Transcript diskusi

A. Komponen Diskusi
Dalam diskusi memiliki 4 komponen utama, yaitu:
1. Ada masalah yang memerlukan pemecahan
2. ada moderator yang memimpin proses diskusi
3. Ada peserta atau partisipan yang membahas/memecahkan masalah
4. Ada notulis yang bertindak sebagai penambat/pencatat perbincangan dalam diskusi
Tugas modertaor
1. Membuka diskusi
2. Menjelaskan tata tertib diskusi
3. Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan
4. Mengarahkan jalannya diskusi
5. Menampung gagasan yang dikemukakan peserta diskusi
6. Menyimpulakan/merumuskan hasil diskusi
7. Membaca hasil perumusan simpulan hasil diskusi
8. Menutup diskusi
Penyaji/panelis adalah orang yang dipersiapkan oleh penyelenggara untuk
menyampaikan gagasan atau pandangan-pandangan yang berkaitan dengan tema
tertentu. Gagasan itu biasanya berbentuk makalah /kertas kerja yang kemudian
disajikan pula secara lisan. Peserta diskusi ialah beberapa orang yang berpartisipasi
dalam pembahasan masalah. Notulis ialah seorang yang bertugas membuat notula
(catatan) baik yang berupa pertanyaan maupun jawaban peserta diskusi,secara
singkat dan pada akhir diskusi membantu modertaor dalam perumusan hasil
diskusi.
B. Santun Berdiskusi
Dalam berdiskusi terdapat ketentuan yang harus dipatuhi.ketentuan itu berkaitan
dengan tata krama berdiskusi dan lazimnya disebut santun berdiskusi.beberapa
hal yang merupakan santun berdiskusi, yaitu:
1. Seorang moderator tidak boleh memihak dan bertindak adil pada setiap peserta
2. Setiap peserta diskusi harus dapat menghargai orang lain
3. Setiap peserta diskusi harus mematuhi tata tertib diskusi
4. Setiap peserta diskusi harus patuh terhadap moderator
5. Setiap peserta harus mau berlapang dada dalam menerima hasil diskusi
1.
Penyampaian gagasan yang relevaan
Penyampaian gagasan dalam diskusi dikatakan relevan jika tidak lepas dari
upaya-upaya pemecahan masalah yang didiskusikan. Amun demikian,
masalah sering perlu diletakan dalam suatu kerangka berpikir/latar belakang
sehingga masalah tersebut menjadi benar-benar bernilai untuk dipecahkan.
Pemecahan masalah biasanya akan membawa konsekuensi, dan bisa jadi
menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu, pemecahan masalah acap kali
perlu dijelaskan konsekuensi-konsekuensinya, juga tentang langkah-langkah
implementasinya agar tidak menimbulkan masalah baru. Dengan demikian
jika dalam suatu diskusi pembicaraan masih berkisar pada: latar belakang
masalah, hakikat masalah, sebab/akibat dari masalah, pemecahan masalah
termasuk konsekuensi dan langkah implementasinya, maka pembicaraan itu
bisa dikatakan relevan.
PELATIHAN
BUATLAH KELOMPOK.
TIAP TOPIK TERDIRI ATAS VI BAB.
BAB I = LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II = RUMUSAN MASALAH
BAB III = SEBAB-AKIBAT/PEMBAHASAN
BAB VI = KESIMPULAN
TOPIK
1. PENGANGGURAN
2. BANJIR
3. KORUPSI
4. NARKOBA
A. Menanggapi gagasan
1.
2.
3.
4.
Menanggapi tanggapan terhadap suatu gagasan bisa bersifat postif
(mendukung, menyetujui, membenarkan), bisa juga bersifat negatif (menolak,
menyanggah, mengkritik). Jika kita hendak menyanggah gagasan hendakalah
kita menggunakan kalimat yang santun, caranya:
Awali dengan ucapan “maaf” yang diikuti ucapan “kekurangsetujuan” terhadap
mitra bicara.
Kemukakan alasan yang logis, tunjukan letak kekurangsetujuan pendapat
itu/berikan saran/usul penyempurnaan pendapat tersebut.
Sampaikan penghargaan diikuti kritik dengan mengatakan: baik/benar, logis,
tetapi)
kemukakan alternatif yang lebih baik tanpa mengkritik sama sekali, misalnya
dengan mengatakan: akan lebih baik, alangkah baiknya dll..
Agar tidak ada konflik hindarilah kata yang bernada menghakimi,
merendahkan, meremehkan, menyerang pribadi dsb..misalnya pernyataan:
salah total, tidak masuk akal, tidak bernalar, kampungan, tolol,dsb..
A. Membahas program kerja atau proposal
Program kerja pada umumnya berisi sejumlah kegiatan untuk dilaksanakan
oleh seseorang. Di samping apa yang akan dilaksanakan, program merja kalau
dipandang perlu bisa dilengkapi penjelasan tentang kapan dan dimana
pelaksanaannya, serta siapa pelaksanaannya. Bahkan tidak jarang suatu
program
dibuatkan proposal oleh penanggungjawabnya karena untuk
merealisasikan program itu melibatkan banyak orang. Dalam proposal itu
dijelaskan secara detail tentang semua aspek yang berkenaan dengan
pelaksanaan suatu program/kegiatan, seperti :nama kegiatan, latar belakang,
tujuan, macam/bentuk kegiatan, sasarannya, waktu dan tempat pelaksanaan,
panitia pelaksana, biaya (jumlah dan sumbernya), dll.
B. Bernegosiasi dengan bahasa yang santun
Negoisasi yaitu proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk
mencapai
kesepakatan/langkah
yang
disetujui
bersama
dengan
menghadapi/menyelesaikan suatu persoalan/pekerjaan. Negosisi juga berarti
penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak-pihak
yang bersengketa.
Tujuan bernegosiasi akan tercapai jika pihak-pihak yang terlibat mengutamakan
jalan damai, menghindari kekerasan, lentur dalam tarik ulur. Dari aspek
kebahasaan, negosiasi akan berhasil jika pihak-pihak yang terlibat menggunakan
kalimat-kalimat yang bersifat persuasif. Sifat persuasif itu dapat dibangun dengan
penyampaian gagasan secara jelas, mantap, dan disertai alasan yang rasional.
Dalam bernegosiasi tidak tertutup kemungkinan terjadi saling menyanggah
gagasan/pendapat. Dalam hal demikian. Kemukakan gagasan /sanggahan dengan
menggunakan kalimat yang santun. Kesantunan kalimat itu umumnya ditandai
oleh pemilihan kata yang digunakan dalam kalimat itu. Hal ini berarti bahwa
dalam kalimat yang kita ucapkan harus terhindar dari penggunaan kata yang
bernilai rasa kasar, menyinggung perasaan, tidak sopan atautidak sesuai dengan
situasi komunikasi. Penggunaan kalimat yang satun dimaksudkan agar mitra
bicara kita mau memperhatikan sesuatu yang kita sampaikan. Berikut adalah cara
yang dapat kita lakukan dalam meningkatkan perhatian mitra bicara kita, yaitu:
1. Sampaikan gagasan/pendapat itu dengan disertai bukti/contoh kongkret yang
dapat meyakinkan pendengar
2. sampaikan gagasan itu secara singkat , jelas dan langsung mengenai persoalan
3. gunakan kalimat yang relatif pendek agar tidak timbul salah tafsir
4. upayakan agar tawar-menawar itu memberikan keuntungan kedua pihak
GAYA DALAM MELAPORKAN
a. Gaya narasi (penceritaan/pengisahan). Gaya ini berfokus pada
aktivitas orang yang dilaporkan. Pola alamiahnya ialah kronologis,
tetapi bisa juga disajilan dengan retorika flash back (kilas balik).
b. Gaya deskriptif (pelukisan keadaan/kejadian/gambaran). Gaya
ini berfokus pada gambaran wujud suatu keadaan yang dilaporkan
sehingga penerima laporan seolah-olah menyaksikan sendiri
keadaan/kejadian itu. Polanya bisa induktif-deduktif/ deduktifinduktif.
c. Gaya ekspositoris/eksposisi (pemaparan hal). Gaya ini
berfokus pada proses kejadian yang dilaporkan. Untuk
melaporkan suatu kegiatan/proses, kita dapat menerangkan
bagaimana langkah-langkah secara runtut dari awal hingga akhir
dengan tujuan agar penerima laporan mendapat wawasan atau
pengalaman baru tentang kegiatan atau proses tersebut. Pola
alamiahnya adalah proses-hasil secara kronologis, tetapi juga bisa
hasil proses.
CONTOH LAPORAN NARASI
Pemirsa, sekitar pukul 08.00 wib pagi tadi telah terjadi kecelakan
antara sepeda motor dengan bus. Kecelakaan itu menewaskan 7
orang, terdiri atas 2 orang perempuan dan 5 orang laki-laki.
Kecelakaan itu terjadi karena bus berjalan dengan ugal-ugalan
dan pada saat melewati jalan turunan bus semakin tidak
terkendali dan akhirnya menabrak sebuah motor yang tepat
berjalan di depannya. Dalam peristiwa ini sopir menjadi tersangka
utama dan masyarakat sekitar akan dijadikan saksi dalam
peristiwa ini..
CONTOH LAPORAN DESKRIPTIF
Pemirsa, sekarang ini saya sedang berada di kota Garut, dan
tepatnya di lereng gunung Galunggung. Dari lereng sini gunung
galunggung terlihat sangat indah. Mentari pagi menyinari
dedaunan pohon-pohon yang berada di sana. Dari kejauhan
terdengar suara air terjun yang deras, dan juga terdengar kicauan
berbagai
jenis
macam
memanjakan telinga kita..
burung
yang
seolah-olah
ingin
CONTOH LAPORAN EKSPOSISI
Pemirsa, pemasakan ikan bandeng diawali dengan memilih
ikan bandeng yang masih segar. Supaya dihasilkan masakan
yang sedap aromanya dan nikmat cita rasanya, ikan bandeng
yang akan diolah harus dipilihkan ikan yang baik dan belum
layu. Ikan yang bai itu dapat dikenali dari matanya yang
cerah (tidak kusam), kulit sisiknya kesat dan tidak berlendir,
tidak berbau lumpur/berbau bangkai ikan.
kemudian ikan yang telah diyakini baik untuk dimasak itu
selanjutnya dicuci hingga betul-betul bersih, kemudian
disayat perutnya dengan pisau yang tajam untuk dikeluarkan
kotorannya. Ikan yang telah terbelah dan telah bersih isi
perutnya itu tidak boleh tekena air karena akan
mempengaruhi cita rasanya setelah matang..