Transcript Materi 3

KADIN DAN AKTUALISASI
NILAI – NILAI PANCASILA
H. Muhammad Alfan Suheiri, SE. Ak
WKU Bid Organisasi & Keanggotaan
Sejarah Pancasila
Dalam versi Soekarno yang dipidatokan dalam sidang
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan
Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945 yang dengan
resmi mengusulkan kelima sila itu dinamakan sebagai
Pancasila, dan karena itu tanggal 1 Juni inilah yang
biasa dikenal sebagai tanggal kelahiran Pancasila.
Urutan kelima sila Pancasila itu terdiri atas:
(1) Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia, (2)
Internasionalisme/Prikemanusiaan, (3)
Mufakat/Demokrasi, dan (4) Kesejahteraan Sosial,
serta (5) Ketuhanan dan berkebudayaan


Rumusan Pancasila itu akhirnya disepakati menjadi
dokumen resmi pada tanggal 22 Juni 1945, yang dikenal
sebagai Piagam Jakarta yang kemudian ditetapkan
menjadi naskah Pembukaan UUD Proklamasi tahun 1945
Dalam naskah Piagam Jakarta 22 Juni 1945 tersebut,
kelima sila Pancasila itu dirumuskan terdiri atas, (1)
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, (2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan (5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Falsafah Pancasila


Asshiddiqie (2011) Pancasila itu merupakan
suatu ‘philosophische-grondslag’, fundamen falsafah,
pemikiran sedalam-dalamnya untuk di atasnya
didirikan gedung “Indonesia Merdeka Yang Kekal
dan Abadi”.
Pancasila itu merupakan dasar Negara yang sudah
bersifat final. Karena itu, dalam Pasal 37 UUD 1945
pasca reformasi, naskah Pembukaan UUD 1945
tempat dimana kelima sila Pancasila itu tercantum,
sama sekali tidak dijadikan objek perubahan
menurut tatacara yang diatur oleh Pasal 37 itu.
Pancasila dan 3 Cabang Kekuasaan Negara
Pancasila dan UUD 1945 berisi haluan-haluan bagi kebijakankebijakan pemerintahan negara (state policies) dalam garis
besar dengan tingkat abstraksi perumusan nilai dan norma
yang bersifat umum dan belum operasional.
Fungsi ‘state policy making’ berupa Pancasila dan UUD 1945 itu
dilakukan oleh lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat,
sedangkan fungsi pengawalan atas pelaksanaannya dalam
praktik dilakukan oleh lembaga peradilan (state policy
adjudication) dalam rangka pengawasan melalui penegakan
hukum (enforcement).
Di antara kedua kutub fungsi ‘policy making’ dan ‘policy
enforcing/controlling’ terdapat wilayah ‘policy executing’ yang
merupakan wilayah tanggungjawab eksekutif kekuasaan
pemerintahan negara.
Legislatif
• Fungsi perumusan nilai dan pembentukannya menjadi
sistem norma dalam kehidupan bernegara dilakukan
oleh MPR sebagai lembaga perwakilan dan
permusyawaratan
Eksekutif
• Fungsi pelaksanaan, pengamalan, pemasyarakatan, dan
pembudayaan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang
merupakan tanggungjawab negara oleh Presiden
sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
Yudikatif
• Fungsi pengawasan oleh lembaga peradilan
Pancasila dan Paradigma Pembangunan
Pembangunan Politik
• Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek
harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat.
Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. (Sila IV)
Pembangunan Ekonomi
• Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas
ketuhanan (sila I), kemanusiaan ( sila II), dan berkeadilan (Sila V)Sistem
ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan
menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan.
Pembangunan Sosial Budaya
• Sifat humanistik menjadikan manusia lebih beradab (Sila II), dan
memupuk persatuan (Sila III) dalam menyikapi perbedaan latar
belakang suku dan budaya
Fakta





Kemerosotan moral di setiap sendi kehidupan
bernegara
Meningkatnya kasus korupsi baik di
pemerintahan dan swasta
Berbagai konflik sosial yang terjadi merata di
seluruh negeri
Meningkatnya kasus kejahatan dan kriminalitas
di perkotaan dan pedesaan
Menurunnya rasa kepedulian dan toleransi
beragama
Amanah
Pasal 33
UUD 1945
Berasaskan
Pancasila
Kemandirian
UU Kadin
No.
1/1987
Tujuan Kadin
A. membina dan mengembangkan
kemampuan, kegiatan, dan
kepentingan pengusaha Indonesia di
bidang usaha negara, usaha koperasi,
dan usaha swasta dalam
kedudukannya sebagai pelakupelaku ekonomi nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan
ekonomi dan dunia usaha nasional
yang sehat dan tertib berdasarkan
Pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945;
B. menciptakan dan
mengembangkan iklim dunia
usaha yang memungkinkan
keikutsertaan yang seluasluasnya bagi pengusaha
Indonesia sehingga dapat
berperan serta secara efektif
dalam Pembangunan Nasional
Kamar Dagang dan Industri
merupakan wadah komunikasi
dan konsultasi antar pengusaha
Indonesia dan antara pengusaha
Indonesia dan Pemerintah
mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan masalah perdagangan,
perindustrian, dan jasa.
Kadin
Pengusaha
Pemerintah
Kadin dan Ekonomi Pancasila
Sila I: Ketuhanan Yang Maha Esa
• Pengusaha dituntut untuk memiliki moral yang kuat dilandasi
oleh Ketuhanan dalam melakukan aktivitas bisnis
Sila II: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
• Pengusaha juga harus memiliki kepedulian terhadap sesama dan
tanggung jawab sosial yang besar.
Sila III: Persatuan Indonesia
• Pengusaha harus meningkatkan persatuan dalam menjaga
kedaulatan bangsa melalui peningkatan kualitas produk dan jasa
Sila IV: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan
• Pengusaha dalam menjalankan aktivitasnya harus mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang diatur oleh negara
SILA V: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
• Pengusaha harus memiliki tanggung jawab dalam menciptakan
pemerataan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
Kadin & Entreprenuer Spirit




Kadin adalah wadah dari seluruh asosiasi pelaku ekonomi yang
secara konstitusional diakui oleh undang-undang.
Kadin sebagai pusat berkumpulnya para pelaku bisnis
Kadin secara strategis dapat menjadi sentra informasi,
kemitraan, pusat kajian, pengindentifikasian masalah,
pemunculan gagasan, pengakomodasian usulan dan lobi untuk
terbentuknya kebijakan-kebijakan ekonomi yang mumpuni dari
pemerintah yang berkuasa.
Kadin juga merupakan suatu manifestasi jaringan pengusaha
Indonesia yang luas yang mencapai sampai ke daerah di seluruh
wilayah Indonesia. Sehingga segala persoalan ekonomi
domestik per daerah pun dapat tersentuh oleh Kadin.
Prognosa UKM Indonesia
Sumber: Kemenegkop/UKM RI, 2011
Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah di Indonesia terus
meningkat setiap tahun
Entreprenuer = 2% populasi



Target 2% atau 4
juta pengusaha
bisa dicapai pada
2014!!!
Kemenegkop/UKM mencatat pada 2012 persentase
pengusaha di Indonesia mencapai 1,56% dari jumlah
penduduk atau 3,72 juta wirausaha baru.
Angka ini tumbuh cukup signifikan dibandingkan 2009
sebesar 0,24%
RI masih kalah dibandingkan dengan negara Asia lainnya
Membangun Wirausaha Pancasila




Nilai – nilai Pancasila perlu dipupuk bagi calon
wirausaha baru untuk mengembangkan bisnis
Asas moralitas dan tanggung jawab sosial
menjadi fondasi bagi calon pengusaha
Aktualisasi nilai Pancasila diwujudkan dalam
proses pengembangan bisnis
Mengimplementasikan falsafah Pancasila tidak
hanya dalam diri tapi juga dalam perusahaan






Pancasila menjadi dasar negara dan falsafah hidup
berbangsa
Nilai – nilai luhur Pancasila yang mulai terlupakan
Kadin sebagai motor pembangunan yang
berasaskan Pancasila
Pembangunan ekonomi yang berlandaskan
moralitas, tanggung jawab sosial, dan berkeadilan
Memupuk komitmen bersama dalam aktualisasi
nilai Pancasila
Semangat kewirausahaan yang berlandaskan asas
dan falsafah Pancasila
Terima Kasih
Sekretariat Kadin Provinsi Kepulauan Riau
Plasa Panbil lt. 3
Telp. 0778-371098
Fax: 0778-371093