3. JKN - Badan PPSDM Kesehatan

Download Report

Transcript 3. JKN - Badan PPSDM Kesehatan

Elise Garmelia
Surabaya, 26 Maret, D3, AhliMadiaPerekamKes,SKM, SOS, M.Si
PENGalamanKerja:
1, Sekretaris direksi, 1979-1997
2. KepalaUnit PerinatologiRSAB HarapanKita1998-20033
3. Auditor Maternal PerinatalRSAB HarapanKita1998-2000
4. KepalaICU/PeristiRSAB HarapanKita2003-2004
5. PenjabKlinikJantungAnak2004-2005
6. Auditor MutuInternal RSAB HarapanKita, 2005 –skr
7. KepalaRekamMedisRSAB HarapanKita 2003-skr
8. Kepala Pel. Medik, 2011-skrg
PengalamanOrganisasi:
1. KetuaBidangOrganisasiPORMIKI, 2006-2009
2. KetuaUmumDPP PORMIKI, 2009-2012
3. Ketua Umum DPP PORMIKI, 2012-2015
Pengalaman:
1. StafPengajarD3 ManajemenRS –FKUI, Jakarta,
2. StafPengajarD3 ManajemenRS STIKES Banten, BSD
3. DosenLuarBiasaD3 –RMIK –FKM UI, dandosenTamuS1-MIK –FKM UI, Depok
PublikasiMakalah:
1. PedomanMIK diSaryankesdiIndonesia editor GemalaHatta, 2008
2. 1 (satu) makalah–dalamPERSI AWARD
3. 1 (satu) makalah publikasi ifhro meeting 2009 di India
4. 4 (empat) makalahpublikasiIFHRO Congress, 2007, Korea Selatan
5. 3 (tiga) makalahpublikasiIFHRO/IFHIMA Congress, 2010, Milan, Italy
6. 1 (satu) makalah untu Global News IFHRO/IFHIMA, USA –2011
7. 3 (tiga) makalah publikasi IFHIMA ke 17 di Montreal, Canada, 2013
KESIAPAN
RUMAH SAKIT DALAM
pemberlakukan
JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional)
ELISE GARMELIA
PEM PUSAT
PROVINSI
PEMANFAATAN
PELAYANAN
MANAJEMEN
INFORMASI KESEHATAN
DI FASYANKES
KAB/KOTA
RS VERTIKAL
PUSKESMAS /PELAYANAN
PRIMER
RS LAIN
LSM
Sarana
&Pras Kes
PIHAK KE 3
Masy
Pengembangan Pelayanan
RMIK
• dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan (level) sebagai berikut :
• Penyelenggaraan rekam medis secara tradisional / manual
berbasis kertas
• Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi
terbatas (komputerisasi hanya registrasi)
• Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi
hanya pada Unit Kerja
• Penyelenggaraan rekam medis dengan SIM-RS terintegrasi (Local
Area Networking atau LAN)
• Penyelenggaraan rekam medis berbasis elektronik (Electronik
Medical Record atau EMR) dengan Rekam Kesehatan Elektronik /
elektronik kesehatan (e-Health) (Work Area Networking atau
WAN)
Perkiraan kebutuhan tenaga berdasarkan
Permenkes nomor 340/MENKES/PER/III/2010 ttg
klasifikasi fasyankes dan Permenpan no. 30 tahun 2013
 Kelas A membutuhkan : 40 – 80 tenaga
 Kelas B membutuhkan : 25 – 50 tenaga
 Kelas C membutuhkan : 15 – 30 tenaga
 Kelas D membutuhkan : 8 – 16 tenaga
 Puskesmas membutuhkan tenaga 1 - 4 tenaga
 Stake holder (Dinas Kesehatan, kementerian
kesehatan) sesuai kebutuhan
KEGUNAAN RM
• Sebagai alat komunikasi (antara dokter, dokter spesialis
dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian di
dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan
kepada pasien (communication).
• Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pelayanan
kepada pasien (financial biling).
• Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan pendidikan (research &
education).
• Sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien (assessment).
KEGUNAAN RM
• Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,
penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan kepada pasien (audit medis dan
keperawatan)
• Menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan pelaporan.
• Sebagai bukti tertulis/terekam atas segala tindakan
pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan
selama pasien berkunjung/dirawat di puskesmas.
• Melindungi kepentingan hukum bagi pasien,
puskesmas maupun dokter dan tenaga kesehatan
lainnya (legal documentation).
Fungsi utama upaya
pelayanan rekam medis
antara lain:
• Penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap (Admission)
• Pengelolaan rekam medis (dokumen termasuk dokumen elektronik,
disain, pemeliharaan indeks utama pasien)
• Menjaga mutu rekam medis
• Mengklasifikasi penyakit dan tindakan
• Menjaga keamanan informasi yang ada dalam rekam medis
• Pengelolaan data statistik (informasi, indikator kinerja)
• Pelayanan korespondensi informasi medis (resume medis, surat
rujukan, surat keterangan sehat, surat keterangan penyebab
kematian).
SISTEM REKAM
MEDIS
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
PENCATAT DATA RM
MENILAI
MUTU
PE
TPPRJ
LAYA
NAN
KEPUTUSAN
FINANSIAL
LAP
URJ
UGD
ASEM
BLING
KODING/
INDEKSING
FILING
ANILISING/
REPORTING
TPPRI
PENGOLAH DATA RM
URI
LEGAL
IPP
DOKUMENTASI
RISET &
PENDIDIKAN
Transaksi pelayanan klinis
pasien rumah sakit
tpprj
poliklinik
daftar
yan
klinis
•Dt_id_pasien
•Dt_klinis
•Dt_obat
•Dt_tindakan
•Dt_dokter
•Dt_ perawat
•Dt_id_pasien
•Dt_bayar
•Dt_keluhan
kasir
bayar
•Dt_id_pasien
•Dt_bayar
•Dt_obat
•Dt_tindakan
•Dt_ dokter
•Dt_perawat
•Dt_pem_jang
apotik
obat
•Dt_id_pasien
•Dt_ obat
pem_jang
periksa
•Dt_id_pasien
•Dt_ pem_jang
rawat
inap
keluar
yan
klinis
ket
klinis
•Dt_id_pasien
•Dt_klinis
•Dt_obat
•Dt_ tindakan
•Dt_dokter
•Dt_ perawat
•Dt_ruang
•Dt_kelas prwt
apotik
obat
•Dt_id_pasien
•Dt_ obat
pem_jang
periksa
•Dt_id_pasien
•Dt_ pem_jang
kasir
bayar
•Dt_id_pasien
•Dt_bayar
•Dt_obat
•Dt_tindakan
•Dt_ dokter
•Dt_perawat
•Dt_pem_jang
CASEMIX/INACBGs
• Suatu sistem pengklasifikasian penyakit yang
mengkombinasikan antara sekelompok penyakit
dengan karakteristik klinis serupa dengan biaya
perawatan disuatu rumah sakit
• Penyakit dengan karakteristik klinik serupa
biasanya membutuhkan sumber daya yang
hampir sama sehingga biaya perawatan juga sama
TUJUAN KODING
1. Memudahkan pencatatan, pengumpulan dan
pengambilan kembali informasi sesuai
diagnose ataupun tindakan medis-operasi
yang diperlukan ( uniformitas sebutan
istilah (medical terms))
2. Memudahkan entry data ke database
komputer yang tersedia (satu code bisa
mewakili beberapa terminologi yang
digunakan para dokter)
3.
Menyediakan data yang diperlukan oleh
sistem pembayaran/penagihan biaya yang
dijalankan/diaplikasi .
Contoh:
Di USA, Australia, Singapore dll. ada DRGs
(Diagnosis Related Group System)
Di Indonesia saat ini juga ada INA-CBG
4. Memaparkan indikasi alasan mengapa pasien
memperoleh asuhan/perawatan/pelayanan
(justifikasi runtunan kejadian)
5.
Menyediakan informasi diagnoses dan
tindakan (medis/operasi) bagi:
- riset,
- edukasi dan
- kajian asesment kualitas keluaran/outcome
(legal dan otentik)
KODE KLINIS  LENGKAP & SESUAI
Langkah-langkah pengkodeaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Menilai dokumen, kelengkapan dan kejelasan isi
Lihat : Dokter, jenis pasien, tempat, dan pembayar.
Abstrak diagnosa dan prosedur.
Identifikasi prosedur diagnostik yang akan di kode
Putuskan apakah ada “ lead term “
Lihat lead term pada buku indeks alphabet
Lihat pada beberapa lokasi “modifiers ”
Koreksi kode yang didapat pada buku “Tabular list”
Lihat/koreksi juga pada “Inclusion and Exclusion terms”
Menetapkan kode lengkap akurat
Verifikasi kode yang sesuai.
Tetapkan kode untuk penagihan
15
INA CBG’s
jkn
• Dasar Pengelompokan dengan
menggunakan :
 ICD – 10 Untuk Diagnosa
 ICD – 9 CM Untuk
Prosedur/Tindakan
• Terdiri daru 23 MDC (Major Diagnostic
Chategory)
• Terdiri dari 1077 kode INA-CBGs yang
terdiri dari 789 kode untuk rawat inap
dan 288 untuk rawat jalan
• Implementasi dimulai pada Tahun 2006
Kelengkapan pendokumentasian
untuk INA CBGs?
•
•
•
•
‘specificity’ penetapan diagnosis
akurat dalam pengkodean
hindarkan singkatan / istilah medis
Istilah medis = terminologi medis  ICD
• DAMPAK :
besaran pembayaran klaim rendah..!
18
DIAGNOSIS PADA JKN
• Pengkodean sangat menentukan  Kesalahan penulisan diagnosis
MEMPENGARUHI NILAI TARIF
• Harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta
• Diagnosis Penyerta 
• Terdiri dari Komplikasi dan Komorbiditas
• Dapat mempengaruhi  mempengaruhi level severity (tingkat keparahan)
• Jika ada lebih dari 1 diagnosis maka pilih 1 diagnosis yang paling banyak
menggunakan resources (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes
pemeriksaan dan lainnya.
• Penulisan prosedur juga sangat Mutlak
• Pengkode diagnosis & prosedur harus terampil
19
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
• DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan
diagnosis sekunder apabila ada sesuai dengan ICD
10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan yang
telah dilaksanakan dan membuat resume medic
pasien secara lengkap dan jelas selama pasien
dirawat di rumah sakit.
• KODER
melakukan
kodifikasi
dari
diagnosis
dan
prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang
merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk
diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
ALUR INA-CBGs DI RUMAH SAKIT
CODING & CASEMIX
Medical
Record
Coding
CBG
Group
REKAM MEDIS
• Dokumen kronologis dengan menggunakan metode yang sistematis, logis,
dan konsisten termasuk:
- riwayat kesehatan
- pemeriksaan
- tes
- Hasil dari perawatan
• Lengkap  dokumentasi yang komprehensif mendukung standar asuhan
medis dan asuhan keperawatan.
• LAYANAN tidak didokumentasikan = TIDAK DAPAT DIKODE = TIDAK DAPAT
DITAGIH.
abstraksi
• Efisien meringkas data klinis
• sistem Abstracting akurat sangat penting
• Abstracting merupakan langkah pertama dalam
menempatkan data klinis dengan baik.
• Proses Ini mendukung setiap proses hilir dalam
pengkodeaan termasuk penggantian biaya,
peningkatan mutu, audit penagihan, penelitian
klinis atau analisis lainnya.
TUJUAN ABSTRAKSI
• Mengkoordinasikan perawatan pasien
• Rencana pasien plg dan mengurangi LOS
• Mengurangi hal yg terkait penundaan penagihan dan
penolakan
• Menjaga kepatuhan dengan privasi dan sistim
pembayaran
• Meningkatkan kualitas dokumentasi dan coding
• Mengefisiensikan produktivitas staf
• Meningkatkan dan melaporkan indikator mutu
Kode dan peran pengkode
• Dimana dan kapan kita
melakukan kode
• Bagaimana peran kode
• Peran kode untuk Pelaksanaan
Program Case-mix
26
PENDOKUMENTASIAN
• Visit / Kunjungan : kontak pribadi langsung antara pasien dan NAKES di
setiap fasilitas pelayanan untuk di diagnosis dan pengobatan penyakit,
perawatan atau cedera.
• Minimum yang diperlukan untuk mendokumentasikan visit/kunjungan
•
•
•
•
•
•
•
•
nama pasien
Tanggal dan alasan pertemuan
Sejarah dan pemeriksaan fisik
Ulasan dari tes dan obat
Diagnosis
Rencana perawatan
instruksi yang diberikan (SOAP)
Signature Nakes
• Kunjungan dibeberapa fasyankes
• memerlukan informasi tambahan.
Dokumentasi lain
• Manajemen selalu melakukan evaluasi terhadap diagnosis
untuk membuat atau dapat dijadikan pengambilan keputusan
• Instruksi dokter / Physician Orders
• Laporan tindakan/ terapi / Procedural Services:
• Informed Consent : Informasi yg jelas , ttd dokter, pasien dan
saksi
• Consent form : ttd pasien dan Profesi PM
• Chart notes: progress notes (e.g., response to treatment
plan).
• Discharge summaries ( Ringkasan Pulang Perawatan)
Fraud &
Abuse
FRAUD/Penipuan =
• tindakan yang disengaja untuk memperoleh
manfaat ilegal atau tidak sah (misalnya,
penagihan untuk layanan yang tidak dilakukan)
ABUSE/Penyalahgunaan =
• tindakan disengaja atau tidak disengaja yang
menyalahgunakan uang pemerintah (misalnya,
penagihan untuk layanan medis tidak
diperlukan)
Peraturan primer yang harus ditegakkan oleh
Kemkes (BPJS)?
Ada kebijakan, SPO  dokumentasi tertulis untuk
mengidentifikasi, kebenaran, dan mencegah
penipuan dan penyalahgunaan, termasuk
pelatihan dokter dan staf
THE FLOW OF DATA FROM THE PATIENT’S ADMISSION
TO THE RETURNOF THE MR TO FILE
Pathology, X-Ray,
ECG data
Patient admitted
MR begins
Patient in ward
Clinical data
Recorded in MR
Consultation,
Operation/anaestesi,
Physiotherapy data
Patient discharged
MR to MR dept
MR assembled
& Analyzed for
completeness
No
Doctor to complete
according final
Dx/operation,
Discharge summary
& Signature
Yes
Coded data entered in
Disease/Operations Index
Morbidity
statistics
MR coded by MR
dept Staff using ICD
MR filed
complete
MR complete
Sumber: MR Manual, WHO - 2002
Peningkatan mutu
RMIK
CODING REIMBRSEMENT
1. ANALISIS KUANTITATIF
2. ANALISIS KUALITATIF
3. ANALISIS KEABSAHAN
4. ANALISIS KONSISTENSI ISI RM
5. AUDIT CODING
6. AKPLRM (ANGKA
KETIDAKLENGKAPAN RM)
7. STANDAR PELAYANAN
MINIMAL RM = 5 PARAMETER
PENILAIAN
DAMPAK LAIN dalam pengelolaan
rm  proses klaim
• Coding  salah satu system Manajemen RMIK
SUSUN RM
DALAM RAK
• RM yg belum siap di kode
• RM yg dalam proses validasi
• RM yg dalam proses verifikasi
TDF (Terminal Digit
• Prinsip kerahasiaan RM :
• Rekam medis tidak keluar dari ruang
penyimpanan atau digunakan bukan
untuk pelayanan
Filing)
Kompetensi  Audits

Audit pendokumentasian
◦ Periksa pendokumentasian hingga ditetapkannya kode
ICD-10 dan penilaian risiko (risk assessments) praktik
pendokumentasian
◦ Audit kode top 10, 25 diagnosis utama (principal diagnosis)
dan periksa apakah rekaman yang ada memiliki informasi
klinis yang jelas demi mendukung kode ?
 Audit Coding
◦ Targetkan kasus pasien rawat inap tertentu dan periksa
adakah perubahan makna dari kode di ICD 10 hingga
pengelompokan dalam INA CBGs dan dampaknya bagi 33
pengganti klaim
 Bandingkan Coding dengan dampak case mix dan INA CBGs !
1-34
Komponen Sukses
PROFESIONAL  PENGKODE/ CODER
1.
Keterampilan:
a.
b.
c.
2.
keterampilan coding
keterampilan komunikasi
keterampilan komputer
Attributes:
o
o
o
o
o
o
o
3.
PENAMPILAN
KEHADIRAN
INISIATIF
SOPAN
PERHATIAN SECARA DETAIL
LUWES
KERJASAMA TIM
EtIK:
o PORMIKI, Standpro Kepmenkes 377/2007
o PORMIKI, Kode dan Standar Etik (Code of Ethical Standards)
Etika Coding
1. Coding profesional yang terlibat dalam Kode diagnostik
/ prosedur
2. Kemampuan abstraksi catatan / data kesehatan
3. Menunjukkan nilai-nilai profesional kepada :
• Pasien
• Pengusaha / Pemilik
• Anggota tim kesehatan
• Masyarakat
• Stake holder
Standar etika coding
1.Menerapkan akurasi, kelengkapan dan konsistensi dalam
mengkode
2.Kebutuhan untuk laporan statistik medis
3.Hanya melaporkan kode dan data yng jelas dan konsisten ses
RM dan kode data set nya
4.Klasifikasi penyakit / tindakan
5.Menolak untuk mengubah kode
6.Menolak untuk berpartisipasi atau mendukung kode untuk :
• Meningkatkan pembayaran
• Memenuhi syarat klaim polis asuransi
7. Memfasilitasi kolaborasi interdisipliner utk ketepatan kode
8. Memajukan pengetahuan kode melalui diklat
9. Menolak untuk berpartisipasi atau menyembunyikan etis
kode atau praktek abstraksi dan prosedur
Peran profesi PMIK  CODER
1.Partisipasi Aktif dalam Persiapan penetapan kode Klinis
2.Pengkodean penyakit dan prosedur merupakan komponen
penting dari casemix
3.Pemahaman terhadap kualitas kode akan berdampak pada
sistem pelaporan yang baik
4.Kualitas kode sesuai diagnosis yg telah ditetapkan akan
mempunyai dampak sistem pembayaran yg sesuai dengan
ketentuan (mengurangi variasi perawatan dan Meningkatkan
kualitas dan efisiensi )
5.Kesalahan kode berdampak pada biaya klaim yg tinggi
6.Evaluasi penggunaan kode utk klaim