
5. Teras berita, sesuai dengan naluri manusia
yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi,
sebaiknya mengutamakan unsur “Apa.”
Jadi, disukai teras berita yang memulai
dengan unsur “Apa.” Unsur “Apa” itu diberikan
dalam ungkapan kalimat sesingkat mungkin
yang menyimpulkan/mengintisarikan kejadian
yang diberitakan.
76
TERAS BERITA:
6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur
“Siapa,” karena selalu menarik perhatian
manusia. Apalagi kalau “Siapa” itu ialah
seorang yang jadi tokoh di bidang kegiatan
dan lapangannya. Akan tetapi kalau unsur
“Siapa” itu tidak begitu menonjol, maka
sebaiknya ia tidak dipakai dalam permulaan
berita.
77
TERAS BERITA:
7. Teras berita jarang mempergunakan unsur
“Bilamana” pada permulaannya. Sebab, unsur
waktu jarang merupakan bagian yang
menonjol dalam suatu kejadian.
Unsur waktu hanya dipakai sebagai
permulaan teras berita, jika memang unsur itu
bermakna khusus dalam berita itu.
78
TERAS BERITA:
8. Urutan unsur dalam teras berita sebaiknya
unsur “Tempat” dahulu, kemudian disusul oleh
unsur “Waktu.”
9. Unsur “Bagaimana” dan unsur “Mengapa”
diuraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam
teras berita.
10. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan
pernyataan seseorang (quotation lead),
asalkan kutipan itu tidak suatu kalimat
panjang. Dalam alinea berikut hendaknya
segera ditulis nama orang itu dan tempat
serta kesempatan dia membuat pernyataan.
79
TERAS BERITA:
Contoh menulis “teras” berita:
Dari “10 Pedoman Penulisan Teras Berita,” kini
dapat membuat aneka macam gaya penulisan
“teras berita.” Unsur-unsur dari “5W dan 1H”
bisa dijadikan gaya penulisan “teras berita.”
Contoh: Peristiwa acara pembukaan penataran
wartawan Ibu Kota di Safari Garden, Cisarua,
Bogor oleh Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso.
Peristiwa tersebut dapat dibuat macam-macam
“teras berita” sebagai berikut;
80
TERAS BERITA :
Teras Berita “Apa” (What):
Penataran wartawan Ibu Kota dibuka resmi
oleh Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso di Safari
Garden, Cisarua Bogor, Selasa pagi.
Kepada wartawan Ibu Kota, Sutiyoso
meminta agar wartawan ikut aktif melakukan
pengawasan sosial secara kritis dan
membangun. “Tanpa adanya kritik, bisa saja
pembangunan akan macet di tengah jalan,”
ujarnya tegas.
81
TERAS BERITA :
Teras Berita “Siapa” (Who):
Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso membuka
penataran wartawan Ibu Kota, di Safari Garden,
Cisarua, Bogor, Selasa pagi.
Menurut Sutiyoso, kota Jakarta tidak akan
dibangun meniru kota Bangkok atau Singapura.
“Jakarta ke depan harus menjadi kota
metropolitan yang lebih memperhatikan manusia
dan kemanusiaan,” tegasnya.
82
TERAS BERITA :
Teras Berita “di-mana” (Where):
Di Safari Garden, Cisarua, Bogor, Selasa
pagi, dibuka penataran wartawan Ibu Kota oleh
Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso.
Di depan para peserta penataran itu,
Sutiyoso meminta agar wartawan ikut aktif
mengawal dan mewujudkan cita-cita
membangun Jakarta sebagai kota metropolotan
berciri khas “keberagaman dan kemanusiaan.”
83
TERAS BERITA :
Teras Berita “Kapan” (When):
Selasa pagi, Gubernur KDKI Jakarta
Sutiyoso membuka penataran wartawan Ibu
Kota di Safarai Garden, Cisarua, Bogor.
Menurut Sutiyoso, Jakarta yang memiliki
penduduk sangat padat dan beragam dewasa
ini menyimpan banyak masalah sosial. Karena
itu, wartawan Ibu Kota diminta agar aktif
melakukan kontrol sosial secara kritis dan
membangun.
84
TERAS BERITA:
Teras Berita “Meng-apa atau Bagai-mana”
(Why dan How):
Guna meningkatkan keterampilan dan
wawasan jurnalistik wartawan Ibu Kota,
Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso membuka
penataran wartawan anggota PWI Jaya, di
Safari Garden, Cisarua, Bogor, Selasa pagi.
Sebagai wartawan yang sehari-hari meliput
perkotaan, Sutiyoso meminta, agar peserta
lebih memperluas wawasan dan ketrampilan
meliput problematik Jakarta.
85
TERAS BERITA:
Teras Berita “Kutipan pernyataan” (quotation
lead):
Jakarta tidak akan dibangun seperti kota
Singapura atau Bangkok karena dapat
membahayakan nilai-nilai kepribadian bangsa.
Kita harus mengembangkan kota yang lebih
manusiawi, di mana unsur manusia dan
kemanusiaan mempunyai tempatnya yang
terhormat.
Demikian Gubernur KDKI Jakarta Sutiyoso
di depan para peserta penataran wartawan Ibu
Kota di Safari Garden, Cisarua, Bogor, Selasa
86
TERAS BERITA:
 Selain macam-macam “teras berita” yang
dikembangkan dari rumus “5W dan 1H,” oleh
para wartawan dan ahli-ahli jurnalistik
dikembangkan macam “teras berita” yang lain.
 Pengembangan macam “teras berita”
tujuannya untuk memberi kesegaran atau
variasi kepada surat kabar. Berikut ini contohcontoh “teras berita” di luar rumus “5W dan
1H”:
87
TERAS BERITA:
Teras Berita yang “menjerit” (Exclamation
Lead):
“Aduh,” demikian jerit gadis-gadis yang
memenuhi Jalan Thamrin dalam pesta
semalam suntuk untuk memperingati hari jadi
kota Jakarta ke-446, Sabtu malam.
Teras Berita “kontras” (Contrast Lead):
Kerawang, gudang beras di Jawa Barat
kini mengalami kelaparan untuk pertama
kalinya. Rakyat tidak lagi makan beras,
melainkan melahap eceng gondok.
88
MENULIS TUBUH BERITA:
 Menulis berita antara “teras berita” dengan
“tubuh berita” harus merupakan rangkaian
jalinan yang utuh. Artinya, kalimat demi kalimat
atau dari alinea satu ke alinea yang lain, harus
saling melengkapi dan menjelaskan.
 Penulisan berita dengan struktur dan komposisi
“piramida terbalik” disebut juga sebagai struktur
“berita ringan” (soft news). Berita ditulis atau
tersusun “mengalir seperti sungai.” Ia juga dapat
dilukiskan sebagai garis lurus yakni: Ada: AwalKlimaks-Akhir.
89
MENULIS TUBUH BERITA:
Menulis berita perlu dihiasi dengan detail.
Membubuhkan detai-detail itu, agar “setori”
menjadi menarik, dan tidak mengganggu
mengalirnya garis lurus yang dianggap
“benang cerita” itu.
Penulisan berita, merupakan kesatuan cerita
yang ditulis dengan gaya bahasa dan
kesatuan gagasan. Materi yang tidak relevan
dengan satu gagasan berita pokok,
sebaiknya dihindarkan.
90
MENULIS TUBUH BERITA:
Djafar H. Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Masa
Kini memberikan pedoman yang perlu diperhatikan
dalam menulis berita yakni lima pegangan pokok
sebagai berikut:
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
: Laporan berita harus bersifat menyeluruh.
: Ketertiban dan keteraturan mengikuti
struktur penulisan berita.
: Tepat di dalam penggunaan bahasa dan
tata bahasa.
: Ekonomi kata harus diterapkan.
: Gaya penulisan haruslah hidup, punya
makna, warna dan imaginasi.
91
PENUTUP
SELAMAT BERLATIH
MENULIS BERITA
92