PANGGILAN HIDUP MEMBIARA

Download Report

Transcript PANGGILAN HIDUP MEMBIARA

PANGGILAN HIDUP
MEMBIARA
• Pilihan hidup bukanlah sekedar masalah karier
atau pekerjaan, melainkan masalah panggilan.
Di kalangan Gereja Katolik ada 3 pilihan cara
hidup:
1. Hidup berkeluarga
2. Hidup selibat (membiara atau bentuk
lainnya)
3. Hidup sebagai rohaniwan
ARTI & MAKNA HIDUP MEMBIARA
• Hidup membiara merupakan ungkapan hidup
manusia, yang menyadari bahwa hidupnya berada di
tangan Tuhan. Agar hidupnya dapat diungkapkan
secara padat & menyeluruh, orang melepaskan diri
dari segala urusan hidup berkeluarga.
• Hidup membiara menuntut suatu penyerahan diri
secara mutlak dan menyeluruh.
• Cara hidup ini sangat memungkinkan manusia untuk
mengembangkan diri dan pribadinya. Hidup
membiara mempunyai amanatnya sendiri, yakni :
menunjukkan dimensi hadirat Allah dalam hidup
manusia.
INTI HIDUP MEMBIARA
• Inti kehidupan membiara adalah persatuan atau
keakraban dengan Kristus. Ia hendaknya selalu
bersatu dengan Kristus dan menerima pola hidup
Kristus secara radikal bagi dirinya.
• Memilih & mengikuti panggilan hidup membiara
berarti secara bebas dan sadar memilih panggilan
hidup “mengarahkan diri dan menjadi serupa
dengan Kristus” (Bdk. LG. 42 dan 44). Untuk
menyerupai dan bersatu dengan Kristus orang
harus sering berkomunikasi dan bertemu dengan
Kristus. Pertemuan dan komunikasi efektif dengan
Kristus dalam doa merupakan kekuatan inti dari
hidup membiara.
INTI HIDUP MEMBIARA (2)
• Persatuan erat dengan Kristus merupakan inti dan
tujuan hidup membiara. Tanpa persatuan dengan
Kristus, hidup membiara akan rapuh karena tidak
memiliki dasar. Seorang biarawan/biarawati
hendaknya terus menerus mengusahakan
persatuan erat dengan Kristus dan menerima
pola hidup Kristus secara radikal (sampai ke akarakarnya) bagi dirinya.
• Inti hidup Kristus didasarkan pada cinta Allah
sendiri. Demi cinta-Nya kepada manusia,Allah
mengutus Putera-Nya ke dunia untuk
mewartakan, menjadi saksi, dan melaksanakan
karya keselamatan-Nya bagi manusia. Yesus
menjalankan tugas perutusan-Nya secara
sempurna & radikal dengan:
INTI HIDUP MEMBIARA (3)
• Inti hidup Kristus didasarkan pada cinta Allah sendiri.
Demi cinta-Nya kepada manusia,Allah mengutus PuteraNya ke dunia untuk mewartakan, menjadi saksi, dan
melaksanakan karya keselamatan-Nya bagi manusia.
Yesus menjalankan tugas perutusan-Nya secara
sempurna & radikal dengan:
• Menyerahkan diri secara total kepada Bapa-Nya,
• Memiliki dan menggunakan harta benda hanya sejauh
diperlukan untuk melaksanakan karya-Nya,
• Dan taat kepada Bapa-Nya sampai wafat di kayu salib.
• Pola hidup semacam itulah yang hendaknya dihayati
oleh seorang biarawan dalam hidupnya, sebagai tanda
persatuan dengan Kristus.
•
ARTI & MAKNA KAUL – KAUL
• Kaul Kemiskinan
• Kaul Ketaatan
• Kaul Kemurniaan
KAUM KEMISKINAN
• Memiliki harta benda adalah hak setiap orang. Namun,
dengan mengucapkan kaul kemiskinan, orang melepaskan hak
untuk memiliki harta benda tersebut.
• Ia hendak menjadi seperti Kristus: bersikap LEPAS – BEBAS
terhadap ‘harta benda’ (tidak lekat tak teratur terhadap
barang-barang duniawi, a.l. : kekayaan, keluarga, saudara,
teman, etc.) Ia hanya mengikatkan diri pada panggilan dan
missi-Nya.
• Untuk dapat menghayati kaul kemiskinan, diperlukan sikap
batin la rela menjadi miskin seperti yang dituntut Kristus
terhadap murid-murid-Nya (Lht. Luk 10:1-12; Mat 10:5-15).
Kaul kemiskinan bukan hanya diungkapkan, tetapi juga
dihayati secara nyata dalam hidup sehari-hari. Ada 2 aspek
dalam kaul kemiskinan:
1. Aspek Asketis : gaya hidup yang sederhana
2. Aspek Apostolis : rela menyerahkan seluruh dirinya demi
karya kerasulan yang diembannya.
KAUL KETAATAN
• Kemerdekaan atau kebebasan adalah milik manusia yang
sangat berharga. Namun, mengucapkan kaul ketaatan berarti
ia telah memutuskan untuk taat seperti dan kepada Kristus
(lht. Yoh 14:23-24; Flp 2:7-8), melepaskan kemerdekaannya,
dan taat kepada pimpinannya yang merupakan manifestasi
pribadi Kristus (meletakkan kehendaknya di bawah kehendak
pembesar), demi Kerajaan Allah.
• Ketaatan religius adalah ketaatan yang diarahkan kepada
kehendak Allah. Sehingga ketaatan kepada pembesar harus
merupakan konkretisasi ketaatannya kepada Allah.
• Kaul ketaatan juga mempunyai 2 aspek:
1. Aspek Asketis : ketaatan religius dimengerti sebagai
kepatuhan kepada pembesar, terutama guru rohani.
2. Aspek Apostolik : ketaatan religius berarti kerelaan untuk
membaktikan diri kepada hidup kerasulan bersama.
KAUL KEMURNIAAN
• Hidup berkeluarga adalah hak setiap orang.
Dengan mengucapkan dan menghayati kaul
keperawanan, ia melepaskan hak-haknya untuk
hidup berkeluarga demi Kerajaan Allah.
• Melalui hidup selibat ia mengungkapkan
kesediaan untuk mengikuti dan meneladani
Kristus sepenuhnya, dan membaktikan dirinya
secara total demi terlaksananya Kerajaan Allah.
• Inti kaul keperawanan bukanlah “tidak kawin”,
melainkan penyerahan diri secara menyeluruh
kepada Kristus, yang dinyatakan dengan
meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan
terus menerus berusaha mengarahkan diri
kepada Kristus, terutama melalui hidup doa.
• Ketiga kaul itu dapat dikatkan sebagai suatu sikap
radikal untuk mencintai Bapa (keperawanan);
pasrah kepada kehendak Bapa (ketaatan), serta
bergantung dan berharap hanya kepada Bapa
(kemiskinan). Dengan menghayati ketiga nasihat
injili maka orang akan menjaditanda:
1) yang memperingatkan kita supaya tidak terlalu
“terpaku” pada kekayaan dan harta, kuasa dan
kedudukan, perkawinan dan kehidupan
berkeluarga, walaupun semuanya itu bernilai.
2) Yang mengarahkan kita kepada Kerajaan Allah,
yang sudah mulai terungkapkan kepada
kenyataan yang akan datang.
KESIMPULAN
• Hidup membiara merupakan salah satu
bentuk pengabdiaan kepada Yesus
• Melalui hidup membiara, para suster dan
bruder membaktikan dirinya/ melayani untuk
sesamanya
• Pelayanan yang mereka lakukan dapat berupa
pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan,
bidang religius