Transcript Document

dr. BUDIYANTO, Sp.F
SMF KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL
FK UNS/ RSUD. Dr. MOEWARDI
 TIU
: Mahasiswa dapat :
 Mengetahui
prosedur pemeriksaan bedah jenazah
 Mengetahui cara pembuatan laporan VER
 TIK
: Mahasiswa dapat :
 Melakukan
pemeriksaan luar jenazah secara simpatik
 Melakukan pemeriksaan luar dalam jenazah secara
simpatik
 Melakukan pemeriksaan khusus pd kasus tertentu
 Menarik kesimpulan atas hasil pemeriksaan
 Membuat laporan VER
Harus ada :
 Surat Permintaan Visum (SPV) dari penyidik
 Ijin Keluarga (KUHAP pasal 134)
Dalam OTOPSI, diperlukan pemeriksaan
meliputi :
 Pemeriksaan Luar (PL)
 Pemeriksaan Luar Dalam (PLPD)

Sering juga ditambah pemeriksaan penunjang.
(mikroskopis, laboratorium, konsultasi)
Tanda-tanda kematian (Thanatologi)  untuk
memastikan kematian & saat kematian, catat
waktu saat pemeriksaan.
Meliputi :
1. Lebam Mayat
2. Kaku Mayat
3. Suhu Tubuh Mayat
4. Pembusukan
5. Tanda lain-lain
Dilakukan dengan cermat (yg terlihat, tercium,
teraba) baik pada asesories maupun tubuh
jenazah.
Sistematika pemeriksaan :
1. Label mayat
2. Tutup mayat
3. Bungkus mayat
4. Pakaian
5. Perhiasan
6. Benda-benda di samping mayat
Identifikasi Umum : tanda-tanda umum yg
menunjukkan identitas mayat (sex, nation,
age, skin, gizi, TB/BB, penis : M, striae
albicans : F)
Identifikasi Khusus :
1. Rajah/ tattoo
2. Jaringan parut
3. Kapalan (callus)
4. Kelainan-kelainan pada kulit
5. Anomali & cacat tubuh
 Pemeriksaan


rambut-rambut
Dilakukan untuk membantu pemeriksaan
Catat :


Distribusi, warna, keadaan tumbuh serta sifat
rambut (halus/ kasar, lurus/ikal)
Bila pada tubuh mayat ditemukan rambut yg
bukan dari rambut mayat  ambil, simpan, beri
label  pemeriksaan laboratorium lanjutan
 Pemeriksaan
mata
Periksa :







Kelopak mata terbuka/ tertutup, perhatikan tandatanda kekerasan serta kelainan lainnya
Selaput lendir kelopak mata, warna, pembuluh
darah melebar, bintik perdarahan/ bercak
perdarahan
Bola mata, periksa tanda-tanda kekerasan,
kelainan-kelainan pthysis bulbi, mata palsu
Selaput lendir bola mata, pelebaran pembulu
darah, bintik perdarahan, kelainan lain
Kornea (selaput bening), jernih, kelainan
fisiologis/patologis
Iris (tirai mata) warna  identifikasi
Pupil (teleng mata)  catat ukurannya, ka-ki
 Pemeriksaan
daun telinga dan hidung
Periksa :
Bentuk daun telinga dan hidung  identifikasi
 Kelainan-kelainan serta tanda kekerasan yg
ditemukan
 Keadaan rongga mulut, kemungkinan ada benda
asing (kasus penyumbatan)
Gigi Geligi, periksa dan catat :
Jumlah, gigi geligi yg hilang/ patah/ tambalan/
bungkus logam, gigi palsu, kelainan letak,
pewarnaan (staining), dll
 Fungsi identifikasi bila terdapat data pembanding

 Pemeriksaan
alat kelamin dan lubang
pelepasan
Perika dan catat :
Kelainan-kelainan / tanda kekerasan.
Mayat laki-laki
Periksa :
 Alat kelamin (penis) sudah sirkumsisi atau belum
 Adakah kelainan bawaan ( epsipadia, hipospodia,
phymosis, dll)
Mayat Wanita
Periksa :
 Selaput dara dan komisura posterior, adakah tanda
kekerasan
 Lakukan pemeriksaan laboratorium thd cairan
vagina/ sekret liang senggama
Lubang Pelepasan : korban sodomi  anus bentuk
corong, selaput lendir  lapisan epitel gepeng

 Pemeriksaan
terhadap tanda kekerasan/ luka
Catat :
1. Letak luka : regio anatomis
2. Jenis luka : lecet/ memar/ robek
3. Bentuk luka : bulat/ persegi/ oval
4. Arah luka : melintang/ membujur/ miring
5. Tepi luka : rata/ teratur/ tidak beraturan
6. Sudut luka : runcing/ membulat/ bentuk lain
7. Dasar luka : jaringan bawah kulit/ otot/ rongga
tubuh
8. Sekitar luka : kotor/ bersih, luka/ tanda
kekerasan
9. Ukuran luka : ukur dengan teliti,
10. Saluran luka : pada luka tembakan/ tusukan
Pemeriksaan terhadap patah tulang
Tentukan letak patah tulang yang ditemukan, catat
sifat/ jenis masing-masing patah tulang
Lain-Lain
1.
2.
Tanda-tanda ikterik, warna kebiruan pada ujung
jari dan oedem/ sembab
Tanda-tanda bekas pengobatan (trakeotomi),
suntikan, pungsi lumbal, dll
Pengeluaran Alat-Alat Dalam :
 Yang dikeluarkan : organ dalam leher, organ dalam dada
dan rongga perut
 Jenazah terletak telentang, bahu ditinggikan, kepala
dalam keadaan fleksi maksimal dan leher tampak jelas
Incisi : Mencapai kedalamaan setebal kulit saja
 Insisi berbentuk huruf I paling ideal
 Indikasi kosmetik : incisi Y  tidak dianjurkan
 Mengikuti garis pertengahan tubuh, diawali dari bawah
dagu  turun ke arah umbilicus  melingkari umbilicus 
daerah simfisis pubis
 Perhatikan : incisi di daerah abdomen , diawali dari
epigastrium  menembus peritoneum. Masukkan jari
telunjuk & jari tengah tangan kiri ke dalam lubang incisi 
tarik dinding abdomen ke atas Pisau diletakkan diantara
dua jari  lanjutkan incisi sampai ke simfisis pubis
Melepaskan dinding perut bagian atas :
 Pada daerah lengkung iga, dinding perut bagian atas
dilepaskan dari dinding dada. Perhatikan cara tangan
memuntir
 Dinding dada dilepaskan, ke atas  daerah tulang
selangka. Pengirisan otot tegak lurus antara bagian pisau
dan bidang pisau thd otot. Periksa tanda kekerasan
 Dinding perut  perhatikan keadaan lemak di bawah
kulit, otot dinding perut, catat keadaannya.
Membuka rongga dada.
 Iga dipotong mulai iga ke-2 sampai lengkung iga. Dengan
bidang pisau tegak pada iga-iga dan telapak tangan menekan
punggung pisau, iga-iga mudah terpotong.
 Periksa keadaan rongga perut  organ dalam rongga perut 
periksa keadaan usus.
 Tentukan sekat rongga badan (diafragma)  bandingkan
tinggi diafragma kanan dan kiri pada midclavicular line
• Kiri : iga dipotong mulai rawan iga ke-2 ke arah kaudolateral. Iga pertama dipotong ke arah kraniolateral untuk
menghindari manubrium sterni.
• Kanan : setelah iga pertama terpotong, artikulatio sternoclavicularis dipotong juga
Perhatikan :
 Hindari pengirisan yg mengenai manubrium sterni yg keras.
Mengamati rongga dada.
 Tentukan berapa jari kandung
jantung , bagian atas maupun
bawah, tampak di antara kedua
paru-paru.
 Kandung jantung dibuka dengan
gunting sesuai huruf Y terbalik
 periksa apakah terisi cairan
atau darah
 Tarik paru-paru, baik kanan
maupun kiri ke arah medial 
periksa rongga dada
Lepaskan perlekatan antara paru-paru dgn dinding rongga dada
 Tangan kanan pegang lidah, dua jari tangan kiri diletakkan pada sisi
kanan dan kiri hilus paru-paru, organ dalam rongga dada ditarik ke
arah kaudal sampai keluar dari rongga dada  lepaskan oesophagus
dari jaringan ikat, buat dua ikatan, gunting
 Tangan kiri menggenggam bagian bawah organ dalam rongga dada 
lakukan pengirisan  seluruh organ dalam dada dikeluarkan
Dasar mulut diiris menyusuri tepi
rahang bawah
Lidah ditarik keluar melalui dasar
mulut yang telah diiris
Pembuluh-pembuluh cabang aorta
yang keluar ke arah lengan dipotong
di subclavia
Pemeriksaan Kepala :
 Buat irisan pada kulit kepala, mastoidues  pucak kepala
(vertex)  mastoideus sisi lain
 Irisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum  kupas kulit
kepala ke arah depan dan ke arah belakang  catat kelainan
yg didapatkan.
 Buka rongga tengkorak  lakukan penggergajian tulang
tengkorak melingkar didaerah frontal sampai daerah
temporal, agar tidak merusak jaringan otak  hati-hati &
hentikan setelah tebal tulang tengkorak terlampaui  atap
otak terlepas
PEMERIKSAAN ORGAN-ORGAN TUBUH :
 Lidah. Periksa permukaan lidah  bekas gigitan ?
 Tonsil. Perhatikan permukaan/ penampang tonsil.
 Kelenjar Gondok. Otot-otot leher dilepaskan  periksa
ukuran, berat, dan keadaannya  lakukan pengirisan.
 Oesophagus. Buka dengan gunting dinding belakang  periksa
kelainan yg ditemukan
 Trachea. Dimulai dari mulut atas trachea (epiglottis)  buka
dgn gunting dinding belakang sampai percabangan bronkhus.
 Os hyoid, kartilago thyroidea, kartilago cricoidea  patah atau
tidak
 Arteria carotis interna  perhatikan adakah kekerasan, tanda
: resapan darah di daerah intima
 Kelenjar thymus  lihat permukaan, adakah bintik
perdarahan?
 Paru-paru. Kanan / kiri diperiksa tersendiri.
catat : permukaan paru, warna & bintik perdarahan, resapan
darah, luka-luka/ memar, dsb. Pada perabaan, normal : seperti
spons, anomali : padat/ keras. Pengirisan dari apek  basal ,
catat warna & kelainan-kelainan yg mungkin ditemukan.
Autopsi Jantung.
Pemotongan mengikuti alirah darah dalam
jantung. (1) Pengguntingan dinding belakang
vena cava. (2) Irisan ke arah lateral bilik kanan.
(3) Pengguntingan dinding depan bilik kanan ke
arah a. pulmonalis. (4) Pembukaan vv.
pulmonalis. (5) Irisan ke arah lateral bilik kiri dan
(6) Pengguntingan dinding depan bilik kiri ke
arah aorta.
Setelah jantung terlepas, periksa:
 Berat dan ukuran jantung  bandingkan dengan kepalan
tangan kanan jenazah
 Resapan darah, luka, bintik perdarahan, dan kelainan lainnya
(atherosklerosis, infark myocard, dsb)
 Aorta thorakalis. Gunting dinding saluran, periksa permukaan
dalam aorta.
 Aorta abdominalis. Periksa dinding pembuluh darah 
timbunan perkapuran, suspect hipertensi renal
 Glandula suprarenalis. Pertama kali dicari terlebih dahulu,
baru dilanjutkan organ-organ lainnya.
 Ginjal, ureter, vesica urinaria. Perhatikan ginjal kanan & kiri 
periksa resapan darah pd kapsulanya. Iris pada lateral kapsula
 ginjal dilepaskan
 Hati & kandung empedu. Periksa : tepi (tajam, tumpul),
permukaannya (licin/ berbenjol), warna, perabaan. Buat 2-3
irisan melintang  lihat penampang hati. Kandung empedu
diraba  adakah batu empedu/ tidak
 Limpa & kelenjar limfe. Ukuran & berat, permukaan, warna,
perabaan.
 Lambung & usus. Lambung dibuka dengan gunting pada
kurvatura mayor, periksa isi dalam lambung simpan dlm
botol/ plastik pemeriksaan toksikologi. Selaput dinding
diperiksa  erosi, ulserasi/ resapan darah.
 Kelenjar pankreas. Periksa  Ukuran & beratnya, warna,
keadaan permukaan, perabaan
Irisan pada otak besar sebaiknya
dibuat melalui bidang-bidang no 1 –
7. Gambar ini dapat dipergunakan
untuk mencatat kelainan-kelainan
yang ditentukan pada tiap-tiap irisan.
Otak Besar, Otak kecil dan Batang Otak
 Perhatikan permukaan luar, catat kelainan yg ditemukan.
 Ukur dan timbang berat otak.
 Pada edema cerebri, gyrus otak tampak mendatar & ulkus
tampak menyempit, perhatikan tanda penekanan.
 Perhatikan bentuk serebelum, pada peningkatan TIK akibat
edema cerebri  herniasi serebelum ke FOM, bag. Depan
bawah serebelum menonjol  pisahkan otak besar & otak
kecil
 Otak besar diletakkan bagian ventral ke pemeriksa 
pemotongan otak secara koronal/ melintang, catat
kelainan-kelainan : perdarahan korteks akibat cc,
perdarahan berbintik akibat emboli, keracunan barbiturat,
dll
 Otak kecil diperiksa penampang  irisan melintang
 Batang otak diiris melintang mulai pons, medulla oblongata
 proksimal medulla spinalis  kemungkinan perdarahan
Alat Kelamin
 Mayat laki-laki :
Testis dikeluarkan dari rongga perut  tidak menyayat
scrotum. Perhatikan : ukuran, konsistensi, resapan darah,
dll. Perhatikan bentuk & ukuran epidermis, kelenjar prostat
cek ukuran & konsistensi
 Mayat wanita :
Perhatikan bentuk & ukuran ovarium, saluran telur, dan
rahim. Pada uterus perhatikan kemungkinan perdarahan,
resapan darah, ataupun luka akibat tindakan tertentui.
Uterus dibuka dengan irisan bentuk huruf “T” melalui
servix dan bermuara pada fundus uteri.
Catatan :
 Sebelum organ-organ dikembalikan ke dalam tubuh mayat,
pertimbangkan kemungkinan diperlukan pemeriksaan
penunjang (histopatologi/ toksikologi
 Pengambilan potongan jaringan , minimal dengan tebal 5
mm
 Usahakan tempat pengambilan potongan organ didaerah
perbatasan antara yg normal dengan yg ada kelainan.
 Potongan tersebut dimasukkan ke dalam cairan fiksasi
(larutan formalin 10% atau alkohol 70% - 80%) dengan
volume cairan fiksasi sekitar 20-30 kali volume potongan
jaringan
 Setiap jenis organ ditaruh dalam botol tersendiri
 Bila perlu pengawetan, gunakan alkohol 90%.
 Pada pengiriman sampel untuk toksikologi maupun
histopatologi, contoh bahan pengawet juga ikut dikirimkan
KESIMPULAN VER KECELAKAAN LALU LINTAS/ KERETA API :
Korban meninggal dunia karena perdarahan dalam rongga dada
karena kekerasan tumpul pada dada. Perkiraan saat kematian antara
jam .... tanggal…… sampai dengan jam .... tanggal .....
KESIMPULAN VER SEMENTARA PENGANIAYAAN :
Didapatkan luka memar dan bengkak pada wajah korban akibat
kekerasan tumpul. Korban setuju untuk dilakukan perawatan.
Perawatan lanjutan dilakukan di
RS. Dr. Moewardi Bagian Bedah dengan Registrasi No…......... oleh
dokter ......... Spesialis Bedah.
KESIMPULAN VER LANJUTAN PENGANIAYAAN:
Terdapat luka memar dan bengkak pada wajah korban akibat
kekerasan tumpul sesuai dengan VER Sementara Registrasi No.......
ternyata korban memerlukan perawatan selama .... hari. Korban
tidak dapat menjalankan mata pencaharian sebagai ............ selama
............ hari
SURAT KEMATIAN WAJAR
Yang bertanda tangan di bawah ini dokter ……………….. menerangkan bahwa pada
hari ini tanggal…………….. jam…………… telah memeriksa korban :
Nama
:
Umur
:
Alamat :
Telah meninggal karena sakit ………….
Harap yang berkepentingan maklum.
SURAT KEMATIAN TIDAK WAJAR
Korban mati lemas karena sumbatan jalan nafas bagian atas
akibat jeratan pada leher.
Perkiraan saat kematian antara jam ………. tanggal………. sampai
jam ………. tanggal……………..