Transcript BAHAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN (ibu

1
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN IMPOR BAHAN PELEDAK
DASAR HUKUM TATA NIAGA IMPOR BAHAN PELEDAK
MEKANISME PENGATURAN IMPOR BAHAN PELEDAK
PENGATURAN IMPOR BAHAN PELEDAK
FUNGSI BAHAN PELEDAK
JENIS BAHAN PELEDAK
DATA PRODUKSI BAHAN PELEDAK
DATA EKSPOR DAN IMPOR BAHAN PELEDAK
SUPPLY & DEMAND AMONIUM NITRAT DI INDONESIA
NEGARA ASAL IMPOR BAHAN PELEDAK
PELAKU IMPOR BAHAN PELEDAK
2
BAHAN PELEDAK
MILITER
BAHAN
PELEDAK
BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL
3
1. Bahan peledak merupakan barang yang sangat
berbahaya dan rawan.
2. Bahan Peledak digunakan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional
3. Bahan Peledak
digunakan dalam kegiatan
pertahanan keamanan negara,
4. Perlu adanya pengawasan dan pengendalian
secara khusus.
4

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 1999
TENTANG BAHAN PELEDAK

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR : PER/22/M/XII/2006
TENTANG
PEDOMAN
PENGATURAN,
PEMBINAAN
DAN
PENGEMBANGAN BADAN USAHA BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR : PER/14/M/XI/2007
TENTANG
REKOMENDASI
PERIZINAN
UNTUK
PRODUKSI,
EKSPOR/IMPOR DAN AGEN/DISTRIBUTOR BARANG/JASA MILITER DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NO. 36 TAHUN 2012 TENTANG
PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN, PEMBINAAN, PENGEMBANGAN,
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INDUSTRI BAHAN PELEDAK

SK. MENPERINDAG NO. 230/KEP/MPP/7/1997 TENTANG BARANG YANG
DIATUR TATA NIAGA IMPORNYA;
5
IV. MEKANISME PENGATURAN IMPOR
BAHAN PELEDAK
IMPOR BAHAN BAKU
BAHAN PELEDAK
NON KOMERSIAL/MILITER
KOMERSIAL / INDUSTRI / PEMAKAI LANGSUNG
(KEPPRES 125 TAHUN 1999)
(MENPERINDAG No.230/KEP/MPP/1997)
DIATUR SENDIRI
OLEH KEMENHAN
Mengajukan permohonan untuk ditunjuk sebagai IT-Bahan Peledak kepada
Menteri Perdagangan dengan melampirkan :
a. Foto copy dokumen Izin Usaha Industri/SIUP, API – U /P,TDP,NPWP.
b. Penunjukan sebagai badan usaha di bidang bahan peledak
dari Kementerian Pertahanan.
c. Persetujuan dan penolakan permohonan 7 (tujuh) hari kerja.
d. Masa berlaku 2 (dua) tahun.
Setiap akan melakukan importasi bahan peledak harus ada Persetujuan
impor terlebih dahulu dari Dirjen DAGLU dengan melampirkan rekomendasi
dari Kemenhan, BAIS TNI dan Kabaintelkam POLRI.
6
KEPPRES RI No. 125 TAHUN 1999 tentang Bahan Peledak
Pokok – Pokok Pengaturan

Produksi, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan peledak dilakukan oleh
badan usaha setelah mendapat izin dari Menteri Pertahanan dan Keamanan;

Badan usaha yang melakukan kegiatan ekspor dan impor bahan peledak dan
komponennya, maka izin diberikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang
perdagangan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Pertahanan Keamanan;

Untuk menjamin dipatuhinya Ketentuan dalam Keputusan Presiden ini Menteri Pertahanan
dan Keamanan dalam melakukan pengawasan terhadap produksi, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian bahan peledak, berkoordinasi dengan Mabes TNI,
Mabes Polri, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Perdagangan dan Kementerian Keuangan.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 230/MPP/Kep/7/1997
tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya
Pokok-Pokok Pengaturan:
1. Perusahaan yang ditunjuk sebagai pelaksana Importir Terdaftar (IT) untuk Bahan Peledak
adalah
a. PT Dahana
b. PT Multi Nitrotama Kimia (MNK)
(Penetapan kedua perusahaan ini berdasarkan Keppres No. 86 Tahun 1994)
2. Komoditti yang diatur : Amonium Nitrat, Mesiu, Bahan Peledak selain Mesiu, Dinamit &
Gelatin Ledak.
7
Bahan Peledak Blasting:
Bahan peledak yang digunakan untuk
pertambangan, konstruksi, dan sejenisnya
 Bahan Peledak Bursting:
Bahan Peledak yang digunakan dalam sistem
senjata, seperti bom, granat, kepala ledak dan
sejenisnya
Bahan Peledak Blasting & Bursting, terdiri dari:
 Nitrat Organik
 Bahan Peledak tipe B, C, D dan E

8
Bahan Peledak
(HANDAK)
Handak Senyawa
Tunggal
Handak Utama
1. Mercury Fulminat
2. Timbal Azida
3. Sianurit
Triazida
(CTA)
4. Diazodinitrofenol
(DDNP)
5. Tetrasen
6. Heksametilendiamin
Peroksida (HMTD)
Handak Kuat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Nitrometan
Dinitrometan
Trinitrometan (Nitroform)
Tetranitrometan
Nitrobenzene (NB)
Dinitrobenzene
Trinitrobenzene
Mononitrotoluen (MNT)
Dinitrotoluen (DNT)
Trinitrotoluen (TNT)
Dinitro-M-Xylen (DNX)
Trinitro-M-Xylen (TNX)
Mononitronaftalen (MNN)
Dinitronaftalen (DNN)
Trinitronaftalen (TNN)
Trinitroklorobenzene
Dinitrofenol
Trinitrofenol
18.Amonium Nitrat
19.
20.
21.
22.
Trinitro-M-kresol
Trinitroanisol (TNA)
Trinitrofenetol (TNP)
Trinitroanilin
Handak Campuran
Handak Kuat
(High Explosive)
1. Amatol
2. Ammona
3. Ammonium Nitrat
Fuel Oil (ANFO)
4. Siklotol
5. Dinamit
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Oktol
Pentolit
Pikratol
Torpeks
Tritonal
C4
Handak Lemah
(Low Explosive)
1. Bubuk Hitam (Black
Powder)
2. Bubuk
Tidak
Berasap (Smokeless
Powder)
3. Bahan
Pendorong
Roket
(Rocket
Propelan)
4. Bahan
Pendorong
Cair
(Liquid
Propelan)
Sumber: Permenhan No. 36 tahun 2012
9



Amonium Nitrat selain sebagai bahan peledak juga
dapat berfungsi sebagai pupuk.
Untuk Amonium Nitrat medical grade merupakan
bahan baku Nitro Oxide (Obat Bius)
Pada penggunaan komersial Amonium Nitrat yang
merupakan Bahan Peledak Kuat (high explosive)
digunakan untuk mendukung pertambangan di
Indonesia (sebagai pembuka lapisan penutup di
wilayah galian tambang dan untuk menghancurkan
bongkahan batu dalam pembuatan jalur atau
terowongan dalam industri pertambangan)
10

Sejak tahun 1987 hanya PT. Multi Nitrotama Kimia yang
memproduksi Amonium Nitrat, dengan kapasitas produksi +
36.000 s/d 40.000 ton, adapun data produksi PT. Multi
Nitrotama Kimia sejak tahun 2009, sbb:
YEARS
2009
2010
2011
2012
PRODUCTION (TON)
36.212,80
38.662,77
38.847,05
106.317,80
sedangkan perkiraan kapasitas produksi tahun 2013 sebesar
+ 200.000 ton

Pada tahun 2012 PT Kaltim Nitrate Indonesia baru melakukan
uji coba produksi Amonium Nitrat dengan kapasitas produksi
sebesar: 100.000 ton, dan perkiraan kapasitas produksi
tahun 2013 sebesar + 300.000 ton
11
YEARS
IMPORT
VALUES
VOLUME
(U$D)
(TON)
EXPORT
VALUES
VOLUME
(U$D)
(TON)
2008
191.413.140 340.608,22
1.800.000
2.000
2009
203.649.391 362.967,63
0
0
2010
233.346.594 416.138,22
0
0
2011
308.903.162 518.763,46
1.435.000
2.500
2012
219.381.341 371.965,38
2.218.647
3.750
Sumber data: BPS diolah
12
Years
Demand (Ton)
Supply (Ton)
2009
399.180,43
36.212,80
2010
454.800,99
38.662,77
2011
557.610,51
38.847,05
2012
478.283,18
206.317,80
Asumsi : Supply adalah produksi dalam negeri.
Produksi dalam negeri tahun 2013 diperkirakan sebesar : 500.000
ton
13
1 AMERIKA SERIKAT
2 AUSTRALIA
3 BELANDA
4 CHILI
5 FEDERASI RUSIA
6 HONGKONG
7 INDIA
8 INGGRIS
9 IRAN
10 JEPANG
11 JERMAN
12 KANADA
13 KOREA SELATAN
14 MALAYSIA
15 MEKSIKO
16 MESIR
17 PANAMA
18 PERANCIS
19 PILIPINA
20 REP.AFRIKA SELATAN
21 REP.RAKYAT CINA
22 SAUDI ARABIA
23 SINGAPURA
24 SWEDIA
25 SWISS
26 THAILAND
27 TURKI
28 UKRAINE
29 UNI EMIRAT ARAB
Sumber: BPS dan Dit Impor, Kemendag
14
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PT. Dahana
PT. Multi Nitrotama Kimia
PT. Pindad
PT. Armindo Prima
PT. Trifita Perkasa
PT. Tridaya Esta
PT. Aneka Gas Industri
PT. Asa Karya Multipratama
PT. Mexis
15
Contact Point:
Direktorat Impor
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar
Negeri
Kementerian Perdagangan
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5
Building II, 9th Floor
Jakarta 10110
Tel
: +62-21-385 8171 ext. 1145
Fax
: +62-21-385 8194
16