nilai dasar instrumental ekonomi islam

Download Report

Transcript nilai dasar instrumental ekonomi islam

NILAI DASAR INSTRUMENTAL
EKONOMI ISLAM
Binti Nur Asiyah, M.Si.
MATERI
•
•
•
•
Perintah zakat
Perintah Infaq
Perintah Sedekah
Perintah jaminan sosial lainnya
Pengertian dan dasar hukum zakat
• Kata zakat berarti suci, menyucikan. Zakat juga
semakna/dapat
diartikan
dengan
nama’
(pertumbuhan), thaharah (suci), barakah (tambah
kebaikan)
• Zakat adalah pengambilan tertentu dari harta yang
tertentu untuk diberikan pada golongan tertentu
• Menurut UU No 38 Than 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat, zakat adalah : Harta yang wajib disisihkan oleh
seorang Islam atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan pada yang berhak menerimanya.
DASAR HUKUM
• QS. At-Taubah 103
Artinya Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.
• QS. Al-Baqarah 110
Artinya Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang
kamu kerjakan.
• QS At-Taubah 90
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana
Harta yang wajib dibayarkan zakatnya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Emas, perak, dan uang.
Barang yang diperdagangkan
Hasil peternakan
Hasil bumi
Hasil tambang dan barang temuan.
Manfaat zakat
• Dalam bidang moral, zakat mengikis habis ketamakan dan
keserakahan si kaya
• Dalam bidang sosial, zakat merupakan sarana umat islam
menghapus kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan
si kaya akan tanggungjawab sosial yang dimiliki
• Dalam bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan
kekayaan pada segelintir dengan memungkinkan kekayaan
untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan
berbahaya di tangan pemiliknya.
Prinsip syariah yang mengatur zakat:
1. Prinsip keyakinan, bhw zakat merupakan ibadah
2. Prinsip keadilan
Nabi bersabda: “Bagi hasil tanah yang diairi oleh air hujan dan
mata air, atau dialiri air yang mengalir dipermukaan bumi, maka
baginya ditentukan zakat sepersepuluh dari hasilnya, sedangkan
yang diairi oleh sumur, seperduapuluh dari hasilnya” (HR. Bukhari)
3. Prinsip produktivitas
4. Prinsip nalar; orang yang diwajibkan zakat adalah orang yang
berakal dan bertanggungjawab.
5. Prinsip kemudahan
6. Prinsip kebebasan; orang yang berhak zakat adalah orang
merdeka, bukan budak.
Pengertian Infaq dan shadaqah
– Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan
oleh seseorang setiap kali ia memperoleh rizki
sebanyak yang dikehendakinya sendiri
– Shadaqah adalah pemberian sukarela yang
dilakukan oleh seseorang pada orang lain dengan
tidak ditentukan jenis, jumlah, maupun waktunya,
dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah.
– Infaq biasanya secara khusus diberikan pada
mereka yang memiliki hubungan kekerabatan
dengan kita
Manajemen zakat produktif
• Berhasilnya pengelolaan zakat tidak hanya bergantung
pada banyaknya zakat yang terkumpul, tetapi juga pada
dampak dari pengelolaan zakat itu sendiri
• Pengelolaan zakat baru dikatakan berhasil jika benarbenar mampu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan
sosial dalam masyarakat. Inilah makna manajemen zakat
yang produktif.
• Keadaan ini sangat bergantung dari kinerja Amil dan
political will pemerintah
• Pijakan untuk mencapai hal tersebut telah ada, yaitu
Undang-Undang No 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan
zakat, juga telah dibentuk Direktorat Zakat dan Wakaf
dalam Departemen Agama.
Dalam pengelolaan zakat produktif, setidaknya
diperlukan beberapa prinsip antara lain:
• Pengelolaan harus berlandaskan Al-Qur’an dan AsSunnah
• Keterbukaan/transparansi/akuntabilitas.
• Menggunakan manajemen dan administrasi modern
• Berpegang teguh pada tujuan utama pengelolaan
zakat, yaitu:
• Mengangkat harkat dan martabat mustahiq, juga bangsa
dan negara
• Membantu memecahkan persoalan ekonomi yang dihadapi
para mustahiq
• Meningkatkan syiar Islam
• Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial masyarakat.
Pengertian Wakaf
• Bahasa : “waqafa”: menahan, menahan harta
untuk diwakafkan
• Etimologi : menahan harta dan memberikan
manfaatnya di jalan Allah
• kepemilikan berpindah kepada Allah SWT, maka ia
bukan milik pewakaf dan juga bukan milik
penerima wakaf. Sehingga atas harta wakaf tidak
dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau apapun
yang dapat menghilangkan kewakafannya.
Pengertian Wakaf
• “Bersedekahlah dengan pokoknya, tidak
dijual, tidak dihibahkan, dan tidak
diwariskan tetapi hasilnya dibelanjakan”
(HR Bukhari)
Manajemen Wakaf
Wakaf dan Permasalahannya di Indonesia
• Wakaf secara bahasa berasal dari kata : waqafayaqafu-waqfan yang berarti: menghentikan, berdiam
di tempat, menahan sesuatu
• Dalam Ensiklopedi Islam: Wakaf adalah memelihara
suatu barang atau benda dengan jalan menahannya
agar tidak menjadi milik pihak ketiga.
• Menurut PP No. 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan
Tanah Milik: Wakaf adalah perbuatan hukum dari
seseorang yang dengan sengaja memisahkan atau
mengeluarkan harta bendanya yang tertentu untuk
digunakan atau diberikan manfaatnya bagi keperluan
di jalan Allah/kebaikan.
Perbedaan Wakaf & Infak/Sadaqah
• Menyerahkan
kepemilikan
suatu barang kepada orang lain
• Hak
milik
atas
barang
dikembalikan kepada Allah
• Obyek wakaf tidak boleh
diberikan atau dijual kepada
pihak lain
• Manfaat
barang
biasanya
dinikmati untuk kepentingan
sosial
• Obyek wakaf biasanya kekal
zatnya
• Pengelolaan
obyek
wakaf
diserahkan
kepada
administratur yang disebut
nadzir/mutawalli
• Menyerahkan
kepemilikan
suatu barang kepada pihak lain
• Hak milik atas barang diberikan
kepada
penerima
shadaqah/hibah
• Obyek shadaqah/hibah boleh
diberikan atau dijual kepada
pihak lain
• Manfaat barang dinikmati oleh
penerima
shadaqah/hibahObyek
shadaqah/hibah tidak harus
kekal zatnya
• Pengelolaan
obyek
shadaqah/hibah
diserahkan
kepada sipenerima
Wakaf memiliki rukun dan syarat-syarat yaitu:
• Waqif, yaitu orang yang berwakaf. Syaratnya: Aqil, baligh,
rasyid, tak terhalang melakukan tindakan hukum, dan atas
kehendak sendiri.
• Mauquf alaih, yaitu sasaran atau pihak yang dituju dalam
wakaf. Syaratnya tidak boleh bertentangan nilai-nilai ibadah.
• Mauquf, yaitu barang yang diwakafkan. Syaratnya: Barang
kekal tak lekas rusak, milik waqif, jelas wujud dan batasbatasnya, lepas dari kekuasaan wakif.
• Shighat, pernyataan serah terima wakaf baik secara lisan atau
tulisan. Syaratnya harus jelas dan dapat dimengrti, serta tegas
untuk seseorang atau umum.
• Di samping itu dalam wakaf juga sebaiknya ada
mutawalli/nadzir yaitu orang atau badan yang memegang
amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuannya.
Jenis Wakaf
• Berdasarkan Peruntukan
1. Wakaf ahli (wakaf Dzurri/wakaf ’alal aulad) yaitu
wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan
jaminan sosial dalam lingkungan keluarga, dan
lingkungan kerabat sendiri.
2. Wakaf Khairi (kebajikan) adalah wakaf yang secara
tegas untuk kepentingan agama (keagamaan) atau
kemasyarakatan (kebajikan umum).
Jenis Wakaf
•
Berdasarkan Jenis Harta
1. benda tidak bergerak:
- Hak atas tanah : hak milik, strata title, HGB/HGU/HP
- Bangunan atau bagian bangunan atau satuan rumah susun
- Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
- Benda tidak bergerak lain
2. benda bergerak selain uang, terdiri dari:
- Benda dapat berpindah
- Benda dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan
- Air dan Bahan Bakar Minyak
- Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan
-Benda bergerak selain uang
- surat berharga
- hak atas Kekayaan Intelektual:
- hak atas benda bergerak lainnya
3.
benda bergerak berupa uang (Wakaf tunai, cash waqf)
Jenis Wakaf
•
Berdasarkan Waktu:
- muabbad , wakaf yang diberikan untuk selamanya
- mu’aqqot, wakaf yang diberikan dalam jangka waktu
tertentu
•
Berdasarkan penggunaan harta yang diwakafkan
- mubasyir/dzati; harta wakaf yang menghasilkan
pelayanan masyarakat dan bisa digunakan secara
langsung seperti madrasah dan rumah sakit) .
- mistitsmary, yaitu harta wakaf yang ditujukan untuk
penanaman modal dalam produksi barang-barang dan
pelayanan yang dibolehkan syara’ dalam bentuk apapun
kemudian hasilnya diwakafkan sesuai keinginan
pewakaf.
Pengelola Wakaf
1. melakukan pengelolaan dan pemeliharaan barang yang
diwakafkan,
2. melaksanakan syarat dari pewakaf., boleh dilanggar jika:
– adanya maslahat
– Perkara diajukan pada hakim
3. membela dan mempertahankan kepentingan harta
wakaf.
4. melunasi utang wakaf dengan menggunakan pendapatan
atau hasil produksi harta wakaf tersebut.
5. menunaikan hak-hak mustahik dari harta wakaf, tanpa
menundanya, kecuali terjadi sesuatu yang
mengakibatkan pembagian tersebut tertunda.
Yang Boleh Dilakukan Nazhir
• menyewakan harta wakaf
• menanami tanah wakaf
• membangun pemukiman di atas tanah wakaf
untuk disewakan
• mengubah kondisi harta wakaf menjadi lebih
baik dan bermanfaat bagi para fakir miskin
dan mustahik,
Yang Tidak Boleh Dilakukan Nazhir
•
•
•
•
dominasi atas harta wakaf,
berutang atas nama wakaf
menggadaikan harta wakaf
mengizinkan seseorang menggunakan harta wakaf
tanpa bayaran, kecuali dengan alasan hukum
• meminjamkan harta wakaf kepada pihak yang tidak
termasuk dalam golongan peruntukkan wakaf.
c. Jaminan Sosial
Keuntungan dan beban sebanding dengan manfaat: (17:15).
Tidak boleh ada eksternalitas negatif: (2:279).
Manfaat dari sumber ekonomi harus dapat dinikmati oleh seluruh
makhluk (2:22 dan 29).
24
Jaminan Sosial (lanjutan)
Pengeluaran sosial adalah hak sah dari orang miskin
dan malang (al-Ma’aarij 24-25).p
Harta tidak boleh beredar di antara orang kaya saja (AlHasyr 7)
Mengeluarkan tenaga dan modal untuk kebutuhan
masyarakat adalah alasan hidup seorang Muslim.
25
Zakat Terhadap Konsumsi
Golongan
Masyarakat
NonMustahik/Muzakki
Muzakki
Implikasi Terhadap Konsumsi
Dapat dikatakan zakat tidak mempengaruhi golongan
ini.
Zakat dambil dari pendapatan atau kekayaan muzakki,
sehingga mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Namun dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan
yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka keuntungan
oleh produsen akan dirasakan akibat tingkat konsumsi yang
terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan
dibelanjakan oleh ara mustahik untuk mengkonsumsi barang
dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat
semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong
perekonomian.
26
Zakat Terhadap Konsumsi (lanjutan)
Golongan Masyarakat
Mustahik
Implikasi Terhadap Konsumsi
1. Bagi golongan Fakir zakat merupakan pendapatannya dalam
memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).
2. Bagi golongan Miskin zakat merupakan tambahan pada
pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y + Z = C).
3. Bagi golongan Ibnussabil zakat menjadi pendapatan utamanya
dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).
4. Bagi golongan Fisabilillah zakat menjadi pendapatan keluarganya
dalam memenuhi kebutuhan mereka (Y = Z = C).
5. Bagi golongan Muallaf zakat menjadi pendapatan utama yang
dapat meneguhkannya (Y = Z = C).
6. Bagi golongan Amil zakat menjadi pendapatannya dalam
memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).
7. Bagi golongan Gharimin zakat menjadi pendapatan untuk
membayar hutang (Z = H).
8. Bagi golongan hamba sahaya zakat menjadi pendapatan untuk
harga tebusan dirinya (Z = P).
Dari asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa zakat menjaga tingkat
konsumsi untuk terus menjaga jalannya perekonomian.
Asumsi: zakat didistribusikan pada mustahik disesuaikan dengan kebutuhan mereka
Catatan: Y = Pendapatan, Z = Zakat, C = Konsumsi, H = Hutang, P = Harga Tebusan
27
Zakat Terhadap Produksi
Dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang
umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat
oleh
produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi yang
terus
terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan
oleh para
mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari
produsen. Jadi
semakin tinggi jumlah zakat semakin tinggi pula konsumsi
yang
dapat mendorong perekonomian.
28