Transcript Litosfer

Batuan penyusun litosfer :
.1000 km
.1200 km
.1700 km
.3470km
DINAMIKA LITOSFER
Batuan pembentuk litosfer :
Siklus Batuan
3
2
kimiawi
kontak
Keterangan :
1. Magma merupakan induk dari semua batuan
2. Magma yang mengalami pendinginan akan membeku
menjadi batuan beku :
Berdasrkan letak dibekukannya :
a. Batuan beku dalam : terbentuk jauh di dalam bumi
b. Batuan beku korok / gang : terbentuk di celah celah
litosfer
c. Batuan beku luar : terbentuk di permukaan bumi
BATUAN BEKU DALAM
GRANIT
SIENIT
DIORITE
GABRO
BATUAN BEKU KOROK
PORFIR GRANIT
PORFIR DIORIT
BATUAN BEKU LUAR
RIOLIT
TERAHIT
ANDESIT
3. Batuan Sedimen
Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan
mengalami pelapukan (penghancuran), pengangkutan oleh
suatu tenaga, dan pengendapan di suatu tempat, menjadi
batuan sedimen (endapan ).
A. Berdasarkan proses pengendapannya :
1. Batuan Sedimen Klastik : apabila dalam proses
pengendapannya tidak melalui reaksi kimia maupun
perubahan susunan kimiawi. Jadi hanya mengalami
penghancuran secara fisik/mekanik saja.
2. Batuan Sedimen Kimiawi : apabila proses pengendapannya
melalui reaksi kimia atau mengalami perubahan susunan kimiawi
dari batuan asalnya.
Contoh : pembentukan stalaktit dan stalakmit di gua karst
( daerah kapur ) melalui reaksi :
CaCO3 + H2O + CO2 ⇄ Ca(HCO3)2(
l )
Batu kapur bereaksi dengan curah hujan dan karbondioksida dari
udara sehingga melarutkan batu kapur menjadi kalsium
bikarbonat cair.
B. Berdasarkan tenaga pengangkutnya :
1. Batuan sedimen akuatis : bila diangkut oleh tenaga air.
2. Batuan sedimen aeris/aeolis : bila diangkut oleh angin
3. Batuan sedimen glasial : bila diangkut oleh gletsyer
4. Batuan sedimen marine : bila diangkut oleh arus laut.
C. Berdasarkan tempat diendapkannya :
1. Batuan sedimen teristris : bila diendapkan di darat
2. Batuan sedimen fluvial : bila diendapkan di sungai
3. Batuan sedimen limnis : bila diendapkan di danau
4. Batuan sedimen marine : bila diendapkan di laut.
5. Batuan sedimen glasial : bila diendapkan di daerah es
3. Batuan sedimen organik : apabila dalam proses
pengendapannya melalui bantuan organisme.
Contoh : batu karang yang merupakan rumah binatang
karang
Batupasir
Konglomerat
Breksi
Grewak
Rijang
Batugamping
Batulumpur
37
4. BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang telah
mengalami perubahan, asalnya dari batuan yang
telah ada baik batuan beku maupun batuan
sedimen, karena pengaruh suhu tinggi, tekanan
besar dan waktu lama.
a. Batuan Metamorf Kontak/Termal (Contact/Thermal Metamorphic Rock)
terbentuk akibat temperatur yang sangat tinggi
(akibat intrusi/kontak langsung dengan magma)
Contoh : batuan kapur → marmer
b. Batuan Metamorf Dinamik/Kataklastik (Dynamic /Cataclastic Met. Rock)
terbentuk akibat tekanan yang sangat tinggi
(akibat gesekan sepanjang zona sesar)
Contoh : batuan tanah liat → batusabak
c. Batuan Metamorf pneumatolitis kontak terbentuk karena masuknya gas –
gas dari magma ketika proses metamorfosis berlangsung. Pengaruh gas
panas pada mineral batuan menyebabkam pengaruh komposisi kimiawi
mineral tersebut.
Contoh :
1.Kuarsa+ gas borium → turmalin (sejenis permata )
2.Kuarsa + gas Flourium → topas ( permata berwarna kuning )
Tenaga Geologi
• Tenaga Geologi adalah tenaga yang bekerja pada
bumi/mengubah bentuk muka bumi.
• Terdiri atas :
1. Tenaga Endogen, yaitu tenaga yang berasal
dari dalam bumi yang bersifat membangun,
terdiri atas :
a. Tektonisme yaitu suatu perubahan (dislokasi)
lapisan kulit bumi dari kedudukannya semula
baik secara vertikal ataupun horizontal.
Tektonisme terbagi atas :
a.1. Gaya Epirogenesa
Adalah gaya tektonisme dengan arah vertikal, gerakannya sangat
lambat, dan terjadi pada wilayah yang relatif luas.
a. 1.1. Epirogenesa positif :
Gerak turunnya daratan sehingga seolah-olah permukaan
air laut naik.
Contoh : tenggelamnya benua Gondwana
a.1.2. Epirogenesa Negatif :
Gerak naiknya daratan sehingga seolah-olah permukaan
air laut turun.
Contoh : Naiknya Pulau Timor, dan pantai
Skandinavia
Gaya dengan arah vertikal
* di daerah yang batuannya retas (mudah
patah ) akan
menimbulkan bentukan patahan ( fault ).
a.2. Gaya Orogenese.
Adalah gaya tektonisme dengan arah horisontal ,
dengan gerakan yang relatif cepat, dan meliputi wilayah yang
sempit TETAPI BISA MEMANJANG
Di daerah yang jenis tanahnya elastis akan menimbulkan
bentukan lipatan
.
•
Kuat lemahnya gaya orogenesa menentukan bentuk lipatan :
Contoh pengerjaan gaya orogenesa antara lain :
* Terbentuknya jalur pegunungan lipatan muda dunia
Mediterania dan Sirkum Pasifik.
DEKSTRAL
SINISTRAL
Jika kita berdiri di suatu lempeng litosfer, dan lempeng litosfer di depan
Kita bergeser ke kanan , maka disebut dekstral .
Jika kita berdiri di suatu lempeng litosfer, dan lempeng litosfer di depan
Kita bergeser ke kiri, maka disebut sinistral.
b. Vulkanisme
Adalah semua gejala yang berkaitan dengan
aktifitas magma, baik di dalam bumi maupun di
permukaan bumi.
b.1. Intrusi Magma.
Adalah peristiwa penyusupan magma ke
celah-celah litosfer di atasnya dan membeku sebelum
sampai ke permukaan bumi.
Gunung Anakan
Lakolit
Sill
Batholit
Dapur Magma
Intrusi magma menghasilkan :
1. Batholit
2. Lakolit
3. Sill
4. Intrusi Korok
5. Apofise
6. Diatrema
b.2. Ekstrusi Magma ( erupsi ).
Ekstrusi magma, yaitu proses keluarnya magma dari
dalam bumi sampai kepermukaan bumi.
Berdasarkan kekuatan erupsinya dibedakan atas :
1). Erupsi effusif , yaitu erupsi berupa lelehan lava
melalui retakan atau rekahan atau
lubang kawah suatu gunung api.
Akan membentuk gunung api perisai/tameng.
2) Erupsi eksplosif, yaitu keluarnya magma disertai
berhamburnya material vulkanik padat, cair
maupun gas.
Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, dibedakan atas :
1. Erupsi linier yaitu magma keluar ke permukaan bumi melalui
retakan memanjang sehingga terbentuk deretan gunung api.
2. Erupsi areal, yaitu erupsi yang terjadi karena magma terletak
sengat dekat dengan permukaan bumi, sehingga ketika
permukaan bumi terbakar, magma meleleh keluar ke permukaan
bumi.
3. Erupsi sentral, yatu erupsi yang terjadi karena magma keluar
melalui lubang dan membentuk gunung – gunung yang letaknya
terpisah
ERUPSI LINIER
ERUPSI AREAL
ERUPSI SENTRAL
Bentuk-bentuk Gunung Api
a) Gunungapi strato atau kerucut.
Terjadi karena erupsi effusif dan erupsi eksplosif
secara bergantian dan dalam waktu yang lama,
sehingga terbentuk kerucut yang menjulang
dengan lereng yang berlapis-lapis
Bentuk Gunung Api Strato
b. Gunung api maar.
Terbentuk karena ada letusan besar yang
membentuk lubang besar pada puncak yang di
sebut kawah. kemudian gunung ini dalam fase
istirahat atau fase mati. Contohnya Gunung
Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
c) Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai.
Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika
Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair
keluar dengan tekanan rendah
hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk
menjadi sangat landai, kaki gunungnya meliputi wilayah
yang luas
Material Vulkanik :
1. Material Vulkanik Padat ( Efflata ) :
Berdasarkan Volumenya :
Bom : Eflata yang berupa bongkahan-bongkahan besar
Lapili : eflata sebesar butiran kerikil (bijih kemiri )
Pasir dan
Abu Vulkanik
Berdasarkan asalnya :
efflata autogen dan
efflata alogen
2. Material Cair :
Lava dan lahar
3. Material Gas ( Ekhalasi :
Solfatar ----- gas belerang
Fumarol ----- uap air
Mofet ----- gas asam arang
Sangat
Dangkal
Sangat
Dalam
GEMPA BUMI (SEISME)
Gempa Bumi adalah getaran yang dirasakan
di permukaan bumi yang disebabkan oleh gelombanggelombang seismik dari sumber gempa
di dalam lapisan kulit bumi.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan peristiwa tersebut yaitu
1. Seismologi : ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi
2.Seismograf : alat pencatat gempa
3. Seismogram : hasil catatan seismograph berupa grafik
4. Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi
5. Episentrum : pusat gempa di atas permukaan bumi tepat diatas
hiposentrum
6. Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat
gelombang primer pada waktu yang sama
7. Makroseista : wilayah sekitar episentrum yang mengalami kerusakan
terparah akibat gempa
8. Pleistoseista: garis khayal pada permukaan bumi yang membatasi daerah
dengan kerusakan terbesar akibat gempa
( garis yang membatasi makroseista )
9. Isoseista : garis pada peta yang menghubungkan daerah dengan
kerusakan yang sama akibat gempa
10. Mikroseisme :gempa yang sangat kecil dan hanya dapat direkam oleh alat
pencacat gempa
11. Makroseisme : gempa yang sangat besar dan dapat dirasakan tanpa
menggunakan alat perekam
1. Gelombang Primer (gelombang lungitudinal) : gelombang atau getaran
yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik.
Getaran ini berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang Sekunder (gelombang transversal) : gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan
yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak
dapat merambat melalui lapisan cair.
3. Gelombang Panjang/Permukaan : gelombang atau getaran yang
merambat dari episentrum di permukaan bumi.
Gelombang ini yang menyebabkan kerusakan.
Berdasarkan penyebabnya :
Gempabumi tektonik
Gempabumi vulkanik
Gempabumi runtuhan
Berdasarkan kedalaman hiposentrum :
Dangkal (< 50 km)
Menengah (50-300 km)
Dalam (300-700 km)
Berdasarkan jarak episentral :
Lokal (< 100 km)
Jauh (100-300 km)
Sangat jauh (> 300 km)
Berdasarkan letak episentrumnya :
Gempabumi darat
Gempabumi laut
Berdasarkan arah getarannya :
Gempa horisontal
Gempa vertikal
Rumus Menentukan Jarak Episentrum Gempa
Jarak episentrum gempa dapat di hitung demgam rumus Laska yaitu:
∆ = {(S – P) – 1’} x 1 megameter
ket:
∆ = Jarak episentral
S = Waktu datangnya gelombang sekunder
P = Waktu datangnya gelombang primer
1’ = 1 menit
1 megameter = 1.000 km
Berdasarkan dua buah stasiun pengamatan (A, dan B) diketahui getaran gempa
sebagai berikut:
Stasiun A
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 28.25
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 30.40
Stasiun B
Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 30.15
Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 33.45
Tentukan jarak episentral dari stasiun A dan dari stasiun B !
Episentrum A
{ (2. 30’ 40’’ – 2. 28’ 25’’) – 1’} X 1.000 km
= (2’ 15’’ – 1’) X 1.000 km
= 1’ 15’’ X 1.000 km
desimalkan !
= 1’ 15” = 1. 15/60 = 1.1/4 = 1,25 x 1.000 km
= 1.250 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km.
Episentrum B
= { ( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) – 1’} X 1.000 km
= (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km
= 2’ 30’’ X 1.000 km
desimalkan !
= 2’ 30” = 2. 30/60 = 2.1/2 = 2,5 x 1.000 km
= 2.500 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km