Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 8

Download Report

Transcript Fisioterapi Kardiovaskuler Pulmonal 2 Pertemuan 8

Fisioterapi NICU
Oleh:
Drs. Slamet Sumarno.M.Fis.
?
I. PENDAHULUAN.
• Sejarah ICU.
• 1863 Florence Nightingale, inggris ada Recavery
Room (pemulihan setelah operasi).
• 1920 Di Jerman ada ICU yg telah diorganisasi
dengan baik untuk pasien pasca bedah.
• 1953 Di Denmark mendirikan ICU untuk kritikel
care (wabah polio).
• 1963 Dr. William Mosenthal ICCU post MCI. USA.
• Jenis intensive care unit (ICU), critical care unit
or intensive treatment unit.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
3
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Type ICU.
Neonatal intensive care unit (NICU)
Special Care Baby unit (SCBU)
Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
Psychiatric Intensive Care Unit (PICU)
Coronary Care Unit (CCU) for heart disease
Mobile Intensive Care Unit (MICU)
Surgical Intensive Care Unit (SICU)
Cardiac Surgery Intensive Care Unit (CSICU)
Neuroscience Critical Care Unit (NCCU)
Overnight Intensive Recovery (OIR)
Neuro Intensive Care Unit (NICU)
Burn Wounds Intensive Care Unit
Trauma Intensive care Unit (TICU)
Shock Trauma Intensive care Unit (STICU)
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
4
Pengertian:
ICU : Perawatan maksimal, sebaik mungkin pada
pasien dengan memaksimalkan Ilmu dan teknologi
yang ada.
Pasien/ Klien kritis / gawat: Pasien yg mengalami
proses penyakit mendadak (akut) bila tidak
dilakukan tindakan cepat dan tepat akan
mengakibatkan kematian, cacat atau tidak
kemampuan Gerak dan fungsi
ICU: Tempat perawatan klien kritis/ gawat atau
yg mempunyai resiku tinggi terjadi
kegawatan, dengan penyakit yg reversible
dengan penerapan: Terapi agresif, tehnologi tinggi,
monitoring invasive / non invasive dan penggunaan
potensial yang ada.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
5
Pasien Rawat ICU.
• Pasien ICU: bervariasi keadaan klinisnya
tetapi mengalami disfungsi organ 1 or lebih.
• Rujukan dari ruangan / UGD dng kriteria
jelas untuk untuk keluar masuk ICU. Jenis:
• 1). Prioritas tinggi: Kritis, unstabil, reversible,
perlu ICU, bukan untuk pasien terminal.
• 2).Prioritas rendah: Potensi ICU, ireversible
tapi perlu kegawatan dan keluarga siap
menerima beban perawatan.
• Untuk semua umur.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
6
Contoh kondisi rawat ICU.
• Memerlukan ionotropik, untuk mempertahankan tekanan
darah dan perfusi jaringan.
• Tekanan diastolik > 120 dng edema paru, hipertensi
ensepalopati.
• Gagal nafas: PaO2 <50 mmHg dng FiO2 >0,4 RR >
35/min.
• Koma apapun penyebabnya (GCS < 12).
• AMI.
• Aretmia jantung yg mengancam jiwanya.
• Trauma ganda.
• Pasca bedah operasi besar.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
7
Staff ICU.
• Dr. Penanggung jawab ICU (spesialis ICU,
anaestesi) bila ada dng beberapa konsultan.
• Perawat ICU.
• Ahli gizi.
• Fisioterapi ICU bila ada.
• Petugas pendukung:
Penanggung jawab pasien ICU dan
tindakan medik serta kunsuler.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
8
Tugas perawat.
1. Identifiksasi masalah keperawatan 24 jam .
2. Kardiovas: BP, HR, EKG, Fi02, CVP bila ada.
3. Respirasi: Setting Ventilator, BGA, RX, lab.
4. Ginjal: Jumlah urin tiap 24 jam, elektrolit.
5. Pencernaan: Ass fisik, cairan lambung, intake
oral, muntah/diare BAB.
6. Tanda-tanda infeksi: suhu, obat.
7. Nutresi pasien.
8. Hasil lab abnormal.
9. ETT, slang terpasang.
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
s. sumarno
jakarta.
9
Tugas rutin perawat antara lain:
1. Merubah posisi tiap 2 jam.
2. Membersihkan mulut dan badan.
3. Chest Fisioterapi 1 kali tiap tugas atau bila
diperlukan.
4. Mencatat hasil observasi dan pemeriksaan.
5. Komunikasi dengan team dan kekuarganya.
6. Diskusi team.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
10
Struktur Organisasi ICU.
• Closed, open atau semi open : disesuaikan
kemampuan SDM. Semua mempunyai
kekurangan dan kelebihan.
• Utamanya penaggung jawab ICU, perawat ICU
dan staf lainnya.
• Level. I. RS tipe C. sering disebut High
dependency Unit (HDU), lebih banyak manual.
• Level. II. RS tipe B. Semi elektrik.
• Level III. RS tipe A. Modern,
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
11
Tugas fisioterapi.
• Melakukan proses pengelolaan fisioterapi.
• Menstabilkan pernafasan dan sirkulasi.
efisiensi energi pengaturan posisi, bantuan nafas,
membersihkan jalan nafas, bantuan sirkulasi.
• Menjegah timbulnya gangguan gerak dan fungsi tubuh.
• Memelihara, meningkatkan dan mengembalikan gangguan
gerak dan fungsi tubuh.
• Komunikasi dengan tim dlm mendapatkan informasi.
• Diskusi dengan tim untuk pemecahan masalah.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
12
Filosofi Fisioterapi ICU.
• Profesi fisioterapi memandang manusia
sebagai makluk biopsikososial spiritual yang
bergerak mulai dari sel sampai tubuh untuk
memenuhi kebutuhannya.
• Kepenuhan gerak dan fungsi tubuh sebagai
esensi dasar untuk hidup sehat dan
sejahtera, adalah hak asasi manusia.
• Manusia mempunyai gerak aktual, gerak
potensial dan gerak optimal untuk
dikembangkan walaupun dalam coma.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
13
Asumsi dasar
fisioterapi.
• 1. Gerak : elemen esensial kehidupan.
• Gerak: integritas /koordinasi dari sel, organ
/tubuh.
• Fisioterapi bertanggungjawab pada gerak
fungsional untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
• Fisioterapi berbekal sintesis ilmu dan
teknologi terapan yang sesuai/berimbang.
• Pelayanan fisioterapi: mandiri / tim untuk
mengatasi masalah gerak fungsional.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
14
Asumsi Dasar
2. Individu : Biopsikososial spiritual dan lingk.
3. Interaksi: kerja sama: Fts, tem, clien, keluarga dan
institusi dan masy.
4. Sehat: gerak aktual, potensial dan optimal (wellnes).
5. Upaya Fisioterapi : mencegah, memelihara,
meningkatkan, mengobati dan memulihkan:
pathofisiologis problem, functional limitation,
disability, impairment dan handycaps.
6. Prinsip-Prinsip Etika Fisioterapi.
Etika Fisioterapi secara umum: empati /berkebajikan,
tidak merugikan, menghormati otonomi pasien dan
adil.
Fisioterapis dalam menjalankan upaya kesehatan
dibekali oleh kemampuan, ketrampilan, sumpah dan
etika.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
15
Asumsi Dasar
7. Otonomi Profesional Fisioterapi.
Merupakan kebebasan fisioterapi dalam membuat
keputusan-keputusan profesi sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya.
8. Fisioterapi Sebagai Profesi : Memenuhi ciri
Profesi : berkompeten sbg fts, sumpah profesi, etika
profesi, standar praktik, standar pelayanan
Fisioterapi, Pedoman pelayanan fisioterapi,
standar pendidikan dan legislasi fisioterapi.
9. Fisioterapi Sebagai Ilmu .
Ilmu fisioterapi adalah sintesa ilmu biofisika,
kesehatan dan ilmu-ilmu lain yang mempunyai
hubungan dengan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan serta
pemulihan gangguan gerak dan fungsi individu
serta kelompok.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
16
II.Dampak klien ICU
Lingkungan ICU tidak bersahabat,
mengancam jiwa klien sehingga tidak
menyenangkan klien, keluarga dan tem ICU.
1. Stress ICU.
a. Klien kritis.
b. Peralatan janggih dan multi sitem.
c. Lingkungan menakutkan dan sirius.
d. Klien: tak sadar, Immobilisasi, nyeri, gelisah
kurang tidur dan waspada (intensif).
e. Terisolasi.
f. Tak berdaya dan gangguan komunikasi dll.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
17
2. Reaksi klien.
•
1.
2.
3.
4.
5.
•
Kompleknya masalah dipengaruhi oleh:
Pengalaman klien dan keluarga.
Pengetahuan klien dan keluarga.
Berat ringan nya penyakit dan trauma.
Suport sistem (budaya, kelurga dan lingk).
Sensitifitas terhadap perubahan klien.
Secara umum dapat diukur tapi tidak
seluruh reaksi ada dan nyata.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
18
Reaksi klien Menyangkal.
• Reaksi klien ICU pertama menyangkal
adanya kecemasan dirinya.
• Tanda-tandanya: tidak sensitif terhadap
perubahan yg terjadi pada dirinya,
sebagai usaha menutupi kecemasan
dirinya.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
19
Anger/ Marah.
• Tidak yakin kompetensi tenaga kesehatan.
• Trauma kegagalan yang lalu.
• Tindakan yang berulang-ulang yang
mencemukan.
• Kurang trampilnya petugas.
• Bosan terhadap segala tindakan.
• Munculnya kecacatan tubuh.
• Takut menghadapi kematian.
Biarkan mengekpresikan kemarahan dengan
asensif.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
20
Anxiety / Cemas.
• Gelisah merupakan reaksi umum situasi yg penuh
ketegangan, kecemasan mulai dari ringan sampai
berat (panik).
• Masuk ICU berarti menganjam dirinya.
• Tanda-tanda.
1. Bertanya berulang-ulang.
2. Berbicara terputus-putus, tidak fokus.
3. Humor tidak pas, konyol.
4. Menarik diri, membatasi bicara(apatis).
5. Depresi perlu dukungan moril.
Tindakan Fisioterapi:
a. Jelaskan tujuan dan manfaat fisioterapi,
b. Berikan kesempatan untuk berpendapat dan
dengarkan dengan empati,
c. Diskusikan dengan tem.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
21
Bersikap pasif.
• Klien pasrah.
• Mengijinkan apa saja yang dilakukan tem.
• Tidak pernah tanya keadaannya dan
pengobatannya.
• Untuk mengatasi klien boleh membuat
keputusan tindakan tem atau berpartisipasi
dalan tindakan tem.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
22
Regresi :
• Bereaksi terhadap Kemunduran keadaannya.
• Kliem sebetulnya mampu sendiri tetapi minta
dibantu.
• Perlu penjelasan kepada keluarga keadaan ini
hanya sementara dan harus disuport untuk
kembali kekemampunnya sendiri, sehingga
keluarga perlu dilibatkan.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
23
Penyebab stress Keluarga klien
ICU.
• Terpisah dengan klein.
• Takut klien cacat/ meninggalkan dirinya.
• Kurang informasi ke keluarga atas
perkembangan klien.
• Tarif ICU yang mahal.
• Kemampuan Biaya terbatas.
• Lingkungan ICU / aturan yang tidak cocok
dengan kemauan keluarga.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
24
Edukasi keluarga klien.
Masalah.
a. Keluarga mengkonsentrasikan semua tenaga
yang ada.
b. Mengorkankan segalanya demi klien.
c. Keluarga kurang tidur dan kurang makan
menimbulkan lelah dan sakit.
1. Edukasi pengetahuan meliputi:
a. Keadaan klien.
b. Prognasa
c. Rencana tindakan, alasan dan resikunya.
d. Berikan jawaban
mengert dan jujur.
Pelatihansamapi
fisioterapi ICU Bapelkes
s. sumarno
jakarta.
25
2. Edukasi emosi.
a. Yakinkan bahwa pasien mendapat
pengobatan terbaik.
b. Komunikasikan bila ada perubahan
klien, walaupun keluarga di ruamah.
c. Infomasi teratur sekali sehari tentang
perkembangan klien.
d. Ijinkan kelurga melihat tindakan
fisioterapis..
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
26
Penguasaan fisioterapi.
1. Pengetahuan dan teknologi
a. Kuasai masalah klien (Assesesment
dengan baik dan benar.
b. Diskusikan diagnosa fisioterapi dengan
tim sebelum memberikan informasi,
edukasi dan intervensi.
c. Rencanakan dengan baik dan tepat
bagaimanan penjelasannya.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
27
2. Prognosa.
• Tetapkan tujuan jangka pendek/panjang.
• Prognosa jelek ijinkan setiap tindakan fisioterapi
ada keluarganya.
3. Penjelasan tujuan dilakukan tindakan fisioterapi,
bagaimana bila tidak dilakukan tindakan
fisioterapi.
4. Berikan kesempatan keluarga bertanya.
5. Jelaskan tentang alat yang anda gunakan.
6. Ingat satu kali penjelasan belum cukup.
7. Gunakan istilah sederhana.
8. Berikan jawaban dengan jujur tetapi ada yang
dibatasi agar menerima.
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
s. sumarno
jakarta.
28
Prosedur pelaporan fisioterapi
pasien ICU
• Tujuan:
1. Mengetahui keadaan aktual klien.
2. Memberikan informasi pengaruh intervensi fisioterapi,
shg dapat direncanakan intervensi selanjutnya.
3. Mendukumentasikan keadaan aktual / Potensial dan
hasil intervensi.
4. Memberikan landasan kebijakan, hukum dll.
5. Dibuat secara sistematis.
6. Berdasarkan prinsip: clear, Complete dan Correct.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
29
Kapan harus dilaporkan.
Setiap intervensi fisioterapi (rutin).
Setiap ada perubahan kondisi dan masalah.
Dalam diskusi tim.
Selama pelaksanaan fisioterapi.
Jam. Hari. Tgl
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
30
Apa yang harus dilaporkan
1.
Hal-hal yang ditemukan positif ada dalam Assesment
fisioterapi.
2. Alat bantu yang digunakan.
3. Segala catatan monitor.
4. Catatan-catan medis dan perawat yang relevan
dengan intervensi fisioterapi.
5. Masalah / problem fisioterapi.
6. Diagnosa fisioterapi.
7. Rencana intervensi fisioterapi.
8. Masalah yang muncul saat dan setelah intervensi
fisioterapi.
9. Vital sign setelah intervensi dan setelah rest 2 min.
10. Hal-hal yang dianggap penting.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
31
Urutan laporan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Identifikasi klien: Nama/ umur/ sek, Diagnosa medis, tgl/ hari/
jam pemeriksaan, fisioterapis.
Keluhan utama.
Tanda-tanda Vital sign.
Alat-alat bantu yg digunakan.
Rencana tindakan medis.
Hasil pemeriksaan gerak dan fungsi.
Sistem pernafasan: kebersihan jalan nafas, Pola nafas, dominan
pernafasan.
Sistem sirkulasi; pucat, edema dll
Sistem syaraf: Glasgow coma scale (GCS).
Sistem urogenetal: seni, cairan, elektrolit.
Sisten saluran pencernakan: nutresi, BAB.
Sistem Hematologi: Hb, Agd, Thrombosit dll
Sistem Indokrin: Gula darah.
Tanda-tanda infeksi: eritema, presure, hematoma dll
Respon kognetif, psikososial dan keluarga.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
32
Hambatan fisioterapi ICU.
1. Klien susah komunikasi bahkan tak
sadar, emosi, juga keluarganya.
2. Banyak alat bantu.
3. Masalah multi sistem.
4. Harus menjaga nasokomial.
5. Aturan yang pasti.
6. Diskusi masalah (Kerja sama tim).
7. Tanggung jawab bersama.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
33
Problem fisioterapi ICU.
1. Aerobic Capacity / Endurance
2. Anthropometric Characteristic
3. Arousal, Attention, Cognition
4. Assistive and adaptive device
5. Circulation
6. Cranial and Peripheral Nerve Integrity
7. Environmental, home, work bariers
8. Ergonomics and body mechanic
9. Gait, locomotion and balance
10. Integumentary
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
34
11.
12.
13.
14.
Joint Integrity and mobility
Motor Function
Muscle performance
Neuro Development / sensory
Integration.
15. Orthotic, Protective, Suportive devices
16. Pain
17. Posture
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
35
18. Prosthetic Requirement
19. Range of Motion ( including Musle
length)
20. Reflex Integrity
21. ADL and IADL
22. Sensory Integrity
23. Ventilation / Respiration/Gas Exchange
24. Work, Community, Leisure Integration.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
36
III. Alat-alat di ICU Yg harus
dipahami.
1. Monitoring.
a. Bed side monitoring (ECG, HR, BP,RR).
b. ECG recorder 12 lead.
c. Pulse Oximeter.
d. Temperatur kontinyu.
e. BP invasive dan non invasive.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
37
2. Respiratory therapy.
a.
b.
c.
d.
e.
Ventilator (konvensional dan modern).
Humidifer / nebulizer.
Oksigen therapy (nasal dan masker).
Ambu bag, air viva atau jackson rees.
Set Intubasi.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
38
3.Cardiovaskular.
4.LABORATORIUM
a.
b.
c.
d.
a. Blood gas analyser.
b. Gula darah
c. Elektrolit
DC shock.
Infus pump.
Syringe pump.
Pace maker transvena.
6.Hardware.
5.Radiologi.
X Ray.
Lain-lain.
Bronchoscopy
……………
s. sumarno
.
Standart infus, Trolley dressing.
Lampu tindakan, Set bedah minor.
Sterilisator portable, Suction,
Satri, Kasur anti dekubitus
Sumber listrik, generator.
Sumber oksigen, mebeler.
Intercome, tempat cuci tangan dll
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
39
PENGERTIAN
• NICU.
• NEONATUS INTENSIVE CARE UNIT.
• INDIKASI NICU.
Tujuan Pemberian
Fisioterapi
•Mencegah posisi yang salah
•Mencegah terjadinya kontraktur
•Memperbaiki tonus otot
•Meningkatkan pola flexor
•Meningkatkan visual & auditory
reaction
•Pendidikan orang tua
White and Field et al
1986
Fisioterapi dini dengan multi stimulasi
Pertambahan berat badan
Respon bayi lebih baik dan aktif
Masa perawatan lebih pendek
TATA LAKSANA FISIOTERAPI
Sumber gangguan
perkembangan bayi
•Reproductive casualities
•Care taking casualities
Tujuan fisioterapi
•
•
•
•
•
•
•
Improve muscle tone
Increase flexor patterns
Increase midline orientation
Facilitate of the head righting reations
Promote state organisation
Improve visual and auditory reactions
Normalize sensorymotor exprience
Tujuan fisioterapi
• Provide approriate remediation of
orthopedic complications
• Provide parental education
• Assist with the trasition to the home
enviroment
• Provide contuinuing assesment to monitor
neuromotor changes
Tehnik Fisioterapi
NDT
NEONATUS DEVELOPMENT TREATMENT
SENSORY INTEGRASI
•
Sebelum kondisi medis stabil
1.
2.
•
Chest Fisioterapi
Pengaturan posisi
Setelah kondisi medis stabil
1.
2.
3.
4.
5.
Pengaturan posisi
Latihan gerak
Massage
Metoda Hammock
Metoda Kangguru
(SI)
NDT
Inhibisi dan fasilitasi
SENSORY INTEGRASI
Stimulasi input sensory vestibular,
tactile, proprioceptive
Metoda
•Pengaturan Posisi
•Latihan Gerak
•Massage
•Metoda Hammock
•Metoda Kangguru
• Feeding
•Parent Education
•Staff training
Pengaturan Posisi
• Posisi telentang
• Menurunkan hyperextension dari neck dan
trunk, elevasi dari shoulder, retraction
scapula dan extension dari lower
extremitas
• Posisi miring, fasilitasi rotasi bahu dan
panggul,scapular protraction, mid line
posisi, memperbaiki hand –eye
coordiantion
Posisi tengkurap
• Memperkenalkan weight bearing dan
weight shifting
• Menyeimbangkan tactile stimulasi
• Menstimulasi head righting reaction
Massage
Selama masih dalam incubator
1.
2.
3.
Menjalin ikatan dengan bayi
Sentuhan yang lembut
Amati reaksi yang timbul
Setelah Bebas dari Incubator
Hal hal yang harus
diperhatikan
• Posisi bayi dan orang tua
• Ruangan yang hangat , bebas
bising
• Dimulai dari usapan ringan, pada
bagian tubuh yang nyaman
• Mempergunakan 2 atau 3 jari
• Usapan pada kepala , lengan
,punggung, kaki serta wajah
• Amati reaksi bayi
Hal hal yang harus diperhatikan
• Hentikan massage jika melihat tanda2
yang tidak diinginkan
• Berikan stimulasi secara bertahap
• Waktu massage sekitar 10 menit
• Berikan pelukan , dan ayunan sekitar 5
menit
• Pergunakan bahan pelicin yang natural
Metoda Hammock
• Menstimulasi pola flexor
• Memperkenalkan pola keseimbangan
• Menstimulasi vestibular sensory
Metoda Kangguru
• Parent bonding, love, warmth & breat
feeding
• Menperbaiki dan mentimulasi breast
feeding
• Mengikut sertakan orang tua
Parent Education
• Orang tua harus menjadi parisipasi yang
aktif
• Membuka open comunication
• Terapis mengajarkan bagaiman
menghandel bayi dirumah
• Instruksi tertulis untuk dirumah
Staff training
• Perawat dll, harus mengerti proses dan
waktu untuk terapi bayi
• Bekerja sama antar tenaga medis, orang
tua untuk mendapatkan hasil yang efektif
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
59
References
1. William Mosenthal dr. A simple idea from a special surgeon.
Dartmouth Medicine. Retrieved on 2007
2. Kahn JM, Goss CH, Heagerty PJ, Kramer AA, O'Brien CR,
Rubenfeld GD. (2006). “
3. Hospital volume and the outcomes of mechanical ventilation.".
New England Journal of Medicine 355 (1): 41-50. Retrieved on
2006-08-02.
4. Retrieved from "http://en.wikipedia.org/wiki/Intensive_care_unit"
5. Categories: Intensive care medicine | Hospital departments
6. Enrico Clini a , Nicolino Ambrosino b, Early physiotherapy in the
respiratory intensive. Fondazione Villa Pineta, Pavullo, Italy
2004.
7. BalachandranSo. Shivbalan*S. Thangavelu Chest
Physiotherapy in Pediatric Practice. INDIAN PEDIATRICS
jurnal 559 VOLUME 42 JUNE 17, 2005
8. …………..A to z in ICU, Intensive Care at Nepean Hospital,
Nepean ICU 2004.
s. sumarno
Pelatihan fisioterapi ICU Bapelkes
jakarta.
60