Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Download Report

Transcript Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Problems in the field:
2.
1.
Seed price is expensive
Seed quality is not as good as mentioned in the label
3.
- Germination percentage is low
4.
Seed is not recistance to disease
Firm’s answers:
2.
1.
Seed storage is not good: humidity
Seed is too long in the market without good
maintenance
3.
Purity of the seeds are questioned
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSB-TPH)
Tugas dan fungsi:
BPSB-TPH melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jendral
Tanaman Pangan pada aspek pembinaan mutu benih dalam
rangka peningkatan produksi pertanian. Dengan demikian
fungsi BPSB-TPH adalah sebagai satu-satunya instansi
pemerintah yang diberi wewenang untuk melaksanakan
tugas pengawasan dan sertifikasi benih.
Tujuan:
1.Melindungi petani konsumen benih agar dapat memperoleh benih
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Melindungi pedagang benih dengan jalan menciptakan iklim
persaingan yang sehat dalam perdagangan benih dan
sekaligus bergerak dalam pembinaannya.
Landasan Hukum Tugas dan Fungsi BPSB-TPH
•
•
•
•
1. UUSBT No. 12/1999 tentang Sistem Budidaya Tanaman
2. PP No. 44/1995 tentang Pembenihan Tanaman
3. SK MenTan No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu
Benih Bina
4. SK Mentan No. 1017/Kpts/TP/TP.120/12/1998 tentang Izin Produksi Benih Bina, Izin
Pemasukan dan Pengeluaran Benih Bina.
•
5. SK Mentan No. 468 KPTS/210/6/94 Susunan Organisasi BPSB-TPH Jawa
Timur
•
TUGAS: BUAT TULISAN MENGENAI LANDASAN HUKUM TERSEBUT
Susunan Organisasi dan tata Kerja
•
•
•
•
Berdasarkan SK Mentan No. 468 KPTS/210/6/94 Susunan Organisasi BPSBTPH Jawa Timur adalah:
1. Urusan Tata Usaha: bertugas memberikan pelayanan administratif pada
semua satuan organisasi dalam lingkungan BPSB-TPH
2. Seksi Pelayanan Teknis: bertugas melakukan penyimpanan, pendayagunaan
dan pemeliharan sarana serta melakukan pengelolaan informasi dan
dokumentasi kegiatan pengawasan mutu benih.
3. Kelompok Jabatan Fungsional: bertugas melaksanakan kegiatan penilaian
kultivar, sertifikasi benih, analisis benih laboratorium dan pengawasan
pemasaran. Dengan demikian kelompok jabatan fungsional benih dipimpin
oleh seorang Koordinator Fungsional yang ditunjuk berdasarkan surat
penunjukan Direktur Bina Perbenihan untuk bertugas mengkoordinasi seluruh
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Prosedur dan Standar Sertifikasi Benih Tanaman Pangan & Hortikultura
1.
2.
3.
4.
Varietas: kumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh setiap sifat
Varietas lain: tanaman atau benih yang dapat dibedakan dari varietas yang
sedang diperiksa.
Tipe simpang: tanaman atau benih yang menyimpang
Hibrida: adalah keturunan pertama dari persilangan yang dihasilkan dengan
mengatur penyerbukan dan kombinasinya
lanjutan
1.
2.
3.
4.
Benih penjenis (Breeder seed) BS: dirakit oleh pemulia, diawasi oleh pemulia atau
instansinya, merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar
Benih dasar (Foundation seed) BD: merupakan keturunan pertama dari benih
penjenis. Diproduksi dengan pengawasan ketat sehingga kemurnian varietas dapat
dipertahankan dan disertifikasi oleh BPSB TPH. Warna label adalah putih
Benih pokok (stock seed) BP: merupakan keturunan pertama dari benih dasar atu
keturunan kedua dari benih penjenis. Diproduksi dengan pengawasan ketat, sehingga
identitas dan kemurnian varietas dapat dipertahankan dan memenuhi standar yang
ditetapkan dalam pertauran perbenihan dan disertifikasi oleh BPSB TPH. Warna
label adalah ungu
Benih sebar (extension seed) BR: merupakan keturunan pertama dari benih pokok
yang diproduksi sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas dapat
dipertahankan dan memenuhi standar yang ditetapkan dalam pertauran perbenihan
dan disertifikasi oleh BPSB TPH. Benih pokok dan benih sebar umumnya
diperbanayak oleh Balai benih atau penangkar benih dengan mendpatkan izin,
bimbingan, pengawasan dan sertifikasi dari BPSB TPH. Warna label adalah biru
JENIS BENIH
Bagan Arus Benih
Bagan Arus Benih
Balittan: Balai Penelitian Tanaman
DitProd: Direktorat Bina Produksi Padi
dan Palawija
BBI : Balai benih Induk
BBU : Balai Benih Utama
BBP : Balai Benih Pembantu
BS : Breeder Seed : Benih Penjenis
FS : Foundation Seed : Benih Dasar
SS : Extension Seed ; Benih Sebar
UPB : Unit Pengolahan Benih
PS : Penangkar Swasta
Puslit-Balittan
BS
DitProd
BS
BBI
FS
FS
BUMN
PT.Pertani
Koperasi
SS
FS
PS
SS
SS
BUMN
PT.Pertani
Koperasi
BBU
UPB
BBP
PS
ES
Penyalur
Penyalur
Petani
Penyalur
Contoh label
Warna Ungu
Warna: Putih
Warna Biru
Alur kegiatan sertifikasi benih
Alur Kegiatan Sertifikasi benih
Produsen
Pemeriksaan pendahuluan
Pemeriksaan F vegetatif
- mengajukan permohonan pedaftaran sebagai pedagang benih
dilampiri lael benih sumber, peta lokasi, dan daftar petani
kerjasama
- paling lambat 10 hari sebelum tabur
- petugas mengcross-check data berdasarkan surat permohonan dengan
label benih, peta lokasi
- petugas mengecek benih sumber, isolaso dan sejrah lapang
- petugas mengecek CVL dan luas lulus
Pemeriksaan F berbunga
- petugas mengecek CVL dan luas lulus
Pemeriksaan F masak
- petugas mengecek CVL dan luas lulus
Pemeriksaan panen
Pemeriksaan peralatan dan prosesing
- pemeriksaan peralatan perontokan, pengeringan, pengepakan
dn penyimpanan
Pengambilan sampel
- sampel diambil sebanyak 1 kg dengan rumus: 5 + 10% N
Pengawasan pemasangan label
- pemeriksaan kebenaran label dan cara pemasangannya
Pengujian petak pembanding
- membandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan
petak pembanding
Prosedur sertifikasi
1. PERMOHONAN:
- permohonan sertifikasi diajukan oleh produsen benih ke BPSB_TPH paling
lambat 10 hari sebelum benih disebar atau disemai. Surat permohonan
ditujukan ke BPSBTPH disertai dengan lampiran blanko dari BPSBTPH
yang telah diisi oleh produsen meliputi daftar nama, label benih sumber
yang akan ditanam dan peta lokasi penangkaran benih.
- permohonan sertifikasi hanya diberlakukan bagi produsen / penangkar benih
yang memenuhi persyaratan, diantaranya adalah menguasai lahan yang
akan digunakan untuk memproduksi benih, memiliki benih sumber yang
akan ditangkarkan, mampu mengatur lahan dan per tanamannya,
memahami petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi
benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
lanjutan
2. Lahan sertifikasi:
- luas lahan, batas-batas lahan harus jelas seperti parit, pematang jalan,
isolasi jarak atau waktu pertanaman. Diusahakan lahan bekas ditanami
tanaman lain, agar kontaminasi dapat dihindari. Apabila bekas tanaman
sama maka varietasnya harus sama.
- satu unit areal sertifikasi dapat terdiri atas beberapa blok yang terpisah,
tetapi jarak antara satu dengan lainnya tidak lebih dari 10 m dan tidak
dipisahkan oleh varietas lain. Satu unit lahan sertifikasi hanya boleh
ditanami dengan satu kelas benih dan satu varietas. Satu areal
sertifikasi dengan bukan sertifikasi harus diisolasikan dengan jalur
kosong/tanaman lain selebar 3 m.
lanjutan
•
•
•
3. Pemeriksaan lapang:
- Tujuan:
Untuk menjaga kemurnian ganetik dari kontaminasi benih varietas lain selama dipertanaman.
Pemeriksaan lapang meliputi pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif, pemeriksaan
fase generatif, pemeriksaan fase masak atau menjelang panen.
•
- Sasaran:
•
- kelengkapan administrasi dari permohonan yang akan diperiksa
•
- kesesuaian peta dengan kondisi di lapang apabila tidak sesuai harus dilakukan perbaikan peta.
•
- kesesuaian dengan jumlah benih sumber yang digunakan oleh pemohon
•
- kesesuaian luas permohonan dengan kenyataan di lapang.
•
- pemeriksaan kebenaran pertanaman sebelumnya dan isolasinya.
1.
Kepastian batas-batas lokasi yang akan digunakan untuk areal sertifikasi.
2.
Kebenaran varietas benih sumber yang akan digunakan dalamakelas benih yang akan dihasilkan
3.
Memeriksa apakah benih sudah disebar atau belum, mencari kepastian apakah varietas yang
disebar sesuai dengan permohonan.
Hasil pemeriksaan lapang diberitahukan kepada produsen satu minggu setelah pemeriksaan. Laporan
pemeriksaan juga harus mencantumkan realisasi tanggal sebar. Produsen benih diwajibkan untuk
membayar biaya pemeriksaan apabila lahan yang diperiksa memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan lapang pendahuluan
Tujuan:
Untuk memeriksa kebenaran areal. Permohonan pemeriksaan lapang pendahuluan diajukan
oleh produsen benih paling lambat 1 minggu sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksaan lapang pendahuluan dilakukan sebelum tanam yaitu pada saat tanah
sebelum diolah atau paling lambat pada saat pengolahan tanah.
Hal-hal yang diperiksa:
1.
Kebenaran nama dan alamat penangkar
2.
Letak situasi real dan luas areal
3.
Jenis tanaman sebelumnya, untuk mempermudah campuran varietas lain (CVL) yang
akan tumbuh pada areal sertifikasi
lanjutan
4. Kepastian batas-batas lokasi yang akan digunakan untuk areal sertifikasi.
5. Kebenaran varietas benih sumber yang akan digunakan dalam kelas benih yang akan
dihasilkan
6. Memeriksa apakah benih sudah disebar atau belum, mencari kepastian apakah varietas
yang disebar sesuai dengan permohonan.
Hasil pemeriksaan lapang diberitahukan kepada produsen satu minggu setelah pemeriksaan.
Laporan pemeriksaan juga harus mencantumkan realisasi tanggal sebar. Produsen
benih diwajibkan untuk membayar biaya pemeriksaan apabila lahan yang diperiksa
memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan lapang fase vegetatif
1.
2.
3.
4.
Merupakan kelanjutan dari pemeriksaan lapang pendahuluan. Pemeriksaan
ini dilakukan 30 – 40 hari sesudah tanam.
Memeriksa bukti lulus pemeriksaan lapang pendahuluan, yaitu kebenaran
lokasi, peta loksi, tanggal sebar, tanggal tanam dan luas areal.
Petugas BPSPBTPH berjalan mengelilingi batas lahan sertifikasi.
Dilakukan pada setiap titik contoh, sebanyak 400 rumpun. Pemeriksaan
meliputi: tipe pertumbuhan, warna daun, tinggi tanaman, lebar daun dan
warna pangkal daun.
lanjutan
1.
2.
Cara mencari varietas lain, dalam satu titik contoh: berjalan masuk ke petak
dan melihat dua baris tanaman di kiri dan di baris kanan sebanyak 100 ke
arah depan sehingga akan diperoleh dalam satu titik sampel 400 rumpun.
Hasil pemeriksaan lapang ini berupa kebenaran luas areal, kebenaran
tanggal tanam dan yang terpeting adalah Campuran varietas lain (CVL).
Penentuan titik contoh:
Y+8
X = ———
2
- X= jumlah titik contoh, Y= luas areal yang diperiksa (ha)
 CVL/tipe simpang
1
Penentuan tipe simpang: CVL= ———————— X ———X 100%
 titik sampel
400
Pengambilan Contoh Tanaman
•
•
•
•
•
•
•
Tujuan: untuk mengetahui kebenaran varietas pada fase generatif dan
persentase CVL.
1. Merupakan pemeriksaan lapang fase berbunga.
2. Untuk padi:
- pada saat tanaman masak susu hingga paling lambat 25 hari sebelum panen
- Sesudaha malai muncul dari daun bendera, sekam mahkota sudah terbuka,
benangsari tampak memutih.
- Tanaman yang berbunga sudah mencapai 5% atau saat malai yang muncul
sudah lebih dari 80%.
3. Untuk jagung saat mulai keluar rambut tongkol.
CVL atau Tipe Simpang
• Standar lapang CVL Komoditi Padi:
• ————————————————————————————
•
Kelas benih
•
•
•
•
•
————————————————————————————
Benih Dasar
3
30
0,0
Benih Pokok
3
30
0,2
Benih Sebar
3
30
0,5
————————————————————————————
Isolasi jarak
(m)
Isolasi Waktu
(hari)
Var. lain dan T.simpang
(Maksimum %)
Tahapan pemeriksaan fase generatif
•
•
•
•
•
1. Memeriksa bukti surat permohonan dan kelulusan pada pemeriksaan
sebelumnya
2. Menentukan jumlah sampel pemeriksaan dengan menggunakan rumus
seperti pada fase vegetatif dan penempatan contoh secara acak
3. Pemeriksaan individu setiap tanaman
4. Pemeriksaan hasil CVL harus sama dengan pemeriksaan lapang sebelumnya
5. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada produsen benih.
3. Pemeriksaan Lapang Fase Masak
•
•
•
•
•
•
Tujuan: untuk mengetahui kemurnian varietas, CVL pada tahap akhir
pemeriksaan
Untuk padi:
1. Dilaksanakan pada saat malai sudah menguning, isi gabah sudah keras tetapi
masih bisa dipecah oleh kuku
2. Dilakukan 7 hari sebelum panen
3. Produsen dapat mengajukan permohonan pemeriksaan ulang mengingat ini
merupakan pemeriksaan yang terakhir
4. Pemeriksaan fase ini yang dilihat adalah bentuk malai, tipe malai, bentuk
dan warna gabah, bulu pada ujung gabah dan daun sudut bendera.
4. Pemeriksaan Alat Panen dan Pengolahan
•
•
•
•
•
•
Tujuan: untuk menjaga kebersihan serta menghindari tercampurnya benih yang
diolah dengan benih varietas lain yang masih tertinggal pada alat pengolahan.
Dengan begitu kemurnian benih selama di lapang dan di gudang dapat terus
dipertahankan
1. Pemeriksaan alat dan pengolahan diajukan oleh produsen benih dengan
mengajukan surat permohonan.
2. Pemeriksaan dilakukan terhadap: kebersihan alat perontok, lantai jemur,
ayakan/tampi, timbangan, wadah benih dan gudang simpan.
3. Di tempat pengolahan tidak boleh ada jenis benih lainnya selain benih yang
sedang diuji., kecuali apabila benih tersebut sudah jelas identitasnya dan
disimpan terpisah.
4.Produsen harus mencantumkan nomor kelompok setiap kelompok benih,
jenis/varietas, asal lapangan pada tempatnya.
5. Kegiatan pemeriksaan alat dilakukan sebelum panen.
6. Pengambilan Contoh Benih
•
•
•
•
•
•
Tujuan: untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili suatu lot benih untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium.
1. Produsen benih mengajukan permohonan pengambilan contoh paling lambat
1 minggu sebelum diambil.
2.Menghitung jumlah karung pada tumpukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah jumlah benih sudah sesuai dengan yang diajukan.
3. Menentukan jumlah karung minimal yang harus diambil contohnya dengan
rumus:
N= 5 + 10% N
N: jumlah seluruh karung yang diperiksa, X: jumlah karung yang
diambil contohnya.
an sertifikasi benih: Diajukan oleh produsen atau
pedagang benih ke
•
•
•
•
•
•
BPSB_TPH
1. Nama pemohon, alamat, no tlp.
2. Luas tanam, jenis tanaman, kelas benih
3. Letak tanah: blok, kampung, kecamatan, status tanah
4. Tanaman sebelumnya: jenis tanaman
5. Asal benih: asal benih sumber, kelas benih,
•
•
•
•
•
•
•
•
2. Surat Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan: Dibuat oleh Petugas BPSB-TPH
sesuai permohonan produsen benih
1. Nama produsen/penangkar benih: nama Perusahaan, alamat
2. Letak areal;blok, desa, kecamatan
3. Rencana penangkaran: jenis tanaman, tgl sebar, tgl tanam, varietas, luas
4. Benih sumber yg digunakan: sumber benih, varietas
5. Sejarah lapangan: bekas tanaman,
6.KESIMPULAN: memenuhi /tidak memenuhi syarat sertifikasi
Surat permohonan
•
•
•
•
•
•
•
3. Surat Laporan pemeriksaan lapangan pendahuluan; Dibuat oleh pertugas BPSB-TPH sesuai permohonan produsen
1. Nama produsen/penangkar benih: alamat
2. Letak areal: blok, desa, kecamatan
3. Rencana penangkaran: jenis tanaman, tgl tanam, varietas, luas
4. Benih suber yg digunakan: sumber benih, varietas, kelas benih
5. Sejarah lapangan: bekas tanaman, varietas
6. KESIMPULAN: memenuhi atau tidak memenuhi syrat sertifikasi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
4. Surat Laporan pemeriksaan lapangan Fase begetatif: Dibuat oleh pertugas BPSB-TPH sesuai permohonan produsen
1. Nama produsen/penangkar: nama perusahaan (PT), alamat,
2. Letak areal: blok,
3. Jenis tanaman: jagung, padi
4. Realisasi luas tanam
5. Realisasi tanggal tanam
6. Kelas benih yang dihasilkan
7. Serangan hama dan penyakit: ada atau tidak ada
8. Keadaan rerumputan,
9. Rencana tanggal panen
10. Taksiran hasil:
11. KESIMPULAN: LULUS ATAU TIDAK LULUS
Surat permohonan
•
•
•
•
•
•
•
5. Surat permohonan pemeriksaan fase generatif: Diajukan oleh produsen ke BPSB-TPH
1. Nama pemohon, alamat
2. Areal yang diajukan: lokasi (des, kecamatan, kabupaten); jenis tanman, luas,
3. Tnaman sebelumnya:
4. Isolasi: cukup / kurang
5. Jarak pemohon ke tempat areal:… km
6. Tanggal akan dilkukan pemeriksaan lapang
•
6. Surat permohonan pengawasan pemasangan label: Diajukan oleh produsen benih ke
BPSB-TPH
1. Nama produsen benih: (naman PT), alamat
2. Keterangan: No induk, nomor lot, tonase (kg), tanggal panen, pemesanan label
denganbert per wdah (5 kg an), tanggal rencn pemasangan label,
•
•
Surat permohonan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
7. Surat permohonan pelabelan ulang: Diajukan oleh produsen kepada BPSB-TPH
1. Nama produsen, alamat, asal benih:gudang, kios
2. Keterangan benih yang dilabel ulang:
a. nama produsen benih
b. Alamat
c. Jenis, varietas, kelas benih,
d. No kelompok benih, berat benih
e. Jumlah wadah, berat per wdah,
f. Perlakuan benih: perpanjangan label / relabeling
g. Biaya pelabelan ulang
h. Keterangan mutu benih pada label:
- kadar air (%); benih murni (%); Banih varietas lain (%); Benih warna lain (%); Kotoran benih
(%); Benih tanaman lain (%); Biji keras (%); Daya tumbuh (%)
I. KESIMPULAN:- memenuhi / tidak memenuhi syarat perpanjangan label
- memenuhi / tidak memenuhi syarat penyesuaian label
Kelas benih: BD: benih dasar; BP: benih pokok; BR: benih sebar; Benih berlbel merh jambu (LMJ)
Surat permohonan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
8. Formulir pengambilan contoh benih pelabelan ulang:
1. Nama produsen benih, alamat, asal benih
2. Benih yang dilabel ulang:
a. Nama produsen, alamat, jenis/varietas/kelas benih
b. Nomor kelompok benih, berat kelompok benih, jumlah wadah, berat per wadah
c. Perlakuan benih: perpanjangan label / repacking
3. Keterangan mutu pada label (label asli supaya disertakan):
- kadar air (%); benih murni (%); Banih varietas lain (%); Benih warna lain (%); Kotoran benih
(%); Benih tanaman lain (%); Biji keras (%); Daya tumbuh (%); tanggal kadaluwrsa
4. Pengujian yang diperlukan: kadar air, kemurnian, daya tumbuh
Kelas benih:
BD: benih dasar warna label putih
BP: benih pokok warna label ungu
BR: benih sebar warna label biru
Benih berlbel merh jambu (LMJ) wrna label merah jambu
Penilaian Kultivar
•
Tujuan:
•
1. Menguji potensi hasil adaptasi thd suatu lingkungan tertentu
•
2. Menguji ketahanan terhadap hama dan penyakit
•
3. Menguji sifat-sifat agronomis lainnya
•
4. Pengumpulan data deskriptif tanaman
Penilaian Kultivar meliputi beberapa kegiatan:
1.
Uji adaptasi atau persiapan pelepasan varietas
2.
Determinasi pohon induk
3.
Observasi galur harapan dan varietas
4.
Pemurnian varietas
5.
Evaluasi varietas
6.
Inventarisasi penyebaran varietas
2. Determinasi Pohon Induk
• Tujuan:
• Untuk memperoleh benih sumber varietas unggul yang telah dilepas.
Varietas unggul tersebut benar-benar sesuai dengan sifat aslinya dan
juga untuk pengadaan benih dari varietas yang akan diusulkan untuk
dikembangkan dan untuk mengevaluasi atau memilih kembali
kelayakan suatu pohon induk. Calon pohon induk terbagi dua yaitu
untuk batang atas dan untuk batang bawah.
• Prosedur:
• 1. Pengajuan permohonan ke BPSB-TPH dengan mengisi blanko yang
telah disediakan. Permohonan disertai dengan peta menuju lokasi,
denah yang menggambarkan letak maisng-masing pohon, surat
keterangan benih sumber atau SK Pemulia dengan deskripsi varietas
yang dilepas.
• Contoh beberpa tanaman buah-buahan: avokad, pamelo dsb.
3. Observasi galur harapan atau Varietas
• Tujuan:
• Untuk mengetahui keunggulan dan interaksi varietas dan
lingkungan. Pengujian dilakukan di beberapa tempat/lokasi
yang berbeda. Kegiatan ini dilakukan pada varietas/galur
harapan/galur yang akan dilepas.
• Untuk benih tanaman semusim
4. Pemurnian Varietas
• Tujuan:
• Untuk mengembalikan mutu suatu varietas yang telah lama dilepas
tetapi mengalami kontaminasi dengan tipe simpang sehingga tidak
menunjukkan keseragaman baik pada pertumbuhan vegetatif maupun
generatif yang merupakan bentuk hasil yang dipanen, sesuai dengan
deskripsi varietas yang baku.
• Untuk mengetahui keadaan atau mutu suatu varietas dibandingkan
dengan deskripsi varietas bakunya. Juga dimaksudkan untuk persiapan
pengadaan benih sumber dan dalam rangka memutihkan varietasvarietas unggul lokal atau nasional yang telah lama dilepas tetapi
diragukan kemurniannya yang masih diminati oleh petani.
Langkah-langkah dalam pemurnian varietas
1.
2.
3.
4.
5.
Penentuan jenis dan varietas tanaman: jenis tanaman yang akan dimurnikan
adalah yang unggul lokal atau nasional yag sudah dilepas, namun benih
sumbernya langka tetapi masih diminati petani.
Benih sumber adalah berasal dari Balai benih atau produsen yang dapat
dijamin kebenaran varietasnya.
Luas areal padi atau palawija adalah 0,1 ha per unit. Tiap unit ditanam satu
varietas dan pemurnian dilakukan minimal 3 kali.
Seleksi yang dipakai adakah seleksi negatif dan positif.
Benih sumber untuk pemurnian selanjutnya dipilih dari benih sumber yang
telah dimurnikan secara seleksi positif. Selanjutnya ditanam dan hasil
tanaman menunjukkan ciri yang telah mantap diproses atau diuji untuk
dipertahankan kemurniannya.