III. prosedur pembayaran

Download Report

Transcript III. prosedur pembayaran

II.D. PROSEDUR PEMBAYARAN
Prosedur Umum Pembayaran Oleh KPPN
Pembayaran dilaksanakan oleh KPPN setelah menerima :
1.
Dokumen Penyediaan Dana (DIPA/Dokumen Lain yang
disamakan), yang memuat alokasi dana yang dibebankan
pada SPM yang disampaikan.
2.
Tembusan SK Pengangkatan Pengelola Anggaran dari
Menteri/Pimpinan Lembaga / Pejabat yang ditunjuk dan
spesimen tandatangan / paraf masing2 yaitu :
•
•
•
•
3.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen/Penanggung jawab kegiatan,
Pejabat Penanda tangan SPM/penguji SPP
Bendahara Pengeluaran.
Surat Perintah Membayar (SPM), beserta lampirannya
sesuai ketentuan dan jenis pembayaran.
Jenis Pembayaran APBN
1. Pembayaran Langsung
– Jenis Pembayaran yang Utama (prinsip)
– Langsung ke rekening yg berhak/rekanan/pihak III
– Untuk keperluan tertentu (gaji dsb) melalui
Bendahara Pengeluaran
2. Pembayaran Dengan Uang Persediaan (UP):
– Untuk membiayai keperluan sehari-hari
perkantoran
– Pembayaran tidak boleh melebihi Rp 10 juta
kepada satu rekanan.
– Tetap memperhatikan ketentuan perpajakan.
Uang Persediaan (UP)
• Adalah Uang Muka Kerja yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran, bersifat daur ulang (revolving)
untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
perkantoran yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
• UP dikelola oleh seorang Bendahara Pengeluaran (dgn
SK)
• Penggunaan UP menjadi tgjwb Bendahara Pengeluaran.
• Utk memperoleh UP, Kuasa PA menerbitkan SPM-UP.
• Sisa UP pada akhir th. anggaran harus disetor ke rek.
Kas Negara paling lambat tanggal 31 Desember
• Penggantian UP dapat dilakukan setelah UP digunakan
sekurang-kurangnya 75%
Uang Persediaan (UP)
• Untuk membantu pengelolaan UP pada satker,
kepala satker dapat menunjuk Pemegang Uang
Muka (PUM).
• PUM bertgjwb kpd Bendahara Pengeluaran
• Bendahara Pengeluaraan dpt membagi UP kpd
beberapa PUM. --> Apabila diantara PUM telah
merealisassikan penggunaan UP nya sekurangkurangnya 75%, Kuasa PA/Pejabat yg ditunjuk
dapat mengajukan SPM GUP bagi PUM
berkenaan tanpa menunggu realisasi PUM lain
yang belum mencapai 75%.
Uang Persediaan (UP)
• UP dapat diberikan untuk Belanja Barang
pada klasifikasi belanja (MAK) tertentu,
yaitu:
– MAK 5211 :
– MAK 5212 :
– MAK 5221 :
– MAK 5231 :
– MAK 5241 :
– MAK 5811 :
Masih dapat diberikan pengecualian oleh Dirjen
PBN atau Kanwil Ditjen PBN
Uang Persediaan (UP) ...
• SPM UP / TUP diterbitkan dengan menggunakan Kode Kegiatan untuk :
• Rupiah Murni : 0000.0000.825111
• Pinjaman LN : 9999.9999.825112
•PNBP
: 0000.0000.825113
• Penggantian UP diajukan ke KPPN dgn SPMGUP, dilampiri :
– Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB)
– Fotocopy SSP - PPN/PPh yg dilegalisir Pejabat
Batas Maksimum pemberian UP
• UP dpt diberikan maksimum:
– 1/12 dari Pagu DIPA maks.Rp.50 juta untuk pagu
sd. Rp.900 juta
– 1/18 dari Pagu DIPA maks.Rp.100 juta untuk pagu
di atas Rp.900 jt sd. Rp.2.400 juta.
– 1/24 dari Pagu DIPA maks.Rp.200 juta untuk pagu
di atas Rp.2.400 juta.
• Perubahan besaran UP di luar itu ditetapkan oleh
Ditjen PBN.
• Pengisian kembali UP setelah dipakai min. 75% dari yg
diterima.
Uang Persediaan (UP) ...
• Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75%,
sedangkan Satker/SKS ybs. memerlukan pendanaan yg
melebihi sisa dana yg tersedia, Satker/SKS tsb dapat
mengajukan Tambahan Uang Persediaan (TUP)
• Pembayaran kpd satu rekanan tidak boleh melebihi
Rp.10 juta
• Pemberian TUP diatur sbb:
– TUP sd.Rp.200 juta diberikan oleh Kepala KPPN di
wil.kerjanya
– Permintaan TUP di atas Rp.200 juta harus dpt
dispensasi dari Ka. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Negara.
Uang Persediaan (UP) ...
• Syarat utk mengajukan TUP:
– Utk memenuhi kebutuhan mendesak/tdk dpt
ditunda
– Digunakan paling lama satu bulan sejak tgl SP2D.
– Bila tidak habis satu bulan, sisanya harus disetor ke
Kas Neg.
– Bila dilanggar, satker ybs tidak dapat diberikan
TUP sepanjang sisa tahun angggaran berkenaan.
– Pengecualian sanksi tsb. diputuskan oleh Kakanwil
Ditjen PBN atas usul kepala KPPN.
Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yg bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada PA/KPA
atau pejabat lain yg ditunjuk selaku pemberi kerja untuk diteruskan
ke pejabat penerbit SPM
SPP-UP
Permintaan Uang Persediaan
SPP-TUP
Permintaan Tambahan Uang Persediaan
SPP-GUP
Permintaan Penggantian Uang Persediaan
SPP-LS
Permintaan Pembayaran langsung kepada
pihak ketiga
Surat Perintah Membayar
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA untuk
mencairkan alokasi dana yang tercantum pada DIPA/Dok
yang dipersamakan
SPM-UP
Uang Persediaan untuk membiayai operasional
kantor sehari-hari, membebani MAK transito
SPM-TU
Tambahan Uang Persediaan karena kebutuhan
dana melebihi UP, membebani MAK transito
SPM-GU
Penggantian UP untuk mengganti dana UP yang
telah dibelanjakan, membebani MAK pada DIPA
SPM-LS
Pembayaran kepada pihak ketiga, membebani MAK
pada DIPA
SPM ditebitkan dalam rangkap 3 Lembar ke satu dan dua disampaik
kepada KPPN. Lembar ke tiga pertinggal pada satlker ybs
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Atas dasar SPM yang diterbitkan oleh PA/KPA, KPPN akan
menerbitkan SP2D
Satuan Kerja
KPPN
Penerbitan SP2D untuk
SPP-UP
SPM-UP
SP2D-UP
SPP-TU
SPM-TU
SP2D-TU
SPP-GU
SPP-LS
SPM-GU
SPM-LS
SP2D-GU
SP2D-LS
UP/ TU/ GU/ LS paling
lambat satu hari kerja
setelah SPM diterima
secara lengkap.
SP2D Gaji Induk paling
lambat 5 hari kerja
sebelum awal bulan
pembayaran gaji
Non Gaji Induk paling
lambat satu hari kerja
setelah SPM diterima
secara lengkap.