Dr dra endang ruswanti,mm

Download Report

Transcript Dr dra endang ruswanti,mm

Bab 1 Ruang Lingkup
Pengelolaan Dan Peluang
Bisnis Ritel
DR DRA ENDANG RUSWANTI,MM
Ritellier berarti memotong
sesuatu
 Terkait dengan aktivitas yang dijalankan
maka ritel menunjukkan upaya untuk
memecah produk dan didistribusikan oleh
perusahaan dalam jumlah besar untuk
dikinsumsi oleh konsumen akhir dalam
jumlah kecil sesuai dengan kebutuhannya.
 Selain menjual produk juga melibatkan
layanan jasa kerumah. Tidak semua bisnis
ritel dilakukan dalam toko, tetapi melalui
internet, mis gramedia online.com.
perusahaan-pedagang besarritel-konsumen akhir
 Selama kurun waktu 20 tahun terakhir telah
banyak bermunculan format ritel baru,
seperti hypermarket, sehingga sulit untuk
mengklasifikasikan ritel dengan format yang
berbeda ternyata menyediakan sejumlah
produk yang sama. Seperti ritel asing
walmart, giant, carrefour adalah perusahaan
global yg mampu melaksanakan ekpansi
pasar hingga keberbagai negara didunia.
Paradikma Ritel Tradisional
dan Ritel Modern
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kurang memperhatikan Lokasi
Tidak memperhitungkan potensi pembeli
Jenis produk yang dijual kurang fokus
Merek tidak mendapatkan seleksi
Kurang memperhatikan suplayer
Pencatatan penjualan secara sederhana
Tidak mengevaluasi keuntungan perunit
Arus kas tidak terprogram
Pengembangan bisnis tidak terencana
Paradikma Ritel Modern
1. Lokasi strategis merupakan faktor utama
dalam bisnis ritel
2. Memprediksi dengan cermat potensi pembeli
3. Pengelolaan jenis barang dagangan terarah
4. Seleksi merek sangat kuat
5. Seleksi terhadap suplayer
6. Pencatatan penjualan dengan mesin hitung
7. Melakukan evaluasi terhadap laba perunit
8. Arus kas terrencana
9. Pengembangan bisnis terprogram
Fungsi Ritel
1. Menyediakan produk dan jasa
2. Memecah ukuran produk menjadi kecil
3. Penyimpan persediaan
4. Penghasil jasa
5. Meningkatkan nilai produk dan jasa
Pengelompokan unsur ritel
untuk kepuasan konsumen
1. Jenis barang dagangan yang dijual ritel ,alat
olah raga sebagai sporanting good store bisa
dibagi lagi menjadi peralatan OR laki &
perempuan, toko busana, tk makanan, toko
buku.
2. Keanekaragaman barang yang dijual/ stock
keeping unit sprt, warehause, toko diskon, toko
mainan ( banyak jenis yang dijual)
3. Tingkat layanan konsumen, toko sepeda
menawarkan bantuan memilihkan sepeda &
memperbaiki sepeda. Mengirim kerumah,
pembungkusan kado.
4. Barang Dagangan
 Departement store berbeda dengan toko
diskon, pada penetapan harga produk yang
dijual. DS memiliki biaya tinggi sehingga
harga lebih tinggi.
 Supermarket konvensional, menjual
makanan, kesehatan, kecantikan. SM konven
sionalmelayani antar, bakery, seafood, dan
non makanan (Superstore).
2. Big-Box Retailer
 Supersenter mempunyai luas 220. 000 meter
persegi. Variasi produk makanan 40% non
makanan 60% jenis ini tumbuh dengan cepat
stok yang dimiliki 150 000 item ( onestop sho
pping).
 Hypermarket luas 300. 000 meter persegi dg
produk makanan 70%, umum 30%. Stok lebih
sedikit dr pada supersenter 60.000 unit meli puti
makanan, hadware, alat olahraga, furnitur, alat
RT, komputer dan elektronik.
 Laba departemen store 30-35%, supermarket 28
– 30%.
Hypermarket Giant,Carrefour.yang
berkembang saat ini
Warehause, ukuran 150. 000 m2 lokasi didaerah
interrior lebih sederhana yang dijual produk
umum.
3. Toko kebutuhan sehari-hari/convinience store
variasi macam produk terbatas, luas 3000m2
pasar swalayan mini, menjual lini terbatas
produk kebutuhan sehari-hari yg perputaran
nya relatif tinggi harga lebih tinggi.
4. General Merchandise
Retail
a. Toko diskon: ritel yang menjual sejumlah
besar variasi produk, dengan pelayanan
terbatas dan harga murah. Merek milik toko
itu sendiri dan merek nasional.
b. Toko Khusus/spesialty store: memiliki
layanan tinggi dan produk komplementer
terbatas. Luas 8000m Strategi segmentasi
barang pada target pasar yang lebih spesifik
perlengkapan bayi, olah raga, pakaian
anak2.
c.
Toko Katagori/catagori spesialist:
toko diskon dg varian produk lebih sempit
d. Departement store ritel yang menjual variasi
produk yang luas dan berbagai macam
produk dan menggunakan staf, sprt layanan
pelanggan dan tenaga sales counter masing2
bagian sebagai pusat pembelian terpisah dg pe
ngawasan terpisah. Masing2 dikepalai buyer,
buyer adalah kepala departemen store dan
bertg jawab thdp promosi dan personil.
e. Off-price retailing merek yg dijual bergantiganti dg harga yg murah, dari umumnya.
f.Value retailing/Toko diskon dg harga rendah
lokasi daerah padat penduduk ukuran lebih kecil
dari toko diskon.
 PENGELOMPOKAN BERDASARKAN YANG
DIGUNAKAN MEDIA RITEL: ritel dg sistem
toko dg sistem non toko,
 Melalui Toko, melibatkan pembeli dan
penjual melalui tatap muka dan komunikasi
langsung barang dan jasa disediakan ditoko.
NON Toko:
1. Elektronik retailing komunikasi melalui
internet. ER menggbrkan jasa dan produk
yang ditawarkan melalui situs internet.
Memungkinkan pembeli mencari informasi
mengindentifikasi apa yg mereka butuhkan
atau inginkan dan dg kartu kredit.
 Produk diantar scr fisik atau elektronik (sofwere)
dikit=rim melalui kompiter. Mis Avon Lady dijual
melalui I web pagos-nya.
2. Katalog dan pemasaran surat langsung: prshn me
ngirimkan katalog barang dagangan lini penuh,
katalog konsumen kusus, katalog bisnis berupa
cetakan, terkadang dalam bentuk CD, video,
atau secara online, pos, selebaran, brosur, disket.
3. Penjualan langsung: adalah sistem pemasaran
interaktif menggnkn satu atau lebih iklan
4.Televisi
home shopping,format ritel dg
menggunakan televisi
Ada tiga format a. saluran kabel, infomercials,
direct responsive selling.
5. Vending machine retailing, format non store
yang menyimpan produknya di mesin dan
menyalurkan ke pelanggan ketika memasuk
kan uang tunai / kartu kredit kedlm mesin.
Waralaba/franchise: ritel yg dioperasikan
individu tetapi memperoleh lisensi dan
organisasi pendukung yang lebih besar.
Biasanya berlaku sampai 10
atau 20 tahun

Format Ritel
Format Toko
Non store;
Katalog
Penjualan elektronik
Melalui surat
Vending machine
Pemasaran langsung
Melalui telephon
Penjualan maya/ E
Commerce
Ritem Makanan;
Convinience
store
Supermarket
Supercentre
Grosir
hypermarket
R. Barang
dagangan
umum:
Spesialty store
Variety store
Departement
store
Off Price store
Factory Outlet
Pengelompokan Bisnis Ritel sumber Levi
dan Weit (2004)
 Peluang dalam Industri Ritel;
1. Perbedaan dan Perkembangan Format Ritel;
2. Meningkat nya Persaingan dibidang Ritel,
PT Matahari, departement store,
3. Globalisasi, pasar domestik yang semakin
dewasa dan sistem dan keahlian.
Penghalang perdagangan WTOdan NAFTA
sprt Carrefour dan Giant ke Indonesia
4. Penggunaan berbagai cara untuk
berinteraksi dengan konsumen
Era sebelum tahun 60 an ritel
tradisional, atas perdagangan independen
Era tahun 1960 an perkenalan ritel moderndept
store gerai pertama Sarinah jl Tamrin Jakarta
Era tahun 1970 -1980 an Format supermarket
dan departementstore Matahari, Ramayana,
Hero.
Era th 1990 an yi Convinience store, ditandai dg
maraknya mini market/Indomarket.
Pertumbuhan DS klas atas SOGO, METRO,
SEIBU, format cash and carry MAKRO, GORO
dan ALFA.
Era 2000-2010an
Hypermarket & perkenalan e-retailing ditandai
Carrefour, Hypermarket, Lipposhop, yg
mengenalkan e retailing. Perkembangan ritel
ini ada 3 yang mempengaruhi: ekonomo,
demografi, dan sosial budaya.
Prosentasepenjualan Ritel dari presentase gross
domestic product dan belanj konsumen.
Presentase penjualan barang, brdasarkan GDP
1998=22,1%, 2003=22,9%, nilai penjualan
hampir Rp 412 triliun, tahun 2003.
 Faktor sosbud: perubahan gaya hidup, dan
kebiasaan berbelanja. Tempat belanja yang
nyaman, lpkasi mudah dicapai, barang bervariasi,
dan dapat rekreasi.
 Survey yg dilakukn Euromonitor 2994 dilima kota
besar Indonesia, Jakarta, Bandung, Semarang,
Medan Surabaya. Untuk bulana naik 6,3%,
tahunan 11,2%.bahan kimia, kontruksi, bahan
bakar, suku cadang mengalami peningkatan.
Sektor makanan dan tembakau, pakaian,
perlengkapan rumah tangga, alat tulis, kerajinan,
seni, mainan mengalami penurunan.
Peluang yang dapat
diwujudkan:
1. Peluang Manajemen/mempekerjakan org
yang memiliki keahlian
2. Peluang Wirausaha
3. Peluang Pengembangan Karier, manajer
toko, manajer produk, staf perusahaan,
PROSES KEPUTUSAN MANAJEMEN
RITEL:
1. Memahami lingkup bisnis Ritel
2. Mengembangkan strategi ritel
3. Manajemen barang dangangan
4. Manajemen Toko
5. Evaluasi kinerja Manajemen Ritel
Gambar Proses Keputusan Manajemen Ritel
Bagian 1
Memahami Lingkup Bisnis Ritel
Tren dan Format Ritel
Ruang Lingkup,
Paradigma Pengelolaan
dan Peluang Bisnis Ritel
CUSTOMER
Perilaku Belanja
Pelanggan dalam bisnis
Strategi
Pemasaran dalam
Bisnis Ritel
Aspek Keuangan
dalam Bisnis Ritel
Aspek Pemilihan
Lokasi dalam Area
Perdagangan Ritel
Aspek Sumber
Daya Manusia
dalam Bisnis Ritel
Bagian 2
Sistem Informasi
& Jaringan
Persediaan
MENGEMBANGKAN
STRATEGI RITEL
Membangun
Manajemen
Relasional dalam
bisnis Ritel
Bagian 3
Manajemen Barang Dagangan
(Merchandise Management)
•
•
•
•
Perencanaan & Pengelolaan
keanekaragaman Barang
Dagangan
Sistem Pembelian Barang
Dagangan
Penetapan Harga Barang
Dagnagan
Bauran Komunikasi Ritel
Bagian 4
Manajemen Toko (Store
Management)
•
•
•
Pengaturan Layout tToko,
Desain, dan Visualisasi Barang
Dagangan
Aspek Kualitas Layanan dalam
Ritel
Sistem Antrean dan Penanganan
keluhan
BAGIAN 5
EVALUASI KINERJA MANAJEMEN RITEL
Sumber
 Utami, C Whidya. Manajemen Ritel: Strategi
dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel
Modern Di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat