DOMINANT ANNUAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES (1)

Download Report

Transcript DOMINANT ANNUAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES (1)

# 9
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Manajemen Tanaman (…Lanjutan)
Tabel Agroekologi Tanaman Pangan
Tipe lahan
Simbol
Penciri Utama
1. Lahan sawah beririgasi
( Irrigated Lowland )
IR
- Potensi air irigasi > 5 bulan
- Ketersediaan air tidak tergantung
kepada curah hujan
- elevasi < 700 m dpl
2. Lahan sawah tadah hujan
( rainfed lowland )
TH
- Potensi irigasi < 5 bulan
- ketersediaan air sangat dipengaruhi
oleh curah hujan
- Elevasi < 700 m dpl
3. Lahan kering beriklim basah
( dryland-wet climate )
KB
- Curah hujan > 2000 mm/th
- Masa bertanam > 6 bulan
- Elevasi < 700 m dpl
Tipe lahan
Simbol
Penciri Utama
4. Lahan kering beriklim kering
( dryland – dry climate )
KK
- Curah hujan < 2000 mm/th
- Masa bertanam < 6 bulan
- Elevasi , 700 m dp
5. Lahan dataran tinggi
( high altitude area )
DT
- Elevasi > 700 m dpl
6. Rawa lebak dan pasang surut
( swampy/tidal areas )
RP
- Ada lapisan bahan organik
- Terpengaruh pasang surutnya per
mukaan air sungai dan laut
- Potensi sulfat masam
PADI SAWAH
Rice and water
• 75% of rice is
irrigated (75 m
ha)
• Rice requires much
water :
2000-3000 l kg-1 rice
• Irrigated areas
consume 80%
of all fresh water
used;
Asia: > 50% of this
is for rice
MANAGE OF FERTILIZING
The yield of plants depends
directly on the amount of plant
food available.
Base your fertilizer quantity on
the pre-plant soil test, leaf
analysis and district experience
The main nutrient : Nitrogen
(N), Phosphorus (P) and
Potassium (K) (primer), Calcium
(Ca), Magnesium (Mg), Sulphur
(S) (sekunder) (MAKRO) & Fe,
Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl (MIKRO)
PROGRAM DEPTAN 2009
(SE Bersama Kep.Bappenas dan Menkeu 0081/M.PPN/04/2008 – SE
357/MK /2008)
Peningkatan Ketahanan Pangan
Pengembangan Agribisnis
Peningkatan Kesejahteraan Petani
Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur Negara
 Penerapan Kepemerintahan yang baik




6
TARGET PRODUKSI PANGAN UTAMA
KOMODITAS
1. Padi
63-64 juta ton
2. Jagung
18 juta ton
3. Kedelai
1,5 juta ton
4. Gula
3,3 juta ton
5. Daging sapi
4/13/2015
TARGET PRODUKSI 2009
399,5 ribu ton
8
8
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN SWASEMBADA
(PADI, JAGUNG, KEDELAI)
Avalis  KKP-E, KUR, Investor
KEGIATAN
OPERASIONAL YG
DIPERLUKAN
SASARAN



PADI 63-64 jt
Ton GKG
JAGUNG 18 jt
Ton
KEDELAI 1,5
jt Ton
• SL – PTT /SRI
(termasuk SL-PHT,
SL-Iklim, PTT)
• Dukungan
Penyediaan Sarana
Produksi
• Pengamanan
Produksi
• Pemberdayaan
• Kelembagaan
PAYUNG KEGIATAN DALAM RKP
1. Pengendalian OPT
2. Bantuan benih, Sarana dan
Kelembagaan Perbenihan
3. Mekanisasi Pertanian Pra dan Pasca
Panen
4. Peningkatan Produksi dan
Produktivitas
5. Eksibisi, Perlombaan dan
Penghargaan Petani
6. LM3
7. Magang, Sekolah Lapang dan Diklat
8. Pemantapan Prinsip Good
Governance
9. Penyusunan Kebijakan, Program
dan Monev
LOKASI PRIORITAS
Padi
NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB,
Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulteng
Jagung
Sumut, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Gorontalo
Kedelai
NAD, Jabar, Jateng, Yogya, Jatim, NTB, Sulsel, Papua
9
STRATEGI PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2008 DAN 2009
KONDISI
2007:
STRATEGI
Langkah Operasional
SASARAN
2008:
SASARAN
2009
Benih Unggul Bermutu
1
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
Pemupukan Berimbang
& Organik
Pengairan
Alsintan
Luas
Panen:
12,1 jt ha
Produktivitas:
46,89
ku/ha
Produksi:
Perbaikan Budidaya
Optimalisasi Lahan
2
PERLUASAN
AREAL
Cetak Sawah Baru
JITUT, JIDES & TAM
Pompa/Sumur/Embung
Konservasi
Dampak Fenomena Iklim
3
PENGAMANAN
PRODUKSI
Pengendalian OPT
Penanganan Pasca Panen
Pasar, LUEP
57,05 jt
ton
KOPTA, GAPOKTAN
4
KELEMBAGAAN DAN
PEMBIAYAAN
Asosiasi/LSM/KTNA
UPJA, Kios Saprodi
Luas
Panen:
Luas
Panen:
12 jt ha
12,8 jt ha
Produktivitas:
Produktivitas:
50,89
ku/ha
60 ku/ha
Produksi:
Produksi:
60-61 jt
ton
63-64 jt
ton
Pelayanan
Penyuluhan/Perbenihan
/Perlindungan
KKP/LM3/SP3/
BLMKIP/LUEP
Kemitraan
10
Kondisi & Permasalahan
Degradasi lahan (60 juta ha dg laju 2,8 juta
ha/tahun)
Alih fungsi lahan (+ 110.000 ha/tahun)
Fragmentasi lahan (petani gurem 13,7
juta kk )
Lahan
Pergeseran RTRW (Potensi alih sawah 3
jt ha)
Penurunan kesuburan tanah
Pelandaian Produktivitas Pertanian
Issu Pemanasan Global (emisi carbon
dan gas methan)
Kelangkaan Sumber Daya Air
Tuntutan Produk Pangan Sehat (Pangan Organik)
11
SRI sebagai
Solusi
Usaha Tani Ramah Lingkungan
Hemat Air Irigasi
Hemat Saprodi (bibit)
Produksi Tinggi (Diatas Rata-Rata Nasional)
Keunggulan
SRI
Mendaur Ulang Limbah
Memperbaiki kesuburan tanah
Produk sehat bebas residu kimia (Beras Organik)
Harga Beras Diatas Harga Pasar
Berbasis kearifan Lokal
12
PROGRAM PENGEMBANGAN SRI
DEPARTEMEN PERTANIAN
1. Sosialisasi / pengenalan pada daerah-daerah irigasi yang
potensial namun belum tersentuh SRI
2. Perluasan dampak pengembangan SRI bagi daerah yang
sudah ada kegiatan SRI
3. Perluasan skala pengembangan SRI satu Scheme
4. Mendorong pemberdayaan petani untuk membuat pupuk
organik, MOL dan pestisida nabati sendiri
5. Gerakan pengembalian jerami dan limbah organik ke
lahan pertanian
6. Kemitraan dengan dunia usaha yang peduli organik
(contoh Medco)
7. Promosi Produk Beras Sehat
8. Promosi penyelamatan lingkungan
13
METODE PENGEMBANGAN SRI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Workshop, Lokakarya
Farm Field Day
TOT
Sekolah Lapang
Leaflet, Brosur
Pemutaran film
Forum Komunikasi Pengembang SRI
Dialog interaktif melalui media massa
Internet
14
SIMULASI
NILAI TAMBAH YANG DIPEROLEH
DARI PENGEMBANGAN PADI
ORGANIK SRI
15
A. ASPEK EKONOMI
(Asumsi 10 % dari 7,8 jt Ha luas lahan sawah di Indonesia dapat “di SRI kan”)
- Penghematan subsidi pupuk
Urea : Rp. 400,- X 250 kg/ha X 780.000 ha =
Rp.78.000.000.000,- Penghematan pupuk : 780.000 ha x 250 kg X Rp.1.150,- =
Rp.224.250.000.000
- Penghematan benih :
35 kg X 780.000 ha X Rp. 4000 = Rp. 109.200.000.000,- Penghematan pestisida :
780.000 X Rp. 150.000,- = Rp. 117.000.000.000,-.
- Tambahan pendapatan petani :
780.000 ha X Rp. 6.683.625,- = 5.213.227.500.000,- Penghematan penggunaan air per MT
780.000 ha x 15.000 m3 x 46% = 5.382 jt m3 = 358.800 ha
- Tambahan Produksi
780.000 ha x ( 7,5-4,6 ton/ha) =2.262.000 ton
16
B. ASPEK LINGKUNGAN
- Penurunan emisi gas metan
- Pengurangan emisi gas CO2 akibat
pembakaran jerami
- Reduksi pencemaran tanah dan air dari
pupuk kimia dan residu pestisida
- Daur ulang sampah (Mengurangi problem
sampah)
- Peningkatan Kadar BO dalam tanah
- Terpeliharanya keaneka ragaman hayati 17
C. ASPEK SOSIAL
-
Kearifan lokal
Kelembagaan pedesaan
Pemberdayaan petani
Terciptanya lapangan pekerjaan
Urbanisasi dapat dikendalikan
18
TANTANGAN PENGEMBANGAN SRI
A. Tantangan Mendasar
•
•
•
•
Merubah paradigma / cara pandang budidaya
dari konvensional ke SRI
Transfer ilmu ke petani
Pasar beras organik SRI
Komitmen pemimpin formal dan non formal
19
B. Tantangan Teknis
1. Terbatasnya ketersediaan bahan kompos terutama
yang bersumber dari kotoran hewan
2. Pembuatan kompos masih dilakukan secara manual
sehingga memerlukan waktu lama, tenaga kerja yang
tinggi
3. Distribusi bahan organik/kompos pada skala luas
memerlukan biaya tinggi.
4. Kebiasaan membuang dan membakar jerami di
sebagian besar petani menjadi budaya
5. Keterbatasan sarana pasca panen (lantai jemur, dryer,
threser,dll)
6. Jumlah petugas/petani yang memahami teknis metoda
SRI masih sangat terbatas
7. Dibeberapa daerah sawah irigasi masih memerlukan
perbaikan/rehab jaringan irigasi
20
8. Sertifikasi mutu beras organik SRI
CONTOH PERSYARATAN TEKNIS
PRODUK PANGAN ORGANIK
1. LAHAN
a. Tan semusim : Konversi lahan dari konvensional
min 2 tahun sebelum penebaran benih
b. Tanpa pembakaran
2. BENIH
a. Tidak berasal dari rekayasa genetika
3. SUMBER AIR & IRIGASI
a. Tidak tercemar
4. MANAJEMEN KESUBURAN TANAH
a. Tidak menggunakan pupuk kimia sintetis
b. Tidak menggunakan tinja
5. PENGELOLAAN OPT
a. Tidak menggunakan pestisida sintetis
21