Jawaban SKOR Hasil Diskusi KEMAJUAN CAPAIAN KERANGKA

Download Report

Transcript Jawaban SKOR Hasil Diskusi KEMAJUAN CAPAIAN KERANGKA

+
KEMAJUAN CAPAIAN
KERANGKA AKSI HYOGO
DI TINGKAT LOKAL
KABUPATEN PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN
2013
KELOMPOK 2
LOCAL GOVERNMENT
SELF ASSESSMENT
TOOLS (LG-SAT)
Melakukan pemutakhiran data
tentang
ancaman-ancaman
bahaya & kerentanan-kerentanan,
+ menyusun & menyebarkan
pengkajian-pengkajian
risiko
[HFA 2, 3 dan 4]
POIN PENTING-3
+
Sejauh mana pemerintah daerah melakukan pengkajianpengkajian risiko bencana yang menyeluruh untuk sektorsektor pembangunan kunci yang rentan dalam wilayah
otoritas setempat? [2]

Pengkajian-pengkajian risiko di tingkat lokal yang mencakup analisis
yang menyeluruh tentang ancaman bahaya, tingkat keterpaparan dan
kerentanan merupakan satu langkah pertama yang menjadi penentu
keberhasilan pengurangan risiko. Tanpa memahami risiko-risiko yang
dihadapi masyarakat dan ekonomi setempat, tidak ada strategi
pengelolaan risiko bencana yang memadai yang bisa dikembangkan
dan investasi-investasi akan cenderung menjadi kurang efektif. .

Tingkat pencapaian: 1
2
3
4 5
+

KEMAJUAN :

Kajian dan Peta Resiko Bencana masih dalam tahap
Penyusunan

TANTANGAN

Terbatasnya Anggaran, SDM, Teknologi

RENCANA

Meningkatkan Akses Informasi terhadap penjabaran dari Kajian
Risiko Bencana dan Rencana Penanggulangan Bencana .
+
Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko ini secara rutin
diperbaharui, misalnya setiap tahun atau setiap dua tahun?
[2.1.2]

Pengkajian risiko di segala tingkat tidak boleh menjadi satu kegiatan
satu kali saja namun perlu dilakukan secara rutin. Ini termasuk
pencatatan kerugian yang ditanggung, pemutakhiran rutin tentang
tingkat risiko bencana dan tingkat keterpaparan, serta pemantauan
terus-menerus kerentanan rumah-rumah tangga, bisnis, infrastruktur
dan layanan terhadap ancaman-ancaman alam dan peristiwaperistiwa ekstrim. . .

Tingkat pencapaian:
1
2 3
4 5
+

KEMAJUAN

TANTANGAN

SDM. Dan teknologi, Anggaran Terbatas

RENCANA

Akan disusun Kajian Risiko,( multi ancaman ) Kab. pandeglang
+
Seberapa rutin pemerintah daerah menyampaikan informasi
kepada masyarakat tentang kecenderungan ancaman
setempat dan langkah-langkah pengurangan risiko (misalnya
dengan menggunakan satu Rencana Komunikasi Risiko)
termasuk peringatan-peringatan dini akan adanya
kemungkinan dampak bencana? [3.1.1]

Masyarakat setempat harus memahami risiko-risiko apa yang mereka
hadapi, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
dan apa yang sudah ada untuk mengelola risiko-risiko tersebut, untuk bisa
menghindarkan kerugian besar ketika terjadi bencana. Komunikasi yang
jelas dan rutin tentang temuan-temuan pengkajian risiko lokal dan
tentang pesan-pesan peringatan dini merupakan salah satu faktor
terpenting dalam menyelamatkan nyawa. Lebih jauh lagi, informasi
tentang layanan yang tersedia dan tindakan yang diharapkan sebelum,
selama dan setelah kejadian bencana – seperti rencana kontinjensi
rencana dan evakuasi, lokasi hunian sementara, dukungan finansial,
layanan kesehatan dll. – yang disediakan secara rutin dan dalam format
dan bahasa yang tepat untuk masyarakat dapat mengurangi jumlah korban
jiwa dan kehilangan aset secara substansial

Tingkat pencapaian: 1 2 3
4
5
+





KEMAJUAN
Telah Terpasang EWS Tsunami di Desa Teluk Kecamatan Labuan
Telah Terpasang EWS Gempa bumi Di Kec.Cigeulis
Telah Terpasang EWS Letusan Gunung Anak Krakatau di
Pasauaran Di Kab. Serang
Telah terbangun suatu jaringan komunikasi lokal antara petugas
dilapangan dengan Kecamatan setempat mengenai Banjir.

TANTANGAN

Keterbatasan Anggaran, SDM dan Teknologi

RENCANA

Akan Dipasang EWS Tsunami di Kec. Lain yang mempunyai
kawasan pantai

Akan Dipasang EWS Gempa Bumi di 4 Kecamatan
+
Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko yang dilakukan
pemerintah daerah terhubung dengan, dan mendukung kajian
risiko pemerintah-pemerintah daerah yang berdekatan dan
rencana manajemen risiko negara atau provinsi dengan baik?
[2.4.1]

Bahkan bencana-bencana yang terlokalisasi pun jarang terjadi hanya
dalam batas-batas administratif. Oleh karena itu, pengkajian risiko di
tingkat lokal yang tidak mempertimbangkan tingkat risiko di lokasilokasi sekitarnya dan di tingkat nasional bisa hanya menghasilkan
informasi terbatas yang tidak dapat ditindaklanjuti dalam situasi
darurat dan memberikan landasan yang keliru untuk langkah-langkah
pengurangan risiko.

Tingkat pencapaian:
1
2
3 4
5
+

KEMAJUAN

TANTANGAN

RENCANA

Membangun Pusat data dan informasi Kebencanaan
+
Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko bencana
dimasukkan dengan baik ke dalam semua perencanaan
pembangunan daerah yang relevan secara konsisten? [2.1.3]

Membuat temuan-temuan pengkajian-pengkajian risiko bencana di
tingkat lokal tersedia untuk semua proses perencanaan dapat memastikan
agar kemajuan-kemajuan penting dalam pembangunan daerah
terlindungi. Jika pertimbangan risiko tidak menjadi bahan pertimbangan
dalam kebijakan dan program-program sektoral atau dalam rencana
pembangunan ekonomi di tingkat lokal, investasi-investasi dalam jumlah
yang besar bisa hilang karena ancaman yang sering terjadi dan bencanabencana
berskala
besar.

Tingkat pencapaian:
1
2 3
4 5
+

KEMAJUAN

TANTANGAN

RENCANA

Akan Disusun Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten
Pandeglang
Memastikan agar program
pendidikan dan pelatihan
pengurangan risiko bencana
+ tersedia di sekolah dan
masyarakat
[HFA 1, 3 dan 5] [HFA 1]
POIN PENTING-7
+




Seberapa rutin pemerintah daerah menjalankan programprogram pengembangan kesadaran atau pendidikan tentang
PRB dan kesiapsiagaan bencana untuk masyarakat? [1.3.3.]
program-program yang mencakup isu keragaman budaya
program-program yang peka perspektif gender
Komunikasi dan pendidikan rutin tentang ancaman, risiko dan strategi
pengurangan risiko dapat menciptakan budaya kesadaran dan
pencegahan risiko di masyarakat yang terdampak. Jika aktivitas-aktivitas
tersebut dilaksanakan dalam bentuk program inklusif dan tanggap budaya
yang secara rutin menjangkau semua kelompok dalam masyarakat, warga
masyarakat bisa menjadi agen-agen yang efektif untuk pengurangan risiko
dan kesiapsiagaan yang sukses. .

Tingkat pencapaian: 1
2
3 4
5
+

KEMAJUAN

TANTANGAN

RENCANA

Sosialisasi KRB dan PRB

Pelatihan dan Pendidikan dari tingkat Sekolah sampai dengan
Aparatur Pemerintah Tingkat Kecamatan
+

Sejauh mana pemerintah daerah memberikan pelatihan
pengurangan risiko untuk para pejabat dan pimpinan
masyarakat setempat? [3.2.1]

Pengetahuan tentang konsep-konsep dasar pengurangan risiko bencana
dan strategi manajemen risiko yang umum tidak dengan serta merta
dimiliki oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Pelatihan rutin untuk staf
pemerintah daerah (di semua dinas) dan para wakil masyarakat berperan
penting dalam menumbuhkan kesadaran tentang risiko dan – yang paling
penting – akan pilihan-pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah
daerah dan masyarakat dalam mengurangi dan bersiap menghadapi
risiko bencana

Tingkat pencapaian:
1
2 3
4 5
+

KEMAJUAN

TANTANGAN

Terbatasnya Anggaran dan SDM

RENCANA

Sosialisasi KRB dan PRB dengan Berbagai Instansi
+

Sejauh mana sekolah dan perguruan tinggi setempat
mencakup kursus-kursus, pendidikan atau pelatihan tentang
pengurangan risiko bencana (termasuk risiko-risiko yang
berkaitan dengan cuaca) sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan? [5.2.4]

Selain melaksanakan geladi-geladi kesiapsiagaan untuk membuat para pelajar
sadar akan apa yang harus diperbuat dalam keadaan darurat, sesi-sesi rutin tentang
risiko-risiko bencana dan iklim yang diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah
dan perguruan tinggi akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mereka
dapat secara aktif mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Kurikulum untuk
semua tingkat pendidikan dapat disesuaikan dengan biaya yang relatif kecil untuk
mencakup pengetahuan tentang risiko bencana dan iklim dalam, misalnya, kelas
geografi, sejarah, dan fisika.

Tingkat pencapaian: 1
2
3
4 5
+

KEMAJUAN

Pendidikan Lingkungan hidup telah terintegrasi ke dalam
kurikulum sekolah

TANTANGAN

PRB Belum masuk kepada Pendidikan lingkungan Hidup

RENCANA

Memberikan Pendidikan ditingkat Guru maupun Murid
disekolah ,tentang yang berkaitan dengan PRB
+

Seberapa jauh kesadaran warga tentang rencana evakuasi atau
geladi evakuasi jika perlu? [4.2.2]

Meskipun pemerintah daerah mungkin telah menyusun rencana evakuasi
untuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan, ini tidak berarti bahwa
warga menyadari atau mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan
darurat. Ketika menyusun rencana evakuasi dan geladi-geladi untuk
evakuasi, satu strategi komunikasi yang efektif yang memastikan
masyarakat bisa mengetahui isinya akan menjadi faktor utama yang
menentukan keberhasilan.

Tingkat pencapaian: 1
2
3
4 5
+

KEMAJUAN

Sudah tersedianya Jalur jalur evakuasi dan sudah terlatihnya
masyarajat menghadapi bencana

TANTANGAN

Tidak adanya lahan untuk tempat evakuasi ( dataran tinggi )

Belum seluruhnya diberikan Jalur jalur evakusi dikarenakan
begitu panjangnya Pantai di kabupaten pandeglang

RENCANA

Memasang Jalur Evakuasi didaerah yang belum terpasang

Membangun Shelter Evakuasi didaerah yang strategis

Membentuk suatu Desa Tangguh Bencana di daerah Rawan Bencana
Banjir, Tsunami,
+
Melindungi ekosistem dan penyanggapenyangga alamiah untuk meredam
ancaman,
dan
beradaptasi
pada
perubahan iklim [HFA 4]
POIN PENTING-8
+
Seberapa jauh kebijakan-kebijakan, strategi dan rencana
pemerintah daerah dalam PRB terintegrasi dengan baik ke
dalam rencana-rencana pembangunan lingkungan dan
pengelolaan sumber daya alam? [4.1.1]

Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di wilayah pedesaan dan
perkotaan merupakan prasyarat keberhasilan pengurangan risiko
bencana. Ketika risiko bencana dan iklim menjadi pertimbangan bagi
pengelolaan sumber daya alam, masyarakat menghadapi risiko yang
lebih rendah terhadap meningkatnya keterpaparan dan kerentanan
terhadap ancaman bencana alam.

Tingkat pencapaian: 1
2
3
4 5
+

KEMAJUAN

Program Pembangunan Lingkungan dan pengelolaan SDA telah
dicantumkan dalam RPJMD

Sektor Pertanian telah digunakan benih yang tahan kekeringan
dan telah melaksanakan program SRI.

TANTANGAN

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kelestarian
Lingkungan dan SDA

RENCANA

Dishutbun. Akan merencanakan Penanaman Komoditas
kehutanan disekitar DAS ( Penghijauan dan Reboisasi )
+









Sejauh mana pemerintah daerah mendukung restorasi,
perlindungan, dan pengelolaan layanan-layanan ekosistem secara
berkelanjutan? [4.1.5]
hutan
zona pesisir
lahan basah
sumber daya air
daerah aliran sungai
perikanan
Ekosistem lokal menyediakan layanan-layanan penting bagi masyarakat
dan ekonomi setempat. Ini termasuk bertindak sebagai penyangga
terhadap ancaman bencana alam dan secara signifikan meredam
dampak khususnya bencana-bencana yang berkaitan dengan cuaca.
Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+






KEMAJUAN
Penggunaan Pupuk Organik pada lsawah dan penggunaan
pestisida nabati
Penanaman Mangrove
Pengelolaan DAS
Rehabilitasi dan reboisasi Hutan disekitar daerah hulu
Perlindungan terumbu karang

TANTANGAN
Rendahnya Kesadaran masyarakat
Adanya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah
kelestarian lingkungan
Adanya Penebangan Liar
Adanya Penambangan Liar

RENCANA

Sosialisasi Tentang pentingnya kelestarian Alam




+

Seberapa jauh organisasi-organisasi masyarakat sipil dan
warga berpartisipasi dalam pemulihan, perlindungan dan
pengelolaan layanan-layanan ekosistem secara
berkelanjutan? [4.1.6]

Masyarakat setempat seringkali merupakan pengguna dan pengelola
utama layanan-layanan ekosistem. Keterlibatan mereka dalam
perencanaan dan pelaksanaan program-program pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan sangat penting bagi peran yang dimainkan
layanan-layanan ini dalam mengurangi risiko bencana. Melibatkan
masyarakat seperti itu dalam pengambilan keputusan juga bisa
memunculkan segala potensi konflik kepentingan dan memberikan ruang
untuk melakukan negosiasi dalam pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan di seluruh wilayah.

Tingkat pencapaian: 1
2
3
4 5
+

KEMAJUAN

Telah ada Usaha usaha konservasi Alam Yang dilakukan oleh
Perguruan tinggi dan kelompok masyarakat

Disektor Pertanian telah terbentuk Regu pengendali hama

TANTANGAN

Masih minimnya Anggaran, dan SDM

RENCANA

Membentuk Forum kemasyarakatan yang berbasis
lingkungan
+

Sejauh mana sektor swasta berpartisipasi dalam pelaksanaan
rencana-rencana pengelolaan lingkungan dan ekosistem di
daerah anda? [4.1.7]

Usaha-usaha swasta, khususnya bisnis-bisnis kecil dan menengah,
sebagaian besar seringkali tergantung pada ekosistem setempat dan
mempunyai kepentingan kuat dalam pengelolaan sumber daya
mereka secara berkelanjutan. Pelibatan mereka dan perusahaan besar
yang berpotensi untuk terlibat dalam perencanaan dan programprogram pengelolaan lingkungan akan penting untuk memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang ditetapkan daerah.

Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Beberapa perusahaan sudah menyalurkan dana CSR nya untuk
pengelolaan lingkungan

TANTANGAN

Masih rendahnya dunia usaha yang berkontribusi terhadap
pengelolaan lingkungan

RENCANA

Meyusun Suatu peraturan terhadap dunia usaha tentang
penggunaan CSR
+ Membentuk
sistem peringatan
dini dan kapasitas manajemen
kedaruratan [HFA 2 dan 5]
POIN PENTING-9
+

Sejauh mana institusi lokal mempunyai akses ke sumbersumber finansial untuk mendukung respons bencana dan
pemulihan dini yang efektif? [5.3.1.]

Apabila terjadi bencana, penyediaan bantuan bagi warga masyarakat
dan rumah-rumah tangga yang terkena dampak bencana lebih
penting daripada segala kegiatan apapun dan ini membutuhkan
adanya tingkat likuiditas yang cukup dalam anggaran daerah. Akses ke
dana kontinjensi dan pemulihan di tingkat daerah dan nasional sangat
menentukan bagi keberhasilan respons dan rehabilitasi dalam
keadaan darurat.

Tingkat pencapaian:
1
2
3 4
5
+

KEMAJUAN

Akses Sumber pendanaan hanya kepada pemerintah pusat
dan provinsi

TANTANGAN

Terbatasnya sumber dana kabupaten untuk respon bencana

RENCANA

Memperluas Akses sumber pendanaan diluar pemerintah
+

Sejauh mana pusat-pusat peringatan dini didirikan, dilengkapi
dengan staf (atau personil yang siap dipanggil) dan sumber
daya yang lengkap (cadangan listrik, kelengkapan peralatan
dll.) setiap waktu? [2.3.1]

Penyelamatan jiwa tergantung pada berfungsinya sistem-sistem
peringatan dini dan oleh karena itu tergantung pada pusat-pusat
peringatan dini yang mempunyai kapasitas untuk merespons segera
peringatan dini yang disiarkan secara nasional atau menangkap
pesan-pesan peringatan di tingkat lokal. Ini memerlukan sumber daya
keuangan dan manusia yang khusus untuk memastikan
kesinambungan fungsi pusat-pusat peringatan dini.

Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Telah terbentuk PUSDALOPS Bencana

Telah terbangunnya EWS Bencana

TANTANGAN

Keterbatasan Anggaran,SDM dan Teknologi

RENCANA

Memenuhi sarana dan prasarana di PUSDALOPS

Membangun SHELTER TSUNAMI dan BANJIR
+

Sejauh mana sistem-sistem peringatan memungkinkan adanya
partisipasi masyarakat secara memadai? [2.3.2]

Penyampaian pesan-pesan peringatan dini ‘last mile’ kepada rumahrumah tangga dan individu yang terdampak merupakan salah satu
tantangan utama dalam sistem peringatan dini nasional. Di tingkat lokal,
pemerintah dapat membangun sistem penyampaian peringatan dini di
tingkat masyarakat dengan secara aktif mendorong keterlibatan
masyarakat dalam pengembangan dan pengoperasian sistem-sistem
peringatan dini, misalnya melalui pengoperasian radio lokal, membentuk
sistem
penyampaian
pesan
bergerak
kepada
masyarakat.

Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Telah terbangunya Pusdalops

masyarakat sudah dilibatkan dalam upaya peringatan dini
jika terjadinya bencana

TANTANGAN

Belum seluruh lokasi dapat terjangkau EWS

RENCANA

Akan Diadakanya penambahan EWS didaerah yang tidak
terjangkau

Pelatihan masyarakat tentang informasi bencana
+

Sejauh mana pemerintah daerah mempunyai pusat pengendali
operasi darurat (pusdalops) dan/atau sistem komunikasi
keadaan darurat? [5.2.3]

Ketika terjadi bencana, koordinasi upaya respons dan bantuan penting
dilakukan untuk memastikan agar semua individu yang terdampak dapat
dijangkau dan pemborosan sumber daya ditekan seminimal mungkin.
Kemampuan untuk mengandalkan satu pusat operasi darurat dan sistem
komunikasi darurat yang berfungsi merupakan dasar bagi koordinasi yang
efektif. Pusat dan sistem seperti itu dapat berada dalam satu dinas
pemerintah, satu organisasi setempat atau dibentuk di satu bangunan
umum sepanjang semua aktor yang terlibat dapat mengaksesnya dan
memahami penuh bagaimana pusat dan sistem tersebut beroperasi.

Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Telah terbentuk Pusdalops tingkat kabupaten

TANTANGAN

Kurangnya Sarana dan prasarana , SDM, Anggaran dan teknologi

RENCANA

Memenuhi kebutuhan sarana dan Prasarana pusdalops
+

Seberapa rutin geladi dan latihan dilaksanakan dengan
partisipasi pemerintah, non-pemerintah, para pimpinan
masyarakat lokal dan para relawan? [5.2.1]

Respons yang efektif tidak dapat direncanakan hanya di atas kertas.
Geladi rutin, latihan dan praktik-praktik pengingat merupakan satusatunya cara untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat tahu
apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Geladi yang
dilakukan paling tidak setahun sekali akan meningkatkan
keberhasilan
upaya
tanggap
darurat
secara
signifikan.

Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Pemerintah, Organisasi masyarakat, Dunia Usaha , Perguruan
Tinggi telah beberapa kali melakukan Gladi bencana

PMI sudah mempunyai Program -program mitigasi bencana

TANTANGAN

Kurangnya sarana dan prasarana penyelenggaraan gladi
bencana

RENCANA

Melengkapi sarana dan prasarana
+







Seberapa jauh sumber-sumber daya utama untuk respons yang
efektif tersedia, seperti pasokan kebutuhan darurat, hunian
sementara, rute-rute evakuasi yang teridentifikasi dan rencana
kontinjensi pada setiap saat? [5.2.2]
Cadangan persediaan barang-barang bantuan darurat
Hunian sementara untuk situasi darurat
Rute-rute evakuasi yang teridentifikasi
Rencana kontinjensi atau rencana kesiapsiagaan bencana untuk
semua ancaman utama
Meskipun seluruh cakupan aktivitas-aktivitas respons harus didanai secara
setara, ada beberapa item penting yang harus diidentifikasi sebelumnya
dan dana untuk ini harus dipastikan. Ini mencakup penyimpanan stok
persediaan barang-barang bantuan darurat di lokasi-lokasi yang tepat,
memastikan hunian sementara berfungsi dan rencana-rencana kontinjensi
terartikulasikan dengan jelas untuk semua ancaman utama.
Tingkat pencapaian: 1 2
3
4
5
+

KEMAJUAN

Telah tersedia sebagian rute rute evakuasi tsunami

TANTANGAN

Tidak adanya lahan ( dataran Tinggi ) untuk evakuasi

Terbatasnya Anggaran untuk pembangunan Hunian shelter

RENCANA

Peningkatan dana untuk pembangunan tempat evakuasi