Transcript Astek DUL5

ASPEK TEKNIS
DAUR ULANG LIMBAH
(TL4108, 2 SKS)
Minggu 5:
DAUR ULANG SAMPAH KOTA
3R dlm Pengelolaan Sampah Kota
 Dalam UU Persampahan, konsep 3R telah
menjadi issue yang penting
 Algoritma metode pemilihan sistem pengelolaan
sampah permukiman:
SUMBER
KAWASAN
PRODUK
KOTA
REGIONAL
PRODUK
PRODUK
RESIDU
RESIDU
RESIDU
3R
SKALA KAWASAN
3-R
Y
KEPADATAN
PENDUDUK
> 50
JIWA/Ha
Y
T
SIAP
PROGRAM
3R
T




PENGOLAHAN
SKALA KOTA
Terpadu
Composting
Recycling
WTE
Y
T
PENGUMPULAN
 Door to door
 Komunal
ADA LAHAN
UNTUK 3R
PENGANGKUTAN
 Depo/Transfer
 Load Haul
 Langsung
ADA
FASILITAS
PENGOLAHAN
T
ADA LAHAN
TPA
Y
TPA KOTA
T
TPA REGIONAL
DALAM
WILAYAH
PERKOTAAN
Y
ADA
POTENSI
ON-SITE
T
DAUR ULANG +
ON- SITE
Y
Pola Pengelolaan Sampah Kota
 Secara teknis operasional, pengelolaan sampah
kota dimulai dari sumber sampah sampah
pemerosesan akhir:
Sumber Sampah
(R1, R2)
Timbulan Sampah
Pemilahan
Pewadahan
(R2, R3)
Pengumpulan
(R1)
Pemindahan,
Pengangkutan
Pengolahan
(R2, R3)
(R3)
Pembuangan
Akhir
(R2, R3)
Pola Persampahan dan Upaya 3R
 Kaitan pembagian komposisi sampah dengan
pola pengelolaan sampah kota:
Sumber Sampah
R1, R2
Timbulan Sampah
Daur-ulang dan
pengomposan
di Sumber/Kawasan
Pemilahan di Sumber
Sampah Anorganik
Sampah Organik
(plastik, kertas, logam, gelas, dan lainnya)
Pewadahan
Individual
R2, R3
Pengumpulan
R2
Gerobak
Sampah
Pemulung
Insinerator
UPKDU
Pemindahan
Residu
Residu
Pengangkutan
Pembuangan Akhir
Sampah
R2, R3
Komunal
1. Penanganan Sampah di Sumber
 Individual oleh penghasil sampah  diawali dg



pemilahan sampah
R1 mell penghematan pengg bhn, membatasi
konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bhn yg
mengandung sedikit sampah
R2 mell penggunaan kembali sesuai fungsinya,
spt botol minuman atau kemasan lainnya
R3 mell proses pengomposan mengg
individual composter  dp ditingkatkan
pengelolaannya mjd skala komunal
2. Penanganan Sampah Tingkat Kawasan
 Secara komunal untuk sebagian atau


keseluruhan seumber sampah dalam suatu area
 Mendorong peningkatan upaya minimasi
sampah untuk mengurangai beban pada
pengelolaan tingkat kota, khususnya yg akan
diangkut ke TPA
Proses pemilahan yg tlh dilakukan di sumber hrs
difasilitasi dg sistem pengumpulan yg tetap
terpilah  pengaturan alat pengumpul yg
terpisah, penjawalan pengangkutan
Lokasi TPS dp difungsikan sbg pusat pengolahan
sampah tingkat kawasan
3. Penanganan Sampah Tingkat Kota





Dilakukan oleh pengelola kebersihan kota atau institusi
lain yg ditunjuk utk itu.
Mengedepankan pemanfaatan sampah sbg
sumberdaya shg sampah yg hrs dibuang ke TPA mjd
lbh sedikit.
Ada keterkaitan erat dg proses pemilahan di sumber
dan proses pengumpulan dan pengangkutan shg
beban di lokasi pengolahan mjd lbh ringan
Seringkali sampah tidak terlalu ekonomis shg
hendaknya dilakukan sbg non-profit-center
Mengingat heterogenitas sampah, penanganan
sampah di TPA dp dilakukan mell bbrp jenis
pengolahan sampah
Upaya Reduksi Sampah (R1)
 Berbagai tingkat fungsi pengemasan:
 Produk yang tanpa pengemas samasekali
 Pengemas level-1: pengemas yg kontak lgs dg produk
 Pengemas level-2: pengemas suplementer dari primary
packaging
 Pengemas level-3: pengemas yg dibutuhkan utk
pengiriman
 Bbrp pengemas dp dipakai berulang-ulang spt botol
minuman
 Perlu adanya tanggungjawab produsen dlm internalisasi
biaya lingkungan dlm biaya produksi, khususnya terkait
limbah B3  Konsep Extended Producer Responsibility
(EPR)  Terakomodasi dlm RUU Persampahan
Upaya Reduksi Sampah (R1)
 Upaya mereduksi sampah akan menimbulkan
manfaat jangka panjang, seperti:
 Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi
 Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah
 Memperpanjang usia layan TPA
 Mengurangi kebutuhan sarana sistem
kebersihan
 Menghemat pemakaian sumberdaya alam
 Perlunya ada terobosan sistem insentif-desinsentif
bagi penduduk/kawasan terkait jumlah timbulan
sampah yg hrs diangkut ke TPA
Upaya Menggunakan Kembali (R2)
dan Daur Ulang Sampah (R3)
 Survei persentase jenis sampah di sumber dan tingkat
penanganan sampah diperlukan untuk menentukan
potensi daur ulang  Neraca Alur Sampah
SAMPAH
100%
Sampah
Anorganik
28%
Sampah Organik
70%
Pengomposan
30-40%
Residu
4%
Pemanfaatan lain
2%
Residu
28-38%
Residu
3-13%
Insinerasi
Sampah
25%
Residu
4%
Tempat
Pemerosesan
Akhir (TPA)
Sampah B3
2%
Daur-ulang
15-25%
Upaya Menggunakan Kembali (R2)
dan Daur Ulang Sampah (R3)
 Pemilahan paling tidak thd 2 kelompok
besar: (1) Sampah Hayati (sampah
organik), (2) Sampah Non-hayati (sampah
non-organik).
 Pemilahan di sumber spt rumah tangga,
industri, pasar dll akan membantu upaya
R2 dan R3 karana akan memperoleh bhn
dg kondisi bersih.
Upaya Menggunakan Kembali (R2)
dan Daur Ulang Sampah (R3)
 Skema contoh produk hasil pemilahan:
SAMPAH MASUK
PEMILAHAN
Yang dapat dikomposkan :
Yang tidak dapat dikomposkan :
Daun-daunan rumput, sisa makanan,
sisa ikan, sayur-sayuran, kertas, sisa
kulit buah-buahan, ampas kelapa, sisasisa roti/kue, jerami, dan lain-lain
Barang Lapak
Residu/Sisa
Barang berbahaya
Bekas pisau cukur,
benda tajam lainnya
(paku, tusuk sate), kaca,
baterai, botol bekas hair
spray, dan lain-lain
Daun yang keras, daun
yang banyak seratnya,
sabut, tempurung
kelapa, pelepah yang
keras, kayu, tulang, dan
lain-lain
Diamankan
(dalam kotak/dibungkus)
Diserahkan kepada petugas
kebersihan
(pengangkut sampah)
Kaleng, kardus botol,
aneka ragam bahan
plastik, gelas kaca, besi
tua, aneka logam bekas,
dan sebaginya
Dijual ke penampungan
(Bandar/lapak)