Kepemimpinan Kepala Madrasah

Download Report

Transcript Kepemimpinan Kepala Madrasah

Alamat rumah :
Komplek Pasir Pogor
Jl. Pasir Naya I No 12
Tlp 022 7504633/O8122125812
Kantor :
LPMP JABAR
Jl. Raya Batujajar Km. 2 No 90
KEPEMIMPINAN
KREATIF DALAM
PENGELOLAAN MADRASAH
TATANG SUNENDAR
LPMP JAWA BARAT
LPMP
TEORI KEPEMIMPINAN
A. TEORI WATAK ATAU SIFAT
(Trait Theory)
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin. Studi
tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik pemimpin yang
berhasil.
1. Menurut STOGDILL (1948)
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki :
a. Capacity
b. Achivement
c. Responsibility
e. Status
f. Participation
2. Menurut KEIRSEY
Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal :
a. Perbedaan Keinginan
Setiap orang mempunyai : motif, dorongan, tujuan dan kebutuhan
yang berbeda
b. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki : pemahaman dan cara berpikir yang
berbeda
B. TEORI PERILAKU
( Behavioral Theory )
Teori ini di dasarkan pada studi perilaku hubungan pemimpin dengan invidu , kelompok
dan organisasi.
Perilaku
PEMIMPIN
Kelompok
Individu
Organisasi
1. Teori Dua Dimensi
Oleh Halpin dan Winer ( 1957 )
Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada :
* Dimensi Konsiderasi
* Dimensi Struktur Inisiasi
2. Teori Tiga Faktor
Oleh Getzel dan Guba ( 1957 )
Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada :
* Normatif
3. Teori Empat Faktor
* Personal
Oleh Lipham dan Rankin ( 1982 )
* Transaksional
Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada :
* Struktural
* Fasilitatif
* Supportif
* Partisipatif
GAYA KEPEMIMPINAN (DR. R.Benfari)
GAYA KEPEMIMPINAN SESEORANG DITENTUKAN OLEH 4 KOMPONEN:
1.
2.
3.
4.
Bagaimana Orang tersebut memandang atau menilai dunia sekitar(MBTI):
* Ekstrovert – Introvert (Sikap Dasar)
* Sensing - Intuition (Fungsi-mempersepsi)
* Thinking - Feeling (Fungsi-menilai)
* Judging - Perceiving (Orientasi)
Bagaimana Orang tersebut memperoleh kepuasan ( motif Prestasi,
Dominasi/ Kuasa, dan Afiliasi/ Persahabatan, oleh D.McLalland)
Bagaimana Orang tersebut Menangani Konflik (sumber GRIPS=
Goals, Roles, Interpersonal, Procedures, Structure).
Bagaimana Orang tersebut menggunakan Kuasa:
* Kekuasaan Wewenang (Authority Power)
* Memberi Imbalan (Reward Power)
* Berafiliasi (Affiliative Power)
* Keahlian (Expert Power)
* Memaksa (Coercive Power)
* Anutan – Karismatik (Referent Power)
* Akses Informasi (Information Power)
* Kekuasaan Kelompok (Group Power).
TREND TEORI KEPEMIMPINAN
CERDAS, PEDULI, TAJAM
MEANINGFULLNESS
KUANTUM
LOMPATAN
MULTIPLE EFFECT
KECERDASAN FISIK, INTELEK,
EMOSI, SPIRITUAL
DEVELOPER
DOUBLE EFFECT
VISIONER
INTERAKSIONER
KEPENGIKUTAN
SINGLE EFFECT
DETERMINISTIK
SITUASIONAL
BEHAVIOR
KHARISMA
TRAITS
SITUATIONAL LEADERSHIP
(HERSEY & BLANCHARD)
Gaya Pemimpin
Tinggi
Perilaku Hubungan
(Perilaku Suportif)
Tinggi Suportif
Rendah Direktif
PARTICIPATING
G3
CONSULTING
G2
G4
G1
DELEGATING
INSTRUCTING
Rendah Suportif
Rendah Direktif
Tinggi Direktif
Rendah Suportif
Rendah
sudah
berkembang
Tinggi Direktif
Tinggi Suportif
Tinggi
Perilaku Tugas
(Perilaku Direktif)
M
M
M
TM
TM
M
P4
P3
P2
TM (Tdk.Mampu)
TM (Tdk. Mau).
belum
berkembang
P1
Tingkat Perkembangan Bawahan
TIPE KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Tergantung situasi : kualitas orang yang dipimpin, kualitas orang yang memimpin,
Jenis pekerjaan, waktu, tempat, lingkungan, dan tujuan yang akan di capai.
TYPE DIREKTIF ( INSTRUKTIF= G1 )
1. Komunikasi cenderung satu arah : atas – bawah,
2. Atasan memberi perintah : apa yang akan di kerjakan, bagaimana mengerjakan
kapan dan dimana
3. Bawahan tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan
4. Pelaksanaan pekerjaan di awasi dengan ketat
TYPE KONSULTIF ( G2 )
1. Sebelum menetapkan menjadi keputusan, di konsultasikan atau di komunikasikan
terlebih dahulu kepada bawahan
2. Tetapi pengambilan keputusan, cenderung dari pimpinan
3. Pimpinan memperhatikan saran dan masukan dari bawahan.
TYPE PARTISIPATIF (G3)
Proses pengambilan keputusan di lakukan secara bersama-sama, dengan memperhatikan pendapat pimpinan dan bawahan secara berimbang.
TYPE DELEGATIF (G4)
1.
2.
3.
Pemimpin mendiskusikan masalah secara bersama-sama dengan bawahan.
Bawahan diberi kewenangan mengambil keputusan pemecahan masalah, dan
menentukan langkah berikut
Pemimpin ikut bertanggungjawab atas keputusan yang didelegasikan.
KEPEMIMPINAN VISIONER
Secara internal dan external, organisasi akan selalu mengalami dan
menghadapi perubahan
I. Perubahan Internal
1. Pengembangan tujuan dan sasaran organisasi
2. Peningkatan kemampuan, kebutuhan dan keinginan staf
3. Kapasitas perlengkapan dan peralatan organisasi akan berkurang sesuai
usia pemakaian
II. Perubahan External
1. Perkembangan IPTEK
2. Perubahan sistem sosial, politik, ekonomi, dan keamanan
3. Perubahan sistem – nilai dan budaya
Diperlukan kepemimpinan Visioner untuk mampu melakukan pembaruan
Organisasi secara berkelanjutan guna menghadapi tantangan masa depan
PERILAKU KEPEMIMPINAN VISIONER
( James M. Kouzes & Barry Z. Posmer )
1.
Memimpin untuk masa depan
( memiliki visi yang tercermin dalam sikap dan perilaku pemimpin )
2.
Mencari peluang yang menantang
( Tidak menyenangi status quo, dan menyenangi “adveanturing” )
3.
Berani mencoba dan siap menanggung resiko (calculated risk).
4.
Menciptakan iklim kerja organisasi ( keterbukaan, kerjasama, peluang
interaksi, memberikan reward and punishment )
5.
Membangun dan mengembangkan mitra kerja
6.
Menampilkan keteladanan
7.
Merencanakan keberhasilan bertahap
8.
Menghargai peran setiap individu
9. Membangun “Job Satisfaction”
VISIONER LEADER,
Has to be :
1.
2.
3.
DIRECTION SETTER
CHANGE AGENT
SPOKES PERSON
Tugas Pemimpin dan Manajer
TUGAS PEMIMPIN
Mengembangkan Visi (Vision)
TUGAS MANAJER
Menyesuaikan (Align)
Merencanakan (Plan)
Mengorganisasikan (Organize)
Memberdayakan (Empower)
Mengatur (Direct)
Melatih (Coach)
Mengkoordinasikan (Coordinate)
Mempedulikan (Care)
Mengendalikan (Control)
Untuk
MEMPERBAIKI SISTEM
Untuk
MEMPEROLEH HASIL
KECERDASAN INTELIGENSIA = (IQ)
KECERDASAN EMOSIONAL = (EQ)
KECERDASAN SPIRITUAL = (SQ)
Neocortex
The thinking brain
Corpus Callosum
Connects left and right halves
of the brain
Thalamus
The switchboard for incoming
sensory information
Hypothalamus
Cerebellum
Controls sex hormones,
aggression, blood pressure,
temperature, and thirst.
Coordinates movement and
“muscle memory” after, e.g.
riding a bike, swiming.
Pituitary Gland
Influences and controls
hormone action.
Hippocampus
Amygdala
Helps control
emotions.
Helps create long-term
memory
Reptilian Brain
Breathing, circulation, heartbeat,
digestion, consciousness.
Kecerdasan Inteligensia = IQ
IQ : Usia mental seseorang, yang ditentukan
melalui tes intelegensia, dibagi dengan usia
kronologis orang itu dan dikalikan 100.
Tes IQ terutama mengukur kemampuan
seseorang dengan tantangan linguistik
dan logika-matematika serta beberapa tugas
visual dan spasial.
Tes IQ terutama sangat bagus untuk mengukur
dan memprediksi prestasi akademik seseorang.
Kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah atau
menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih seting budaya
(Howard Gardner, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences, 1985).
Kecerdasan linguistik
kecerdasan logik-matematik
Kecerdasan visual-spasial
Kecerdasan musik
Kecerdasan fisik-kinestetik
Kecerdasan interpersonal (sosial)
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan naturalis
KURVA (NORMAL) DISTRIBUSI IQ
Pandangan Baru Tentang Kecerdasan
(Howard Gardner, 1985)
Kecerdasan liguistik
Kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan katakata (penulis, wartawan, penyair, orator, dan pelawak).
Kecerdasan logikmatematik
Kemampuan bernalar dan berhitung, berpikir secara logis dan
sistematis (Insinyur, ilmuwan, ekonom, akuntan, detektif, dan
dan mereka yang berprofesi dalam bidang hukum).
Kecerdasan visualspasial
Kemampuan berpikir dalam gambar, memvisualisasikan hasil
di masa depan (architects, seniman, pematung, pelaut, juru potret,
dan perencana strategik).
Kecerdasan musik
Kemampuan membuat dan menggubah musik, bernyanyi, atau
memahami dan mengapresiasi musik (musikus, komposer, dan
akhli teknik rekaman)
Pandangan Baru Tentang Kecerdasan
(Howard Gardner, 1985)
Kecerdasan Fisikkinestetik
Kemampuan menggunakan tubuh untuk memecahkan masalah,
menciptakan produk, atau menyajikan ide dan (atlit, seniman,
penari, aktor, dan semua orang yg berbakat secara fisik).
Kecerdasan
Interpersonal (sosial)
Kemampuan bekerja dan berhubungan dengan orang lain secara
efektif, serta menunjukkan empati dan pemahaman,
memperhatikan motivasi dan tujuan mereka (guru, fasilitator,
terapis, politikus, pemimpin, dan wiraniaga).
Kecerdasan
Intrapersonal
Kemampuan analisis diri dan refleksi untuk mampu
berkontemplasi dan menilai prestasi dan perasaan paling dalam,
berencana dan menyusun tujuan, untuk mengetahui diri sendiri
(filsuf, konselor, dan orang-orang yang telah mencapai puncak)
Kecerdasan naturalis
Kemampuan mengetahui flora dan fauna, membuat perbedaan
konsekuensial dalam dunia natural, dan menggunakan
kemampuan ini secara produktif (pemburu, petani, botanis,
biolog, environmentalis).
Our Two Brains
Otak kiri
Otak kanan
Otak kiri menangani aspek pembelajaran
yang sifatnya “akademik”: proses bahasa dan
matematis, pemikiran logis, sikuensi, dan
analisis.
Otak kanan menangani kegiatan “kreatif” menggunakan
prosa, ritme, musik, impresi visual, warna, dan gambar.
 berpikir metaporik mencari analogi dan pola.
1.
KALAU EMOSI TERSENTUH, BISA MENIMBULKAN PERASAAN
MARAH, SENANG, SEDIH, GEMBIRA, LEMAS, BERSEMANGAT.
EMOSI PERLU DIMENEJ SUPAYA PERASAAN ITU BISA MENJADI SUMBER ENERGI POSITIF
2.
EMOSI JUGA DAPAT BERPERAN PENTING SEBAGAI SUMBER
ENERJI PENGAKTIF NILAI-NILAI ETIKA (MENJADI KREDIBEL,
BERINTEGRITAS, EMPATIF, ULET, TABAH).
3.
KECERDASAN EMOSIONAL ADALAH KEMAMPUAN MERASAKAN DAN MEMAHAMI EMOSI, DAN MENERAPKANNYA SECARA EFEKTIF SEBAGAI SUMBER ENERGI, SUMBER INFORMASI,
SUMBER KONEKSI, SERTA SUMBER PENGARUH MANUSIAWI.
(Robert Cooper).
MEMBANGUN KECERDASAN EMOSIONAL
KECERDASAN DI DALAM DIRI (INTRAPERSONAL):
1. MENGENALI DIRI SENDIRI, mengetahui KEKUATAN DAN
KELEMAHAN, KESUKAAN, PANTANGAN, dsb.
2. MENGENDALIKAN DIRI, belajar mengelola IMPULS, berusaha
menjadi orang yang BERINTEGRITAS.
3. MEMOTIVASI DIRI, berusaha mengelola EMOSI MENJADI
FAKTOR PENDORONG UNTUK MEWUJUDKAN GAGASAN.
KECERDASAN MENGHADAPI ORANG LAIN (INTERPERSONAL):
4. BEREMPATI, belajar menempatkan diri menjadi orang lain untuk
memahami PERASAAN, PIKIRAN, DAN KEBUTUHAN orang
lain.
5. BERKETRAMPILAN SOSIAL, belajar BERPERAN AKTIF
DALAM KELOMOK, MENGGUGAH SEMANGAT, dan
MENGELOLA KONFLIK.
1. Ahli syaraf U.S Rama Chandran ( California University ) menemukan
“GOD SPOT” dalam otak manusia, yang menjadi “Pusat Spiritual”
2. Kecerdasan spiritual ( SQ ), adalah : kecerdasan untuk memahami dan
memecahkan persoalan “makna” dan “nilai”.
Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks
kehidupan yang lebih kaya dan lebih luas, sehingga mampu
menempatkan kehidupan seseorang menjadi bermakna dan bernilai.
( Danih Zohar dan Jon Marshal )
3. Bentuk SQ yang mudah dipahami adalah : “NURANI”
4. SQ Berperan penting menggerakkan dan mengarahkan IQ dan EQ
5. Beberapa pertanyaan yang hanya bisa di jawab SQ :
* Kenapa saya ada, dan untuk apa saya ada ?
* Adakah kehidupan setelah kematian ?
* Kenapa saya melakukan itu, dan berhasil ?
6. Kecerdasan Spiritual, menuntun seseorang :
* Bersikap Toleran
* Mampu menghadapi penderitaan dan memanfaatkanya
* Mampu mengendalikan diri dari hal – hal yang negatif
* Menolong seseorang tanpa pamrih
SINERGI : IQ, EQ, dan SQ
DALAM KEPEMIMPINAN
SQ
PEMIMPIN
EFEKTIF
IQ
EQ
KECERDASAN SPIRITUAL .
( Aa.Gym).
1.
2.
QOLBU: KECERDASAN MENJAGA IMAN YANG TURUN NAIK:
•
LAGI SAKIT, INGAT TUHAN
•
LAGI SENANG, LUPA TUHAN.
FUAD : KECERDASAN IMAN YANG PEDULI TERHADAP ORANG LAIN:
•
MENOLONG ORANG LAIN YANG PATUT DITOLONG
•
KALAU ADA KERIKIL YANG BISA MENCELAKAKAN ORANG LAIN
DISINGKIRKAN.
3. DOMIR: IMAN YANG MENDENGAR MAHKAMAH HATI
•
KECERDASAN MEMAHAMI BAHWA MENGHAKIMI ADALAH HAK
PREROGATIF TUHAN ALLAH.
•
CERDAS MENYADARI KECEMBURUAN YANG TIDAK
SEPATUTNYA
4. BASYIROH: IMAN YANG MENGAGUNGKAN KEBESARAN TUHAN.
•
KECERDASAN MENYADARI KEINDAHAN ALAM CIPTAAN TUHAN.
•
KECERDASAN MENSYUKURI BERKAT DAN KARUNIA TUHAN.
APLIKASI IQ, EQ dan SQ
DALAM KEPEMIMPINAN
1. Kecerdasan Intelegensi ( IQ ) dapat menghasilkan gagasan atau ide yang brilian, dan
rencana yang bagus. Tetapi realisasi dari gagasan/ide , dan keterlaksanaan rencana yang
bagus tersebut, sangat kuat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi ( EQ ). Dan apakah
prosesnya dan hasilnya mengandung nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, sangat kuat
dipengaruhi kecerdasan spiritual ( SQ )
2. Kecerdasan emosi ( EQ ) dapat mendorong kecerdasan intelegensi ( IQ ) menganalisis
masalah, dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah secara kreatif. Dan dengan
menggunakan kecerdasan spiritual dalam proses pengambilan keputusan, akan diperoleh
keputusan yang terbaik.
3. Ketidak- mampuan mengelola emosi ( dalam keadaan “Emosional” ), dapat merusak
kecerdasan intelegensi. Dan pada saat EQ dan IQ terganggu, maka kecerdasan spiritual
( SQ ) akan sulit berperan secara efektif. ( Karena itu jangan mengambil keputusan
pada saat emosional )
4. Kecerdasan intelegensi (IQ) mampu menjelaskan bahwa KKN itu tidak baik. Tetapi,
hanya dengan kecerdasan spiritual (SQ) seseorang mampu mengendalikan/ mengelola
emosinya (SQ),sehingga emosi tidak mencari kepuasan dengan cara yang tidak sehat
5. Biasakanlah mendengar dan memperhatikan suara nurani / kata hati ( mengelola SQ ),
maka anda akan mendapatkan kepuasan emosional ( EQ ) yang paling bernilai dan
paling berharga, dari segala hasil kecerdasan intelegensi ( IQ ) yang anda miliki.
TIGA PILAR UTAMA
PENYANGGA EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN
KARISMA/WIBAWA
Legitimasi:
•Legalitas
•Acceptabilitas
•Etis
KEMAMPUAN
• Kecerdasan Manajerial
• Teknik Motivasi
• Teknik Mengambil Keputusan
• Teknik Memimpin Rapat
• Teknik Berkomunikasi
• Teknik Bernegosiasi
• Teknik Mengelola Konflik
• Teknik Mengelola Stress
• Teknik Menjual
•
•
•
•
•
Keturunan
Sistem – Nilai
Integritas
Kredibilitas
Penampilan
LEGITIMASI
1. LEGALITAS (MEMILIKI KEKUATAN HUKUM,
a.l. DENGAN SURAT KEPUTUSAN)
2. ACCEPTABLE (DITERIMA, DIAKUI, DAN DIHARGAI).
3. ETIKA ( TERBUKA UNTUK DIPERTANYAKAN
KELAYAKAN DAN KEPATUTANNYA).
WIBAWA/ KARISMA
(DAYA PENGARUH YANG MELEKAT PADA DIRI PEMIMPIN)
• KETURUNAN (DAYA PENGARUH YANG DIPEROLEH DARI
GARIS KETURUNAN).
• SISTEM NILAI, YANG DIHARGAI DAN DIAKUI OLEH
ANGGOTA ORGANISASI, YANG TERLIHAT DARI SIKAP DAN
PERILAKU PEMIMPIN, TERUTAMA OLEH KUALITAS
KEPUTUSANNYA.
• INTEGRITAS, MEMILIKI PRINSIP DAN DALAM PERILAKU
TAAT AZAS DENGAN PRINSIPNYA (SAMA KATA DAN
PERBUATANNYA).
• KREDIBILITAS, DAPAT DIPERCAYA KARENA KEMAMPUAN
DAN KEJUJURANNYA.
• PENAMPILAN, BERPEMBAWAAN MEYAKINKAN.
TEORI MOTIVASI
PRESTASI
1.
Menurut McLALLAND, terdapat 3 macam motivasi dalam organisasi, yaitu :
{
Motivasi Prestasi
{
Motivasi Affiliasi, dan
{
Motivasi Berkuasa
2.
Keberhasilan menonjol sesuatu organisasi, pada umumnya ditentukan oleh beberapa orang anggota organisasi yang
memiliki motivasi prestasi.
3.
Karakteristik orang bermotivasi prestasi, adalah :
{
Mengejar kepuasan atas keberhasilan
{
Menyenangi pekerjaan yang menantang, terukur
{
Menginginkan keterlibatan tuntas
{
Menginginkan kemandirian
{
Menginginkan pengakuan dan penghargaan
4.
Supaya orang yang bermotivasi prestasi efektif menjadi aset organisasi :
{
Beri pekerjaan yang menantang, dan libatkan secara tuntas, mulai dari menggagas, merencanakan,
melaksanakan, dan
mengevaluas
{
Beri kesempatan mandiri dalam pelaksanaan
{
Berlakukan prinsip Reward dan Punishment
{
Jangan dimusuhi, tetapi ikuti dan awasi.
TEORI
DIKHOTOMI KEBUTUHAN
(Oleh : Chris Argiris)
1. Di dalam organisasi, selalu ada dikhotomi
(perbedaan dan pertentangan) kebutuhan atau
kepentingan, antara kepentingan individu –
anggota – vs- kepentingan organisasi.
2. Secara alamiah, manusia cenderung
mengutamakan kepentingan pribadi, dari pada
kepentingan organisasinya.
3. Bisa terjadi, anggota organisasi yang merasa
kepentingan pribadinya terabaikan atau
terhambat, akan menggunakan keahliannya
menghambat atau menggagalkan pencapaian
tujuan organisasi.
Argiris merekomendasikan :
perubahan kepemimpinan, dari membangun
“kepatuhan dan ketergantungan” menjadi :
“membangun hubungan interpersonal yang sehat dan
memberi kesempatan mengaktualisasikan diri”
Strategi Motivasi (Motivation Strategi)
Pengertian Motif
Motif adalah dorongan, sebab atau alasan seseorang
melakukan sesuatu.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau
menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan
yang berlangsung secara sadar.
Pengertian Memotivasi
Proses pemberian motif atau pendorong bekerja kepada
para staf sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja
dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
efektif.
Berhasil
Puas
Berhasil
Puas
Berhasil
Puas
Menerima tugas yg lebih
menantang
Menerima tugas yg lebih
menantang
Gagal
Cemas tahu
gagal
Gagal
Hambatan
Gagal
Bos versus Pemimpin
Bos
VS
Mengilhami bawahan
Mempekerjakan bawahan
Mengandalkan kekuasaan
Menimbulkan ketakutan
Menunjukkan siapa yang bersalah
Tahu bagaimana sesuatu dikerjakan
Menuntut rasa hormat
Pemimpin
V
E
R
S
U
S
Mengandalkan kemauan baik
Memancarkan kasih
Menunjukkan apa yang salah
Tahu bagaimana mengerjakannya
Membangkitkan rasa hormat
Gordon Selfridge
Individual Performance
Lee, Young-Hwi
Knowledge
X
Skill
ABILITY
x
MOTIVATION
Attitude
X
Situation
INDIVIDUAL
PERFORMANCE
Situation
1. Compensation
3. Physical Environment
2. Work Facilities
4. Non-physical Environment
Teknik Motivasi
1. Bangun Harga Diri Karyawan
2. Berilah Informasi
3. Delegasikan Tugas dan Tanggungjawab
4. Membina Kontak
5. Analisislah Masalahnya bukan Orangnya
6. Terapkan Prinsip Pengukuhan
7. Jadilah Seorang Pendengar yang Aktif
8. Tetapkan tujuan-tujuan khusus dan tinjaulah secara teratur
9. Lakukan Tindakan Korektif
Meningkatkan Moral Kerja Karyawan
1. Upayakan agar para karyawan menemukan kepuasan dalam bekerja
2. Jelaskan peranan masing-masing individu karyawan dalam organisasi dan
sumbangan dari peranan tersebut terhadap keberhasilan usaha secara menyeluruh
3. Perbaiki kondisi kerja yang tidak aman untuk menghindari timbulnya sikap
negatif karyawan
4. Tunjukkan perhatian anda terhadap kesehatan dan kesejahteraan karyawan
5. Rencanakan program peningkatan kualitas karyawan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing individu karyawan
6. Nilai prestasi setiap karyawan
7. Berikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi karyawan
8. Beri kesempatan karyawan memecahkan masalah-masalah pekerjaan mereka
Perilaku Pimpinan
1
Menyadari dengan baik bahwa jabatan adalah amanah
2
Memahami dengan baik tugas, tanggung jawab dan wewenang
3
Selalu berupaya meningkatakn kemampuan leadership
dan manajerial
4
Leading by example (keteladanan)
5
Menciptakan iklim kerja yang kondusif
6
Be an answer for every problem
7
Justice and wisdom
8
Proaktif dan berfikir positif menyikapi
setiap perubahan
KIAT
KIAT
1
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
LOYALITAS
Perlakukanlah staf anda sebagaimana anda
ingin diperlakukan
2
Jadilah orang seperti apa yang anda harapkan dari
staf anda
3
Memberi contoh untuk setiap perubahan yang
diinginkan
4
Menjadi pemimpin bukan untuk mencari kekuasaan
melainkan memberi kuasa pada orang banyak untuk
mencapai apa yang dicita-citakan
5
Bangunlah staf anda untuk membangun apa yang
dicita-citakannya.
SIMPATI
EMPATI
+
KIAT
KIAT
6
7
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
Perbaikan dalam organisasi tidak akan terjadi
bila pemimpin tidak mau merubah apa yang
dianggapnya sudah baik
Seorang pemimpin melihat lebih luas dari yang
dilihat orang lain, melihat lebih jauh daripada yang
dilihat orang lain, dan melihat sebelum orang lain
melihat.
8
Gunakan rasio untuk memimpin diri sendiri dan
gunakan hati untuk memimpin orang lain
9
Untuk membangun kepercayaan staf anda terlebih
dahulu bangunlah kepercayaan kepada mereka
10
Jangan menjadi besar dengan mengecilkan orang lain,
memperoleh kesenangan dengan menyusahkan orang lain
LOYALITAS
SIMPATI
EMPATI
+
Kepemimpinan Rasulullah
1. Memiliki integritas yang tinggi (personal integrity)
2. Kemampuannya untuk memperluas jaringan sosial
(social relationship)
3. Keteladanan dalam memimpin (leadership by example)
4. Keagungan akhlak (ethical conduct)
5. Nilai spiritual yang tinggi (morale uplift through spiritual
leadership)
6. Terbuka atas gagasan-gagasan (freedom of expression)
7. Adil dan bijaksana (justice and wisdom)
8. Memiliki daya empati yang mengagumkan
Tipe manajemen dalam pengambilan keputusan
Tipe
Mekanik
Imajinatif
Strategic
Dasar
Aturan
Feeling
Wawasan
(Informasi)
Risiko
Kecil
Sedang
Tinggi
Hasil
Kecil
Sedang
Tinggi
3.
TEKNIK PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN.
•
BIASAKAN, JANGAN MEMECAHKAN MASALAH TANPA
MENGANALISIS AKAR MASALAHNYA.
•
DARI SEKIAN BANYAK MASALAH PENYEBAB, PILIH
MASALAH KUNCI (YANG PALING MENDESAK, PALING
GAWAT, DAN POTENSIAL BERKEMBANG MENJADI
MASALAH BESAR).
•
PENYELESAIAN MASALAH KUNCI, DICARI BEBERAPA
ALTERNATIF PENYELESAIAN, DAN DIPILIH ALTERNATIF
YANG PALING MENGUNTUNGKAN.
•
LIBATKAN STAF DALAM PROSES ANALISIS
MASALAHNYA, DAN DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN.
BEBERAPA PRINSIP MORAL DALAM ETIKA YANG
MENJADI “KEY SUCCES FACTOR ” BAGI PEMIMPIN.
1.
Pemimpin yang baik menyadari, bahwa hidupnya menjadi bermakna
kalau kehidupannya memberi manfaat bagi orang lain. Jabatannya
sebagai pemimpin menjadi bermakna, kalau keberadaan dirinya
sebagai pemimpin dirasakan memberi manfaat bagi orang yang dia
pimpin dan bagi masyarakat yang dilayani oleh organisasinya.
2.
Pemimpin yang baik menyadari, bahwa dirinya tidaklah sempurna,
karena itu :
*
melibatkan stafnya ikut berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan.
*
dia terbuka menerima dan berusaha memahami pendapat orang
lain.
*
tidak memaksakan pikiran atau kehendak sendiri.
*
berani mengoreksi keputusan sendiri apabila ternyata salah atau
kurang tepat.
3.
Pemimpin yang baik menyadari dirinya adalah figur yang paling
dominan menentukan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya,
karena itu :
*
membangun dan menjaga kredibilitas dirinya (menjadi orang
yang dapat dipercaya karena kemampuan dan kejujurannya).
*
tidak menjadi sombong, sekalipun menjadi orang penentu.
4. Pemimpin yang baik menyadari, bahwa keberhasilan yang dia capai,
adalah keberhasilan melalui orang lain, karena itu :
5.
*
menghargai prestasi masing-masing orang yang berkontribusi.
*
memberi kesempatan berkembang bagi orang yang dia pimpin.
*
memelihara integritas dirinya sebagai sumber motivasi bagi
orang yang dia pimpin.
Menyadari, bahwa dirinya menjadi pemimpin karena ada orang yang
dipimpin, karena itu :
*
dia akan selalu memperhatikan dan mendahulukan kepentingan
orang yang dia pimpin, dan
*
mendahulukan kepentingan orang yang dilayani oleh
organisasinya.
SEKIAN DAN KITA LANJUT
OKEY
NUHUUUUN YA
‫لسالَمُ عَلَيْ ُكم ور ْحمةُ ِ‬
‫اهلل وَبََرَََتُُ ُُ‬
‫ا‬
‫ْ‬
‫َّ‬
‫ْ ََ َ‬