Pengelolaan induk Patin

Download Report

Transcript Pengelolaan induk Patin

PENGELOLAAN INDUK PATIN
Ceno HA
A. Jauhari
A. Sunarma
BBPBAT Sukabumi
Jl. Selabintana 37 SUKABUMI 43114
Telp 0266 225211 Fac 0266 221762
PENGELOLAAN INDUK
• Upaya pemeliharaan calon induk ataupun induk
yang baik sehingga kualitas dan kuantitas benih
yang dihasilkan dapat terjamin.
• Pengelolaan yang tidak baik  a. Menurunkan sifat
genetik & kesehatan, b. Benih yang dihasilkan
menjadi tidak baik.
• Tujuan : untuk mendapatkan induk yang matang
gonad dan siap untuk dikembang biakan
(dipijahkan).
• Kunci awal KEBERHASILAN USAHA
PEMBENIHAN.
PENURUNAN KUALITAS BENIH
• Sistem pengelolaan
• Penggunaan induk terlalu sedikit  variasi
genetiknya menurun.
• Hilangnya gen-gen pengontrol pertumbuhan,
ketahanan terhadap penyakit, atau kelangsungan
hidup
PENURUNAN KUALITAS BENIH
• Penurunan sifat genetik benih dapat dipengaruhi
oleh kualitas induk sebagai akibat kesalahan dalam
pengelolaan induk.
• Penyediaan induk hasil sendiri dapat mengarah
pada terjadinya silang dalam, yaitu perkawinan
sekerabat.
• Silang dalam  munculnya alel resesif yang
membahayakan : menurunnya daya tahan tubuh,
rendahnya kelangsungan hidup, pertumbuhan,
produksi telur dan meningkatnya jumlah ikan yang
abnormal.
PENGELOLAAN INDUK
1.
2.
3.
4.
5.
PENGADAAN / KOLEKSI INDUK
PEMELIHARAAN & PRODUKSI INDUK
SELEKSI & JUMLAH INDUK
DISTRIBUSI & TRANSPORTASI
PENGELOLAAN DI UNIT PEMBENIHAN
PENGELOLAAN INDUK
1. PENGADAAN / KOLEKSI INDUK
a. Dari seleksi hasil budidaya sendiri (Produksi calon
induk)  SNI:01-6483.3-2000 (Produksi Induk
Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Kelas
Induk Pokok (Parent Stock)
b. Alam
c. Pusat induk  BELI, SEWA / PINJAM
PEMELIHARAAN INDUK
1. Persyaratan Lokasi Pemeliharaan
a. Kolam :
- Kawasan perkolaman : bebas banjir dan bebas dari
pencemaran
- Tanah dasar : tanah yang stabil, memiliki tekstur
50-60 % lempung, lebih kecil dari 20 % pasir dan
sisanya serbuk bahan organik
- Keasaman tanah (pH) tanah : lebih dari 5,5
- Sumber air : air mencukupi kebutuhan, tidak
tercemar dan tersedia sepanjang tahun
PEMELIHARAAN INDUK
1.
b.
-
Persyaratan Lokasi Pemeliharaan
Karamba :
Kawasan : sungai
Air : tidak tercemar dan memenuhi persyaratan
minimal baku mutu untuk budidaya.
c. Karamba Jaring Apung (KJA) :
- Kawasan KJA : waduk, danau
- Air : tidak tercemar dan memenuhi persyaratan
minimal baku mutu untuk budidaya
- Kedalaman air : minimal 5 meter dari dasar jaring
pada saat surut terendah.
PARAMETER & KISARAN KUALITAS AIR
No. Parameter
Satuan
0
Kisaran
1.
Suhu
C
25-30
2.
Nilai pH
-
6,5-7,5
3.
Oksigen terlarut
mg/l
>4
4.
5.
6.
Amoniak (NH3)
Nitrit (NO2)
Kecerahan
mg/l
mg/l
cm
<0,02
<1
>25
PEMELIHARAAN INDUK
2. Wadah Pemeliharaan :
a. Kolam :
- Konstruksi : tanah atau tembok dengan pematang
yang kuat.
- Luas : sesuai dengan padat tebar.
- Kedalaman air : 1,2-1,5 m
PEMELIHARAAN INDUK
b. Karamba :
- Konstruksi : kayu.
- Ukuran : sesuai dengan padat tebar : 2x2x2 m2,
2x4x2 m2 dll.
c. Karamba Jaring Apung (KJA) :
- Konstruksi : bambu/kayu/besi
- Ukuran : sesuai dengan padat tebar : 7x7x2,5 m2,
6x6x2,5 m2 dll.
PEMELIHARAAN INDUK
3. Bahan Pemeliharaan :
a. Pakan : pakan buatan kandungan protein 28-35 %.
b. Pupuk organik : pupuk kandang (ayam, dll), dosis :
500-1000 g/m2.
c. Pupuk an organik : Urea (20-50 g/m2 dan TSP 1025 g/m2 .
d. Kapur : kapur tohor (CaO) : 10-60 g/m2.
e. Bahan kimia : desinfektan, antibiotik, jika
diperlukan.
PEMELIHARAAN INDUK
4. Peralatan Pemeliharaan :
a. Pengukuran kualitas air : termometer, pH meter /
indikator, secchi disk, DO meter.
b. Peralatan lapangan : hapa/waring, ember, cangkul,
alat timbang, dll.
PEMELIHARAAN INDUK
5. Pelaksanaan :
• Persiapan kolam/karamba/KJA :
pengeringan, perbaikan, pengisian
air/peletakan karamba/KJA
• Kepadatan : 1-4 kg/m2
• Kriteria induk :umur 2,5-3 tahun, berat
proporsional, tidak cacat, jelas asal usulnya
• Pakan : Pelet tenggelam (protein 28 - 35%)
• Dosis pemberian 3%/bbm/hari, 2-3 kali
sehari.
• Pengecekan harian : air, kesehatan ikan, dll.
PENGELOLAAN INDUK
II. SELEKSI & JUMLAH INDUK
a. Hasil budidaya  dipilih dari 50 % ikan yang
mempunyai pertumbuhan lebih cepat dari rata-rata.
b. Jumlah induk yang digunakan sangat besar
perananannya terhadap terjadinya silang dalam &
kemunduran sifat genetik.
c. Jumlah sedikit  kemungkinan silang dalam
semakin besar.
d. Jumlah induk yang dipelihara bergantung pada skala
usaha yang didasarkan pada kemampuan sarana
yang ada.
PENGELOLAAN INDUK
3. DISTRIBUSI & TRANSPORTASI
• Menggunakan peralatan tangkap dan plastik
atau peralatan khusus untuk pengangkut
induk.
• Usahakan induk tidak mengalami luka, atau
cacat lainnya sehingga tidak mempengaruhi
proses selanjutnya.
PENGELOLAAN INDUK
5. PENGELOLAAN DI UNIT PEMBENIHAN
a. Induk dari sumber yang berbeda jangan disatukan,
kecuali diberi penandaan.
b. Sebaiknya dilakukan pemisahan kolam untuk indukinduk yang sudah dipijahkan dengan yang belum.
c. Untuk regenerasi calon induk dapat diproduksi
sendiri dengan kaidah SNI:01-6483.3-2000
(Produksi Induk Ikan Patin Siam (Pangasius
hypopthalmus) Kelas Induk Pokok (Parent Stock)
d. Penanganan induk selembut mungkin sehingga
tidak menimbulkan gangguan terhadap induk.