Kondisi Pasar Keuangan

Download Report

Transcript Kondisi Pasar Keuangan

Prospek Pemulihan dan Tantangan
Dalam Perekonomian Indonesia
disampaikan pada :
Seminar Kajian Tengah Tahun 2010
INDEF
Jakarta, 29 Juli 2010
Outline Presentasi
1
Perkembangan Ekonomi Dunia
2
Kondisi Ekonomi Domestik
3 Kondisi Pasar Keuangan & Perbankan
4 Outlook Ekonomi Indonesia
5 Tantangan Kebijakan Makro & Mikro
2
Pemulihan Perekonomian Global
Pemulihan ekonomi global terus berlangsung meskipun diwarnai oleh
tekanan di pasar keuangan dan kekhawatiran terhadap sustainabilitas
pemulihan ekonomi Eropa.
 Perbaikan ekonomi di negara berkembang berlangsung lebih cepat dibandingkan
dengan negara maju.
 Pemulihan ekonomi di negara maju berjalan tidak seragam, dimana recovery
ekonomi AS dan Jepang berjalan on track, sebaliknya perekonomian Eropa
diindikasikan melambat.
Pertumbuhan Ekonomi Asia
Penjualan Eceran & PMI Manuf G3
3
Perkembangan Krisis Eropa
4
Krisis keuangan di kawasan Eropa dipicu oleh kondisi fiskal yang tidak
sustainable.

Rendahnya disiplin fiskal dan besarnya stimulus yang dikeluarkan negaranegara Eropa melambungkan utang pemerintah sehingga rentan terhadap
sentimen negatif.

Tingginya eksposur utang luar negeri dan interkoneksi utang di antara negara
Eropa mengakibatkan krisis utang Yunani memicu sentimen negatif ke
negara-negara lain (Portugal, Irlandia, Italia, dan Spanyol).

Berbagai langkah program stabilisasi dan penyelesaian krisis utang di Eropa
yang juga melibatkan lembaga keuangan internasional (IMF) diperkirakan
berdampak positif terhadap prospek ekonomi di kawasan Eropa.
Retail Sales & Unemployment
Consumer Confd’t & Eco Sentiment
Perkembangan Perekonomian China
Perekonomian China sedikit melambat untuk menghindari overheating.
 Cooling down perekonomian China
New Loans Outstanding
didorong oleh kebijakan
pengetatan kredit dan pelambatan
sektor perumahan.
 Kebijakan apresiasi Yuan pada
akhir Juni 2010 turut
berkontribusi terhadap penurunan
daya saing ekspor China.
Industrial Production & PMI Manufaktur
Foreign Direct Investment
5
Dampak Krisis Eropa terhadap Indonesia
krisis keuangan di kawasan Eropa baru terlihat pada tekanan
volatilitas pada pasar keuangan global dan belum berpengaruh
secara signifikan pada pemulihan ekonomi global di 2010
 Krisis di Eropa (khususnya Protugal, Ireland, Italy, Greece, Spain/PIIGS)
sempat menyebabkan gejolak di pasar keuangan global.
 Pengaruh krisis di PIIGS ditransmisikan melalui jalur ekspor berdampak
minimal terhadap ekonomi Indonesia karena kontribusinya hanya 0,6%
PDB.
 Apabila krisis PIIGS meluas ke sektor riil di Eropa, AS dan China, maka
akan berdampak signifikan menurunkan volume ekspor Indonesia.
Global Confident Index & US Financial Condition Index
Bursa Saham Global, Asia, dan Negara Maju
6
Outline Presentasi
1
Perkembangan Ekonomi Dunia
2
Kondisi Ekonomi Domestik
3 Kondisi Pasar Keuangan & Perbankan
4 Outlook Ekonomi Indonesia
5 Tantangan Kebijakan Makro dan Mikro
7
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penguatan perekonomian Indonesia pada Q2-2010 terus berlanjut.
 Pada Q2-2010, PDB diperkirakan tumbuh 6,0%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya
sebesar 5,7% . Sementara investasi diperkirakan tumbuh mencapai 10% (yoy) sebagai
respons dari permintaan domestik dan eksternal yang semakin kuat.
 Perbaikan ekonomi tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah, seperti
Sulawesi, Maluku dan Papua. Daerah-daerah yang menjadi basis ekspor mencatat
pertumbuhan yang cukup tinggi.
 Konsumsi rumah tangga tetap kuat didukung oleh daya beli serta pelaksanaan pilkada di
sejumlah daerah.
8
Neraca Pembayaran dan Nilai Tukar
9
Kinerja NPI yang solid mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
 NPI mencatat surplus, baik di neraca
transaksi berjalan maupun neraca transaksi
modal dan finansial (TMF).
Volatilitas Nilai Tukar
Rp/USD
%
12500
10
Kurs Harian
9
 Surplus neraca TMP didukung oleh kembali
12000
Vol. Harian (RHS)
11500
Vol Triwulanan (RHS)
masuknya arus modal asing dan perbaikan
outlook credit rating Indonesia.
11000
8
7
6
10500
5
10000
4
9500
Transaksi Berjalan
1
Jan-10
Sep-09
Jan-09
May-09
Sep-08
May-08
Jan-08
Sep-07
Jan-07
May-07
Sep-06
May-06
Jan-06
Sep-05
Transaksi Modal dan Finansial
May-10
0.47 -
8000
Jan-05
1,58% (qtq) diikuti oleh volatilitas yang turun
dari 0,57% pada triwulan I-2010 menjadi
0,47% pada triwulan II-2010.
2
0.57
8500
May-05
 Secara rata-rata, rupiah menguat sebesar
3
9000
Perkembangan Harga & Laju Inflasi
10
Tekanan inflasi meningkat yang bersumber dari faktor nonfundamental
 Meningkatnya tekanan inflasi pada
Inflasi Komoditas Volatile Food
%,
% , yoy
24
CPI
Core
18
Volatile Food
Adm inistered Prices
12
6
-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
Q2-2010 terutama disebabkan oleh
tekanan pada kelompok volatile food.
 Tekanan inflasi inti relatif rendah
ditopang oleh terkendalinya ekspektasi
inflasi, minimalnya tekanan eksternal
dan memadainya respons penawaran
terhadap kenaikan permintaan.
Disagregasi Inflasi IHK
2007
2008
2009
-7
Inflasi Beberapa Negara Asia
2010
Outline Presentasi
1
Perkembangan Ekonomi Dunia
2
Kondisi Ekonomi Domestik
3 Kondisi Pasar Keuangan & Perbankan
4 Outlook Ekonomi Indonesia
5 Tantangan Kebijakan Makro dan Mikro
11
Kondisi Pasar Keuangan
12
Masuknya dana investor asing dan membaiknya prospek
perekonomian mendorong kinerja pasar modal dan SUN.
 IHSG yang sempat terkoreksi 5,8% pada
Transaksi Asing & IHSG
Mei 2010 akibat sentimen global yang
negatif telah kembali kepada level
sebelum krisis bahkan telah menembus
level psikologis 3000.
 Aktivitas pembelian SUN jangka
panjang oleh investor asing mendorong
penurunan yield lebih lanjut.
Indeks Saham Beberapa Negara Asia
Transaksi Asing & Yield SUN
Financial Stability Index (FSI)
13
Stabilitas sistem keuangan pada Q2-2010 cukup terjaga.
Menurunnya tekanan dan volatilitas di pasar saham dan pasar obligasi negara
menurunkan Financial Stability Index (FSI) menjadi 1,87 pada Juni 2010 (dengan
threshold alarm 2,00).
Indeks Stabilitas Sistem Keuangan
FSI 1996 - 2010
3.50
3.00
2.50
Krisis 1997/1998: 3.23
Krisis Global (Nov 2008): 2.43
Mini Krisis 2005: 2.33
2.02
2.00
1.50
Mei 2010: 1.88
Juni 2010: 1.87
1.00
0.50
1996M01
1996M05
1996M09
1997M01
1997M05
1997M09
1998M01
1998M05
1998M09
1999M01
1999M05
1999M09
2000M01
2000M05
2000M09
2001M01
2001M05
2001M09
2002M01
2002M05
2002M09
2003M01
2003M05
2003M09
2004M01
2004M05
2004M09
2005M01
2005M05
2005M09
2006M01
2006M05
2006M09
2007M01
2007M05
2007M09
2008M01
2008M05
2008M09
2009M01
2009M05
2009M09
2010M01
2010M05
2010M09
0.00
1.74
1.45
Kinerja Perbankan Indonesia
14
Kondisi perbankan Indonesia cukup solid dengan kinerja yang
positif pada Q2-2010.

Capital (permodalan) cukup kuat  CAR 17,5%

Asset Quality (kualitas aktiva produktif) terjaga  rasio NPL dibawah 5%
(dengan channeling : gross 3,6%, net 1,0%; tanpa channeling : gross 3,2%, net 0,5%)

Management (governance) membaik  hasil penerapan beberapa ketentuan seperti
Fit & Proper Test, Compliance Director, Independent Commissioner, dan Transparansi
Keuangan

Earnings (profitabilitas), tergolong tinggi  ROA 2,9%

Liquidity terkendali, antara lain tercermin pada masih rendahnya LDR (77,5%).
Indikator Kinerja Perbankan
Indikator Utama
Total Aset (T Rp)
DPK (T Rp)
Aktiva Produktif (T Rp)
Kredit termasuk chanelling (T Rp)
Kredit tanpa chanelling (T Rp)
NII akumulatif thn buku (T Rp)
CAR (%)
NPLs Gross (%)
NPLs Gross tanpa chanelling (%)
NPLs net (%)
NPLs Net tanpa chanelling (%)
ROA (%)
LDR (%)
Des-06
Des-07
Des-08
Jun-09
1,693.5
1,287.0
1,556.2
832.9
792.2
83.1
20.5
7.0
6.1
3.6
2.5
2.6
64.7
1,986.5
1,510.7
1,792.0
1,045.7
1,002.0
96.4
19.3
4.6
4.1
1.9
1.2
2.8
69.2
2,310.6
1,753.3
2,170.9
1,353.6
1,307.7
113.1
16.2
3.8
3.2
1.5
0.8
2.3
77.2
2,354.3
1,824.3
2,231.6
1,368.9
1,335.4
63.5
17.0
4.5
3.9
1.7
1.0
2.7
75.0
Des-09
2,534.1
1,973.0
2,385.1
1,470.8
1,437.9
129.3
17.4
3.8
3.3
0.9
0.3
2.6
74.5
Mei-10
2,604.4
2,013.2
2,452.4
1,561.2
1,531.6
60.3
17.5
3.6
3.2
1.0
0.5
2.9
77.5
Kinerja Intermediasi Perbankan
15
Fungsi intermediasi perbankan pada Q2-2010 terus meningkat.
 Sampai dengan Mei 2010, kredit perbankan telah tumbuh sebesar 19,7% (yoy)
atau 9,83% (ytd), jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kredit tahun 2009 yang hanya
sebesar 8,7% (yoy).
 Kredit Konsumsi (KK) masih mendominasi pertumbuhan kredit tahun 2010.
Sementara kinerja kredit yang produktif (KMK dan KI) selama tahun 2010,
walaupun mulai menunjukkan perbaikan,
namun masih di bawah
kredit
Konsumsi.
 Dominannya peranan Kredit Konsumsi juga tercermin dari pertumbuhan kredit
sektor Lain-Lain sepanjang tahun 2010, yang jauh melampaui pertumbuhan kredit
ke sektor yang lain
Pertumbuhan Kredit per Jenis
Pertumbuhan Kredit per Sektor
140
35%
Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi y-t-d (Rp T)
pertumbuhan kredit
nominal (Rp T)
120
Lain-lain
Listrik
Pertambangan
103.7
100
1.1
4.5
Jasa Sosial
Jasa Usaha
Pertanian
Konstruksi
Pengangkutan
Industri
(29.5)
-50
-35
80
pertumbuhan bulanan mtm
(2.9)
Lain-lain
Listrik
Pertambangan
Jasa Sosial
Jasa Usaha
Pertanian
Konstruksi
Pengangkutan
Industri
Perdagangan
(0.9)
(3.3)
3.5
6.2
Perdagangan
-20
-5
25
40
55
20%
68.1
16.5%
14.4%
43.2
15%
10.3%
40 31.5
10%
23.2
(1.6)
70
85
100
4.5%
15.3
20
-2.5 0.0 2.5 5.0 7.5 10.012.515.017.5
10
62.7
60
Rp T
3.2% 3.3%
7.7
2.6%
5%
-0.5%
0
0%
mtm
-20
30%
25%
KMK
KI
KK
11.3
29.9%
pertumbuhan kredit
prosentase (%)
114.9
ytd
yoy
mtm
ytd
yoy
-5%
Perkembangan Risiko Kredit Perbankan
16
Risiko kredit pada Q2-2010 terkendali.

Secara nominal, peningkatan penyaluran kredit akan diikuti peningkatan kredit
bermasalah. Peningkatan nominal NPL tertinggi terjadi pada jenis Kredit Konsumsi (KK).
Namun secara rasio, NPL KK dan KMK cenderung stabil karena peningkatan NPL diikuti
kenaikan kredit yg cukup besar.

Sektor yang memiliki rasio NPL tertinggi adalah sektor Jasa Sosial sebesar 5%, diikuti
sektor Konstruksi (4,6%), Industri (4,2%) dan Perdagangan (4,2%). Meskipun rasionya
relatif rendah (2,5%), kenaikan jumlah nominal NPL sektor Lain-Lain adalah yg terbesar
selama tahun 2010.

Perlu diwaspadai pertumbuhan kredit tujuan konsumtif (sektor Lain-lain) karena
cenderung memiliki NPL yang lebih tinggi.
NPL Menurut Jenis Kredit
NPL menurut Sektor Ekonomi
25%
6%
20%
pertumbuhan
nominal NPL (%)
15%
3.8% 3.7% 3.7%
6.0%
2.5
4.2%
3.3%
3.4% 3.6%
4%
2.6%
10%
4.0%
2%
2.0
pertumbuhan nominal
NPL ytd (Rp T)
3.1%
2.7%
2.6%
2.3% 2.3%
5.0%
4.6%
4.2%
1.5
2.5%
1.0
1.9%
2.0%
5%
0.5
-25%
KMK
KI
KK
DES09
APR10
-4.0%
Rasio NPL (%)
MEI10
-6%
-6.0%
Lain-lain
Jasa Sosial
Perdagangan
Listrik
Konstruksi
Industri
Pertanian
Pengangkutan
-4%
Jasa Dunia Usaha
-20%
Pertambangan
rasio NPL (%)
-15%
Lain-lain
-2.0%
Jasa Sosial
-2%
-5%
-10%
0.0
Jasa Dunia Usaha
0.0%
Perdagangan
0%
KK
Pengangkutan
KI
Listrik
KMK
Konstruksi
YOY
Industri
YTD
Pertambangan
MTM
Pertanian
0%
0.1%
-0.5
-1.0
-1.5
-2.0
-2.5
Outline Presentasi
1
Perkembangan Ekonomi Dunia
2
Kondisi Ekonomi Domestik
3 Kondisi Pasar Keuangan & Perbankan
4 Outlook Ekonomi Indonesia
5 Tantangan Kebijakan Makro dan Mikro
17
Outlook Pertumbuhan Ekonomi
18
Pada tahun 2010, Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diprakirakan
berada dalam kisaran 5,5%-6,0%, sementara pertumbuhan pada tahun
2011 meningkat dengan kisaran 6,0%-6,5%.
ProyeksiPertum buhan Ekonom iSisiPerm intaan
Kom ponen
2008 2009
2010
I
II*
3.9
4.9
2010*
2011*
4.6 - 5.0
5.1 - 5.5
6.5 - 7.5
4.8 - 5.8
Konsum siRum ah Tangga
5.3
4.9
Konsum siPem erintah
10.4
15.7
Pem bentukan M odalTetap Dom estik Bruto
11.9
3.3
7.9
10.0
9.9 - 10.5
11.4 - 12.1
Ekspor Barang dan Jasa
9.5
-9.7
19.6
14.6
11.4 - 12.4
8.1 - 9.1
Im por Barang dan Jasa
10.0
-15.0
22.6
15.8
16.1 - 17.1
10.7 - 11.7
PD B
6.0
4.5
5.7
6.0
5.5 - 6.0
6.0 - 6.5
2010*
2011*
(-8.8) (-1.5)
* Angka ProyeksiBank Indones
ia Pertum buhan Ekonom iSisiPenaw aran
Proyeksi
S e k to r
2008 2009
2010
I
II*
Pertanian
4.8
4.1
2.9
4.1
3.4 - 4.0
3.9 - 4.2
Pertam bangan & Penggalian
0.7
4.4
3.5
3.6
3.2 - 3.6
3.5 - 3.8
IndustriPengolahan
3.7
2.1
3.6
4.0
3.4 - 4.0
4.2 - 4.7
Listrik,G as & Air Bersih
10.9
13.8
7.2
8.7
8.7 - 9.2
10.7 - 11.1
Bangunan
7.5
7.1
7.3
8.0
7.5 - 8.0
8.2 -8.6
Perdagangan,Hotel& Restoran
6.9
1.1
9.3
9.1
8.6 - 9.1
8.4 - 9.1
Pengangkutan & Kom unikasi
16.6
15.5
11.9
11.5
11.0 - 11.5
10.8 - 11.3
Keuangan,Persew aan & Jasa
8.2
5.0
5.5
5.8
5.5 - 5.9
6.0 - 6.4
Jasa-jasa
6.2
6.4
4.6
4.6
4.4 - 4.8
4.7 - 5.0
PD B
6.0
4.5
5.7
6.0
5.5 - 6.0
6.0 - 6.5
* Angka ProyeksiBank Indonesia
Outlook Inflasi
19
Perkembangan inflasi pada tahun 2010 dan 2011 diprakirakan tetap
berada dalam sasaran yang ditetapkan sebesar 5% ± 1%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi 2010:
 Dari sisi eksternal, tekanan inflasi bersumber dari meningkatnya harga komoditas;
inflasi mitra dagang (walaupun minim), dan terbatasnya beberapa barang impor.
 Dari sisi domestik, tekanan inflasi bersumber dari gangguan pasokan dan distribusi
yang diperburuk oleh ketidakpastian musim.
 Selain itu, kenaikan TDL dan faktor hari raya diprakirakan meningkatkan tekanan inflasi
pada semester kedua tahun 2010
Range Target Inflasi
Fan Chart Inflasi 2010 - 2011
YoY %
YoY %
%y-o-y
16
16
14
14
14
= Inflation Target
12
12
12
10
10
10
2012 Q2
2012 Q1
2011 Q4
2011 Q3
2011 Q2
2011 Q1
2010 Q4
2010 Q3
0
2010 Q2
0
2010 Q1
2
0
2009 Q4
2
2009 Q3
2
2009 Q2
4
2009 Q1
4
2008 Q4
4
2008 Q3
6
2008 Q2
6
2008 Q1
6
2007 Q4
8
2007 Q3
8
2007 Q2
8
5.0±1
4.5±1
4.5±1
4.0±1
Outline Presentasi
1
Perkembangan Ekonomi Dunia
2
Kondisi Ekonomi Domestik
3 Kondisi Pasar Keuangan & Perbankan
4 Outlook Ekonomi Indonesia
5 Tantangan Kebijakan Makro dan Mikro
20
Kondisi Fundamental Ekonomi Indonesia
Uraian perkembangan dan outlook variabel
ekonomi menunjukkan bahwa fundamental
ekonomi Indonesia cukup solid.
Inflasi terkendali, jauh di bawah rata-rata sebelum
krisis yang hampir double digit
Nilai tukar stabil dengan kecenderungan menguat
Pertumbuhan meningkat, walaupun tidak secepat
negara Asia lainnya.
Defisit fiskal aman, di bawah 2% PDB
Fundamental & kinerja perbankan solid
21
Tantangan Perekonomian Indonesia
22
Dari perspektif
makro
Bagaimana mendorong
pertumbuhan ekonomi ke arah yang
lebih tinggi, 7-8%
Bagaimana me-recycle ekses
likuiditas dalam sistem perbankan
menjadi lebih produktif
Pertumbuhan Ekonomi
Kepemilikan SBI dan SUN oleh Perbankan
8%
7%
Realisasi Pertumbuhan Ekonomi
Triliun Rp
600
SUN
SBI
FASBI
500
6%
5%
4%
3%
400
300
200
2%
Jul-09
Jan-10
Jul-08
Jan-09
Jan-08
Jul-07
Jan-07
Jul-06
Jul-05
Jan-06
Jan-05
Jul-04
Jan-04
Jul-03
Jul-02
Jan-03
Jul-01
0
Jan-02
0%
100
Jan-01
1%
Tantangan Perekonomian Indonesia
23
Bagaimana membalikkan gejala/proses
deindustrialisasi?
Dari perspektif
mikro sektoral
Bagaimana meningkatkan peran
perbankan dalam perekonomian?
Bagaimana mendorong kredit ke arah
yang lebih produktif?
Pertumbuhan Sektor Industri
25
20
Kredit kepada Sektor Industri
300
41.4%
Sebelum Krisis
40%
Porsi Kredit Sektor Industri (skala kanan)
250
15
45%
Kredit Sektor Industri (Rp T)
35%
10
200
5
150
30%
25%
20%
Rata-rata pertumbuhan (%)
Pertumbuhan Sektor Manufaktur (%)
Setelah Krisis
10%
5%
Mar-10
May-…
0%
Oct-09
Jul-08
Dec-08
Feb-08
Apr-07
Sep-07
Nov-06
Jan-06
Jun-06
Aug-05
Mar-05
May-…
Jul-03
Dec-03
Feb-03
Apr-02
Sep-02
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Nov-01
0
Oct-04
Linear (Pertumbuhan Sektor Manufaktur (%))
(15)
15%
50
Jan-01
(10)
16.4%
Jun-01
(5)
100
Tantangan Perekonomian Indonesia
24
Hubungan makro dan mikro semakin erat
Di sisi MAKRO:
Proses deindustrialisasi akan
memperlambat pertumbuhan
ekonomi karena sektor
manufaktur menjadi penyumbang
terbesar PDB
Di sisi MIKRO:
Proses deindustrialisasi dapat
mengurangi
permintaan/penyaluran
kredit perbankan
Perkembangan Porsi Sektor manufaktur
Sektor Yang Dihindari Perbankan (Survey)
Porsi Sektor Manufaktur dalam PDB
(tahun dasar 2000)
29%
7.3%
10.0%
Lain-lain
2010
Jasa-jasa Sosial Kemasyarakatan
4.9%
7.5%
Jasa-jasa Dunia Usaha
28%
2009
Transportasi dan Komunikasi
27%
Perdagangan, Hotel dan Restoran
26%
Bangunan
9.8%
7.5%
Listrik, Gas dan Air Bersih
25%
31.7%
27.5%
Industri Pengolahan
Pertambangan
24%
4.9%
7.5%
Pertanian
23%
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Tantangan Perekonomian Indonesia
Perlu pendekatan baru dalam pemecahan masalah
ekonomi di Indonesia
Kebijakan MAKRO saja tidak
cukup
Kebijakan MIKRO saja tidak
optimal
Perlu kombinasi kebijakan
MAKRO-MIKRO
Sebagai contoh:
BI mulai meperkenalkan kebijakan GWM yang dikatikan dengan LDR untuk:
• mendorong intermediasi perbankan
• menjaga bank tetap dalam koridor kehati-hatian
25
Tantangan Perekonomian Indonesia
26
Strategi untuk mengatasi permasalah makro & mikro
Perlu adanya koordinasi antara kebijakan makro dan
kebijakan mikro
Kebijakan makro ditujukan untuk:
 mendorong pertumbuhan ekonomi
 mengurangi pengangguran
 menjaga stabilitas ekonomi dan
stabilitas sistem keuangan
Kebijakan mikro sektoral ditujukan untuk:
 Memperbaiki alokasi sumber daya ke
arah yang lebih produktif
 Meningkatkan supply respons dari
sektor-sektor prioritas tinggi
 Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM)
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter &
Keuangan
Pemberian insentif
sektor produktif
Pembangunan
infrastruktur
Pembangunan sektor
pendidikan
F
I
S
K
A
L
Tantangan Perekonomian Indonesia
Kata KUNCI dalam pemecahan tantangan permasalahan
ekonomi Indonesia
KOORDINASI
Sisi kebijakan makro & mikro
1
2
• Secara kultural merupakan ‘barang mahal’ dan sulit
dilakukan
• Segala upaya/tindakan yang dapat mengurangi
atau menghambat ‘fungsi koordinasi’ akan bersifat
kontra produktif
27
28
Terima kasih