Senyawa kompleks dan polimer

Download Report

Transcript Senyawa kompleks dan polimer

BAB 11
SENYAWA KOMPLEKS
DAN POLIMER
DEPARTEMEN KIMIA
FMIPA IPB
Created by: BAR – TWS
BAB 11. SENYAWA KOMPLEKS
DAN POLIMER
11.1 KIMIA LOGAM TRANSISI
11.2 PEMBENTUKAN KOMPLEKS KOORDINASI
11.3 ISOMERISASI DALAM KOMPLEKS KOORDINASI
11.4 PENERAPAN KIMIA KOORDINASI
11.5 A. DEFINISI & KLASIFIKASI POLIMER
11.6 B. PROSES POLIMERISASI
11.7 C. SERAT, PLASTIK, DAN ELASTOMER
11.8 D. PROTEIN
11.9 E. KARBOHIDRAT
11.10 F. ASAM NUKLEAT
11. 1 KIMIA LOGAM TRANSISI
Titik Leleh
W = 3410 oC
Hg = -39 oC
BILANGAN OKSIDASI
sangat beragam
Dalam satu gol biloks 
Gol : Sc max +3
Mn max +7
11. 2 PEMBENTUKAN KOMPLEKS
KOORDINASI
 Logam transisi mampu membentuk kompleks
koordinasi
 Ion Logam : Asam Lewis
 Ligan
: Basa Lewis
Misal [Cu(H2O)4]2+
- ion kompleks
[Cu(H2O)4]SO4.H2O
Jenis Ligan Unidentat
Rumus
Nama
Netral
Rumus
Nama
Rumus
Anion
Nama
Anion
OH2
Akuo
NO2-
Nitro
F-
Floro
NH3
Amina
OCO22-
Karbonato
Cl-
Kloro
CO
Karbonil
ONO-
Nitrito
Br-
Bromo
NO
Nitrosil
CN-
Siano
I-
Iodo
NH2CH3
Metilamina
SCN-
Tiosianato
O2-
Okso
NC6H5
Piridina
NCS-
Isotiosianato
OH-
Hidrokso
JENIS LIGAN MULTIDENTAT
 etilenadiamina





en
oksalato
oks
o-fenantrolina
o-fen
dietilenatriamina
dien
trietilenatetramina
trien
etilenadiaminatetraasetat
EDTA
CONTOH 11.1
Tentukan bilangan oksidasi atom logam pusat yang ter-koordinasi
dalam senyawa berikut:
a. K[Co(CN)4(NH3)2]
b. [Os(CO)5]
c. Na[Co(OH)3(H2O)3]
Penyelesaian
a.
Biloks K = +1 maka muatan ion kompleks = -1.
muatan ligan NH3 = 0 dan CN = -1, maka biloks atom logam pusat =
(2 x 0) + (4 x -1) + (X) = -1; X = +3
b.
Muatan ligan CO = 0 maka muatan senyawa kompleks = 0 berarti
biloks Os = 0
c.
Biloks Na = +1 maka muatan ion kompleks = -1
muatan ligan H2O = 0 dan OH = -1, maka biloks atom logam pusat =
(3 x 0) + (3 x -1) + (X) = -1; X = +2
CONTOH 11.2
Tafsirkan rumus senyawa kompleks dari nama-nama
senyawa di bawah ini:
a. natrium trikarbonatokobaltat(3-)
b. diaminadiakuodikloroplatinum(2+)bromida
c. natrium tetranitratoborat(1-)
Penyelesaian
a.
Muatan ion kompleks = -3 diperlukan 3 kation Na
rumus senyawanya = Na3[Co(CO3)3]
b.
Muatan ion kompleks = +2 diperlukan 2 anion Br
rumus senyawanya = [PtCl2(NH3)2(H2O)2]Br2
c.
Muatan ion kompleks = -1 diperlukan 1 kation Na
rumus senyawanya = Na[B(NO3)4]
PENULISAN RUMUS SENYAWA KOORDINASI
1. Penulisan: bermuatan positif terlebih dahulu baru
yang bermuatan negatif.
2. Dalam tiap ion kompleks atau kompleks netral: atom
pusat (logam) dituliskan dahulu, disusul ligan
bermuatan negatif lalu ligan netral dan terakhir ligan
bermuatan positif.
Penulisan ligan yang bermuatan sejenis diurutkan
berdasarkan abjad dalam bahasa inggris dari tiap
simbol pertama ligan
3. Baik ion kompleks maupun kompleks netral
dituliskan dalam kurung siku
TATA NAMA SENYAWA KOORDINASI
1. Penamaan: ion bermuatan positif lalu bermuatan
negatif.
2. Nama ion kompleks: ligan dahulu lalu ion logam
pusatnya.
3. Urutan penamaan ligan: abaikan muatan ligan &
urutkan berdasarkan urutan abjad nama ligan dalam
bahasa inggrisnya tetapi nama ligan tetap dituliskan
dalam bahasa Indonesia
4. Aturan umum nama ligan:


ligan bermuatan negatif: diberi akhiran -o dari
nama dasarnya (Cl-: klorida menjadi kloro)
ligan bermuatan positif: diberi akhiran ium dari
nama dasarnya ( NH4+: amonium)


ligan bermuatan netral, diberi nama sesuai
molekulnya, kecuali beberapa ligan
5.
Jumlah tiap jenis ligan dalam awalan Yunani.
6.
Muatan ion kompleks dituliskan setelah nama atom
logam pusat tanpa jarak. Jumlah muatan ion
kompleks ditulis dalam nomor Arab dan diikuti
dengan tanda jenis muatannya di dalam tanda
kurung
7.
nama logam pada ion kompleks bermuatan negatif di
beri akhiran at
11.3 ISOMERISASI DALAM KOMPLEKS
KOORDINASI


ISOMER STRUKTUR
1. Isomer ionisasi, [PtCl2(NH3)4]Br2
[PtBr2(NH3)4]Cl2
2. Isomer akua, [Cr(H2O)6]Cl3 ungu
[CrCl(H2O)5]Cl2.H2O biru hijau
[CrCl2(H2O)4]Cl.2H2O hijau
3. Isomer koordinasi,
[Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan [Cr(NH3)6][Co(CN)6]
4. Isomer ikatan, ligan nitro –NO2 nitrito –ONO,
siano (CN-) isosiano (NC-),
tiosianato (SCN-) isotiosianato (NCS-)
•
ISOMER RUANG
1. Isomer Geometri, cis- dan trans2. Isomer Optik, bayangan cermin
11.4 PENERAPAN KIMIA KOORDINASI
1. Proses fotografi
AgBr (p) + S2O32-  [Ag(S2O3)2]3- + Br2. Proses penyepuhan
Anoda : Cu + 3CN-  [Cu(CN)3]2- + ekatoda : [Cu(CN)3]2- + e-  Cu + 3CN3. Metalurgi emas
ekstraksi Au di alam dengan proses pengkompleksan
oleh CN4Au(p) + 8CN- + O2 + 2H2O  4[Au(CN)2]- + 4OH2[Au(CN)2]-(aq) + Zn(p)  2Au(p) + [Zn(CN)4]2-(aq)
4. Pengolahan air



menghilangkan logam tertentu dalam air
dengan cara pengkelatan
pengkelatan besi dengan EDTA
Fe2+ + EDTA  [Fe(EDTA)]2[Fe2+] dalam air <<< tak menimbulkan
endapan walaupun ditambahkan basa
5. Membersihkan darah
pengikatan ion Ca2+ dalam darah dengan EDTA
6. Menghilangkan logam berat dalam tubuh
logam berat beracun seperti Hg dan Pb dapat
dikompleks dengan EDTA
Diktat Kuliah Kimia TPB Bab13
DEPARTEMEN KIMIA
FMIPA IPB
Created by: BAR – TWS
Edited by: TTK
A. Definisi & Klasifikasi
Bahasa Latin: poli = banyak & meros = bagian
Polimer: molekul raksasa yang terdiri atas unit berulang
yang bergabung melalui ikatan kovalen.
Klasifikasi:
1. Berdasarkan sumber/asalnya: alami dan sintetik
2. Gugus fungsi monomernya: poliamida, poliester, polisulfida, dll.
3. Struktur molekulnya: linear, bercabang, bertaut-silang
amorf, kristalin
homopolimer, heteropolimer/kopolimer
4. Sifatnya terhadap kalor: termoplastik dan termoset
5. Mekanisme sintesisnya: adisi dan kondensasi
A. Definisi & Klasifikasi
Struktur polimer:
Rantai-rantai karet alam normal (amorf) tidak berjajar secara
teratur seperti setelah ditarik/diregangkan (kristalin).
A. Definisi & Klasifikasi
Homopolimer: polimer yang dibuat dari 1 jenis monomer.
AA
AAAAA
AAAAA
AA
linear
AAAAA
AAAAA
bercabang
taut-silang
Kopolimer/heteropolimer: campuran > 1 jenis monomer.
ABABAB
AABABBA
AAAAABBBB
AAAAAAA
BBB
berseling
acak
blok
BBB
cangkok (graft)
A. Definisi & Klasifikasi
Sifat polimer terhadap kalor:
(1) Termoplastik: meleleh atau melunak jika dipanaskan dan
mengeras kembali jika didinginkan.
Contoh: Polistirena, Polietilena, Polipropilena
(2) Termoset: jika dipanaskan, dihasilkan material tak terleburkan
yang keras dan tidak dapat dilelehkan lagi.
Contoh: Bakelit (resin fenol formaldehida)
B. Proses Polimerisasi
(1) Polimerisasi adisi:
 Tidak ada atom yang hilang: polimer mengandung semua
atom yang ada pada monomer.
 Monomer memiliki ikatan rangkap
 Produknya merupakan polimer yang biasanya tergolong
sebagai plastik.
Contoh: Polimerisasi polietilena dari etilena
n H2C CH2
Etena/etilena
H2C CH2
n
polietilena (PE)
B. Proses Polimerisasi
Polimer vinil:
n H2C CH
inisiator
radikal
H2C CH
L = –CH3
L
L n
 polipropilena (PP): karpet, koper, tali
L = –Cl
 poli(vinil klorida) (PVC):
pipa air, atap, kartu kredit, piringan hitam
L = –C6H5
 polistirena (PS):
mebel, mainan, pelapis refrigerator, isolasi
L = –CN
 poliakrilonitril (PAN, Orlon, Acrilan):
karpet, baju hangat, pakaian bayi, kaus kaki
B. Proses Polimerisasi
(2) Polimerisasi kondensasi:
 Biasanya terjadi antara 2 monomer yang masing-masing
memiliki sekurang-kurangnya 2 gugus fungsi.
 Lepasnya molekul kecil (umumnya H2O)
Contoh: Nilon 6,6, Bakelit, Dakron
B. Proses Polimerisasi
(3) Modifikasi polimer:
Biasanya dilakukan pada polimer yang sudah terbentuk, untuk
mendapatkan sifat polimer yang sesuai dengan kebutuhan:
(a) menambah atau mengubah gugus fungsi.
Contoh: PVC  polivinil diklorida (PVDC)
(tahan suhu tinggi)
(b) pertautan-silang (crosslinking) untuk membentuk jejaring.
Syarat: monomer memiliki > 3 tapak reaktif.
Contoh: Bakelit, vulkanisasi karet alam.
C. Serat, Plastik, dan Elastomer
SERAT
(memanjang <10% tanpa putus)
Ketahanan terhadap uluran
(1) Serat:
PLASTIK (20–100%)
ELASTOMER (100–1000%)
(a) Bersimetri molekular tinggi dan berenergi kohesif kuat antarrantai akibat adanya gugus polar.
(b) Derajat kristalinitas tinggi yang dicirikan oleh adanya ikatan
hidrogen antarmolekul dan tidak adanya percabangan.
Contoh: kapas, wol, sutera (alami); Nilon 6,6, Dakron, Orlon,
rayon viskosa (selulosa termodifikasi) (sintetik).
C. Serat, Plastik, dan Elastomer
(2) Plastik:
Tidak dapat dipintal seperti serat, tetapi dapat dicetak atau
diekstrusi menjadi bentuk yang diinginkan atau dibentang
menjadi film pengemas.
Sintetik:
Bakelit (resin fenol-formaldehida), PE, PP, PVC, PS, PMMA,
poli(asam laktat) (PLA), poli(-kaprolakton) (PCL);
Alami:
Poli(hidroksialkanoat) (PHA) seperti poli(3-hidroksibutirat) (PHB)
dan poli(3-hidroksivalerat (PHV) (dihasilkan bakteri tertentu).
C. Serat, Plastik, dan Elastomer
(3) Elastomer:
Bersifat amorf pada kondisi normal (strukturnya tidak teratur
dengan gaya tarik antarmolekul yang lemah), tetapi secara
reversibel menjadi teratur bila ditarik/diregangkan.
Elastomer alami yang paling penting ialah karet alam, yaitu
polimer semua cis dari isoprena (metilbutadiena).
CH3
n CH2
C CH
CH2
isoprena
(metilbutadiena)
CH3
H
C C
CH2
CH2
poli-cis-isoprena
(karet alam)
dan/atau
n
CH2
H
C C
CH3
CH2
n
poli-trans-isoprena
(getah perca)
C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Karet alam lembek dan tidak sepenuhnya kembali ke bentuk
semula jika diulur  diperkeras dengan vulkanisasi (Charles
Goodyear, 1839).
Karet direaksikan dengan zink oksida sehingga terbentuk tautsilang sulfur (jembatan disulfida) antarrantai hidrokarbon.
sebelum
vulkanisasi
setelah
vulkanisasi
setelah
diregangkan
C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Contoh Karet Sintetik:
Karet SBR (tahun 1950 volume produksinya telah melampaui
karet alam).
Kopolimer butadiena-akrilonitril (karet NBR).
Poli-cis-isoprena (diproduksi dengan katalis Ziegler-Natta;
sifat-sifatnya nyaris sama dengan karet alam).
Poli-cis-butadiena (produksinya sekarang ini menempati
urutan kedua setelah karet SBR).
D. Protein
Biopolimer polipeptida, tersusun dari sejumlah asam amino
yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
 Protein struktural pada sel, jaringan, atau organ
 Enzim (biokatalis)
 Pembawa zat melalui membran sel: protein transpor
 Zat pengatur: hormon, antibodi
O

R CH C
OH
NH
2
asam amino
(R = rantai samping)
Rumus Umum Asam Amino
–COOH = asam
–NH2
= basa
AMFOTER
D. Protein
Penggolongan protein:
 Struktur
: 1 o, 2 o, 3 o, 4 o
 Sumber
: hewani, nabati, mikrob
 Lokasi dalam sel
: inti, sitoplasma, membran
 Bentuk
: serat, globular
 BM/ukuran
: kecil, menengah, besar
 Polaritas (kelarutan)
: netral, bermuatan +/–
 Asosiasi dgn senyawa lain : nukleo-, lipo-, glikoprotein
 Fungsi hayati
: Hormon, enzim, antibodi, struktur
Di alam sudah ditemukan 150 asam amino. Akan tetapi, hanya
20 asam amino yang membentuk protein, selebihnya berada
dalam bentuk bebas di alam.
Lambang
Struktur Gugus Samping
Gly
–H
Alanina
Ala
–CH3
Valina
Val
–CH(CH3)2
Leusina*
Leu
–CH2CH(CH3)2
Ile
–CH(CH3)CH2CH3
“Gugus Samping” Hidrogen
Glisina
Gugus Samping Alkil
Isoleusina*
Prolina
Pro
(struktur seluruh
asam amino)
COOH
NH
Lambang
Struktur Gugus Samping
Gugus Samping Aromatik
Fenilalanina*
Phe
Tirosina
Tyr
Triptofan*
Trp
CH2
CH2
OH
CH2
N
H
Gugus Samping Mengandung Alkohol
Serina
Ser
–CH2OH
Treonina*
Thr
–CH(OH)CH3
Lisina*
Lys
–(CH2)4NH2
Arginina*
Arg
–(CH2)3NHC(NH2)=NH
Histidina*
Hys
Gugus Samping Basa
CH2
HN
N
Lambang
Struktur Gugus Samping
Asam aspartat
Asp
–CH2COOH
Asam glutamat
Glu
–(CH2)2COOH
Gugus Samping Asam
Gugus Samping Mengandung Amida
O
Asparagina
Asn
CH2 C NH2
O
Glutamina
Gln
CH2 CH2 C NH2
Gugus Samping Mengandung Sulfur
Sisteina
Cys
–CH2SH
Metionina*
Met
–CH2CH2SCH3
* asam amino esensial (tidak dapat disintesis oleh manusia dewasa)
Mahasiswa TPB wajib hafal rumus umum asam amino, tetapi
tidak wajib hafal kedua puluh rantai samping di atas!
D. Protein
Struktur primer protein:
Struktur 2 dimensi yang menggambarkan urutan residu asam
amino penyusun protein dan ikatan tulang-punggung peptida.
H O
H2N C C OH
R1
aa1
H O
H2O
H O
H2N C C NH C C OH
H N C C OH
H
R1
R2
R2
(dehidrasi
aa2
dipeptida
H2O antarmolekul)
ikatan
peptida
H O
H2N C C OH
R3
aa3
H O
H O
H O
H O
H2N C C NH C C NH C C OH
R1
R3
R2
tripeptida
D. Protein
Contoh: Tripeptida glisilalanilserina (Gly-Ala-Ser)
O
H2N CH C NH
H
O
O
CH C NH
CH C OH
CH3
CH2OH
n residu asam amino  (n–1) ikatan peptida
LATIHAN:
Gambarkan struktur tetrapeptida sisteiltreonilleusilmetionina
jika rantai samping Cys = -CH2SH, Thr = -CH(OH)CH3, Leu
= -CH2CH(CH3)2, dan Met = -CH2CH2SCH3. Lingkari
semua ikatan peptida dalam struktur tersebut.
D. Protein
Struktur sekunder protein:
Struktur 3 dimensi hasil pelipatan polipeptida akibat ikatan
hidrogen antara O-karboksil dan N-amino dari ikatan peptida:
C O H N
 Intrarantai  heliks- (wol, rambut)
(a) terjadi jika R berukuran besar
(b) gugus R menonjol keluar heliks
(c) merupakan kumparan berputar-kanan:
ikatan hidrogen terjadi setiap selang
3 asam amino.
D. Protein
 Antarrantai  lembaran terlipat- (sutera)
(a) terjadi jika monomer utamanya Gly dan Ala (R kecil)
(b) gugus nonhidrogen terletak pada 1 sisi lembaran
(c) gaya lemah antarlembaran membuatnya terasa halus.
D. Protein
Struktur tersier protein:
Struktur 3 dimensi hasil pelipatan polipeptida akibat interaksi
antargugus R dari residu asam amino penyusun protein:
(1) Jembatan garam:
Terjadi antara residu asam amino-asam (Asp & Glu) dan
-basa (Lys, Arg, Hys), yaitu antara gugus CO2- dan NH3+.
(2) Ikatan hidrogen:
Terjadi di antara residu-residu yang memiliki gugus fenolik
(Tyr), hidroksil (Ser, Thr), karboksil (asam amino asam),
amino dan gugus bernitrogen lainnya (asam amino basa),
atau amida (Asn, Gln).
D. Protein
(3) Jembatan disulfida:
Terjadi di antara 2 residu Cys yang teroksidasi.
O
O
NH CH C
NH CH C
CH2SH
oksidasi
CH2 S
CH2SH
reduksi
CH2 S
NH CH C
NH CH C
O
O
2 residu sisteina
residu sistina
Contoh: Pengeritingan dan pelurusan rambut
ikatan
disulfida
D. Protein
(4) Interaksi hidrofobik:
Terjadi karena residu-residu
nonpolar (Ala, Val, Leu, Ile, Phe,
Cys) secara termodinamika lebih
suka mengelompok untuk
menghindari interaksi dengan air.
D. Protein
MIOGLOBIN
(contoh struktur tersier)
Struktur kuaterner protein:
Struktur yang dihasilkan dari interaksi struktur tersier dengan
senyawa lain, baik protein maupun nonprotein.
Contoh: Hemoglobin (gabungan 4 struktur tersier: 2 & 2).
E. Karbohidrat
Polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau zat yang
memberikan senyawa tersebut ketika dihidrolisis.
Definisi sebagai hidrat dari karbon Cx(H2O)y, tidak dipakai lagi.
 Sumber energi kimia utama bagi makhluk hidup
Contoh: pati pada tumbuhan,
glikogen pada hewan & manusia.
 Komponen pembentuk struktur
Contoh: selulosa pada dinding sel tumbuhan,
peptidoglikan pada dinding sel bakteri.
E. Karbohidrat
Penggolongan karbohidrat berdasarkan jumlah monomer:
Polisakarida
Polisakarida
H2O
+
H
Oligosakarida
H2O
+
H
Monosakarida
: > 10 unit monosakarida
Oligosakarida : gabungan 2–10 monosakarida
 disakarida, trisakarida, dst.
Monosakarida : gula sederhana
E. Karbohidrat
Penggolongan monosakarida:
☼ Berdasarkan jumlah atom C:
3 atom C  triosa
5 atom C  pentosa
4 atom C  tetrosa
6 atom C  heksosa
dst.
☼ Berdasarkan jenis gugus karbonil:
1
1
2
n = jumlah C kiral
aldosa
ketosa
E. Karbohidrat
Lima monosakarida yang penting:
CHO
CHO
H
H
H
H
H
HO
H
HO
H
H
OH
OH
H
OH
OH
HO
H
OH
H
OH
H
OH HO
H
OH
H
OH
H
OH
D-ribosa
C O
OH HO
H
CH2OH
CH2OH
CHO
CHO
CH2OH
D-glukosa
HO
CH2OH
D-manosa
H
OH
CH2OH
D-galaktosa
H
CH2OH
D-fruktosa
Tips menghafal: * D-manosa dan D-glukosa hanya berbeda di posisi –OH no. 2.
* D-galaktosa dan D-glukosa hanya berbeda di posisi –OH no. 4.
* D-fruktosa dan D-glukosa hanya berbeda gugus fungsi karbonil,
posisi semua –OH-nya sama.
E. Karbohidrat
Glukosa (dektrosa)  paling banyak di alam
Disebut juga gula darah; kandungan normalnya dalam darah
ialah 100–120 mg/100 ml.
Ribosa  penyusun nukleotida dalam RNA
Fruktosa (levulosa)  banyak ditemukan di madu, sirup
jagung, dan buah-buahan manis.
Galaktosa  penyusun laktosa (gula susu)
Modifikasi galaktosa menghasilkan N-asetilgalaktosamina
yang merupakan komponen antigen pada golongan darah.
E. Karbohidrat
Empat disakarida yang penting:
(1) Maltosa: Glukosa + glukosa
(2) Selobiosa: Glukosa + glukosa
(3) Laktosa: Galaktosa + glukosa
(4) Sukrosa: Fruktosa + glukosa
Laktosa  gula utama dalam susu (kadarnya bervariasi:
4,5–4,8% pada susu sapi & kambing, 7% pada ASI).
Laktosa berfungsi memacu penyerapan Ca pada usus.
E. Karbohidrat
Beberapa orang dewasa sangat rendah kandungan enzim
laktasenya  laktosa menumpuk di usus dan difermentasi
menjadi asam laktat  mengiritasi usus, menyebabkan diare.
(a) Yoghurt (laktosa diubah menjadi asam laktat).
(b) Susu rendah-laktosa
(c) Susu yang telah ditambahkan enzim laktase.
Galaktosemia: tingginya kadar galaktosa pada urin dan darah
bayi karena rendahnya kadar enzim yang
mengisomerkan galaktosa menjadi glukosa.
E. Karbohidrat
Empat polisakarida yang penting:
(1) Amilosa: Polimer dari maltosa
(a) Rantai linear dari 50–300 unit Dglukosa dengan tautan glikosidik
-(14), memiliki BM ~ 106.
(b) Berbentuk heliks (spiral) dalam
larutan karena adanya tautan 
pada setiap unit glukosa.
(c) Larutan I2 dapat masuk ke dalam
kumparan tersebut membentuk
kompleks biru tua.
E. Karbohidrat
(2) Amilopektin: Rantai amilosa dengan percabangan
(a) Rantai sangat bercabang dengan 300–5000 unit D-glukosa,
memiliki BM 107–5108.
(b) Pada setiap 25-30 unit D-glukosa yang bertautan -(14)
seperti pada amilosa, terdapat percabangan dengan
tautan -(16) pada titik cabang.
Amilosa + amilopektin  PATI (karbohidrat penyimpan energi
pada tanaman). Komposisinya beragam, misalnya beras ketan
memiliki amilopektin lebih banyak daripada beras biasa.
E. Karbohidrat
(3) Glikogen:
(a) BM dan percabangan > amilopektin  Kira-kira 100 000
unit D-glukosa, dengan 1 cabang per 8–12 unit.
(b) Merupakan cadangan karbohidrat pada hati dan otot hewan.
(4) Selulosa: Polimer dari selobiosa
(a) Rantai linear dari rerata 5000 unit D-glukosa dengan
tautan glikosidik -(14), memiliki BM ~ 106.
(b) Ikatan hidrogen antarrantai  agregasi menjadi fibril
(kekuatan fisis tinggi)  pembentuk dinding sel tumbuhan.
E. Karbohidrat
(c) Tidak dapat dicerna oleh manusia dan sebagian besar
hewan, yang hanya memiliki enzim -glukosidase.
(d) Dapat dicerna oleh bakteri pada rayap dan ruminansia
(sapi, kambing, dsb.), yang menghasilkan enzim glukosidase.
Pati, glikogen, dan selulosa tergolong homoglikan, karena
hanya terdiri dari 1 jenis monosakarida, yaitu D-glukosa.
Jika polisakarida terdiri dari >1 jenis monosakarida, disebut
heteroglikan, misalnya pektin dan karaginan.
F. Asam Nukleat
Biopolimer polinukleotida, tersusun dari sejumlah monomer
nukleotida yang dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.
Nukleotida = nukleosida + gugus fosfat
Nukleosida = basa nitrogen + gula
basa
nitrogen
D-ribosa  RNA
purina
gula
pirimidina
D-2-deoksiribosa  DNA
(1) Basa nitrogen tergabung dengan C1 gula pada N1 untuk
pirimidina dan N9 untuk purina.
(2) Gugus fosfat tergabung dengan C5 gula.
F. Asam Nukleat
Struktur DNA Watson-Crick:
(1) Heliks rangkap
(2) Antiparalel
(3) Komplementer
adenina
timina
(dua ikatan hidrogen)
ujung 3’
ujung 5’
guanina
sitosina
(tiga ikatan hidrogen)
LATIHAN
1. Gambarkan monomer dari Teflon:
CF2
CF2 n
2. Tuliskan persamaan reaksi polimerisasi yang menghasilkan
poli(metil metakrilat) (PMMA). Metil metakrilat merupakan
ester dengan nama IUPAC metil 2-metilpropenoat.
3. Kodel ialah poliester dengan struktur sebagai berikut:
O
O
C
C O CH2
CH2
O
n
Dari dua monomer apa material itu dibuat?
LATIHAN
4. Nilon-6,6 dihasilkan dari reaksi 1,6-heksanadiamina dengan
asam adipat. Polimer nilon lainnya diperoleh jika sebasil
klorida Cl(O)C(CH2)8C(O)Cl digunakan sebagai pengganti
asam adipat. Bagaimana struktur nilon tersebut?
5. Kevlar (bahan rompi antipeluru) ialah poliamida aromatik
(aramid) dengan struktur sebagai berikut:
NH
O
O
NH C
C
n
Dari dua monomer apa material itu dibuat?
LATIHAN
6. Dapatkah polimer terbentuk dari reaksi asam tereftalat dengan
etil alkohol (bukan etilena glikol)? Jelaskan.
7. 1,1-Dikloroetena dan vinil klorida membentuk kopolimer
berseling yang disebut Saran, yang digunakan dalam
pengemasan makanan. Tuliskan reaksi kopolimerisasinya.